Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

OBAT PATEN BRAND GENERIK

DOSEN PENGAMPU :

apt. Ikrima Khaerun Nisa, M.Pharm.Sci

Disusun Oleh :

Nama : Ari Fajar

NIM : F200001

Semester :5

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH TEGAL

PRODI S1 FARMASI

TAHUN 2022/2023

Jl. Raya Kalibakung – Guci Desa Kalibakung Kecamatan Balapulang


Kabupaten Tegal Jawa Tengah Kode Pos : 52464
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan salah satu bagian penting dalam terjaminnya kesehatan
masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan, pemerataan,
dan keterjangkauan perbekalan kesehatan masyarakat. Obat terbagi menjadi
dua yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat baru yang
ditemukan berdasarkan riset industri farmasi yang diberi hak paten untuk
memproduksi dan memasarkannya setelah melalui berbagai tahapan uji klinis
dan proses pendaftaran paten di Dirjen HKI. Obat generik adalah obat yang
telah habis masa berlaku patennya sehingga dapat diproduksi oleh semua
perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti.
Obat paten merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual yang
kemudian disebut HKI yang dalam kerangka ini masuk dalam kategori Hak
Kekayaan Perindustrian. Pengaturan mengenai paten di Indonesia telah
mengalami empat kali perubahan yaitu UU No. 6 Tahun 1989 dirubah
menjadi UU No. 1 Tahun 1997, dirubah lagi menjadi UU No. 14 Tahun 2001
dan terakhir dirubah menjadi UU No. 13 Tahun 2016. Berdasarkan pada pasal
1 angka 1 UU No. 13 Tahun 2016 tentang Paten yang kemudian disingkat
dengan UUP, menyebutkan Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara kepada inventor atau hasil invensi dibidang teknologi untuk jangka
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Hak paten bersifat
eksklusif karena hanya inventor yang menghasilkan invensi yang dapat
diberikan hak, inventor dapat melaksanakan sendiri invensinya tersebut
dengan memberi persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan lisensi.
Menurut Undang-undang kesehatan no 36 tahun 2009 Obat adalah bahan
atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi system biologi atau keadaan patologi dalam mengurangi rasa
sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia (Departemen
Kesehatan RI, 2009). Obat terdiri atas obat sintetik dan obat alami, salah satu
dari obat sintetik adalah obat generik.
Obat generik banyak dinilai sebagai obat dengan kualitas rendah. Kurang
nya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama
yang membuat obat generik kurang dimanfaatkan (Rantetasak K, 2011). Obat
generik adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia danInternational Non-Propietary Names (INN)
dariWorld Health Organization (WHO) untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya. Nama generik ini ditempatkan sebagai judul dari monografi
sediaan-sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat
tunggal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu obat paten?
2. Apa itu obat generik?
C. Tujuan
1. Mengetahui obat paten.
2. Mengetahui obat generik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obat paten
Obat paten dilindungi oleh Undang-undang Paten yang merupakan hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Menurut Marzuki, fungsi utama paten adalah untuk
melindungi penemuan karena penemuan bernilai ekonomis. Paten yang telah
di publikasi mendapatkan perlindungan hukum dari UUP dalam suatu jangka
waktu yang telah ditentukan yaitu 20 tahun, dengan demikian membuka
kesempatan kepada pihak ketiga untuk memamfaatkan penemuan yang
dipublikasikan itu.
Pengaturan paten merupakan bentuk perlindungan terhadap penemuan
yang memenuhi syarat patentable yakni novelty, inventive step, dan
applicable, sedangkan yang dilindungi Undang-undang Paten adalah klaim
penemuan yaitu siapa yang terlebih dahulu mendaftarkan paten. Tiga bentuk
penemuan dan akibat yang ditimbulkan oleh hak paten adalah (1) penemuan
sebuah produk, (2) Penemuan sebuah proses, (3) penemuan sebuah proses
untuk menghasilkan sebuah produk; ditentukan tergantung pada perbedaan
dari ketiga bentuk deskriptif penemuan tersebut.
Untuk pemerintah Indonesia, perlindungan paten farmasi merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang serius. Kebijakan untuk melindungi
paten farmasi harus seimbang dengan perjanjian TRIPs dan tujuannya
menyediakan obat yang lebih murah kecuali pemerintah memberikan
perlindungan yang memadai untuk paten farmasi. Indonesia perlu mengurangi
biaya obat-obatan yang mendesak karena empat alasan. Pertama, anggaran
pemerintah untuk obat terbatas. Kedua, tingkat penjualan obat generik
rendah. Ketiga, keterbatasan penyakit kronis dan masalah yang muncul.
Keempat, harga obat karena perlindungan paten farmasi telah meningkat.
Situasi itu disebabkan oleh kegagalan pemerintah Indonesia untuk
memaksimalkan sejumlah pengaman yang dimasukkan dalam perjanjian
TRIPs. Hal ini disebabkan oleh pemerintah dan tidak adanya tindakan yang
tidak jelas dan sifat fleksibel.

B. Obat generik
Perlu diketahui terlebih dahulu sebelumnya, bahwa obat generik pun
sebenarnya terbagi menjadi menjadi 2 jenis yang berbeda. Yakni obat generik
bermerk dan obat generik berlogo. Obat generik sendiri sebenarnya
merupakan obat yang sudah habis masa patennya. Oleh sebab itulah jenis
obat tersebut dapat di produksi oleh hampir seluruh perusahaan farmasi yang
ada tanpa harus membayar royalti.
Sebenarnya, khasiat obat generik sendiri tidak kalah bagus dari obat
paten. Karena obat generik juga memiliki kandungan zat aktif serta tingkat
efektivitas yang sama dengan obat paten. Hanya saja karena kondisinya
tersebut, obat generik dapat dijual dengan kisaran harga yang jauh lebih
murah. Mengapa demikian? Karena ada dua faktor yang mempengaruhi hal
tersebut, yakni karena memproduksi obat generik tidak membutuhkan biaya
untuk riset atau penelitian serta tidak membutuhkan biaya untuk pematenan
obat.
1. Obat Generik Berlogo (OGB)
OGB atau obat generik berlogo adalah obat yang dinamai sesuai
dengan kandungan zat aktif yang dimiliki. Contohnya pada obat antibiotik
seperti amoksisilin. Pada obat generik berlogo atau OGB, maka nama pada
kemasannya adalah Amoksisilin tanpa ada nama lain di bagian belakang
nama obat tersebut.

2. Obat Generik Bermerk


Sedangkan obat generik bermerk adalah obat generik yang dinamai
sesuai dengan keinginan dari produsen farmasi yang memproduksinya.
Contohnya pada obat antibiotik seperti amoksisilin di atas tadi. Misalnya
sebuah perusahaan SX memproduksi obat tersebut, maka nama pada obat
tersebut akan menjadi Amoksisilin SX pada kemasannya.

3. Perbedaan Obat Generik Berlogo dan Obat Generik Bermerk


Sebenarnya kedua jenis obat tersebut memiliki kandungan zat aktif
serta tingkat efektivitas yang sama. Hanya saja berbeda dari sisi kemasan
obat. Dimana obat generik berlogo biasanya hanya akan menggunakan
kemasan yang sederhana, sedangan obat generik bermerk akan
menggunakan kemasan yang lebih baik sesuai dengan keinginan
produsennya. Sedangkan perbedaan lainnya terletak pada beberapa zat
tambahan serta zat pelarut yang digunakan pada racikan obat tersebut.
Pada sebagian jenis obat generik bermerk, biasanya akan ditambahkan zat
yang akan mengurangi aroma yang kurang sedap dari obat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Obat paten hanya bisa di produksi oleh satu pabrik atau negara, obat paten
yang telah di publikasi mendapatkan perlindungan hukum dari UUP dalam suatu
jangka waktu yang telah ditentukan yaitu 20 tahun, setelah waktu 20 tahun selesai
maka obat tersebut bisa untuk di produksi masal, Obat generik sendiri sebenarnya
merupakan obat yang sudah habis masa patennya. Oleh sebab itulah jenis obat
tersebut dapat di produksi oleh hampir seluruh perusahaan farmasi yang ada tanpa
harus membayar royalti.
DAFTAR PUSTAKA
Nanang Yunarto, Revitalisasi Obat Generik: Hasil Uji Disolusi Obat Generik
Tidak Kalah Dengan Obat Bermerek, Media Litbang Kesehatan Volume
XX Nomor 4 Tahun 2010, h. 199.
OK Saidin, Aspek hukum Hak Kekayaan Intelektual (intellectual Property
Rights), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015, h. 349.
Ibid, h. 50.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Obat generik: pilihan terbaik dengan
harga terjangkau [diunduh 23 Februari 2014]. Tersedia dari: http://www.
depkes.go.id/downloads/advertorial/adv_ obat_generik.pdf
Peter Mahmud Marzuki, Luasnya Perlindungan Paten, Jurnal Hukum, UII, Vol. 6
No. 12, tahun 1999.
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual : Perlindungan dan
Dimensi Hukumnya di Indonesia, Alumni, Bandung, 2003, h.214.
Arianne Astrinia dan Brian Amy Prasetyo, Perbandingan Konsep Pelanggaran
Paten di Indonesia dan Amerika Serikat : Studi Kasus Pelanggarna Paten
Obat , Jurnal Hukum FH UI, 2014, h. 10.
Mastur, Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dibidang Paten, Jurnal
Ilmiah Ilmu Hukum QISTI Vol 6 No. 1 Januari 2012,h. 68.
https://dinkes.kalbarprov.go.id/pengertian-obat-generik-dan-obat-paten/

Anda mungkin juga menyukai