JUDUL PERCOBAAN
DASAR TEORI
VITAMIN C
Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu heksosa dan diklasifikasikan
Vitamin C
Nama ini pertama kali diusulkan J.C.Drummond pada tahun 1920 untuk
menamakan suatu senyawa yang dapat mencegah dan mengobati penyakit
scurvy.
Asam askorbat
Pertama kali diusulkan oleh Szent-Gyorgyi dan Hawort pada tahun 1933.
Asam ceritamat (Ceritamic acid)
Nama ini diperkenalkan oleh badan kimia dan farmasi Amerika Serikat
(Council on Fhharmacy and Chemistry of the Amerika Medical
Association).Organisasi ini kemudian mengubah nama tersebut menjadi
asam askorbat.
L-Xylo-Asam askorbat
L-keto-threo-asam heksuronat lakton
lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker , dapat diturunkan.
Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari
berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam
penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari
infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan
dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis
penyakit.
Vitamin C diperlukan untuk mengaktifkan berbagai enzim yang berkaitan
dengan aktivitas sistem saraf, hormon, dan detoksifikasi obat dan racun dalam
hati. Kedua, perannya sebagai antioksidan. Kelarutannya memungkinkan untuk
bekerja sebagai antioksidan dalam cairan tubuh. Ketiga, vitamin C meningkatkan
tingkat penyerapan zat besi, kalsium, dan asam folat. Keempat, vitamin C dapat
mengurangi reaksi alergi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, merangsang
pembentukan empedu dalam kantong empedu, dan memfasilitasi berbagai
ekskresi steroid . Vitamin C penting dalam fungsi otak, dimana otak mengandung
sejumlah besar vitamin C. Sebuah studi yang dilakukan oleh dua peneliti di
Universitas Texas Woman menemukan bahwa siswa SMA dengan kadar Vitamin
C dalam darah yang tinggi, dapat meningkatkan IQ siswa tersebut.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein
yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan
jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan
patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan. Buah jeruk, salah satu
sumber vitamin C terbesar.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat
meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal
nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts
menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan
yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C
berkurang sampai 81%.
Sifat Vitamin C
Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1 gram dapat larut sempurna
dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 gram larut dalam 50 ml alkohol
absolute atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalam benzene, eter, chloroform,
minyak dan sejenisnya.
Sifat yang paling utama dari vitamin C adalah kemampuan mereduksinya yang
kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa logam, terutam Cu dan
Ag. (Nuri Andarwulan, Sutrisno Koswara: 1992).
Menurut literatur yang lain, dapat disajikan tabel mengenai sifat vitamin C
sebagai berikut:
Penampilan
Densitas
Kelarutan dalam air
Kelarutan dalam etanol
Keasaman (pKa)
Vitamin C
Padatan putih kekuningan
1,65 g/cm3
33 gram/100 mL
2 gram/100 mL
pKa1 = 4,10
pKa2 = 11,6
Sumber Vitamin C
Sumber vitamin C di dalam bahan makanan terutama buah-buahan segar dan
dengan kadar yang lebih rendah juga di dalam sayuran segar. Di dalam buah,
Vitamin C terdapat denga konsentrasi tinggi di bagian kulit buah, agak lebih
rendah terdapat di dalam daging buah dan lebih rendah lagi di dalam bijinya.
(Sediaoetama: 2000)
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kadar vitamin C dalam makanan,
antara lain:
a. Bahan makanan yang disimpan terlalu lama.
b. Bahan makanan yang dijemur dengan cahaya.
c. Pemanasan yang terlalu lama.
Metode Penetapan Kadar Vitamin C
a. Metode Fisik
1) Metode spektroskopis
Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang terlarut dalam air
untuk menyerap sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang meksimum
pada 256 nm.
2) Metode polarografi
Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi asam askorbat dalam
larutan asam atau bahan pangan yang bersifat asam, misalnya ekstrak buahbuahan dan sayuran.
b. Metode Kimia
1) Titrasi dengan iodin
Kandungan vitamin C dalam larutan murni dapat ditentukan secara titrasi
menggunakan larutan 0,01 N iodin.
2) Titrasi dengan 2,6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye
Pengukuran vitamin C dengan titrasi menggunakan 2,6-dikhlrofenol
indofenol pertama kali dilakukan oleh Tillmas pada tahun 1972.
3) Titrasi dengan methylelen-blue (biru metilen)
Asam askorbat dapat direduksi methylelen-blue dengan bantuan cahaya
menjadi bentuk senyawa leuco (leuco- methylelen-blue).
4) Metode tauber
Larutan vitamin C dalam asam asetat ditambah /dicampurkan dengan
larutan ferrisulfat dan asam folat, kemudian ditambahkan larutan
permanganat yang akan membentuk warna biru.
5) Tes Furfutal
Jika vitamin C dididihkan dalam asam klorida akan membentuk furfutal,
yang jumlahnya dapat ditentukan dengan aniline phtorogencinal atau
dengan resarsinol.
c. Metode biokimia
Metode ini berdasarkan kemampuan enzim asam askorbat oksidase untuk
mengoksidasi asam askorbat.
d. Metode biologi
Walaupun banyak diganti dengan metode kimia dan fisika untuk menentukan
vitamin C, metode biologi tetap merupakan metode penentu vitamin C yang
paling realistis dan paling mendekati kebenaran.
TITRASI IODOMETRI
Dalam percobaan ini, penentuan kadar vitamin C ditentukan melalui tirasi
Pada titrasi iodometri secara tidak langsung ini, larutan standar Iodium
sebagai titran dengan indikator larutan amilum. Prinsip utama
+ digunakan
2Iiodometri
adalah Iod bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari zat
O
pereduksi, sehingga iod sebagai oksidator ion 1OH
siap memberikan elektron dengan
Pada percobaan ini, vitamin C atau asam askorbat adalah asam karboksilat
O
yang dapat mengalami reaksi oksidasi. Vitamin C ini dapat bereaksi dengan
Asam askorbat
larutan iodin (I2), yang akan mengubah I2 menjadi ion iodide (I-) sehingga iodin
mengalami reduksi atau berperan sebagai oksidator. reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
OH
OH
HO
HO
O
Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Titik
akhir dari titrasi ini ditentukan dari warna biru amilum yang bertemu dengan
larutan sampel vitamin C. Untuk larutan sampel buah jeruk, titik akhir titrasi
terjadi ketika larutan berwarna abu-abu. Sedangkan untuk larutan sampel sawi,
titik akhir titrasi terjadi ketika warna hijau tua dari larutan lebih gelap atau
memekat.
Meskipun telah terjadi perubahan warna dari cokelat menjadi kuning dan
akhirnya tidak berwarna, namun tetap diperlukan indikator amilum agar
perubahan warna dapat diamati secara jelas. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kesalahan titrasi. Sebaiknya indikator amilum ditambahkan pada saat titrasi
mendekati titik ekivalen karena amilum dapat membentuk kompleks yang stabil
dengan iodin.
Rumus titrasi yang digunakan adalah:
V1 x N1 = V2 x N2
Kadar vitamin C dapat dihitung sebagai berikut:
Kadar vitaminC=
a mg x
V ( I 2) x N ( I 2)
x 0,88 mg=a mg
0,01
100
=b mg
10
100 x a mg x 100
V sampel x berat sampel( mg)
melitus,
Bahan Pangan
Jambu biji
89
Pepaya
78
Jeruk
49
Rambutan
58
Mangga
30
Belimbing
35
Durian
53
Jeruk bali
43
Bayam
80
Daun katuk
239
Kembang kol
69
Sawi
102
(gallery fame.thumblogger.com)
Campuran jus selada dan jus bayam dikatakan baik bagi mereka
yang terganggu oleh masalah rambut rontok.
Bahan
- Larutan I2 0,01 N
- Larutan Amilum 1%
- Buah jambu biji
- Daun Selada
- Aquades
:
Spesifikasi
1 dan 1
2
1
3
secukupnya
1
1 dan 1
1
1
1
VI.
ALUR PERCOBAAN
VII.
Dikupas
Ditimbang sebanyak 8 gram
Dihancurkan dengan mortar sampai diperoleh
slurry
Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades sampai tanda batas
Ditunggu selama 15 menit, kadang-kadang
dikocok
Filtrat
Diambil 10 mL
Dimasukkan dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 3 tetes amilum 1%
Ditambahkan 20 mL aquades
Dititrasi dengan larutan standar Iodium 0,001 N sebanyak 3 kali
VIII.
HASIL PENGAMATAN
IX.
X.
No.
XV.
1.
XI.
L.
XII.
Prosedur Percobaan
LII.
XVII.
LIII.
XVIII. LIV.
XIX.
LV.
XX.
LVI.
XXI.
LVII.
XXII.
LVIII.
Aquades : tidak
berwarna
Iodium : coklat
XXIII. LIX.
XXIV.
LX.
XIII. Dugaan/Reaksi
Pengamatan
LI.
XVI.
Hasil
Amilum + larutan
CXLIII.
LXI.
CXLIV.
XXVI.
LXII.
berwarna
CXVII.
Sebelum dititrasi :
CXLV.
OH
OH
HO
biji sebesar 64,167
CXXXV.
Dikupas
kekuningan
Ditimbang sebanyak 8 gram
mg/100 gram
CXXXVI.
+ I2
Amilum : tidak
% sampai
kadar vitamin
C
Dihancurkan dengan mortar
diperoleh
slurry
HO
CXXXVII.
O
berwarna
Dimasukkan dalam labu ukur
100 mL
pada
O sampel jambu
CXXXVIII.
Jambu biji : merah
Ditambahkan
aquades sampai tanda batas
Asam
askorbat
biji sebesar 0,625 %
CXXXIX.
Ditunggu selama 15 menit, kadang-kadang dikocok
muda
CXCII.
Larutan jambu biji
CXL.
OH2O
CXCIII.
setelah penyaringan : CXLI.
OH
CXCIV.
tak berwarna
CXLII.
XXV.
XXVII. LXIII.
XIV. Kesimpulan
O
CXLVI.
CXCV.
+ 2I
CXCVI.
CXCVII.
Filtrat
CXCVIII.
HO
HO
HO
XXVIII. LXIV.
XXIX.
LXV.
XXX.
LXVI.
XXXI.
LXVII.
XXXII. LXVIII.
XXXIII. LXIX.
XXXIV. LXX.
XXXV. LXXI.
XXXVI. LXXII.
XXXVII.LXXIII.
XXXVIII.LXXIV.
XXXIX. LXXV.
XL.
LXXVI.
XLI.
LXXVII.
XLII.
LXXVIII.
XLIII.
LXXIX.
XLIV.
LXXX.
XLV.
LXXXI.
XLVI.
LXXXII.
tak berwarna
Setelah dititrasi :
CXLVII.
Dehydroascorbic acid
Kadar vitamin C pada buah
Filtrat
jambu biji per 100 gram
CXCIX.
CC.
kuning bening
CCI.
Volume iodium pada
CCII.
Diambil 10adalah
mL 89 mg
digunakan sebagai
sampel jambuDimasukkan
biji : Amilum
dalam Erlenmeyer
CCIII.
CXVIII. V1 : 6,5
indikator
perubahan
warna
Ditambahkan
3 tetes
amilum
1%
CCIV.
mL
Ditambahkan
20 mL aquades
CXLVIII.
CXIX.
V2Dititrasi
: 5 mL dengan larutan standar Iodium
CCV.0,001 N sebanyak 3 kali
CXX.
V3 : 6 mL CXLIX.
CCVI.
Kadar vitamin C
CL.
CCVII.
sampel jambu biji
CLI.
CCVIII.
dalam 100 gram =
CLII.
CCIX.
64,167 mg
Volume
larutan standar Iodium
CLIII.
% vitamin C pada
CCX.
CLIV.
CCXI.
sampel jambu biji =
CLV.
CCXII.
0,625 %
CLVI.
CCXIII.
CXXI.
CLVII.
CCXIV.
CXXII.
CLVIII.
CCXV.
CXXIII.
CLIX.
CCXVI.
Aquades : tidak
CLX.
CCXVII.
berwarna
XLVII. LXXXIII.
XLVIII. LXXXIV.
XLIX.
2.
LXXXV.
Daun Selada
LXXXVI.
Dikupas
Ditimbang sebanyak 8 gram
LXXXVII.
Dihancurkan dengan mortar
LXXXVIII.
LXXXIX.sampai diperoleh slurry
Dimasukkan dalam labu ukur
XC.
100 mL
XCI. Ditambahkan aquades sampai
XCII. tanda batas
XCIII.
XCIV.
kadang-kadang dikocok
XCV.
XCVI.
XCVII.
XCVIII.
XCIX.
C.
CI.
Filtrat
Iodium : coklat
kekuningan
Amilum : tidak
CCXVIII.
Kadar vitamin C
CLXII.
berwarna
Daun selada : hijau
Larutan daun selada
CLXIII.
HO
selada sebesar
setelah
CLXV.
pengenceran : hijau
CLXVI.
Asam askorbat
CLXVII.
lumut
Amilum + larutan
daun selada : hijau
lumut
Sebelum dititrasi :
hijau lumut
Setelah dititrasi :
hijau lumut (+)
CXXIV.
CXXV.
CLXI.
CLXIV.
HO
gram
%O
kadar vitamin C
CLXIX.
OH
CCXIX.
CLXX.
CLXXII.
OH
114,38 mg/100
+ I2
CLXVIII.
CLXXI.
OH
+ 2I-
CLXXIII.
CLXXIV.
CLXXV.
Dehydroascorbic acid
CLXXVI.
CLXXVII.
CLXXVIII.
CLXXIX.
HO
HO
HO
CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.
CVII.
CVIII.
CIX.
CX.
mL
CXXVII. V2 : 10,4
CXI.
CXII.
= 1,134 %
CLXXXIV.
CLXXXV.
Volume
larutan standar Iodium
CLXXXVI.
CXIII.
CXXIX.
CXIV.
CXXX.
CLXXXVII.
CXV.
CXXXI.
CLXXXVIII.
CXVI.
CXXXII.
CLXXXIX.
CXXXIII.
CXC.
CXCI.
CCXX.
PEMBAHASAN
CCXXI.
dalam sampel buah jambu biji dan daun selada. Adapun prosedur yang dilakukan
adalah buah jambu biji dan daun selada dikupas hingga bersih kemudian
ditimbang sebanyak 8 gram. Untuk buah jambu biji, diperoleh hasil penimbangan
sebesar 8,1651 gram, sedangkan daun selada diperoleh hasil penimbangan sebesar
8,0662 gram.
CCXXII.
mortar sampai diperoleh slurry, begitu juga dengan daun selada. Slurry yang
diperoleh dari buah jambu biji dan daun selada dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL dan ditambahkan aquades sampai tanda batas. Tujuan ditambahkan
aquades ini adalah untuk pengenceran, dimana pengenceran itu sendiri bertujuan
agar dapat mempermudah proses analisis vitamin C dari sampel.
CCXXIII.
menit dan kadang-kadang dikocok. Tujuan dari pengocokan ini adalah agar tidak
ada yang mengendap sehingga larutan dapat bercampur untuk kemudian
dipisahkan dengan kertas saring agar terpisah antara filtrat dan residu dari masingmasing sampel. Untuk sampel buah jambu biji dihasilkan filtrat berupa larutan
tidak berwarna sedangkan sampel daun selada dihasilkan filtrat berupa larutan
berwarna hijau lumut.
CCXXIV.
CCXXVI.
V 1 x N 1=V 2 x N 2
CCXXVII.
CCXXVIII.
V 1=10 mL
CCXXIX.
2IO
untuk menitrasi sampel. Adapun titrasi yang dilakukan untuk masingmasing sampel sebanyak 3 kali titrasi.
CCXXX.
OH
asam karboksilat yang dapat mengalami reaksi
oksidasi. Vitamin C ini dapat
Dehydroascorbic bereaksi
acid
dengan larutan iodin (I2), yang akan mengubah I2 menjadi ion iodide (I-)
sehingga iodin mengalami
reduksi atau berperan sebagai oksidator. Reaksi yang
H2O
O
HO
+ I2
terjadi sebagai berikut:
CCXXXI.
OH
CCXXXII.
Asam askorbat OH
HO CCXXXIII.
HO
HO
CCXXXIV.
HO
CCXXXV.
O
CCXXXVI.
CCXXXVII.
CCXXXVIII.
CCXXXIX.
sesaat setelah analit dan larutan standar tepat habis bereaksi, sedangkan perubahan
warna disebabkan oleh reaksi antara amilum dengan larutan I 2. Titik akhir dari
titrasi ini ditentukan dari warna biru amilum yang bertemu dengan larutan sampel
vitamin C. Untuk larutan sampel buah jambu biji, titik akhir titrasi terjadi ketika
larutan berwarna kuning bening. Sedangkan untuk larutan sampel daun selada,
titik akhir titrasi terjadi ketika berwarna hijau lumut (+).
CCXL.
menitrasi sampel buah jambu biji dan daun selada dapat disajikan dalam tabel
berikut:
CCXLI.
CCXLII.
CCXLIII.
Sa
CCXLIV.
mpel
olume
jambu biji
I2
CCXLVII.
Ja CCXLVIII.
mbu 1
,5 mL
CCLI. Jambu 2
CCLV. Jambu 3
CCLII.
V CCXLV.
mpel daun
ada 1
5 CCLIII.
Sel
mL
ada 2
Sel
ada 3
olume
I2
CCL. 11,3
6 CCLVII.
mL
CCXLVI.
selada
6 CCXLIX.
Sel
mL
CCLVI.
Sa
CCLIV.
0,4 mL
CCLVIII.
9
,5 mL
CCLIX.
CCLX.
hasil secara berurutan yaitu 71,5 mg, 55 mg dan 66 mg. Kemudian dirata-rata
sehingga diperoleh kadar vitamin C sebesar 64,167 mg per 100 gram. Hasil ini
sesuai dengan teori yaitu sebesar 89 mg per 100 gram. Sedangkan untuk masingmasing sampel daun selada, terdapat tiga hasil secara berurutan yaitu 124,25 mg,
114,4 mg dan 104,5 mg. Kemudian dirata-rata sehingga diperoleh kadar vitamin C
sebesar 114,38 mg per 100 gram. Hasil ini sesuai dengan teori yaitu sebesar 150
mg per 100 gram.
CCLXVIII.
berikut:
CCLXIX.
CCLXX.
100 x a mg x 100
V sampel x berat sampel( mg)
CCLXXI.
CCLXXII.
CCLXXIII.
CCLXXIV.
berat sampel buah jambu biji 8,1651 gram diubah menjadi 8165,1 mg atau kami
bulatkan menjadi 8200 mg, sedangkan berat sampel daun selada 8,0662 gram
diubah menjadi 8066,2 mg atau kami bulatkan menjadi 8066 mg. Adapun
persentase hasil kadar vitamin C dari masing-masing sampel buah jeruk dan sayur
sawi adalah sebagai berikut:
-
Untuk tiga sampel buah jambu biji berturut-turut diperoleh hasil sebesar
sehingga mendapatkan persentase kadar vitamin C untuk sampel buah jambu biji
sebesar 0,625% dan persentase kadar vitamin C untuk sampel daun selada sebesar
1,134%.
CCLXXVI.
KESIMPULAN
CCLXXVII.
CCLXXVIII.
DAFTAR PUSTAKA
CCLXXIX.
Tubuh
(online).
http://www.obatsuntikputih.com/blog/kandungan-vitamin-c-yangbermanfaat-untuk-tubuh.html
(Diakses
pada
hari Minggu, 30
Askorbat
(online).
Terbanyak
(online).
http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/buah-yangmengandung-vitamin-c.html.
(Diakses
pada
hari
Minggu,
30
CCXCIX.
V CCC. Sampel
mpel
olume
jambu biji
I2
CCCII.Jambu 1
CCCVI.
Ja
selada
6 CCCIV.
Sel
CCCIII.
,5 mL
ada 1
CCCVII.
5 CCCVIII.
Sel
mbu 2
CCCX.Jambu 3
daun
mL
CCCXI.
ada 2
6 CCCXII.
Sel
mL
ada 3
CCCXIV.
Jambu 1
CCCXV.
Volume titrasi : 6,5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
CCCXVI.
0,01
VitaminC=
CCCXVII.
0,572 mg
CCCXVIII.
CCCXIX.
CCCXX.
CCCXXI.
6,5 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=0,572 mg x
Vitamin C=5,72 mg x
kadar vitaminC=
100
=5,72 mg
10
100
=71,5 mg
8
100 x 5,72 mg
x 100
10 x 8200 mg
CCCXXII. 0,697
CCCI. Volume
I2
CCCV.
1,3 mL
CCCIX.
1
0,4 mL
CCCXIII.
9
,5 mL
CCCXXIII.
CCCXXIV.
CCCXXV.
Jambu 2
CCCXXVI. Volume titrasi : 5 mL
I
( 2) x N (I 2)
x 0,88 mg
CCCXXVII. V
0,01
VitaminC=
CCCXXVIII.
0,44 mg
CCCXXIX.
CCCXXX.
CCCXXXI.
CCCXXXII.
5 mL x 0,001
x 0,88mg
0,01
Vitamin C=0,44 mg x
Vitamin C=4,4 mg x
kadar vitaminC=
100
=4,4 mg
10
100
=55 mg
8
100 x 4,4 mg
x 100
10 x 8200 mg
CCCXXXIII.
0,536
Jambu 3
CCCXXXIV. Volume titrasi : 6 mL
I
( 2) x N (I 2)
x 0,88 mg
CCCXXXV. V
0,01
VitaminC=
CCCXXXVI.
0,528 mg
CCCXXXVII.
CCCXXXVIII.
CCCXXXIX.
CCCXL.
6 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=0,528 mg x
Vitamin C=5,28 mg x
kadar vitaminC=
100
=66 mg
8
100 x 5,28 mg
x 100
10 x 8200 mg
100
=5,28 mg
10
CCCXLI.
0,643
CCCXLII.
CCCXLIII.
CCCXLIV.
( 71,5+55+66 ) mg
=64,167 mg
3
CCCXLV.
( 0,697+0,536 +0,643 )
=0,625
3
Selada 1
CCCXLVI. Volume titrasi : 11,3 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
CCCXLVII.
0,01
Vitamin C=
CCCXLVIII.
0,994 mg
CCCXLIX.
CCCL.
CCCLI.
CCCLII.
11,3 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
V itamin C=0,994 mg x
Vitamin C=9,94 mg x
kadar vitaminC=
100
=9,94 mg
10
100
=124,25 mg
8
100 x 9,94 mg
x 100
10 x 8066 mg
CCCLIII.
1,232
Selada 2
CCCLIV.
Volume titrasi : 10,4 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
CCCLV.
0,01
Vitamin C=
CCCLVI.
10,4 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
CCCLVII. 0,9152 mg
Vitamin C=0,9152 mg x
CCCLVIII.
CCCLIX.
CCCLX.
VitaminC=9,152 mg x
kadar vitaminC=
100
=9,152mg
10
100
=114,4 mg
8
100 x 9,152 mg
x 100
10 x 8066 mg
CCCLXI.
1,1342
Selada 3
CCCLXII. Volume titrasi : 9,5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
CCCLXIII.
0,01
VitaminC=
CCCLXIV.
9,5 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
CCCLXV. 0,836 mg
CCCLXVI.
CCCLXVII.
CCCLXVIII.
Vitamin C=0,836 mg x
Vitamin C=8,36 mg x
kadar vitaminC=
100
=8,36 mg
10
100
=104,5 mg
8
100 x 8,36 mg
x 100
10 x 8066 mg
CCCLXIX.
1,036
CCCLXX.
CCCLXXI.
(124,25+ 114,4+104,5 ) mg
=114,38 mg
3
CCCLXXII.
( 1,232+1,134+1,036 )
3
CCCLXXIII.
1,134
CCCLXXIV.
2. Struktur dari vitamin C adalah sebagai berikut:
CCCLXXV.
CCCLXXVI.
3. Berikut ini merupakan penyakit atau gejala yang dapat disebabkan oleh
defisiensi vitamin C:
Gusi berdarah
Nyeri pada per sendian
Nafas pendek
Berat badan sering naik
Gigi rapuh
Kalsium sulit diserap oleh
tubuh
Sering lebam
Sendi sering bengkak
Anemia
Daya tahan tubuh menurun
Luka susah untuk kering
Rambut kering dan bercabang
Kulit kasar kering dan bersisik
Pepaya
Paprika merah
Brokoli
Kubis
Stroberi
Kiwi
Kembang kol
Mini kol
Ubi jalar
Blewah
Alpukat
Anggur
Apel
Bayam
Kangkung
Berry
Cerry
Melon
Jeruk
Lemon
Limau
Tomat
Cabai
dengan
LAMPIRAN PERHITUNGAN
PENGENCERAN I2
V 1 x N 1=V 2 x N 2
V 1=10 mL
Sampel
jambu biji
Sampel
daun
e I2
Jambu 1
6,5 mL
5 mL
Selada 2
Jambu 3
6 mL
Selada 3
Jambu 1
Volume titrasi : 6,5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=
6,5 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
0,572 mg
Vitamin C=0,572 mg x
Vitamin C=5,72 mg x
Volume
I2
Selada 1
Jambu 2
selada
Volum
100
=5,72 mg
10
100
=71,5 mg
8
11,3
mL
10,4
mL
9,5 mL
kadar vitaminC=
100 x 5,72 mg
x 100
10 x 8200 m g
0,697
Jambu 2
Volume titrasi : 5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=
5 mL x 0,001
x 0,88mg
0,01
0,44 mg
Vitamin C=0,44 mg x
Vitamin C=4,4 mg x
kadar vitaminC=
100
=4,4 mg
10
100
=55 mg
8
100 x 4,4 mg
x 100
10 x 8200 mg
0,536
Jambu 3
Volume titrasi : 6 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=
6 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
0,528 mg
Vitamin C=0,528 mg x
VitaminC=5,28 mg x
kadar vitaminC=
100
=5,28 mg
10
100
=66 mg
8
100 x 5,28 mg
x 100
10 x 8200 mg
0,643
( 71,5+55+66 ) mg
=64,167 mg
3
( 0,697+0,536 +0,643 )
=0,625
3
Selada 1
Volume titrasi : 11,3 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=
11,3 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
0,994 mg
Vitamin C=0,994 mg x
Vitamin C=9,94 mg x
kadar vitaminC=
100
=124,25 mg
8
100 x 9,94 mg
x 100
10 x 8066 mg
Selada 2
100
=9,94 mg
10
1,232
10,4 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
0,9152 mg
Vitamin C=0,9152 mg x
Vitamin C=9,152 mg x
kadar vitaminC=
100
=9,152mg
10
100
=114,4 mg
8
100 x 9,152 mg
x 100
10 x 8066 mg
1,1342
Selada 3
Volume titrasi : 9,5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=
9,5 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01
0,836 mg
Vitamin C=0,836 mg x
Vitamin C=8,36 mg x
kadar vitaminC=
100
=8,36 mg
10
100
=104,5 mg
8
100 x 8,36 mg
x 100
10 x 8066 mg
1,036
Kadar vitaminC ratarata dalam sampel daun selada=
(124,25+ 114,4+104,5 ) mg
=114,38 mg
3
( 1,232+1,134+1,036 )
3
1,134
LAMPIRAN FOTO
Sampel buah
Ditimbang 8
Dihancurkan untuk
jambu biji
gram
memperoleh slurry
Dimasukkan dalam
labu ukur + aquades
Sampel daun
Ditimbang 8
selada
gram
Dihancurkan untuk
memperoleh slurry
Dimasukkan dalam
labu ukur + aquades