Anda di halaman 1dari 42

I.

JUDUL PERCOBAAN

: Analisis Vitamin C pada Buah


Jambu Biji dan Daun selada
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Selasa/ 25 November 2014
III.
TUJUAN PERCOBAAN
:
Menentukan kadar vitamin C dalam sampel buah jambu biji dan daun
selada
IV.

DASAR TEORI

VITAMIN C
Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu heksosa dan diklasifikasikan

sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C mudah


diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus
lalu masuk keperedaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorpsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari. Tubuh dapat menyimpan hingga
1500 mg vitamin C, bila konsumsi mencapai 100 mg sehari. (Sunita Almatsier:
2001)
Vitamin C atau asam askorbat, merupakan vitamin yang dapat ditemukan
dalam berbagai buah-buahan dan sayuran. Vitamin C berwarna putih, berbentuk
kristal senyawa organik, dan dapat disintesis dari glukosa atau diekstrak dari
sumber-sumber alam tertentu seperti jus jeruk. Vitamin pertama kali diisolasi dari
air jeruk nipis oleh Gyorgy Szent tahun 1928 (Rahmawati, 2012).
Vitamin C dikenal sebagai penangkal radikal bebas dalam fasa cair sel
dalam sistem peredaran darah. Vitamin C bertindak ampuh mengurangi oksigen,
nitrogen, dan sulfur yang bersifat radikal. Vitamin C bekerja sinergis dengan
tokoferol yang tidak dapat mengikat radikal lipofilik dalam area lipid membran
dan protein. Pengobatan dengan vitamin C dapat memulihkan kadar zat besi
dalam tubuh (Thuppil, 2013).
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler.
Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang
rawan,kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam
askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino
prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin.

Vitamin C juga memiliki peran dalam berbagai fungsi yang melibatkan


respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti,
Peran-peran itu adalah oksidasi fenilanin menjadi tirosin,reduksi ion feri menjadi
fero dalam saluran pencernan sehingga besi lebih mudah terserap, melepaskan
besi dari transferin dalam plasma agar dapat bergabung ke dalam feritin jaringan,
serta pengubah asam folat menjadi bentuk yang aktif asam folinat. Diperkirakan
vitamin C juga berperan dalam pembentukan hormon steroid dan kolesterol.
(F.G.Winarno: 2004).
Nama Vitamin C
a. Nama umum : Vitamin C, Asam karbonat, Asam ceritamat

Vitamin C
Nama ini pertama kali diusulkan J.C.Drummond pada tahun 1920 untuk
menamakan suatu senyawa yang dapat mencegah dan mengobati penyakit

scurvy.
Asam askorbat
Pertama kali diusulkan oleh Szent-Gyorgyi dan Hawort pada tahun 1933.
Asam ceritamat (Ceritamic acid)
Nama ini diperkenalkan oleh badan kimia dan farmasi Amerika Serikat
(Council on Fhharmacy and Chemistry of the Amerika Medical
Association).Organisasi ini kemudian mengubah nama tersebut menjadi
asam askorbat.

b. Nama Trivial : Asam heksuronat, Anti-scorbutin, Vitamin scorbutamin


Asam Heksuronat (Hexuronic Acid)
Nama ini diusulkan oleh Szent-Gyorgyi pada tahun 1928 untuk suatu
senyawa yang bersifat pereduksi kuat yang diisolasi dari kelenjar anak ginjal
(adrenal), jeruk dan kubis.
Anti-scorbutin
Pertama kali disusulkan oleh Holst pada tahun 1912.
Vitamin anti-scorbut (anti-scorbutat vitamin)
Scorbutamin
Diusulkan oleh R.L.Jones pada tahun 1928.
c. Nama kimia : -L-Asam askorbat

L-Xylo-Asam askorbat

L-threo-3-keto-asam heksuronat lakton


L-keto-threo-asam heksuronat lakton

L-threo-2,3,4,5,6-pentoksi-heksa-2-asam karboksilat lakton


d. Rumus empiris : C6H8O6
e. Berat molekul : 176,13
Struktur vitamin C
Berikut adalah struktur vitamin C yang memiliki nama kimia asam askorbat:

Fungsi dan Peranan Vitamin C


Fungsi vitamin C di dalam tubuh bersangkutan dengan sifat alamiahnya sebagai
antioksidan. Meskipun mekanismenya yang belum diketahui, tetapi tampaknya
vitamin C berperan serta di dalam banyak proses metabolisme yang berlangsung
di dalam jaringan tubuh. Fungsi fisiologis yang telah diketahui memerlukan
vitamin C ialah:
a. Kesehatan substansi matrik jaringan ikat.
b. Integritas epitel melalui kesehatan zat perekat antar sel.
c. Mekanisme immuitas dalam rangka daya tahan tubuh terhadap berbagai
serangan penyakit dan toksin.
d. Kesehatan epitel pembluh darah.
e. Penurunan kadar kolesterol.
f. Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi-geligi.
(Sediaoetama: 2000)
Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk
kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang,
dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan
alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar

lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker , dapat diturunkan.
Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari
berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam
penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari
infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan
dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis
penyakit.
Vitamin C diperlukan untuk mengaktifkan berbagai enzim yang berkaitan
dengan aktivitas sistem saraf, hormon, dan detoksifikasi obat dan racun dalam
hati. Kedua, perannya sebagai antioksidan. Kelarutannya memungkinkan untuk
bekerja sebagai antioksidan dalam cairan tubuh. Ketiga, vitamin C meningkatkan
tingkat penyerapan zat besi, kalsium, dan asam folat. Keempat, vitamin C dapat
mengurangi reaksi alergi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, merangsang
pembentukan empedu dalam kantong empedu, dan memfasilitasi berbagai
ekskresi steroid . Vitamin C penting dalam fungsi otak, dimana otak mengandung
sejumlah besar vitamin C. Sebuah studi yang dilakukan oleh dua peneliti di
Universitas Texas Woman menemukan bahwa siswa SMA dengan kadar Vitamin
C dalam darah yang tinggi, dapat meningkatkan IQ siswa tersebut.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein
yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan
jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan
patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan. Buah jeruk, salah satu
sumber vitamin C terbesar.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat
meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal
nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts
menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan
yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C
berkurang sampai 81%.

Sifat Vitamin C
Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1 gram dapat larut sempurna
dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 gram larut dalam 50 ml alkohol
absolute atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalam benzene, eter, chloroform,
minyak dan sejenisnya.
Sifat yang paling utama dari vitamin C adalah kemampuan mereduksinya yang
kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa logam, terutam Cu dan
Ag. (Nuri Andarwulan, Sutrisno Koswara: 1992).
Menurut literatur yang lain, dapat disajikan tabel mengenai sifat vitamin C
sebagai berikut:
Penampilan
Densitas
Kelarutan dalam air
Kelarutan dalam etanol
Keasaman (pKa)

Vitamin C
Padatan putih kekuningan
1,65 g/cm3
33 gram/100 mL
2 gram/100 mL
pKa1 = 4,10
pKa2 = 11,6

Sumber Vitamin C
Sumber vitamin C di dalam bahan makanan terutama buah-buahan segar dan
dengan kadar yang lebih rendah juga di dalam sayuran segar. Di dalam buah,
Vitamin C terdapat denga konsentrasi tinggi di bagian kulit buah, agak lebih
rendah terdapat di dalam daging buah dan lebih rendah lagi di dalam bijinya.
(Sediaoetama: 2000)
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kadar vitamin C dalam makanan,
antara lain:
a. Bahan makanan yang disimpan terlalu lama.
b. Bahan makanan yang dijemur dengan cahaya.
c. Pemanasan yang terlalu lama.
Metode Penetapan Kadar Vitamin C

a. Metode Fisik
1) Metode spektroskopis
Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang terlarut dalam air
untuk menyerap sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang meksimum
pada 256 nm.
2) Metode polarografi
Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi asam askorbat dalam
larutan asam atau bahan pangan yang bersifat asam, misalnya ekstrak buahbuahan dan sayuran.
b. Metode Kimia
1) Titrasi dengan iodin
Kandungan vitamin C dalam larutan murni dapat ditentukan secara titrasi
menggunakan larutan 0,01 N iodin.
2) Titrasi dengan 2,6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye
Pengukuran vitamin C dengan titrasi menggunakan 2,6-dikhlrofenol
indofenol pertama kali dilakukan oleh Tillmas pada tahun 1972.
3) Titrasi dengan methylelen-blue (biru metilen)
Asam askorbat dapat direduksi methylelen-blue dengan bantuan cahaya
menjadi bentuk senyawa leuco (leuco- methylelen-blue).
4) Metode tauber
Larutan vitamin C dalam asam asetat ditambah /dicampurkan dengan
larutan ferrisulfat dan asam folat, kemudian ditambahkan larutan
permanganat yang akan membentuk warna biru.
5) Tes Furfutal
Jika vitamin C dididihkan dalam asam klorida akan membentuk furfutal,
yang jumlahnya dapat ditentukan dengan aniline phtorogencinal atau
dengan resarsinol.
c. Metode biokimia
Metode ini berdasarkan kemampuan enzim asam askorbat oksidase untuk
mengoksidasi asam askorbat.
d. Metode biologi

Walaupun banyak diganti dengan metode kimia dan fisika untuk menentukan
vitamin C, metode biologi tetap merupakan metode penentu vitamin C yang
paling realistis dan paling mendekati kebenaran.

TITRASI IODOMETRI
Dalam percobaan ini, penentuan kadar vitamin C ditentukan melalui tirasi

iodometri. Iodometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif volumetri


secara oksidimetri dan reduksimetri melalui proses titrasi (W Haryadi, 1990).
Titrasi oksidimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor) dengan
larutan standar zat pengoksidasi (oksidator). Titrasi reduksimetri adalah titrasi
terhadap larutan zat pengoksidasi (oksidator) dengan larutan standar zat pereduksi
(reduktor). Oksidasi adalah suatu proses pelepasan satu elektron atau lebih atau
bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur. Reduksi adalah suatu proses
penangkapan sau elektron atau lebih atau berkurangnya bilangan oksidasi dari
suatu unsur. Reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung serentak, dalam reaksi ini
oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi sehingga terjadilah suatu
reaksi sempurna.
O

Pada titrasi iodometri secara tidak langsung ini, larutan standar Iodium
sebagai titran dengan indikator larutan amilum. Prinsip utama
+ digunakan
2Iiodometri
adalah Iod bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari zat
O
pereduksi, sehingga iod sebagai oksidator ion 1OH
siap memberikan elektron dengan

adanya zat penangkap elektron. Sehingga I- bertindak sebagai zat pereaksi.


Dehydroascorbic acid
Reaksinya sebagai berikut:
H2O
O
HO
2I+
I2
I2 + 2e
HO
HO

Pada percobaan ini, vitamin C atau asam askorbat adalah asam karboksilat
O

yang dapat mengalami reaksi oksidasi. Vitamin C ini dapat bereaksi dengan
Asam askorbat
larutan iodin (I2), yang akan mengubah I2 menjadi ion iodide (I-) sehingga iodin
mengalami reduksi atau berperan sebagai oksidator. reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
OH
OH

HO

HO
O

Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Titik
akhir dari titrasi ini ditentukan dari warna biru amilum yang bertemu dengan
larutan sampel vitamin C. Untuk larutan sampel buah jeruk, titik akhir titrasi
terjadi ketika larutan berwarna abu-abu. Sedangkan untuk larutan sampel sawi,
titik akhir titrasi terjadi ketika warna hijau tua dari larutan lebih gelap atau
memekat.
Meskipun telah terjadi perubahan warna dari cokelat menjadi kuning dan
akhirnya tidak berwarna, namun tetap diperlukan indikator amilum agar
perubahan warna dapat diamati secara jelas. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kesalahan titrasi. Sebaiknya indikator amilum ditambahkan pada saat titrasi
mendekati titik ekivalen karena amilum dapat membentuk kompleks yang stabil
dengan iodin.
Rumus titrasi yang digunakan adalah:

V1 x N1 = V2 x N2
Kadar vitamin C dapat dihitung sebagai berikut:
Kadar vitaminC=

a mg x

V ( I 2) x N ( I 2)
x 0,88 mg=a mg
0,01

100
=b mg
10

Kadar vitamin C dalam persen (%) dapat dihitung sebagai berikut:

Persentase kadar vitamin C=

100 x a mg x 100
V sampel x berat sampel( mg)

SAMPEL BUAH JAMBU BIJI

Kandungan Jambu biji


Jambu biji dikatakan buah yang sangat istimewa karena mamiliki
kandungan zat gizinya yang tinggi, seperti vitamin C, potasium, dan besi.
Selain itu, juga kaya zat nongizi, seperti serat pangan, komponen
karotenoid, dan polifenol. Buah jambu biji bebas dari asam lemak jenuh
dan sodium, rendah lemak dan energi tetapi tinggi akan serat pangan
(dietary fiber). Serat pangan bermanfaat untuk mencegah berbagai
penyakit degeneratif, seperti kanker usus besar ( kanker kolon ),
divertikulosis, aterosklerosis, gangguan jantung, diabetes

melitus,

hipertensi dan penyakit batu ginjal. (kompas.com)

Vitamin C pada jambu biji


Kandungan vitamin C pada jambu biji mencapai puncaknya
menjelang matang. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi
pada bagian kulit serta daging bagian luarnya yang lunak dan tebal.
Kandungan vitamin C pada jambu biji dua kali lipat jeruk manis
yang hanya 89 mg/100 g buah. Kandungan vitamin C pada buah ini,
sanggup memenuhi kebutuhan harian anak usia 13-20 tahun yang

mencapai 80-100 mg per hari, atau kebutuhan vitamin C harian orang


dewasa yang mencapai 70-75 mg per hari. Dengan demikian sebutir jambu
biji dengan berat 275 g per buah dapat mencukupi kebutuhan harian akan
vitamin C pada tiga orang dewasa atau dua anak-anak.
Perbandingan kadar vitamin C per 100 gram bahan pangan dapat
disajikan pada tabel
Tabel 1. Perbandingan kadar vitamin C per 100 gram bahan pangan

Bahan Pangan

Kadar vitamin C ( mg/100 g )

Jambu biji

89

Pepaya

78

Jeruk

49

Rambutan

58

Mangga

30

Belimbing

35

Durian

53

Jeruk bali

43

Bayam

80

Daun katuk

239

Kembang kol

69

Sawi

102
(gallery fame.thumblogger.com)

Jambu Biji Merah


1.

Kelebihan Jambu Biji Merah


Jambu biji merah yang tergolong jenis jambu pasarminggu ini
memiliki berbagai macam kelebihan dibanding dengan jenis jambu
pasar minggu lainnya yaitu lebih banyak mengandung vitamin C yang
dianggap sebagai antioksidan untuk menambah daya tahan tubuh.
Kandungan vitamin C pada jambu biji merah dua kali lebih banyak dari
jeruk manis yang disebut-sebut sumber vitamin C terbanyak Selain itu,
jambu biji merah berkhasiat mengobati berbagai jenis penyakit
diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD). (Indra,2008)
2. Manfaat Jambu Biji Merah bagi kesehatan tubuh
Jambu biji merah bermanfaat bagi kesehatan tubuh diantaranya :
a. Menurunkan kadar kolesterol darah
b. Mengobati infeksi
c. Mengobati sariawan
d. Memperlancar peredaran darah

e. Melancarkan saluran pencernaan, dan


f. Mencegah konstipasi

SAMPEL DAUN SELADA

Kandungan Gizi dan Manfaat Daun Selada


Selada biasanya dikonsumsi banyak orang sebagai lalapan saja, walaupun
mungkin juga ada yang memasaknya. Selada tentunya sangat sehat untuk
kesehatan tubuh manusia karena selada mengandung nutrisi dan vitamin, asam
folat, dan finonutien yang tak kalah dengan jeruk ataupun bayam. Kandungan
selada ternyata dapat melindungi paru-paru, mencegah kanker dan stroke,
memelihara hati, serta mengatasi anemia dan bronkitis. Selada memiliki nama
latin Lactuca Sativa dan termasuk ke dalam keluarga Asteraceae.
Kandungan Gizi Daun Selada

Nama Bahan Makanan : Selada

Nama Lain / Alternatif : -

Banyaknya Selada yang diteliti (Food Weight) = 100 gr

Bagian Selada yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 69 %

Jumlah Kandungan Energi Selada = 15 kkal

Jumlah Kandungan Protein Selada = 1,2 gr

Jumlah Kandungan Lemak Selada = 0,2 gr

Jumlah Kandungan Karbohidrat Selada = 2,9 gr

Jumlah Kandungan Kalsium Selada = 22 mg

Jumlah Kandungan Fosfor Selada = 25 mg

Jumlah Kandungan Zat Besi Selada = 1mg

Jumlah Kandungan Vitamin A Selada = 540 IU

Jumlah Kandungan Vitamin B1 Selada = 0,04 mg

Jumlah Kandungan Vitamin C Selada = 150 mg

Manfaat Daun Selada untuk Kesehatan


1. Menjaga berat badan
Selada memiliki kalori yang rendah sehingga sangat baik untuk pelaku
diet , rata-rata hanya 1 - 50 per porsi. Selada juga kaya air, memungkinkan
tubuh untuk terhidrasi. Selada juga mengandung serat, yang membantu
pencernaan dan memberi rasa kenyang lebih lama.
2. Membantu penderita sembelit
Selada mengandung serat makanan yang dapta membantu usus
bergerak lebih mudah sehingga membantu pencernaan. Selada juga

terbukti mengobati gangguan asam lambung, arthritis, katarak, masalah


peredaran darah, dan kolitis.
3. Membantu dalam pemulihan jaringan
Selada mengandung magnesium yang tinggi yang berperan
penting dalam pemulihan jaringan, saraf, otak, dan otot. Juga berkontribusi
memperpendek waktu pemulihan. Makan selada bisa mempercepat
bangkitnya kembali otot-otot lelah, jaringan, dan saraf.
4. Menyediakan nutrisi selama kehamilan dan menyusui
Selada membantu mencegah anemia megaloblastik selama
kehamilan karena mengandung asam folat.
5. Melawan penyakit
Selada mengandung beta-karoten yang merupakan pejuang
melawan penyakit. Penyakit tertentu seperti katarak, stroke, penyakit
jantung, dan kanker dapat dilawan dengan makan selada.
6. Mencegah kanker
Menurut American Cancer Institute dan American Cancer
Society, makanan yang kaya vitamin A dan C dapat membantu mencegah
kanker tertentu. Selada mengandung kedua vitamin tersebut.
7. Meredakan sakit kepala
Jus daun selada bila dicampur dengan minyak mawar, lalu
ditempelkan pada dahi, dapat membantu meredakan sakit kepala sehingga
dapat menjamin tidur nyenyak.
8. Mencegah cacat lahir
Selada kaya akan asam folat, yang dikenal membantu mencegah
cacat lahir pada tahap awal kehamilan. Juga mencegah anemia.
9. Melawan insomnia
Mengonsumsi selada membantu melawan insomnia karena
mengandung zat yang menginduksi tidur yang disebut lactucarium. Ini
adalah zat candu ringan yang ada pada hampir semua jenis selada.
10. Meningkatkan kesehatan hati
Selada juga diyakini berkontribusi terhadap kesehatan hati.
11. Merawat rambut rontok

Campuran jus selada dan jus bayam dikatakan baik bagi mereka
yang terganggu oleh masalah rambut rontok.

V. ALAT DAN BAHAN


Alat
Nama Alat
Mortar dan alu
Labu ukur 100 mL
Buret
Erlenmeyer
Pipet
Neraca analitis
Klem dan statif
Corong kaca
Pisau
Kertas saring

Bahan
- Larutan I2 0,01 N
- Larutan Amilum 1%
- Buah jambu biji
- Daun Selada
- Aquades

:
Spesifikasi
1 dan 1
2
1
3
secukupnya
1
1 dan 1
1
1
1

VI.

ALUR PERCOBAAN
VII.

Buah Jambu Biji/Daun Selada

Dikupas
Ditimbang sebanyak 8 gram
Dihancurkan dengan mortar sampai diperoleh

slurry
Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquades sampai tanda batas
Ditunggu selama 15 menit, kadang-kadang

dikocok

Filtrat
Diambil 10 mL
Dimasukkan dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 3 tetes amilum 1%
Ditambahkan 20 mL aquades
Dititrasi dengan larutan standar Iodium 0,001 N sebanyak 3 kali

Volume larutan standar Iodium

VIII.

HASIL PENGAMATAN

IX.
X.
No.
XV.
1.

XI.
L.

XII.

Prosedur Percobaan

LII.

XVII.

LIII.

XVIII. LIV.
XIX.

LV.

XX.

LVI.

XXI.

LVII.

XXII.

LVIII.

Aquades : tidak

berwarna
Iodium : coklat

XXIII. LIX.
XXIV.

LX.

XIII. Dugaan/Reaksi

Pengamatan

LI.

XVI.

Hasil

Reaksi yang terjadi:


Kadar vitamin C
Buah Jambu Biji
pada sampel jambu
CXXXIV.

Amilum + larutan

CXLIII.

LXI.

jambu biji : tak

CXLIV.

XXVI.

LXII.

berwarna
CXVII.
Sebelum dititrasi :

CXLV.

OH
OH

HO
biji sebesar 64,167
CXXXV.
Dikupas
kekuningan
Ditimbang sebanyak 8 gram
mg/100 gram
CXXXVI.
+ I2
Amilum : tidak
% sampai
kadar vitamin
C
Dihancurkan dengan mortar
diperoleh
slurry
HO
CXXXVII.
O
berwarna
Dimasukkan dalam labu ukur
100 mL
pada
O sampel jambu
CXXXVIII.
Jambu biji : merah
Ditambahkan
aquades sampai tanda batas
Asam
askorbat
biji sebesar 0,625 %
CXXXIX.
Ditunggu selama 15 menit, kadang-kadang dikocok
muda
CXCII.
Larutan jambu biji
CXL.
OH2O
CXCIII.
setelah penyaringan : CXLI.
OH
CXCIV.
tak berwarna
CXLII.

XXV.

XXVII. LXIII.

XIV. Kesimpulan
O

CXLVI.

CXCV.
+ 2I

CXCVI.
CXCVII.

Filtrat

CXCVIII.

HO
HO
HO

XXVIII. LXIV.
XXIX.

LXV.

XXX.

LXVI.

XXXI.

LXVII.

XXXII. LXVIII.
XXXIII. LXIX.
XXXIV. LXX.
XXXV. LXXI.
XXXVI. LXXII.
XXXVII.LXXIII.
XXXVIII.LXXIV.
XXXIX. LXXV.
XL.

LXXVI.

XLI.

LXXVII.

XLII.

LXXVIII.

XLIII.

LXXIX.

XLIV.

LXXX.

XLV.

LXXXI.

XLVI.

LXXXII.

tak berwarna
Setelah dititrasi :

CXLVII.
Dehydroascorbic acid
Kadar vitamin C pada buah
Filtrat
jambu biji per 100 gram

CXCIX.
CC.

kuning bening
CCI.
Volume iodium pada
CCII.
Diambil 10adalah
mL 89 mg
digunakan sebagai
sampel jambuDimasukkan
biji : Amilum
dalam Erlenmeyer
CCIII.
CXVIII. V1 : 6,5
indikator
perubahan
warna
Ditambahkan
3 tetes
amilum
1%
CCIV.
mL
Ditambahkan
20 mL aquades
CXLVIII.
CXIX.
V2Dititrasi
: 5 mL dengan larutan standar Iodium
CCV.0,001 N sebanyak 3 kali
CXX.
V3 : 6 mL CXLIX.
CCVI.
Kadar vitamin C
CL.
CCVII.
sampel jambu biji
CLI.
CCVIII.
dalam 100 gram =
CLII.
CCIX.
64,167 mg
Volume
larutan standar Iodium
CLIII.
% vitamin C pada
CCX.
CLIV.
CCXI.
sampel jambu biji =
CLV.
CCXII.
0,625 %
CLVI.
CCXIII.
CXXI.
CLVII.
CCXIV.
CXXII.
CLVIII.
CCXV.
CXXIII.
CLIX.
CCXVI.
Aquades : tidak
CLX.
CCXVII.
berwarna

XLVII. LXXXIII.
XLVIII. LXXXIV.
XLIX.
2.

LXXXV.

Daun Selada

LXXXVI.
Dikupas
Ditimbang sebanyak 8 gram
LXXXVII.
Dihancurkan dengan mortar
LXXXVIII.
LXXXIX.sampai diperoleh slurry
Dimasukkan dalam labu ukur
XC.
100 mL
XCI. Ditambahkan aquades sampai
XCII. tanda batas
XCIII.

Ditunggu selama 15 menit,

XCIV.

kadang-kadang dikocok

XCV.

XCVI.
XCVII.
XCVIII.
XCIX.
C.
CI.

Filtrat

Iodium : coklat

kekuningan
Amilum : tidak

CCXVIII.

Reaksi yang terjadi:

Kadar vitamin C

CLXII.

pada sampel daun

berwarna
Daun selada : hijau
Larutan daun selada

CLXIII.

HO
selada sebesar

setelah

CLXV.

pengenceran : hijau

CLXVI.
Asam askorbat
CLXVII.

lumut
Amilum + larutan
daun selada : hijau

lumut
Sebelum dititrasi :

hijau lumut
Setelah dititrasi :
hijau lumut (+)

CXXIV.
CXXV.

CLXI.

Volume iodium pada


sampel daun selada :
CXXVI. V1 : 11,3

CLXIV.

HO
gram
%O
kadar vitamin C

pada sampel daun


selada sebesar 1,134
OH2O
%

CLXIX.

OH

CCXIX.

CLXX.
CLXXII.

OH

114,38 mg/100

+ I2

CLXVIII.

CLXXI.

OH

+ 2I-

CLXXIII.
CLXXIV.
CLXXV.
Dehydroascorbic acid
CLXXVI.
CLXXVII.
CLXXVIII.
CLXXIX.

HO
HO
HO

CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.
CVII.
CVIII.
CIX.
CX.

mL
CXXVII. V2 : 10,4

Kadar vitamin C pada daun

selada per 100 gram adalah


Filtrat
mL
150
mg
CXXVIII. V3 : 9,5
Amilum digunakan sebagai
Diambil 10 mL
mL
indikator
perubahan
warna
dalam
Erlenmeyer
Kadar vitaminDimasukkan
C
Ditambahkan
3 tetes amilum 1%
CLXXX.
sampel daun selada
Ditambahkan 20 mL aquades
CLXXXI.
dalam 100 gram
=
Dititrasi
dengan larutan standar Iodium 0,001 N sebanyak 3 kali
CLXXXII.
114,38 mg
% vitamin C pada
CLXXXIII.

CXI.

sampel daun selada

CXII.

= 1,134 %

CLXXXIV.

CLXXXV.
Volume
larutan standar Iodium
CLXXXVI.

CXIII.

CXXIX.

CXIV.

CXXX.

CLXXXVII.

CXV.

CXXXI.

CLXXXVIII.

CXVI.

CXXXII.

CLXXXIX.

CXXXIII.

CXC.
CXCI.

CCXX.

PEMBAHASAN
CCXXI.

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C

dalam sampel buah jambu biji dan daun selada. Adapun prosedur yang dilakukan
adalah buah jambu biji dan daun selada dikupas hingga bersih kemudian
ditimbang sebanyak 8 gram. Untuk buah jambu biji, diperoleh hasil penimbangan
sebesar 8,1651 gram, sedangkan daun selada diperoleh hasil penimbangan sebesar
8,0662 gram.
CCXXII.

Setelah ditimbang buah jambu biji tadi dihancurkan dengan

mortar sampai diperoleh slurry, begitu juga dengan daun selada. Slurry yang
diperoleh dari buah jambu biji dan daun selada dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL dan ditambahkan aquades sampai tanda batas. Tujuan ditambahkan
aquades ini adalah untuk pengenceran, dimana pengenceran itu sendiri bertujuan
agar dapat mempermudah proses analisis vitamin C dari sampel.
CCXXIII.

Ketika proses pengenceran selesai, ditunggu selama 15

menit dan kadang-kadang dikocok. Tujuan dari pengocokan ini adalah agar tidak
ada yang mengendap sehingga larutan dapat bercampur untuk kemudian
dipisahkan dengan kertas saring agar terpisah antara filtrat dan residu dari masingmasing sampel. Untuk sampel buah jambu biji dihasilkan filtrat berupa larutan
tidak berwarna sedangkan sampel daun selada dihasilkan filtrat berupa larutan
berwarna hijau lumut.
CCXXIV.

Filtrat yang diambil untuk masing-masing sampel sebanyak

10 mL, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan amilum 1%


sebanyak 3 tetes serta aquades sebanyak 20 mL. Filtrat sampel inilah yang
digunakan sebagai analit dalam titrasi iodometri. Amilum 1% ini digunakan
sebagai indikator yang dapat menunjukkan perubahan warna dari larutan secara
jelas. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan titrasi.
CCXXV.

Untuk menganalisis kadar vitamin di dalam sampel pada

percobaan ini dilakukan dengan prinsip titrasi iodometri dengan menggunakan


larutan standar I2 0,001 N. Karena larutan standar iodium yang tersedia adalah
0,01 N maka dilakukan pengenceran terlebih dahulu dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

CCXXVI.

V 1 x N 1=V 2 x N 2

CCXXVII.

V 1 x 0,01 N =100 mL x 0,001 N

CCXXVIII.

V 1=10 mL

CCXXIX.

Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengambil 10 ml larutan I 2

0,01 N kemudian diencerkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan


aquades hingga tanda batas, larutan standar I2 0,001 N siap digunakan

2IO

untuk menitrasi sampel. Adapun titrasi yang dilakukan untuk masingmasing sampel sebanyak 3 kali titrasi.
CCXXX.

Pada percobaan ini, vitamin C atau asam askorbat adalah

OH
asam karboksilat yang dapat mengalami reaksi
oksidasi. Vitamin C ini dapat

Dehydroascorbic bereaksi
acid
dengan larutan iodin (I2), yang akan mengubah I2 menjadi ion iodide (I-)
sehingga iodin mengalami
reduksi atau berperan sebagai oksidator. Reaksi yang
H2O
O
HO
+ I2
terjadi sebagai berikut:
CCXXXI.
OH
CCXXXII.
Asam askorbat OH
HO CCXXXIII.

HO
HO

CCXXXIV.
HO

CCXXXV.
O
CCXXXVI.

CCXXXVII.
CCXXXVIII.
CCXXXIX.

Titik akhir dicapai sesaat setelah titik ekivalen dicapai atau

sesaat setelah analit dan larutan standar tepat habis bereaksi, sedangkan perubahan
warna disebabkan oleh reaksi antara amilum dengan larutan I 2. Titik akhir dari
titrasi ini ditentukan dari warna biru amilum yang bertemu dengan larutan sampel
vitamin C. Untuk larutan sampel buah jambu biji, titik akhir titrasi terjadi ketika
larutan berwarna kuning bening. Sedangkan untuk larutan sampel daun selada,
titik akhir titrasi terjadi ketika berwarna hijau lumut (+).

CCXL.

Volume larutan standar Iodium yang diperlukan untuk

menitrasi sampel buah jambu biji dan daun selada dapat disajikan dalam tabel
berikut:
CCXLI.
CCXLII.
CCXLIII.

Sa

CCXLIV.

mpel

olume

jambu biji
I2
CCXLVII.
Ja CCXLVIII.
mbu 1

,5 mL

CCLI. Jambu 2
CCLV. Jambu 3

CCLII.

V CCXLV.

mpel daun

ada 1
5 CCLIII.
Sel

mL

ada 2
Sel
ada 3

olume
I2
CCL. 11,3

6 CCLVII.
mL

CCXLVI.

selada
6 CCXLIX.
Sel

mL
CCLVI.

Sa

CCLIV.

0,4 mL
CCLVIII.
9
,5 mL

CCLIX.
CCLX.

Berdasarkan data tersebut untuk menghitung kadar vitamin

C yang terkandung dalam masing-masing sampel digunakan rumus sebagai


berikut:
CCLXI.
CCLXII.Kadar vitaminC= V ( I 2 ) x N ( I 2 ) x 0,88 mg=a mg
0,01
CCLXIII.
CCLXIV.
100
a mg x
=b mg
10
CCLXV.
CCLXVI.
CCLXVII.

Untuk masing-masing sampel buah jambu biji, terdapat tiga

hasil secara berurutan yaitu 71,5 mg, 55 mg dan 66 mg. Kemudian dirata-rata
sehingga diperoleh kadar vitamin C sebesar 64,167 mg per 100 gram. Hasil ini
sesuai dengan teori yaitu sebesar 89 mg per 100 gram. Sedangkan untuk masingmasing sampel daun selada, terdapat tiga hasil secara berurutan yaitu 124,25 mg,
114,4 mg dan 104,5 mg. Kemudian dirata-rata sehingga diperoleh kadar vitamin C
sebesar 114,38 mg per 100 gram. Hasil ini sesuai dengan teori yaitu sebesar 150
mg per 100 gram.

CCLXVIII.

Kadar vitamin C dalam persen (%) dapat dihitung sebagai

berikut:
CCLXIX.
CCLXX.

Persentase kadar vitami n C=

100 x a mg x 100
V sampel x berat sampel( mg)

CCLXXI.
CCLXXII.
CCLXXIII.
CCLXXIV.

Dengan volume sampel yang diambil adalah 10 mL dan

berat sampel buah jambu biji 8,1651 gram diubah menjadi 8165,1 mg atau kami
bulatkan menjadi 8200 mg, sedangkan berat sampel daun selada 8,0662 gram
diubah menjadi 8066,2 mg atau kami bulatkan menjadi 8066 mg. Adapun
persentase hasil kadar vitamin C dari masing-masing sampel buah jeruk dan sayur
sawi adalah sebagai berikut:
-

Untuk tiga sampel buah jambu biji berturut-turut diperoleh hasil sebesar

0,697%, 0,536% dan 0,643%.


Untuk tiga sampel daun selada berturut-turut diperoleh hasil sebesar 1,232%,
1,134% dan 1,036%
CCLXXV.
Dari hasil diatas, persentase tiap sampel dirata-rata

sehingga mendapatkan persentase kadar vitamin C untuk sampel buah jambu biji
sebesar 0,625% dan persentase kadar vitamin C untuk sampel daun selada sebesar
1,134%.

CCLXXVI.

KESIMPULAN
CCLXXVII.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan sebagai berikut:


1. Kadar vitamin C untuk sampel buah jambu biji adalah 64,167 mg per 100
gram, sedangkan untuk persentase kadar vitamin C diperoleh sebesar
0,625%.
2. Kadar vitamin C untuk sampel daun selada adalah 114,38 mg per 100
gram, sedangkan untuk persentase kadar vitamin C diperoleh sebesar
1,134 %.

CCLXXVIII.

DAFTAR PUSTAKA

CCLXXIX.

Anonim. 2011. Uji Kuantitatif Nutrisi Vitamin C (online).

http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/uji-kuantitatif-nutrisivitamin-c.html (Diakses pada hari Sabtu, 22 November 2014 pukul


18.00 WIB)
CCLXXX.
Anonim. 2013 . Kandungan Vitamin C yang Bermanfaat
untuk

Tubuh

(online).

http://www.obatsuntikputih.com/blog/kandungan-vitamin-c-yangbermanfaat-untuk-tubuh.html

(Diakses

November 2014 pukul 12.10 WIB)


CCLXXXI.
Anonim.2013.
Asam

pada

hari Minggu, 30

Askorbat

(online).

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Asam-askorbat. (Diakses pada hari


Minggu, 30 November 2014 pukul 12.25 WIB)
CCLXXXII.
Anonim. 2013. 20 Buah-buahan yang Mengandung
Vitamin

Terbanyak

(online).

http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/buah-yangmengandung-vitamin-c.html.

(Diakses

pada

hari

Minggu,

30

November 2014 pukul 13.10 WIB)


CCLXXXIII. Haryadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta:
Gramedia
CCLXXXIV.
Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1.
Terjemahan: Maggy Thenawijaya. Jakarta: Erlangga.
CCLXXXV.
Nangimam. 2014. Kandungan Gizi dan Manfaat Daun
Selada. http://nangimam.blogspot.com/2014/03/kandungan-gizi-danmanfaat-daun-selada.html. (Diakses pada hari Minggu, 30 November
2014 pukul 13.12 WIB)
CCLXXXVI. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI
Press.
CCLXXXVII.

Pudmaningrum, Regina Tutik. 2008. Titrasi iodometri.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.


CCLXXXVIII. Revan. 2011. Vitamin C (Asam Askorbat) (online).
http://drevan.blogspot.com/2011/06/vitamin-c-asam-askorbat.html
(Diakses pada hari Minggu, 30 November 2014 pukul 20.30 WIB)
CCLXXXIX. Rohman, Abdul. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.

CCXC. Tim. 2012. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Universitas


Negeri Surabaya.
CCXCI. Uruqulnadhif. 2008. Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah.
http://www.uruqulnadhif.com/2008/06/kti-kadar-vitamin-c-padajambu-biji.html. (Diakses pada hari Minggu, 30 November 2014
pukul 13.15 WIB)
CCXCII.
CCXCIII.
CCXCIV.

CCXCV. JAWABAN PERTANYAAN


:
1. Hitung kadar vitamin C yang terdapat dalam sampel!
2. Gambarkan struktur vitamin C!
3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin C!
4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C!
5. Sebutkan peranan penting vitamin C dalam tubuh!
CCXCVI.
CCXCVII. Jawaban:
1. Kadar C vitamin yang terdapat dalam sampel adalah sebagai berikut:
CCXCVIII. Sa

CCXCIX.

V CCC. Sampel

mpel

olume

jambu biji

I2

CCCII.Jambu 1
CCCVI.

Ja

selada
6 CCCIV.
Sel

CCCIII.

,5 mL
ada 1
CCCVII.
5 CCCVIII.
Sel

mbu 2
CCCX.Jambu 3

daun

mL
CCCXI.

ada 2
6 CCCXII.
Sel

mL

ada 3

CCCXIV.
Jambu 1
CCCXV.
Volume titrasi : 6,5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
CCCXVI.
0,01
VitaminC=

CCCXVII.

0,572 mg

CCCXVIII.
CCCXIX.

CCCXX.
CCCXXI.

6,5 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

Vitamin C=0,572 mg x

Vitamin C=5,72 mg x
kadar vitaminC=

100
=5,72 mg
10

100
=71,5 mg
8

100 x 5,72 mg
x 100
10 x 8200 mg
CCCXXII. 0,697

CCCI. Volume
I2
CCCV.

1,3 mL
CCCIX.
1
0,4 mL
CCCXIII.
9
,5 mL

CCCXXIII.
CCCXXIV.
CCCXXV.
Jambu 2
CCCXXVI. Volume titrasi : 5 mL
I
( 2) x N (I 2)
x 0,88 mg
CCCXXVII. V
0,01
VitaminC=

CCCXXVIII.

0,44 mg

CCCXXIX.
CCCXXX.

CCCXXXI.
CCCXXXII.

5 mL x 0,001
x 0,88mg
0,01

Vitamin C=0,44 mg x

Vitamin C=4,4 mg x
kadar vitaminC=

100
=4,4 mg
10

100
=55 mg
8

100 x 4,4 mg
x 100
10 x 8200 mg
CCCXXXIII.

0,536

Jambu 3
CCCXXXIV. Volume titrasi : 6 mL
I
( 2) x N (I 2)
x 0,88 mg
CCCXXXV. V
0,01
VitaminC=

CCCXXXVI.

0,528 mg

CCCXXXVII.
CCCXXXVIII.

CCCXXXIX.
CCCXL.

6 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

Vitamin C=0,528 mg x

Vitamin C=5,28 mg x
kadar vitaminC=

100
=66 mg
8

100 x 5,28 mg
x 100
10 x 8200 mg

100
=5,28 mg
10

CCCXLI.

0,643

CCCXLII.
CCCXLIII.
CCCXLIV.

Kadar vitaminC ratarata dalam100 gram sampel jambubiji=

( 71,5+55+66 ) mg
=64,167 mg
3
CCCXLV.

kadar vitaminC ratarata=

( 0,697+0,536 +0,643 )
=0,625
3

Selada 1
CCCXLVI. Volume titrasi : 11,3 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
CCCXLVII.
0,01
Vitamin C=

CCCXLVIII.

0,994 mg

CCCXLIX.
CCCL.

CCCLI.
CCCLII.

11,3 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

V itamin C=0,994 mg x

Vitamin C=9,94 mg x
kadar vitaminC=

100
=9,94 mg
10

100
=124,25 mg
8

100 x 9,94 mg
x 100
10 x 8066 mg
CCCLIII.

1,232

Selada 2
CCCLIV.
Volume titrasi : 10,4 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
CCCLV.
0,01
Vitamin C=
CCCLVI.

10,4 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

CCCLVII. 0,9152 mg
Vitamin C=0,9152 mg x

CCCLVIII.

CCCLIX.
CCCLX.

VitaminC=9,152 mg x
kadar vitaminC=

100
=9,152mg
10

100
=114,4 mg
8

100 x 9,152 mg
x 100
10 x 8066 mg
CCCLXI.

1,1342

Selada 3
CCCLXII. Volume titrasi : 9,5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
CCCLXIII.
0,01
VitaminC=

CCCLXIV.

9,5 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

CCCLXV. 0,836 mg
CCCLXVI.

CCCLXVII.
CCCLXVIII.

Vitamin C=0,836 mg x

Vitamin C=8,36 mg x
kadar vitaminC=

100
=8,36 mg
10

100
=104,5 mg
8

100 x 8,36 mg
x 100
10 x 8066 mg
CCCLXIX.

1,036

CCCLXX.
CCCLXXI.

Kadar vitaminC ratarata dalam sampel daun selada=

(124,25+ 114,4+104,5 ) mg
=114,38 mg
3
CCCLXXII.

kadar vitaminC rat arata=

( 1,232+1,134+1,036 )
3
CCCLXXIII.
1,134

CCCLXXIV.
2. Struktur dari vitamin C adalah sebagai berikut:

CCCLXXV.
CCCLXXVI.
3. Berikut ini merupakan penyakit atau gejala yang dapat disebabkan oleh
defisiensi vitamin C:

Gusi berdarah
Nyeri pada per sendian
Nafas pendek
Berat badan sering naik
Gigi rapuh
Kalsium sulit diserap oleh
tubuh

Sering lebam
Sendi sering bengkak
Anemia
Daya tahan tubuh menurun
Luka susah untuk kering
Rambut kering dan bercabang
Kulit kasar kering dan bersisik

4. Berikut ini merupakan bahan makanan yang mengandung vitamin C:

Pepaya

Paprika merah
Brokoli
Kubis
Stroberi
Kiwi
Kembang kol
Mini kol
Ubi jalar
Blewah

Alpukat
Anggur
Apel
Bayam
Kangkung
Berry
Cerry
Melon
Jeruk
Lemon
Limau

Tomat

Cabai

5. Peranan penting vitamin C di dalam tubuh adalah sebagai berikut:


Vitamin C di dalam tubuh berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen
yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit , sendi, tulang,
dan jaringan penyokong lainnya.
Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C
dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga resiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker yang dapat
diturunkan.
Vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai
jaringan di dalam tubuh, seperti otot.
Vitamin C juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan
memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.
Vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu
mencegah berbagai jenis penyakit.
Vitamin C berperan sebagai antioksidan karena melindungi sel dari stres
ekstraselular,

dengan

peningkatan proliferasi sel endotelial. Sifat

antioksidan tersebut berasal dari gugus hidroksil dari nomor C 2 dan 3


+

yang mendonorkan ion H bersama-sama dengan elektronnya menuju ke


berbagai senyawa oksidan seperti radikal bebas dengan gugus oksigen atau
nitrogen, peroksida dan superoksida. Bahkan dalam jumlah kecil, vitamin
C dapat melindungi molekul penting, seperti protein, lipid (lemak),
karbohidrat, dan asam nukleat (DNA dan RNA) dari kerusakan yang
diakibatkan radikal bebas, racun, ataupun polusi.
Asam askorbat juga memainkan peran yang sangat penting sebagai
koenzim dan pendonor elektron di dalam reaksi organik enzimatik
dioksigenase seperti hidroksilasi pada karnitina, dan di-oksigenasi pada
berbagai neurotransmiter dan sintesis hormon peptida. Salah satu fungsi
kofaktor yang sangat dikenal adalah dengan hidroksilase prolil dan lisil
yang mengkopling hidroksilasi pada hypoxia-inducible factor-1 dan
prokolagen.
Vitamin C dalam tubuh diperlukan untuk sintesis kolagen, komponen
struktural penting dari pembuluh darah, tendon, ligamen, dan tulang.

Vitamin C juga berperan penting dalam sintesis neurotransmitter,


norepinefrin. Neurotransmiter sangat penting untuk fungsi otak dan
diketahui mempengaruhi suasana hati.
Selain itu, vitamin C diperlukan untuk sintesis carnitine, sebuah molekul
kecil yang sangat penting untuk transportasi lemak untuk konversi menjadi
energi.
Vitamin C dapat membantu metabolisme kolesterol menjadi asam empedu,
yang mungkin memiliki implikasi untuk tingkat kolesterol darah dan
timbulnya batu empedu.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

PENGENCERAN I2

V 1 x N 1=V 2 x N 2

V 1 x 0,01 N =100 mL x 0,001 N

V 1=10 mL

KADAR VITAMIN C DALAM SAMPEL

Sampel
jambu biji

Sampel
daun

e I2

Jambu 1

6,5 mL

5 mL

Selada 2

Jambu 3

6 mL

Selada 3

Jambu 1
Volume titrasi : 6,5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=

6,5 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

0,572 mg

Vitamin C=0,572 mg x

Vitamin C=5,72 mg x

Volume
I2

Selada 1

Jambu 2

selada

Volum

100
=5,72 mg
10

100
=71,5 mg
8

11,3

mL
10,4
mL
9,5 mL

kadar vitaminC=

100 x 5,72 mg
x 100
10 x 8200 m g
0,697

Jambu 2
Volume titrasi : 5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=

5 mL x 0,001
x 0,88mg
0,01

0,44 mg
Vitamin C=0,44 mg x

Vitamin C=4,4 mg x

kadar vitaminC=

100
=4,4 mg
10

100
=55 mg
8

100 x 4,4 mg
x 100
10 x 8200 mg

0,536

Jambu 3
Volume titrasi : 6 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=

6 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

0,528 mg

Vitamin C=0,528 mg x

VitaminC=5,28 mg x

kadar vitaminC=

100
=5,28 mg
10

100
=66 mg
8

100 x 5,28 mg
x 100
10 x 8200 mg

0,643

Kadar vitaminC ratarata dalam100 gram sampel jambubij i=

( 71,5+55+66 ) mg
=64,167 mg
3

kadar vitaminC ratarata=

( 0,697+0,536 +0,643 )
=0,625
3

Selada 1
Volume titrasi : 11,3 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg

0,01
Vitamin C=

11,3 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

0,994 mg
Vitamin C=0,994 mg x

Vitamin C=9,94 mg x

kadar vitaminC=

100
=124,25 mg
8

100 x 9,94 mg
x 100
10 x 8066 mg

Selada 2

100
=9,94 mg
10

1,232

Volume titrasi : 10,4 mL


I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg
0,01
Vitamin C=

10,4 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

0,9152 mg

Vitamin C=0,9152 mg x

Vitamin C=9,152 mg x

kadar vitaminC=

100
=9,152mg
10

100
=114,4 mg
8

100 x 9,152 mg
x 100
10 x 8066 mg
1,1342

Selada 3
Volume titrasi : 9,5 mL
I
( 2) x N (I 2)
V
x 0,88 mg

0,01
Vitamin C=

9,5 mL x 0,001
x 0,88 mg
0,01

0,836 mg

Vitamin C=0,836 mg x

Vitamin C=8,36 mg x

kadar vitaminC=

100
=8,36 mg
10

100
=104,5 mg
8

100 x 8,36 mg
x 100
10 x 8066 mg

1,036


Kadar vitaminC ratarata dalam sampel daun selada=

(124,25+ 114,4+104,5 ) mg
=114,38 mg
3

kadar vit aminC ratarata=

( 1,232+1,134+1,036 )
3

1,134

LAMPIRAN FOTO

1. Sampel Buah Jambu Biji

Sampel buah

Ditimbang 8

Dihancurkan untuk

jambu biji

gram

memperoleh slurry

Dimasukkan dalam
labu ukur + aquades

Larutan jambu biji masingmasing 10mL yang akan


ditirasi

Larutan jambu biji masing-masing 10mL setelah


ditirasi dengan larutan standar iodium 0,001 N

2. Sampel Daun Selada

Sampel daun

Ditimbang 8

selada

gram

Dihancurkan untuk
memperoleh slurry

Dimasukkan dalam
labu ukur + aquades

Larutan daun selada masingmasing 10 mL yang akan ditirasi

Larutan daun selada masing-masing 10 mL


setelah ditirasi dengan larutan standar iodium
0,001 N

Anda mungkin juga menyukai