Alhamdulillah, puji syukur atas segala rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
sehingga makalah kami yang berjudul “Pengolahan Limbah Cair Industri Susu” dapat selesai
dengan baik. Tak lupa pula kami juga mengirimkan shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi
Besar Muhammad Sallallahualaihiwasallam yang telah memberikan teladan dan penerang bagi
umat yang dalam ketidaktahuan.
Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Limbah Cair Domestik.
Makalah ini disusun berdasarakan literatur dari berbagai sumber seperti buku dan artikel-artikel
penelitian terkait limbah cair indsutri.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekeliruan disana
sini, oleh karena itu penulis sangat memharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi
kesempurnaan makalah kami di kemudian hari.
Akhirnya, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian khususnya dalam bidang ilmu kesehatan lingkungan.
Wassalam.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan karakteristik limbah cair industri susu, proses pengolahan limbah yang
dilakukan adalah dengan mengkombinasikan proses fisika, kimia dan biologi. Proses fisika
meliputi : proses equalisasi, sedimentasi, filtarsi, flotasi dan penyaringan. Proses kimia
meliputi : koagulasi dan flokulasi, sedangkan proses bilogi meliputi : proses anaerob dan
proses aerasi lumpur aktif.
Proses equalisasi atau proses penyeragaman, yaitu proses pendahuluan yang akan sangat
membantu terhadap proses aerasi anaerob. Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengoiahan
tetapi merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan
selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah adalah parameter operasional bagi unit
pengolahan sellanjutnya seperti flow, level/derajat kandungan polutant, temperatur, padatan, dsb.
Kegunaan dari equalisasi adalah :
1. Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses treatment.
2. Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari shock loading pada
sistem pengolahan biologi
3. Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses netralisasi.
4. Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal,dsb) untuk meminimalkan kebutuhan chemical
pada proses koagulasi dan flokulasi.Sehingga dilihat dari fungsinya tersebut, unit bak
equalisasi sebaiknya dilengkapi dengan mixer, atau secara sederhana konstruksi/peletakan
dari pipa inlet dan outlet diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek turbulensi!
mixing.Idealnya pengeluaran (discharge) dari equalisasi dijaga konstan selama periode 24
jam, biasanya dengan cara pemompaan maupun cara cara lain yang memungkinkan.
Poses aerasi anaerob, yaitu proses yang bertujuan untuk menurunkan bahan-bahan
organik terlarut dan senyawa organik lainnya dengan bantuan bakteri anaerob.
Proses aerasi, bertujuan untuk menurunkan bahan-bahan organik dan senyawa organik
lainnya dengan cara memasukkan oksigen secara terus-menerus.
Proses sedimentasi pertama, proses untuk mengendapkan lumur yang dihasilkan pada
proses aerasi.
Proses sedimentasi kedua, yaitu proses pengendapan terhadap flok yang terbentuk pada
proses 5
Tahap 7. Proses flotasi
Proses flotasi, yaitu proses pengapungan untuk meningkatkan laju pemindahan partikel-
partikel tersuspensi yang ada.
Proses penyeringan dengan arang aktif, untuk menyerap bahan-bahan kimia yang tersisa.
Ket :
Dengan proses pengolahan yang dipilih, diperoleh hasil pengolahan air memenuhi kualitas
baku mutu air buangan golongan III, sehingga air hasil pengolahan aman jika dibuang ke
lingkungan.
Susu merupakan produk makanan bergizi yang diproduksi oleh PT. Ultra Jaya.
Pengolahan susu tidak lepas dari hasil buangan proses produksi yaitu limbah cair buangan
industri. Limbah cair hasil buangan harus diolah dengan benar sesuai dengan baku mutu limbah
cair agar limbah yang dihasilkan dan dibuang ke badan air penerima tidak berbahaya.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT Ultra Jaya dianggap sudah over kapasitas
sejak November 2009. Akibat over-capacity, pengolahan limbah menjadi tidak optimal, sehingga
menimbulkan bau busuk. perusahaan itu hanya memiliki satu IPAL berkapasitas 700 meter
kubik. Ke depan, kata dia, PT Ultra Jaya disebutkan akan memiliki IPAL baru dengan kapasitas
4.000 meter kubik. IPAL dengan kapasitas lebih besar itu belum bisa digunakan. Saat ujicoba ke-
5 pada 19 Mei 2010, terjadi keretakan dan kebocoran dinding bak aerasi, akibat gempa bumi di
Kabupaten Sukabumi. IPAL baru tersebut harus diperbaiki, sementara tetap dipergunakan IPAL
lama.
Salah seorang warga Kampung Bunisari RT 01/06 Desa Gadobangkong, Kecamatan
Ngamprah tempat PT Ultra Jaya, mempertanyakan kualitas air kompensasi yang diberikan ke
warga selama ini. ketika air itu dipanaskan dalam panci, meninggalkan bekas kerak berwarna
kuning. Bahkan, jika diusapkan ke pakaian, menimbulkan bekas noda berwarna kuning.
Bagi masyarakat yang cukup mampu mereka tidak memkonsumsi air tersebut, sedangkan
bagi masyarakat yang kurang mampu tetap mengkonsumsi air tersebut segbagai air minum dan
untuk kebutuhan sehari-hari lainnya.
Pengecekan air kompensasi yang diberikan PT Ultra Jaya ke warga sekitar, dengan alat
tes elektrolit. Hasilnya, air yang berwarna hitam pekat itu diketahui penuh dengan kandungan
kalsium, zat besi, serta zat lainnya yang membahayakan tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Limbah cair industri susu mempunyai karakteristik khas yaitu kerentanannya terhadap
bakteri pengurai sehingga sangat mudah terjadi pembusukan dan dapat membahayakan
lingkungan di sekitar industri jika tidak diolah terlebih dahulu.
b. Karakteristik limbah cair industri susu terbagi atas:
Karakter Fisik
1. Total padatan (1.210-11.990 mg/l)
2. Padatan tersuspensi volatil (TSV) = 200-1.840 mg/l
3. Padatan tersuspensi (TSS) = 270-1.980 mg/l.
Karakteristik Kimia
1. pH = 4,2 – 9,5
2. Amonia (1-76 mg/l)
3. Nitrogen organik (9-250 mg/l)
4. Alkalinitas (0-1.080 mg/l)
Karakteristik Biologis
Kandungan kadar organik seperti vitamin dan mineral yang tinggi
c. Sumber utama air limbah pada proses pembuatan susu sebagian besar berasal dari produk
yang hilang yang ikut selama proses pencucian dan dihasilkan dari tumpahan/ kebocoran
selama proses produksi. Air limbah yang cukup besar juga dihasilkan dari air pendingin
dan kondensat.
d. Proses pengolahan limbah yang dilakukan adalah dengan mengkombinasikan proses
fisika, kimia dan biologi. Proses fisika meliputi : proses equalisasi, sedimentasi, filtarsi,
flotasi dan penyaringan. Proses kimia meliputi : koagulasi dan flokulasi, sedangkan
proses bilogi meliputi : proses anaerob dan proses aerasi lumpur aktif. Dengan proses
pengolahan yang dipilih, diperoleh hasil pengolahan air memenuhi kualitas baku mutu air
buangan golongan III
e. Studi kasus PT Ultra Jaya, dperoleh bahwa walaupun memerapkan system pengolahan
limbah cair tetapi pelaksanaanya masih kurang optimal utamanya pada proses pengolahan
limbah secara fisik dan kimia karena masih adanya bau dari IPAL dan adanya kandungan
zat-zat kimia yang terkandung pada air yang dikonsumsi masyarakat setempat yang dapat
membahayakan kesehatan.
3.2 Saran
a. Sistem pengolahan limbah cair yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan selama ini
diharapkan agar selalu dipertahankan dan dilakukan peningkatan terhadap pemantauan
kualitas limbah cair secara rutin, dan Instalasi Pengolahan AirLimbah ( IPAL ) harus
melakukan pengendalian agar tidak terjadi bau yang keluar dari proses pengolahan
limbah cair
b. Instalasi pengolahan limbah yang digunakan juga harus diperhitungkan dengan jumlah
limbah yang dihasilkan sehingga tidak terjadi over kapasitas yang mengurangi
optimalisasi pengolahan limbah cair.
c. Meningkatkan pengawasan dari pihak pemerintah terhadap limbah-limbah yang
dikeluarkan oleh industry-industri sehingga mengurangi tingkat keterpaparan masyarakat
setempat dari bahaya yang ditimbulkan oleh industry tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. IPAL Pabrik Ultrajaya Over Kapasitas. Diakses tanggal 20 Maret 2011.
http://hileud.com/hileudnews?
title=IPAL+Pabrik+Ultra+Jaya+Over+Kapasitas&id=279186
Lestari, Euis Ashter. 2003. Audit Energy Pada Pengolahan Susu Cair menjadi susu Bubuk Di
PT. Ultrindo Intijaya Jakarta. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor ; Bogor
Rahayu, Suparni Setyowati . 2009. Equalisasi Pada Pengolahan Limbah Cair. Diakses tanggal
21 Maret 2011. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-
industri/equalisasi-pada-pengolahan-limbah-cair/
Wagini, Karyono, Agus Setia Budi. 2002. Pengolahan Limbah Cair Industri Susu. Pusat
Lingkungan Hidup Universitas Gajah Madah ; Yogyakarta