Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

EVALUASI GIZI

PERCOBAAN I. PENENTUAN KADAR LEMAK PADA


BAHAN PANGAN

Disusun oleh:

Nama : M.Imam Baihaqi

NIM : 2019C1A019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2022
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakag


Lemak merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Lemak
ini mencakup kurang lebih 5% berat badan dan dibagi menjadi empat kelas
yaitu : trigliserida, phospholipid, sterol, dan lipoproterin (Kurnadi, 2009).
Koloestrol adalah salah satu jenis sterol yang berfungsi vital Karena ikut
menjadi bagian struktural dari embran sel, jga sebagai bahan untuk
pembentukan hormone steroid, asam empedu dan vitamin D3. Kolestrol tidak
dapat diedaran langsung oleh darah karena tidak larut dalam air, sehingga
untuk mengedarkannya, diperlukan molekul “pegangut” yang disebut
lipoprotein (Kurnadi, 2009).
Beberapa metabolism lemak terjadi disemua sel tubuh, sekitar 80%
kolestrol yang disintetis didalam hati diubah menjadi garam empedu yang
berfungsi untuk mengemulsi lemak dan disekresi kedalam empedu. Sisanya
diangkut dalam lipoprotein dibawah oleh tubuh keseluruh jaringan tubuh
(Kurnadi, 2009).
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar Lemak suatu bahan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian lemak


Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi
larutdalam zat pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter,
benzena,kloroform dan sebagainya Lemak tersusun atas rantai
hidrokarbon panjangberantai lurus, bercabang, atau membentuk struktur
siklis. Lemak esensialmerupakan prekursor pembentukan hormon tertentu
seperti prostaglandin, lemakjuga berperan sebagai penyusun membran yang
sangat penting untuk berbagaitugas metabolisme, lemak juga dapat melarutkan
berbagai vitamin, yaitu vitaminA, D, E dan K. (Setiadji, 2007).
Menurut Buckle (1987), Lemak dalam tubuh mempunyai peranan
yangpenting, karena lemak cadangan yang ada yang ada dalam tubuh dapat
melindungiberbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya, tidak
saja sebagaiisolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu
kecelakaan.Lipid terdiri atas lemak dan minyak yang banyak dihasilkan hewan
dan tanaman.Lipid umumnya berupa trigliserida yang merupakan ester asam
lemak dan gliserolmaupun gugus senyawa lain/komponen non lipid lain. Lipid
memiliki sifat kimiadan sifat fisik yang berbeda-beda, seperti:
 Sifat fisik lipid
Pada suhu kamar, lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair,
lemakpadat berwarna putih kekuningan, dapat membentuk kristal
lemak, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar
seperti eter, alkohol, aseton,khloroform, benzene, lemak besifat plastis,
lipid jenuh (sedikit ikatan rangkap)memiliki titik lebur tinggi, lipid tidak
jenuh (banyak ikatan rangkap) memilikititik lebur rendah, dan dapat
melarutkan beberapa jenis vitamin, yaitu vitamin A,D, E, dan K.
 Sifat kimia lipid
Lipid tersusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus,
bercabang, atauberbentuk siklis, terdiri atas ester asam lemak dengan
gliserol atau dengan gugussenyawa lain, lemak banyak mengandung
asam lemak jenuh (sedikit ikatanrangkap), minyak banyak
mengandung asam lemak tidak jenuh (banyak ikatanrangkap), reaksi
dengan alkali akan menghasilkan asam lemak dan
gliserol,sehingga mudah teroksidasi.
2.2. Analisis Lemak Metode Soxhlet
Penetapan kadar lemak dengan ektraksi menggunakan pelarut pada
bahanmerupakan analisa kadar lemak kasar karena tidak hanya lemak saja yang
ikutterekstraksi, tetapi juga fosfolipid, asam lemak bebas, karotenoid, dan
pigmenlarut lemak lainnya. Sebagai zat gizi, lemak atau minyak semakin baik
kualitasnyajika banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan sebaliknya.
Minyak ataulemak bersifat non polar sehingga tidak larut dalam pelarut polar
seperti air danlarutan asam, tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non
polar seperti n- Hexane, Benzene, Chloroform, petroleum eter . (Sudarmadji, et all
1996).
Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lemak
adalahdengan menentukan derajat polaritasnya. Pada dasarnya semua bahan akan
mudahlarut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Karena polaritas lemak
berbeda-bedamaka tidak ada bahan pelarut umum (universal) untuk semua jenis
lemak.
Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga
terikutFosfolipida, Sterol, Asam lemak bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain.
Karenaitu hasil analisanya disebut Lemak kasar. Pada garis besarnya analisa
lemak kasarada dua cara, yaitu Cara Kering (Ekstraksi Panas) dan Cara
Basah (Ekstraksi Dingin).
Pada cara kering adalah untuk bahan pakan yang tidak mengandung kadar
airyang tinggi dan contoh dibungkus atau ditempatkan dalam "Thumble
"(selongsong tempat contoh). Karena contoh tidak mengandung air yang
tinggi maka pelarut yang dipilih harus bersifat tidak menyerap air. Apabila bahan
contoh masih mengandung air yang tinggi, maka bahan pelarut akan
sulit masuk kedalam jaringan/sel dan pelarut menjadi jenuh dengan air,
selanjutnya ekstraksi lemak kurang efisien. Selain itu adanya air akan
menyebabkan zat-zat yang larut dalam air akan ikut pula terekstraksi bersama
lemak, sehingga hasil analisanya kurang mecerminkan yang sebenarnya.
Ekstraksi lemak dari bahan kering dapat dikerjakan secara terputus-putus atau
berkesinambungan. Ekstraksi secarater putus-putus dapat dijalankan dengan
Alat SOXHLET atau ASTM (AmericaSociety Testing Material). Sedangkan
ekstraksi secara berkesinambungan dengan alat GOLDFISH atau ASTM yang
telah dimodifikasi.
Analisa lemak kasar secara basah (Ekstraksi dingin), digunakan alat
Botol BABCOCK atau dengan MOJONNIER. Bahan yang dianalisa berbentuk
cair atau bahan yang mengandung kadar air yang tinggi.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru sehingga
terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin
balik. Metode soxhlet ini dipili karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam
labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian
metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya
digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
Menerut (Tejasari, 2005:114). Prinsip analisa lemak metode Soxhlet
modifikasi adalah ekstraksi lemak dengan pelarut lemak yaitu petroleum ether.
Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi lemak harus memiliki
derajat polaritas yang sama dengan lemak yang akan dianalisis.
Ekstraksi ini dapat dilakukan secara terputus-putus. Thimble yang sudah terisi
sampel dimasukan kedalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan
ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin
disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi
lemak mulai dipanaskan. Pelarut yang memiliki titih didih lebih rendah
akan diuapkan dan dikondensasi saatmelewati kondensor lalu pelarut akan
jatuh membasahi bahan dan lemak bahanakan terekstraksi sekitar 4-6 jam,
ditunggu hingga pelarut turun kembali dansisa/residu lemak akan dioven
untuk menguapkan sisa pelarut lalu ditimbanghingga dicapai berat
konstan kemudian dapat ditentukan persentase kadarlemaknya yaitu nisbah
berat lemak terhadap berat sampel dikali 100%.
Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi
karenapada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan
ekstrak.Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet
memberikan hasilekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak
yang dihasilkantidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. (Whitaker
1915).
Menentukan Kadar Lemak dengan soxhlet menurut (Andarwulan dkk., 2011)
yaitu Sebanyak 5 g sampel dibungkus dengan kertas saring, kemudian ditutup
dengan kapas wool yang bebas lemak. Kertas saring yang berisi sampel tersebut
dimasukkan dalam alat ektraksi soxhlet, kemudian dipasang alat kondensor di
atasnya dan labu lemak di bawahnya. Pelarut dituangkan ke dalam labu lemak
secukupnya sesuai dengan ukuran yang digunakan. Selanjutnya dilakukan refluks
minimum 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak
berwarnavjernih. Pelarut yang ada di dalam labu lemak didestilasi dan
ditampung. Kemudian labu lemak yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam
oven pada suhu 1050C, untuk menguapkan sisa pelarut yang mungkin masih
tertinggal. Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan dilakukan penimbangan
hingga diperoleh bobot tetap. Dari hasil penimbangan tersebut presentase lemak
dalam sampel dapat dihitung:
Wc−Wa
% Lemak= x 100 %
Wb

Dengan :
Wc = Berat labu + lemak
setelah ekstraksi (g)
W0 = Berat labu awal (g)
W2 = Berat sampel (g)
Dengan :
Wc = Berat labu + lemak setelah ekstraksi (g)
W0 = Berat labu awal (g)
W2 = Berat sampel (g)

Gambar Peralatan Soxhlet (Arlene, 2013)


Keterangan:(1) Air pendingin masuk kondensor; (2) Air pendingin
keluar kondensor; (3)Tudung berisi sampel sumber minyak; (4) Saluran uap
naik; (5) Pipa kapiler; (6)Heating mantle; (7) Pengatur panas; (8) Lampu
indikator; (9) Kabel listrik.

2.3. Penentuan Kadar Lemak


Prinsip analisa kadar abu dengan cara kering tau dengan di tanur yaitu jumlah
mineral atau abu merupakan sisa pembakaran bahan bahan organik maupun
anorganik bahan pangan dan hasil pertanian pada suhu 500-600 derajat
celcius. Pengabuan cara kering digunakan untuk penentuan total abu, abu
larut,tidak larut air dan tidak larut asam. Waktu pengabuan lama, suhu yang
diperlukan tinggi, serta untuk analisis sampel dalam jumlah banyak. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengabuan cara kering,
yaitu mengusahakan suhu pengabuan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
kehilangan elemen secara mekanis karena penggunaan suhu yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan terjadinya penguapan beberapa unsur, seperti K, Na,
S, Ca, Cl, dan P.
Penentuan kadar lemak dengan pelarut, selain lemak juga terikut fosfo
lipid,sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen yang lain. Karena itu
hasilnya disebut lemak kasar (crude fat). Terdapat 2 cara penentuan kadar lemak
yaitu cara kering dan cara basah. Pada cara kering bahan dibungkus atau
ditempatkan dalam thimbell, kemudian dikeringkan dalam oven untuk
menghilangkan airnya. Karena sampel kering maka pelarut dipilih harus
bersifat tidak menyerap air. Apabila bahan masih mengandung air maka akan
menyulitkan pelarut dan menjadi jenuh dengan air. Ekstraksi dengan cara kering
dapat dikerjakan secara terputus-putus atau berkesinambungan. Ekstraksi secara
terputus dijalankan dengan alat soxhletatau alat ekstraksi ASTM. Sedangkan
cara berkesinambungan dengan alatGoldfisch atau ATSM yang dimodifikasi
(Sudarmadji dkk, 2010).
Pada umumnya setelah proses pengolahan bahan pangan, akan terjadi
kerusakan lemak yang terkandung di dalamnya. Tingkat kerusakannya sangat
bervariasi tergantung suhu yang digunakan serta lamanya waktu proses
pengolahan. Makin tinggi suhu yang digunakan, maka kerusakan
lemakakan semakin intens. Asam lemak esensial terisomerisasi ketika di
panaskan dalam larutan alkali dan sensitif terhadap sinar, suhu dan oksigen.
Prosesoksidasi lemak dapat menyebabkan inaktivasi fungsi biologisnya dan
bahkan dapat bersifat toksik (Palupi, 2007).
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

a) Waktu praktikum : Praktikum ini di laksanakan pada pukul 13.00 –


Selesai, Hari kamis, 23 Juni 2022
b) Tempat praktikum : 
Di laboratorium kimia fakultas pertanian lantai II
Universitas Muhammadiyah Mataram

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

a) Alat praktikum : Adapun alat-alat


: yang digunakan pada praktikum kali
ini adalah atu set ekstrasi soxhlet, satuset alat destilasi,
neraca analitik gelas kimia, spatula, mortar, klem dan
statif, alatpemanas, kondensor, dan heksana

b) Bahan praktikum : Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam


praktikum ini adalah daging ayam dan ayam geprek

3.3. Prosedur Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini yaitu:
1. Sampel kering ditimbang sebanyak 10 gram lalu masukkan kedalam hull.
2. Labu lemak yang telah konstan ditimbang oleh asleb.
3. Hull dimasukan ke alat soxhlet dan dipasang kondensor diatasnya
4. Lalu ditambahkan 50 mL heksana.
5. Kemudian diekstrasi selama 3 jam (sekitar 10 sirkulasi).
6. Pelarut didestilasi
7. Labu dikeringkan dan lemak yang diekstrasi didalam oven 105°C.
8. Mendinginkan didalam desikator
9. Menimbang dilabu lemak
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Tabel Hasil pengamatan


4.1.1. Table hasil pengamatan kadar lemak pada bahan

Berat
Berat Berat Kadar
Botol
No Bahan Sampel Sampel Akhir Lemak
Kosong
(gr) (gr) (%)
(gr)

Bahan Daging
1 2,0184 45,8532 44,6503 59,6
Segar Ayam

Bahan Ayam
2 2,0266 46,5280 44,5868 95,8
Olahan Geprek

4.1 Hasil Perhitungan


Perhitungan kadar Lemak dari bahan makanan.
Rumus :
( Berat Akhir−Berat Botol Kosong)
Kadar Lemak (%) = x
Berat Sampel
100
a. Daging Ayam Segar
( 45,8532−44,6503)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,0184
(1,2029)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,0184
(1,2029)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,0184
Kadar Lemak (%) = 0,596 x 100
Kadar Lemak (%) = 59,6 %

b. Ayam Geprek
( 46,5280−44,5868)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,0266
(1,9412)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,0266
(1,9412)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,0266
Kadar Lemak (%) = 0,958 x 100
Kadar Lemak (%) = 95,8 %
BAB V. PEMBAHASAN

Pada percobaan
penentuan kadar minyak
dan lemak dalam suatu
bahan
pangan ini, digunakan
metode ekstraksi langsung
dengan alat soxhlet
(soxhletasi).
Bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah
Pada percobaan penentuan kadar minyak dan lemak dalam suatu
bahan pangan ini, digunakan metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet
(soxhletasi).Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daging ayam dan ayam
geprek.

Dan metode yang dilakukan pada praktikum ini adalah metode


soxhlet. Metode ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan
dan perendaman sampel. Hal itu menyebabkan terjadinya pemecahan
dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan diluar sel.
Dengan demikian, metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan
terlarut kedalam pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap ke atas
dan melewati pendingin udara yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi
tetesan yang akan terkumpul kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa
samping soxhlet maka akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang
menghasilkan ekstrak yang baik (Harborne, 1987).

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau
granulanti bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble
selulosa,extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion
adapter,condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih,
1997).

Analisis kadar lemak menggunakan metode Soxhlet memiliki beberapa


kelebihan. Menurut Rais (2014), kelebihan metode ini dibandingkan dengan
metode lain adalah:

1. Sampel kontak dengan pelarut murni secara berulang sehingga membantu


pemindahan keseimbangan konsentrasi kandungan lemak dari bahan ke
pelarut.
2. Suhu dalam sistem Soxhlet relative lebih tinggi di banding panas
yang dibutuhkan labu destilasi.
3. Kemampuan mengekstraksi sampel lebih tanpa tergantung jumlah
pelarut.
Sedangkan kerugian metode soxhlet adalah dapat menyebabkan
reaksi peruraian oleh panas, karena pelarut yang didaur ulang dan secara
terus menerus dipanaskan, kemudian jumlah total senyawa-senyawa
yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu
sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume
pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya, dan metode ini tidak
cocok digunakan untuk pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi,
seperti metanol atau air,karena seluruh alat yang berada di bawah
kondensor perlu berada padatemperature ini untuk pergerakan
uap pelarut yang efektif (Harper dkk,1979).
Sampel yang digunakan pada praktikum ini yaitu daging ayam dan
ayam geprek yang telah dihaluskan dan ditimbang seberat 10 gram,
kemudian di bungkus. Sampel yang telah dibungkus kemudian di
masukan dalam soxhlet dan dilakukan proses extraksi dengan
menggunakan pelarut petroleum eter sebanyak 50 ml. ekstraksi
dilakukanselama 3 jam sekitar 10 kali sirkulasi.
Ketika pelarut petroleum eter dididihkan, uapnya akan naik melewati
soxhlet menuju ke pipa pendingin (kondensor). Air dingin yang dialirkan
melewati bagian luar condensor mengembunkan uap pelarut sehingga
kembali ke fase cair,kemudian menetes dan melarutkan lemak dalam
sampel, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah
mencukupi, sari akan dialirkan lewatsifon menuju labu. Proses dari
pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Setelah proses soxhletasi selesai, maka sampel harus dikeringkan
didalam oven 105oC sampai diperoleh berat yang konstan. Berdasarkan
perhitungan,diketahui bahwa kadar lemak pada daging ayam adalah 59,6 %,
sedangkan kadar lemak pada ayam geprek adalah 95,8 % . Dapat di simpulkan
bahwa kadar lemak tertinngi adalah pada ayam geprek.
BAB VI. PENUTUP

6.1. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
a) Dari hasil penelitian analisis kadar lemak pada bahan pangan di
laboratorium kimia fakultas pertanian lantai II Universitas
Muhammadiyah Mataram dapat disimpulkan kadar lemak tertinggi pada
ayam geprek sebesar 95,8 % .
6.2. Saran
a) Pada saat praktikum diharapakan dilakukan dengan hati-hati dan teliti,
sehingga didapatkan data yang akurat.
b) Terimakasih kepada asisten dosen yang telah membantu kegiatan
praktikum evaluasi gizi.
DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N, Kusnandar, F, Herawati, D. 2011. Analisis Pangan. DianRakyat.


Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 1995. SNI 01-3820-1995 tentang Sosis.Dewan


Standarisasi Indonesia, Jakarta.Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press)Darmasih. (1997). Lokakarya Fungsional
Non Peneliti. Penetapan KadarLemak Kasar Dalam Makanan Ternak
Dengan Metode Kering.

Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout.Jember:FTP


UNEJ

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: Penerbit ITB

Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta: Penerbit EGC.

Ketaren.1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press

Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:


MaggyThenawijaya, penerjemah Erlangga. Terjemahan dari: Principles of
Biochemistry

Lucas, Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice InOrganic


Chemistry. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Palupi, N. S., Zakaria, F. R., & Prang dimurti, E. (2007). Pengaruh


pengolahan terhadap nilai gizi pangan. Modul e-Learning ENBP.

Rais, R.I., (2014)., Ekstraksi Andrografolid Dari Andrographis paniculata(Burm.f)


Ness Menggunakan Ekstraktor Soxhlet. Jurnal Pharmaciana Universitas
Ahmad Dahlan , Vol 4 nomor 1.
Setiadji. 2007. Kimia Oraganik . Jember : FTP UNEJ. Sudarmadji, Slamet.et all.
1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta:Penerbit
Liberty.

Sudarmadji, Slamet, B. Haryono dan Suhardi. 2010. Analisa BahanMakanan


dan Pertanian. Liberty Yogyakarta, Yogyakarta

Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.U.S.DEPARTMENT OF


HEALTH AND HUMAN SERVICES. (1999).Toxicological Profile for
Formaldehyde, Georgia

Whitaker, M.C. 1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry.Easton:


Eschenbach Printing Company.

Winarno,F.G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta:Gramedia


Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai