Anda di halaman 1dari 22

Koagulasi Flokulasi

Yohana Karlina Candra


Teknik Lingkungan
B120141005

Pendahuluan

Koagulasi dan flokulasi merupakan dua proses


yang terangkai menjadi proses tak terpisahkan.
Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid
dan partikel dalam air sebagai akibat dari
pengadukan cepat dan pembubuhan bahan
kimia (koagulan).
Akibat pengadukan cepat, koloid dan partikel
yang stabil berubah menjadi tidak stabil karena
terurai menjadi partikel yang bermuatan positif
dan negatif. Pembentukan ion positif dan negatif
juga dihasilkan dari proses penguraian koagulan.

Koagulasi

Adalah proses destibilisasi muatan koloid


padatan tersuspensi termasuk bakteri dan
virus dengan suatu koagulan, sehingga akan
terbentuk flok-flok halus yang dapat
diendapkan. Proses pengikatan partikel koloid
dengan cara pengadukan cepat (flash mixing)

Tujuan pengadukan cepat mempercepat


atau menyeragamkan penyebaran zat kimia
melalui air.
Pengadukan cepat partikel padat dalam air
saling berbenturan dan bertemu terbentuk
flok-flok yang halus.
Koagulan yang umum dipakai adalah :
aluminium sulfat (tawas), ferri sulfat, ferro
sulfat dan PAC.

Faktor yang Mempengaruhi Proses


Koagulasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Suhu air.
Derajat keasaman.
Jenis koagulan.
Kadar ion terlarut.
Tingkat kekeruhan.
Dosis koagulan.
Kecepatan pengadukan.
Alkalinitas.

Flokulasi

Adalah penggabungan inti flok menjadi flok


berukuran lebih besar yang memungkinkan
partikel dapat mengendap. Penggabungan
flok kecil menjadi flok besar terjadi karena
adanya tumbukan antara flok. Terjadi karena
pengadukan lambat.

Faktor yang Mempengaruhi Proses


Flokulasi
1. Waktu flokulasi.
2. Jumlah energi yang diberikan.
3. Jumlah koagulan.
4. Jenis dan jumlah koagulan/flokulan
pembantu.
5. Cara pemakaian koagulan/flokulan
pembantu.
6. Resirkulasi sebagian lumpur (jika
memungkinkan)

Koloid

Koloidadalah suatu campuran zat heterogen


antara dua zat atau lebih di mana partikelpartikel zat yang berukurankoloidtersebar
merata dalam zat lain.
Ukurankoloidberkisar antara 1-100 nm (10-7
10-5 cm)

Koagulan

Bahan kimia yang dibutuhkan untuk


membantu proses pengendapan partikel
partikel kecil yang tidak dapat mengendap
dengan sendirinya (secara grafitasi)
Kekeruhan dan warna dapat dihilangkan
melalui penambahan koagulan atau sejenis
bahan bahan kimia antara lain.

Jenis-Jenis Koagulan:
1. Alumunium sulfat (Al2(SO4)3.14H2O) / tawas
Menurunkan kadar karbonat. Berbentuk kristal
atau bubuk putih, larut dalam air, tidak larut
dalam alkohol, tidak mudah terbakar, ekonomis,
mudah didapat dan mudah disimpan.
Keuntungannya harga relatif murah dan
sudah dikenal luas oleh operator water
treatment.
Kerugiannya umumnya dipasok dalam bentuk
padatan sehingga perlu waktu yang lama untuk
proses pelarutan.

Al2(SO4)32 Al+3+ 3SO4-2


Air akan mengalami
H2O H++ OHSelanjutnya
2 Al+3+ 6 OH- 2 Al (OH)3
Selain itu akan dihasilkan asam
3SO4-2+ 6 H+ 3H2SO4

2. Natrium aluminat ( NaAlO2 )


Digunakan dalam kondisi khusus karena harganya yang relatif
mahal. Biasanya digunakan sebagai koagulan sekunder untuk
menghilangkan warna dan dalam proses pelunakan air dengan
lime soda ash.
3. Ferro sulfat ( FeSO4.7H2O )
Dikenal sebagai Copperas, bentuk umumnya adalah granular.
Ferro sulfat sangat efektif untuk proses penjernihan air dengan
pH tinggi (pH > 10).
4. Ferri sulfat ( Fe2(SO4)3)
Mampu untuk menghilangkan warna pada pH rendah dan tinggi
serta dapat menghilangkan Fe dan Mn.
5. Ferri klorid ( FeCl3.6H2O)
Dalam pengolahan air penggunaannya terbatas karena bersifat
korosif dan tidak tahan untuk penyimpanan yang terlalu lama.

Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit


pengaduk cepat dan pengaduk lambat. Pada bak
pengaduk cepat, dibubuhkan koagulan. Pada bak
pengaduk lambat, terjadi pembentukan flok yang
berukuran besar hingga mudah diendapkan pada
bak sedimentasi

Koagulan yang sering digunakan adalah


aluminium sulfat atau garam-garam besi.
Koagulan pembantu polielektrolit.
Dibutuhkan untuk memproduksi flok yang
lebih besar atau lebih cepat mengendap.

Faktor Utama yang Mempengaruhi


Proses Koagulasi-Flokulasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kekeruhan.
Padatan tersuspensi.
Temperatur.
pH.
Komposisi.
Dosis koagulan.
Koagulan pembantu (jika diperlukan)

Mekanisme Koagulasi dan Flokulasi


(1) Destabilisasi muatan negatif partikel oleh
muatan positif dari koagulan.
(2) Tumbukan antar partikel.
(3) Adsorpsi.
Selain tumbukan antar partikel terdestabilisasi
atau mikroflok yang bertujuan membentuk flok
dengan ukuran yang relatif besar (makroflok),
adsorpsi merupakan mekanisme flokulasi
diantaranya dilakukan oleh Al(OH)3, aluminium
hidroksida yaitu bentuk hidroksida Al, hasil reaksi
hidrolisa Al dengan air. Senyawa ini berbentuk
agar-agar (jelly) yang mempunyai sifat adsorpsi
(menyerap di permukaan)

Pengadukan dalam Proses KoagulasiFlokulasi


1. Pengadukan Cepat.
Tujuan menghasilkan turbulensi air
sehingga dapat mendispersikan bahan kimia
yang akan dilarutkan dalam air.
Dilakukan pada gradien kecepatan besar (300
sampai 1000 detik-1) selama 5 hingga 60
detik atau nilai GTd (bilangan Champ) berkisar
300 hingga 1700.

2. Pengadukan Lambat
Tujuan menghasilkan gerakan air secara
perlahan sehingga terjadi kontak antar
partikel untuk membentuk gabungan partikel
hingga berukuran besar.
Dilakukan dengan gradien kecepatan kecil (20
sampai 100 detik-1.

Jenis Pengadukan Berdasarkan Metode


Pengadukan
1. Pengadukan Mekanis
Metoda pengadukan menggunakan peralatan
mekanis yang terdiri atas motor, poros
pengaduk (shaft), dan alat pengaduk
(impeller).
Peralatan tersebut digerakkan dengan motor
bertenaga listrik.

Berdasarkan bentuknya, ada tiga macam


impeller, yaitu paddle (pedal), turbine, dan
propeller (baling-baling).

2. Pengadukan Hidrolis
Pengadukan yang memanfaatkan aliran air
sebagai tenaga pengadukan.
Dihasilkan dari energi hidrolik yang dihasilkan
dari suatu aliran hidrolik.
Berupa energi gesek, energi potensial
(jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik
dalam suatu aliran.

SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai