Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

REAKSI KIMIA

Oleh:
Banyu Alam Purnama
1207020011
Biologi A
Kelompok 3
Praktikum Kimia Dasar

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui indikasi-indikasi terjadinya reaksi


kimia atau perubahan kimia, dan mampu membedakan indikasi perubahan antara
zat-zat asal (reaktan) dengan hasil reaksi (produk)nya.

1.2. Dasar Teori

Reaksi Kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lainatau molekul lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa
anorganik biasanya merupakan reaksi antarion, sedangkan reaksi pada senyawa
organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalendan pembentukan
ikatan kovalen yang baru. Pada reaksi yang berlangsung dalam beberapa
tahapuntuk menghasilkan suatu senyawa, dikenal istilah intermediet, sesuatu yang
dapat atau tidak dapat diisolasi. (Riswiyanto, 2009: 83)
Kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila suhu dinaikkan, Karena
umumnya proseskelarutan bersifat endoterm. Akan tetapi ada zat yang sebaliknya,
yaitu eksoterm dalam melarut.Jika kelarutan zat padat bertambah dengan kenaikan
suhu, maka kelarutan gas berkurang bila suhudinaikkan, karena gas menguap dan
meninggalkan pelarut. (Syukri,1999: 360)
Jika system berada dalam kesetimbangan, kenaikan suhu menyebabkan
kesetimbanganbergeser kearah reaksi endoterm dan penurunan suhu menimbulkan
pergeseran kearah reaksieksoterm. (Syukri, 1999: 339)Endapan kristalin, seperti
barium sulfat kadang-kadang menyerap zat pengotor kalaupartikelnya kecil. Jika
partikel tumbuh, zat pengotor mungkin menjadi terkurung. Jeniskontaminasi ini
disebut oklusi untuk membedakannya dari kejadian bila padatan tidak
tumbuhmengelilingi zat pengotor. Zat pengotor yang mengalami oklusi tidak
dapat dihilangkan denganhanya mencuci endapan, suatu zat seperti barium tidak
mudah dapat dilarutkan kembali, tetapikemurniannya dapat diperbaiki dengan
proses pengerasan atau pencernaan. (Soendoro, 1980: 83)
BAB II
METODELOGI

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan dengan metode menonton melalui aplikasi


youtube pada hari Rabu tanggal 4 November 2020 pukul 09.30 – 12.00 WIB.
Tempat pelaksanaan di Rumah pribadi Jl. KH Usman Dhomiri No 59,
Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

2.2. Alat dan Bahan

Alat:

a. Tabung reaksi
b. Gelas beaker
c. Pipet tetes
d. Rak tabung reaksi
e. Spatula logam
f. Gelas kaca
g. hermometer

Bahan:

a. Larutan CH3COOH
b. Bubuk NaHCO3
c. Larutan NaOH
d. Larutan CuSO4
e. Aquades (H2O)
f. Padatan Na2S2O3
g. Larutan KmnO4
h. Larutan ZnSO4
i. Larutan NaCl
j. Larutan AgNO3
2.3. Prosedur Kerja

2.3.1. Reaksi yang menghasilkan gas


- NaHCO3 dan CH3COOH

Siapkan tabung reaksi

Bubuk NaHCO3
Dua sendok NaHCO3
Larutan
CH3COOH
20 tetes CH3COOH

Kocok hingga homogen

Hasil
2.3.2. Reaksi yang menghasilkan larutan berwana
- CuSO4 dan NaOH
Siapkan tabung reaksi
Larutan CuSO4
0.1 M
20 tetes CuSO4

Larutan NaOH
20 tetes NaOH

Kocok hingga homogen

Hasil
- Aquades, Na2S2O3, dan KmnO4
Hasil
Siapkan tabung reaksi

Aquades

Secukupnya aquades

Na2S2O3

1 butir Na2S2O3
Dilarutkan terlebih dahulu

Larutan KMnO4

20 tetes larutan KmnO4

Dikocok hingga homogen

Hasil
2.3.3. Reaksi yang menghasilkan endapan
- ZnSO4, dan NaOH

Siapkan tabung reaksi

Larutan ZnSO4
0,1 M

20 tetes ZnSO4

Larutan NaOH

20 tetes NaOH

Dikocok hingga homogen

Hasil
- NaCL dan AgNO3
Siapkan tabung reaksi

Larutan NaCL
20 tetes NaCl
Larutan AgNO3
0.1 M
20 tetes AgNO3

Kocok hingga homogen

Hasil
2.3.4. Reaksi perubahan suhu
- Aquades dan Na2S2O3
Siapkan tabung reaksi

Aquades
Aquades secukupnya, cek suhu
Padatan Na2S2O3

Enam butir Na2S2O3

Larutkan, lalu ukur suhu menggunakan termometer

Hasil
- Padatan C4O dan aquades
Siapkan tabung reaksi

Aquades
Aquades secukupnya, cek suhu
Padatan C4O

Tiga sendok Padatan C4O

Larutkan, lalu ukur suhu menggunakan termometer

Hasil
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

Dari praktikum yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut

No Reaksi yang menghasilkan gas Hasil pengamatan


1 Larutan CH3COOH dan NaHCO3 Setelah dicampurkan antara larutan
CH3COOH dan NaHCO3 terdapat
busa, larutan berkurang, dan berubah
menjadi berwarna putih.

No Reaksi yang mengasilkan Hasil pengamatan


larutan berwarna
1 Larutan CuSO4 dan NaOH Setelah dicampurkan antara larutan
CuSO4 dan NaOH, terjadi perubahan
warna pada larutan menjadi berwarna
biru.
2 Aquades, Na2S2O3, dan larutan Saat pencampuran aquades dan satu
KMnO4 butir NaS2O3 tidak terjadi sesuatu,
tetapi setelah ditambahkan larutan
KMnO3 terlihat terdapat gumpalan
kecil berwarna coklat tua dan
semakin lama larutan menjadi agak
kehitam-hitaman.

No Reaksi yang mengahasilkan Hasil pengamatan


endapan
1 Larutan ZnSO4 dan larutan NaOH setelah dicampurkan antara larutan
ZnSO4 dan larutan NaOH pada saat
awal tidak terjadi perubahan tetapi
setelah beberapa saat terlihat adanya
endapan berwarna putih di bawah
tabung reaksi.
2 Larutan NaCl dan larutan AgNO3 Saat pencampuran larutan NaCl dan
Larutan AgNO3 larutan menjadi
berwarna putih susu, setelah beberapa
saat terdapat endapan berwarna putih
di bawah tabung reaksi
No Reaksi yang menyebabkan Hasil pengamatn
peruban suhu
1 Aquades dan padatan Na2S2O3 Dalam percobaan ini, suhu larutan
aquades awal adalah 26℃ setelah
ditambahkan enam butir padatan
Na2S2O3 , suhu larutan berubah
menjadi 21 ℃
2 Bubuk C4O dan aquades Dalam percobaan ini, suhu larutan
aquades awal adalah 26℃ setelah
ditambahkan tiga sendok padatan
C4O, suhu larutan berubah .

3.1. Reaksi yang menghasilkan gas


- Larutan CH3COOH dan NaHCO3
Adapun persamaan reaksinya

15CH3COOH + 10NaHCO3 → 10CH3COONa + 2H20 + 20CO2

Senyawa yang bersifat asam yang dicampurkan dengan senyawa


bersifat basa akan menghasilkan senyawa yang bersifat netral. Dalam
percobaan, senyawa asam lemah dicampurkan pada larutan asam cuka
(CH3COOH) dengan senyawa basa kuat pada larutan soda kue
(NaHCO3). Pada reaksi kimia satu zat atau lebih dapat di ubah menjadi
zat baru, sesuai dengan percobaan asam cuka (CH3COOH) direaksikan
dengan baking soda (NaHCO3) menghasilkan natrium asetat
(CH3COONa), gas CO2 dan gas H20.

3.2. Reaksi yang menghasilkan larutan berwarna


- Larutan CuSO4 dan NaOH
Persamaan reaksi

CuSO4 + 2NaOH -> Cu (OH)2 + Na2SO4

warna awal CuSO4 adalah biru, maka yang terjadi pengendapan ialah
(Cu) nyadan yang larut (SO4), maka larutan lewat jenuh dan terjadi
endapan yang lebih kental, warna biru memudar disebabkan larutan
lewat jenuhkarena konsentrasi NaOH lebih besar dari kelarutan
CuSO4.
- Aquades, Na2S2O3, dan KMnO4

Kalium permanganat adalah senyawa yang memiliki rumus kimia


KMnO4 merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO−4.
Senyawa ini merupakan agen pengoksidasi kuat. Ia larut dalam air
menghasilkan larutan berwarna merah muda atau ungu yang intens,
penguapan larutan ini meinggalkan kristal prismatik berwarna
keunguan-hitam
Natrium tiosulfat merupakan senyawa anorganik yang biasanya
tersedia sebagai pentahidrat, Na2S2O3·5H2O. Padatannya adalah zat
kristal yang efloresen (kehilangan air dengan mudah) yang larut
dengan baik dalam air. Ia juga disebut natrium hiposulfit atau "hipo"
Penambahan aquades atau air dalam reaksi adalah untuk
melarutkan natrium tiosulfat, adapun perubahan warna yang terjadi
antara Na2S2O3 dan KMnO4 adalah menjadi bewarna hitam, perubahan
ini disarkan bahwa kalium permanganat apabila direaksikan akan
meninggalkan kristal prismatik bewarna hitam.
3.3. Reaksi yang menghasilkan endapan

- Larutan ZnSO4 dan larutan NaOH


Seng sulfat adalah senyawa anorganik Sebelumnya senyawa ini
dikenal dengan sebutan "vitriol putih". Senyawa ini merupakan
senyawa padat tidak berwarna. Seng sulfat sering ditemui dalam
bentuk seng sulfat.
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda
kaustik, soda api, atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam
kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium
Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia
dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang
biasa disebut larutan Sorensen. Ia bersifat lembap cair dan secara
spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada
proses pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis.

ZnSO4 +2NaOH Zn (OH)2 + Na2SO4


Reaksi pengendapan adalah reaksi antara zat atau ion logam yang
sukar larut dalam air sehingga mengasilkan endapan. Dalam percobaan
ini menggunakan seng sulfat (ZnSO4) dan natrium hidroksida
(NaOH). Di mana menghasilkan endapan berwarna putih di bawah
tabung reaksi.
- Larutan NaCl dan larutan AgNO3
Persamaan reaksi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Reaksi pengendapan adalah reaksi antara zat atau ion logam yang
sukar larut dalam air sehingga mengasilkan endapan. Dalam percobaan
ini menggunakan natrium klorida (NaCl) dan perak nitrat (AgNO 3). Di
mana menghasilkan endapan berwarna putih di bawah tabung reaksi.
Menyebabkan semua ion pemisah tidak dihilangkan

3.4. Reaksi perubahan suhu


- Aquades dan Na2S2O3
Natrium tiosulfat merupakan senyawa anorganik yang biasanya
tersedia sebagai pentahidrat, Na2S2O3·5H2O. Padatannya adalah zat
kristal yang efloresen (kehilangan air dengan mudah) yang larut
dengan baik dalam air. Ia juga disebut natrium hiposulfit atau "hipo".
Apabila natrium tiosulfat di reaksikan dengan air maka suhu air akan
menurun terbukti bahwa pada saat awal suhu air adalah 26℃ setelah
ditambahkan natrium tiosulfat berubah menjadi 21℃.

- Bubuk CO4 dan aquades


Karbon tetraoksida adalah senyawa sangat tidak stabil oksida
karbon dengan rumus CO4. Hal itu diusulkan sebagai perantara dalam
pertukaran O-atom antara karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2)
pada suhu tinggi. Pada saat penambahan bubuk CO 4 pada aquades
terjadi perubahan suhu, dimana terlihat juga perubahan warna pada
larutan menjadi warna putih.
3.5. Tugas
3.5.1. Reaksi yang menghasilkan gas
- Larutan CaCO3 + HCl
terdapat sedikit gelembung Penyebab adanya gelembung:Gelembung
gas ini dihasilkan dari gas H2 dari hasil reaksi antara CaCO3 + HCl.

3.5.2. Reaksi yang menghasilkan endapan


- larutan ZnSO4 + larutan NH4OH
setelah dicampur terdapat endapan bewarna putih susuPenyebab
mengendap:Setelah larutan ZnSO4 ditambah 1ml larutan NH4OH dan
terjadi endapan bewarna putih susunamun terbentuk endapan yang
lebih banyak
- larutan BaCl2 0,1M (1ml) + K2CrO4 0,1M (1ml) Terbentuk endapan
berwarna kuning pucat/kuning keputih-putihan.Penyebab :Karena
adanya larutan BaCl2 yang mengendap di larutan K2CrO4 encer
.karena BaCl2 mempunyai sifat padat dari K2CrO4 encer jadi
mengendap.

3.5.3. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna


- Larutan FeSO4+ H2SO4 + KMnO4
menghasilkan larutan KMnO4 berwarna ungu berubah menjadi
benin.Penyebab :Di karenakan warna bening dari larutan FeSO4 dan
H2SO4 lebih dominan terhadap warna ungudari KMnO4. Maka
perubahan warna terjadi dari ungu ke bening.
- Larutan H2C2O4 + H2SO4 + KMnO4 menghasilkan KMnO4 yang
berwarna ungu berubah menjadi bening dalam waktu 5,08 detik.
Penyebab :Di karenakan warna bening dari larutan H2C2O4 dan
H2SO4 lebih dominan terhadap warnaungu dari KMnO4. Maka
perubahan warna terjadi dari ungu ke bening.

3.5.4. Reaksi yang menyebabkan perubahan suhu


- (Eksoterm) Aluminium foil + HCl 1M menghasilkan Suhu meningkat,
dari suhu yang lebihrendah menjadi suhu yang lebih
tinggiPenyebab :Karena dalam proses tersebut, suhu dalam sistem naik
sehingga energy panas dari sistemdikeluarkan ke lingkungan

- (Endoterm) Larutan ZnSO4 + H2O menghasilkan Suhu menurun, dari


suhu yang lebih tinggimenjadi suhu yang lebih rendah.Penyebab
:Karena dalam proses tersebut, suhu dalam sistem turun sehingga
energy panas dari lingkunganmasuk kedalam sistem

Anda mungkin juga menyukai