Anda di halaman 1dari 13

SISTEM OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN ISNTALASI PENGOLAHAN AIR

(IPA) DELITUA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA


Sri Tio Felin*1, Dr. Ling. Sri Sumiyati, S.T., M.Si *
*Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Sudarto,SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
1
Email : sritiof@gmail.com

Abstrak

Air merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk menunjang aktivitas manusia
sehari-hari. Oleh karena itu, penyediaan air bersih sangat penting untuk dilakukan. PDAM
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara merupakan perusahaan milik Kota Medan yang bergerak
di bidang penyediaan air minum Provinsi Sumatera Utara dan memiliki enam lokasi
instalasi pengolahan. IPA Delitua merupakan salah satu IPA yang dimiliki PDAM Tirtanadi
Provinsi Sumatera Utara dengan kapasitas terpasang 1600 l/s dengan sumber air dari Sungai
Deli. Sistem pengolahan air pada Instalasi Pengolahan Air Delitua terdiri dari unit
bendungan, intake, Raw Water Tank (RWT), unit flokulasi dan sedimentasi, unit filtrasi, dan
reservoir. Tujuan dari laporan ini adalah mengetahui kualitas dan kuantitas air baku dan
hasil dari pengolahan air yang dilakukan di PDAM Tirtanadi IPA Delituadan mengacu pada
dan menganalisis kinerja di PDAM Tirtanadi IPA Delitua, serta membandingkan kinerja
unit-unit pengolahan yang ada dengan kriteria desain berdasarkan literatur.

Kuantitas dan kualitas air baku dipantau sebulan sekali dan mengacu pada PP No. 82
Tahun 2001. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada air baku kelas I untuk air minum
terdapat 5 parameter yang tidak memenuhi standar PP No. 82 Tahun 2001 yaitu Residu
tersuspensi, Besi (Fe), Kromium (Cr), Mangan (Mn), dan Tembaga (Cu). Air hasil olahan
dipantau setiap hari untuk beberapa parameter dan mengacu pada PERMENKES RI
No.492/Menkes/Per/IV/2010. Dari analisis yang dilakukan ,terdapat beberapa unit IPA
yang belum sesuai dengan kriteria desain literatur yang ada diantaranya unit intake,
koagulasi dan reservoir. Unit pengolahan yang sudah sesuai dengan kriteria desain
diantaranya raw water tank (RWT), flokulasi dan filtrasi.

Kata kunci: IPA Delitua, Sungai Deli, Kriteria Desain

Abstract

Water is one of the human needs to support everyday human activities. Therefore,
supplying clean water is very important to do. PDAM Tirtanadi Province North Sumatera is
a company belonging to Medan City engaged in drinking water supply in North Sumatera.
IPA Delitua is one of the IPA owned by PDAM Tirtanadi Province North Sumatera with an
installed capacity of 1600 l / s with water sources from Deli River. The water treatment
system on the Delitua Water treatment plant consists of an dam unit, intake unit, raw eater
tank (rwt) ubit, coagulation unit, flokulation and sedimentation unit, filtration unit, and
reservoir. The purpose of this practical work is to know the quality and quantity of the water
from its process on WTP Delitua then comparing them through the scientific literature. and
analyze the performance in the WTP of IPA Delitua, and compare the performance of
existing processing units with design criteria based on literature.

The quantity and quality of raw water monitored every six months and refers to PP

1
No. 82 of 2001. From the results of testing of class 1 raw water for drinking water, there
are five parameters that do not meet the standards of PP No. 82 of 2001 namely suspended
residue, iron (ferrum), chromium (Cr), manganese (Mn), and copper (Cupprum). Processed
water is monitored every day for several parameters and refers to RI PERMENKES No. 492
/ Menkes / Per / IV / 2010. From the analysis, There are several IPA units that are not in
accordance with the literature design criteria which unit intake, coagulation and reservoir.
Units that are in accordance with the design criteria there are raw water tank (RWT),
flocculation and filtration.

Keywords: WTP Delitua, Deli River, Design Criteria

1. PENDAHULUAN air yang diambil dari sumber utama mata


Air bersih menjadi salah satu air Rumah Sumbul di Sibolangit dengan
kebutuhan pokok di masyarakat. Air bersih kapasitas 3000 m3/hari. Air tersebut
dimanfaatkan manusia dalam berbagai ditransmisikan ke Reservoir Menara yang
kepentingan yaitu pertanian, kehutanan, memiliki kapasitas 1200 m3 yang terletak
industri, pariwisata, dan air minum. di Jl. Kapitan (saat ini kantor Pusat
Ketersediaan air bersih di lingkungan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera
semakin menurun, hal tersebut diakibatkan Utara). Reservoir ini memiliki ketinggian
karena terjadinya penurunan kualitas air 42 m dari permukaan tanah dan terbuat
permukaan yang terjadi akibat terjadinya dari besi dengan diameter 14 m. Setelah
pencemaran akibat limbah baik domestik kemerdekaan Indonesia, perusahaan ini
maupun non domestik (Utami, 2017). diserahkan kepada Pemerintah Provinsi
Menurut Rochmi (2016), Sumatera Utara melalui Pemerintah
permintaaan air meningkat seiring dengan Indonesia.
penambahan jumlah penduduk hal tersebut Sistem pengolahan air yang
berpengaruh terhadap ketersediaan air diterapkan di IPA Delitua adalah sistem
permukaan yang terus dieksplorasi. Selain pengolahan air minum secara otomatis
itu sebagai suatu sumber energi terpenting berdasarkan Sistem Manajemen Mutu
dalam kehidupan manusia dibutuhkan juga (SMM) ISO 9001-2015 merupakan sebuah
air berkualitas yang mampu mendukung standard internasional sistem manajemen
kelangsungan hidup manusia. Oleh karena mutu yang bertujuan untuk meningkatkan
itu, diperlukan suatu penyediaan air kepercayaan pelanggan, serta menjamin
minum yang tidak hanya terjaga kualitas produk yang dihasilkan dan proses
kuantitasnya tetapi juga kualitasnya sesuai yang diterapkannya. Sumber air baku pada
dengan standar baku mutu untuk IPA Delitua berasal dari sungai Deli.
penggunaan air minum. PDAM Tirtanadi IPA Delitua dipilih
PDAM Tirtanadi IPA Delitua sebagai tempat kerja praktik karena
merupakan salah satu perusahaan air perusahaan ini memiliki proses pengolahan
minum di Indonesia yang dimiliki oleh mulai dari pengolahan air baku menjadi air
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bersih, hingga pendistribusian air yang
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang telah diolah kepada masyarakat. Akan
berlokasi di desa Pamah Delitua, tetapi, seiring berjalannya waktu proses
Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli produksi air minum IPA Delitua ini dirasa
Serdang yang. IPA ini dibangun pada belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
tanggal 08 September 1905 dengan air di Kota Medan. Maka dari itu, perlu
bantuan dari Pemerintah Kolonial yang dilakukan evaluasi pada IPA Delitua ini
diberi nama NV Waterleiding untuk dapat mengetahui kinerja dari
Maatschappij Ajer Beresih. Pada saat itu masing-masing unit proses penjernihan air.

2
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
2. METODOLOGI Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Pelaksanaan kerja praktik Air Minum.
dilaksanakan di PDAM Tirtanadi IPA 3.1.2 Observasi sumber air baku
Delitua selama 1 bulan yang dimulai pada Observasi sumber air baku
11 Januari – 11 Februari 2021. Dalam dilakukan di IPA Delitua dengan
keseluruhan pelaksanaan kerja praktik melakukan pengamatan dan wawancara
terdapat tiga tahapan antara lain tahap dengan petugas lapangan. Air baku dari
persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan Sungai Deli diambil kemudian diuji di
laporan. laboratorium pengendali mutu IPA Delitua
Metode pengumpulan data yang dan didapatkan kualitas air baku dengan
dilakukan selama menyusun laporan kerja beberapa parameter yang terkandung di
praktik yaitu dengan cara mengumpulkan dalamnya. Yang menjadi sorotan penting
data primer dan data sekunder. dalam analisis ini adalah parameter
Pengambilan data dilakukan dengan kekeruhan air baku yang akan diolah di
beberapa metode yaitu dokumentasi, IPA.
observasi, dan wawancara. Metode 3.1.3 Observasi Unit Produksi
pengambilan data secara observasi
Pada unit produksi dilakukan
dilakukan dengan mengamati kondisi
pengamatan dari mulai unit intake,
eksisting IPA Delitua dan melakukan
beberapa pengambilan gambar sebagai koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan
dokumentasi. Sedangkan metode filtrasi. Mengamati proses kerja yang ada
wawancara dilakukan dengan mengajukan di unit kemudian mewawancarai petugas
pertanyaan mengenai operasional dan perihal permasalahan yang dialami setiap
pemeliharaan IPA Delitua. Dan teknik unit saat terjadi kasus banjir yang
untuk menganalisis data yang diperoleh menyebabkan kekeruhan air tinggi hingga
untuk kemudian dianalisis dan dievaluasi melewati batas kekeruhan yang mampu
yaitu dengan cara deskriptif, kalkulatif, ditampung IPA dan mengatasi saat musim
dan komparatif. kemarau yang menyebabkan debit yang
Metode deskriptif yaitu dengan masuk sedikit. Kemudian mengukur
menguraikan penjelasan dan keterangan dimensi setiap unit yang didapatkan dari
berdasarkan data yang telah diperoleh.
hasil gambar teknik yang terdapat di IPA
Metode kalkulatif yaitu dengan
Delitua dan dibandingkan dengan standar
menghitung data yang telah diperoleh.
Metode komparatif yaitu dengan SNI 6774-2008.
membandingkan hasil dari kedua metode
sebelumnya dari data-data eksisting IPA
Delitua dengan peraturan yang berlaku.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN (a) (b)


3.1 Hasil Observasi terhadap Objek Gambar 1 (a) Lokasi IPA Delitua dan
Kerja Praktek Kualitas Air Baku Sungai Deli dilihat dari Google Earth (b)
3.1.1 Observasi kualitas Sungai Deli
Data kualitas air didapatkan dari Sumber : Google earth dan dokumentasi
Laboratorium IPA Delitua adalah data pribadi, 2021
kualitas air produksi yang kemudian
dibandingkan dengan peraturan standar 3.2 Analisis Kuantitas dan Kualitas Air
mutu yang ada berdasarkan Peraturan Baku
Menteri Kesehatan(Permenkes) RI No.
3
3.2.1 Kuantitas Air Baku Chloride) dan Gas Chlorine di bangunan
Instalasi Delitua yaitu Instalasi clearator yang terdiri dari 4 unit dengan
Pengolahan Air (IPA) Delitua memiliki kapasitas masing-masing 350 LPS.
kapasitas terpasang adalah 1600 LPS. Air 3.2.2 Kualitas Air Baku
yang digunakan dari sungai Delitua Pemerikasaan air baku dilakukan
dialirkan menggunakan saluran pembawa. secara harian, mingguan, dan bulanan oleh
Unit pengolahan dimulai dari intake dan Laboratorium IPA Delitua. Berikut tabel
berakhir di reservoir dengan koagulan hasil pengukuran kualitas air baku.
yang dibubuhkan pada proses koagulasi
adalah PAC Liquid (Poly Aluminium
Tabel 1 Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Baku dengan PP 82 Tahun 2001
No. Parameter Satuan Hasil PP No. 82 Keterangan
Pemeriksaan Tahun 2001

Fisika
1 Temperatur oC 24,5 Deviasi ± 3 Memenuhi

2 Kekeruhan NTU 49 -

3 Daya Hantar µs/cm 140,6 -


Listrik
4 Total Padatan mg/L 67,0 1000 Memenuhi
Terlarut
5 Residu tersuspensi mg/L 57 50 Tidak Memenuhi

Kimia Anorganik
1 Alkalinitas 52 -

2 Aluminium (Al) mg/L 0,032 -


3 mg/L 0,15 0,5 Memenuhi
Ammonia (NH3.N)

4 Besi (Fe) mg/L 1,32 0,3 Tidak Memenuhi


5 CO2 Agresif** mg/L 7,56 -
6 Oksigen Terlarut mg/L 7
(DO)**

7 Kesadahan (CaCO3) mg/L 48 -


8 Klorida (Cl-) mg/L - -
9 Kromium (Cr+6)** mg/L 0,06 0,05 Tidak Memenuhi
10 Mangan (Mn) mg/L 0,318 0,1 Tidak Memenuhi
11 Nitrat (sebagai NO3- mg/L 0,12 10 Memenuhi
N)**

4
No. Parameter Satuan Hasil PP No. 82 Keterangan
Pemeriksaan Tahun 2001
12 Nitrit (sebagai NO2- mg/L 0,004 0,06 Memenuhi
N)**
13 pH - 7,3 6,0 – 9,0 Memenuhi
14 Seng (Zn)** mg/L 0,00 0,05 Memenuhi
15 Sulfat (SO4-2) mg/L 15 400 Memenuhi
16 Tembaga (Cu)** mg/L 0,18 0,02 Tidak Memenuhi
17 BOD** mg/L - 2
18 COD** mg/L - 10
Kimia Organik
1 Zat Organik (sebagai mg/L 19,13 -
KmnO4)
Sumber : Laporan hasil pemeriksaan bulanan sampel air baku oleh laboratorium IPA Delitua

Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa dari 24 banyak rumah-rumah penduduk dan
parameter yang diperiksa, 5 diantaranya industri yang membuang limbahnya ke
tidak memenuhi standar baku mutu untuk sungai. Banyaknya parameter yang tidak
air kelas satu (I) oleh PP 82 Tahun 2001. memenuhi standar, mengindikasikan
Kelima parameter tersebut yaitu bahwa air dari Sungai Deli harus di
parameter fisika (residu tersuspensi) dan lakukan pengolahan terlebih dahulu agar
parameter kimia organik (besi (Fe), bisa digunakan untuk keperluan sehari-
kromium (Cr+6), mangan (Mn), dan hari.
tembaga (Cu)). Hal tersebut dikarenakan
kualitas air baku ini dipengaruhi oleh 3.2.3 Kualitas Air Hasil Produksi
banyaknya limbah baik domestik atau Untuk air hasil pengolahan, hasi
industri yang terkandung di air Sungai pemeriksaan laboratorium akan
Deli tersebut. Pencemaran tersebut dibandingkan dengan Permenkes 492
disebabkan karena di sekitar sungai Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum.
Tabel 2 Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Hasil Produksi dengan Permenkes
Nomor 492 Tahun 2010

Hasil Permenkes
No. Parameter Satuan Keterangan
Analisa No 492
Fisika
o
1 Temperatur C 24,7 Suhu Udara Memenuhi
± 3°C

2 Kekeruhan NTU 0,76 5 Memenuhi

3 Daya Hantar Listrik µs/cm 147,3 -

5
Hasil Permenkes
No. Parameter Satuan Keterangan
Analisa No 492
4 Total Padatan mg/L 70,2 500 Memenuhi
Terlarut

Kimia Anorganik
1 Alkalinitas mg/L 36 -

2 Aluminium (Al) mg/L 0,029 0,2 Memenuhi


3 Ammonia (NH3.N) mg/L 0,01 1,5 Memenuhi

4 Besi (Fe) mg/L 0,06 0,3 Memenuhi


5 CO2 Agresif mg/L 4,22 -
6 Kesadahan (CaCO3) mg/L 31 500 Memenuhi
7 Klorida (Cl-) mg/L - 250 Memenuhi
8 Kromium (Cr+6)** mg/L 0,06 -
9 Mangan (Mn) mg/L 0,13 0,4 Memenuhi
10 Nitrat (sebagai NO3- mg/L 0,24 50 Memenuhi
N)**
11 Nitrit (sebagai NO2- mg/L 0,008 3 Memenuhi
N)**
12 pH - 6,9 6,5 – 8,5 Memenuhi
13 Seng (Zn)** mg/L 0,00 3 Memenuhi
14 Sulfat (SO4-2) mg/L 13 250 Memenuhi
15 Tembaga (Cu)** mg/L 0,00 2 Memenuhi
Kimia Organik
1 Zat Organik (sebagai mg/L 3,523 10 Memenuhi
KmnO4)
Sumber : Laporan hasil pemeriksaan bulanan sampel air baku oleh laboratorium IPA Delitua

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat tinggi. Oleh karena itu, air yang
bahwa dari 20 parameter yang diperiksa, dihasilkan oleh instalasi pengolahan air
semua parameter telah memenuhi standar PDAM IPA Delitua dianggap sudah
baku mutu untuk air minum Permenkes memenuhi standar sebagai air bersih dan
492. Setelah air baku diolah di IPA dapat digunakan untuk kegiatan sehari-
Delitua, kualitas air baku menjadi hari.
memenuhi baku mutu yang sudah layak
untuk didistribusikan. Keadaan data 3.3 Analisis Bangunan Instalasi
tersebut di atas adalah keadaan saat Pengolahan Air Delitua
kondisi normal yang artinya tidak terjadi Instalasi Pengolahan Air (IPA)
bencana banjir atau tidak saat curah hujan Delitua merupakan salah satu IPA yang
dimiliki PDAM Tirtanadi Provinsi
6
Sumatera Utara. IPA Delitua ini terdiri 20 m, tinggi 5 m, dilengkapi dengan 2
dari 6 unit, di antaranya : buah inlet get, 2 buah outlet sluice get dan
1. Intake pintu bilas 2 buah bersumber sebagai
2. Raw Water Tank (RWT) tempat pengendapan lumpur, pasir, dan
3. Koagulasi lain-lain yang bersifat sedimen. Pencucian
4. Flokulasi dan Sedimentasi RWT dilakukan dua kali dalam 1 bulan
5. Filtrasi dengan cara menguras bak pembagi.
6. Reservoir Menguras bak dilakukan secara manual
menggunakan flushing pump (pompa
3.3.1 Intake bilas), setiap sel menggunakan submersial
Air baku diambil dari Sungai Deli pump (pompa lumpur).
menggunakan intake berjenis free intake. Pemeriksaan dilakukan terhadap
Saluran intake dilengkapi dengan pintu spesifikasi RWT dan diperoleh hasil yaitu
pengatur ketinggian air (Sluice Gate) dan kedalaman 2,93 meter dan waktu detesnsi
penggerak elektromotor. Dimensi intake sebesar 48,54 menit. Berdasarkan
(panjang x lebar x tinggi) adalah 5 m x 6,6 perbandingan dengan kriteria desain dari
m x 4,3 m. Debit sungai pada musim JWWA didapat bahwa waktu tinggal dan
kemarau di bawah normal sehingga kedalaman dari saluran pengumpul di IPA
kecepatan air yang masuk ke dalam intake Delitua memenuhi kriteria.
lebih kecil sehingga cara IPA Delitua
mengantisipasinya yaitu dengan membuat
tanggul pada bendungan agar debit yang
masuk ke intake dapat memenuhi
produksi.
Bar Screen
Bar screen digunakan untuk a) b)
menyaring benda-benda yang besar. Air Gambar 2 a) Unit Intake b) Unit Raw
baku masuk ke RWT (Raw Water Tank) Water Tank (RWT)
dengan cara gravitasi melalui intake yaitu Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
saluran bercabang dua yang dilengkapi
dengan bar screen (saringan kasar) dan 3.3.2 Koagulasi
fine screen (saringan halus). Pemeriksaan Koagulasi merupakan proses
dilakukan terhadap spesifikasi unit intake pengolahan yang dilakukan dengan
dan diperoleh hasil yaitu kecepatan aliran menambahkan koagulan kedalam air baku.
sebesar 0,59 m/s, kemiringan screen 90°, Sedangkan koagulan merupakan zat kimia
tebal screen 3 cm, dan headloss 5 cm. yang digunakan sebagai donor muatan
Terdapat 2 spesifikasi yang tidak positif untuk stabilisasi muatan negative
memenuhi kriteria desain menurut partikel. Koagulan yang digunakan oleh
Kawamura dan Droste. Spesifikasi tersebut IPA Delitua adalah PAC Liquid (Ppoly
yaitu kemiringan screen, dan tebal screen. Aluminium Chloride) dan Soda Ash
Sedangkan untuk spesifikasi kecepatan (Na2CO3). Dari intake air akan masuk ke
aliran telah memenuhi kriteria desain bak koagulasi dengan bantuan Raw Water
Kawamura maupun Droste, dan jarak antar Pump (RWP).
screen telah memenuhi kriteria desain RWP (pompa air baku) berfungsi
menurut Droste. untuk memompakan air dari RWT ke
Raw Water Tank (RWT) Splitter Box tempat pembubuhan koagulan
Raw Water Tank pada IPA Delitua berupa alum, dengan dosis normal rata-
merupakan bak pengendap yang dibangun rata 20-25 gram/m3 dan pendistribusian air
setelah intake yang terdiri dari 2 unit (4 ke masing-masing clearator. Unit Splitter
sel). Setiap unit nya berdimensi 23,3 m x Box yaitu unit pengadukan cepat dilakukan

7
dengan memanfaatkan terjunan air yang Air yang berasal dari outlet koagulasi
diteteskan koagulan sehingga diharapkan mengalir menuju bak flokulasi. Bangunan
terjadi pencampuran yang sempurna. clearator (proses penjernihan air) terdiri
Keuntungan pengadukan cepat dengan dari 4 unit dengan kapasitas masing-
terjunan ini sangat menghemat energi, masing 400 l/det yang bervolume 1.600 m3
karena hanya memanfaatkan perbedaan berfungsi sebagai tempat proses
tinggi tanpa menggunakan energi listrik. pemisahan antara flok-flok yang bersifat
Tipe koagulasi yang digunakan adalah tipe sedimen dengan air bersih hasil olahan
terjunan dan golakan yang energi yang (effluent) melalui pembentukan dan
didapatkan adalah dari hidrolis-gravitasi. pengendapan flok-flok yang menggunakan
agitator pengaduk lambat. Endapan flok-
flok ini dibuang sesuai dengan tingkat
ketebalannya secara otomatis.
IPA Delitua menggunakan clarifier
dimana flokulasi dan sedimentasi terjadi
secara bersamaan sehingga waktu detensi
a) b)
untuk flokulasi dan sedimentasi diambil
waktu total 30 menit hingga 6 jam.
Semakin besar kapasitas produksi semakin
lama waktu detensi yang dibutuhkan.
Waktu detensi juga dipengaruhi oleh dosis
koagulan, suhu air, dan proses
pengadukan.
c)
Gambar 3 a) Raw Water Pump (RWP) b)
Pompa Dosing c) Proses pembubuhan
koagulan pada splitter box
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Pemeriksaan terhadap nilai
gradient kecepatan (G) dan waktu detensi
(td) dilakukan. Dan diperoleh hasil bahwa Gambar 4 Unit Clearator IPA Delitua
waktu detensi (td) sebesar 11,7 detik
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
sehingga telah memenuhi kriteria desain
menurut Droste. Sedangkan, nilai gradient Pemeriksaan dilakukan terhadap
kecepatan (G) sebesar 868,14 /sekon dan waktu detensi (td) tiap unit clarifier. Dan
nilai G x td 10157,23 sehingga tidak didapatkan hasil waktu tinggal (td) untuk
memenuhi kriteria desain menurut flokulasi dan sedimentasi cukup baik
Kawamura maupun Droste. dikarenakan waktu tinggal masih sesuai
3.3.3 Flokulasi dan Sedimentasi pada dengan kriteria desain namun untuk
Clarifier kapasitas produksi yang besar. Untuk
Bak flokulasi merupakan bak yang waktu tinggal yang kecil akan terjadi
berfungsi untuk menggabungkan flok-flok pembuangan air yang berlebihan untuk
agar menjadi ukuran yang lebih besar dan pembuangan lumpur.
juga lebih padat, sehingga mempermudah 3.3.4 Filtrasi
proses pemisahan flok dari air yang diolah. Dari clearator dialirkan ke filter
Proses flokulasi ini dilakukan dengan untuk menyaring turbidity (kekeruhan)
pengadukan hidrolis dan memanfaatkan berupa flok-flok halus dan kotoran lain
gradient kecepatan dari air yang diolah. yang lolos dari clearator melalui pelekatan

8
pada media filter yang berjumlah 24 unit Terdapat 24 spesifikasi yang
jenis saringan pasir cepat masing-masing dianalisis pada unit ini dan diperoleh nilai
menggunakan motor AC nominal daya 5 dari 24 spesifikasi tersebut yaitu kecepatan
kVA. Filter berfungsi untuk penyaringan sebesar 7,42 m/jam, ukuran
menghilangkan kekeruhan atau bahan- pasir 0,6 mm, tinggi filter 1,14 m, tinggi
bahan padat yang tetap beradan didalam bak filtrasi 6,25 m, tinggi air diatas media
air setelah pengendapan melalui pelekatan 1,5 m, waktu pencucian 15 menit,
pada media filter. Dalam jangka waktu kecepatan backwash 0,049 m/s, ekspansi
tertentu filter harus dibersihkan dan di pasir 0,18 m, tinggi air diatas media 1,5 m
backwash dengan ketentuan tinggi level air dan volume backwash 84 m3/hari..
filter 3,5-4 m, untuk filter yang baik Kemudian, dapat diketahui bahwa
lifetime nya berkisar 50 jam. kecepatan penyaringan, ukuran pasir,
Bentuk dari bak filtrasi ini adalah tinggi filter, tinggi bak filter, dan tinggi air
persegi panjang. Jenis pengolahan filtrasi diatas media sudah memenuhi kriteria
yang digunakan pada unit filtrasi di IPA desain menurut Reynolds maupun
Delitua adalah saringan pasir cepat (rapid Darmasetiawan.
sand filter) yaitu dengan pasir kuarsa PDAM IPA Delitua melakukan
dengan kedalaman 0,6 – 0,75 m. Ukuran pencucian dengan cara backwash. Filter-
pasirnya 0,45 – 1,0 mm atau lebih dengan filter pada PDAM Tirtanadi IPA Delitua di
ukuran efektif 0,45 – 0,55 mm. koefisien backwash menggunakan air yang berasal
keseragaman umumnya 1,65. Koefisien dari reservoir, backwash dilakukan apabila
keseragaman adalah ukuran yang telah ketinggian air telah melebihi batas
meloloskan 60% dibagi ukuran yang telah (overload). Apabila air telah overload dan
meloloskan 10% dari total bahan baku tidak segera di backwash maka dapat
pasir atau P60/P10. (Nasrullah, 2005). memperlambat proses filter air karena
Sedangkan untuk media filternya media telah tersumbat oleh partikel. Hal
sendiri menggunakan pasir 75 cm, kerikil ini juga akan berdampak terhadap
15 cm, batu gravel 45 cm. Filter dicuci reservoir, dimana debit air yang masuk ke
dengan air dengan arah aliran yang reservoir akan berkurang sehingga
berlawanan dengan arah aliran normal. berdampak pada kurangnya air yang
Aliran air harus memiliki tekanan yang dialirkan ke pelanggan. Pada saat
cukup agar media filter terfluidasi dan backwash akan terjadi kehilangan tekanan,
terjadinya tumbuukan antar media. kehilangan tekanan dapat terjadi pada
Tumbukan media menyebabkan lepasnya media filter, underdrain, dan perpipaan.
kotoran yang menempel pada media, Ekspansi pasir berpengaruh pada tinggi
selanjutnya kotoran yang telah terkelupas loncatan pasir saat terjadinya backwash di
akan terbawa bersama dengan aliran air. unit filter, semakin tinggi ekspansi pasir,
Untuk itu perlu digunakan aliran air yang maka semakin banyak media saringan
lebih besar. yang terdrain keluar filter akibat proses
backwash.
3.3.5 Desinfeksi
Desinfeksi pada IPA Delitua
diberikan pada bak control splitter box.
Desinfektan yang digunakan adalah gas
khlor yang berfungsi untuk mengoksidasi
logam Fe, Mg, menghambat pertumbuhan
lumut, dan desinfektan (pembunuh
Gambar 5 Unit Filtrasi IPA Delitua
bakteri). Gas khlor masih berfungsi
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021 dengan baik dengan pembubuhan gas
khlor dilakukan antara 1-4 gram/m3.

9
Khlorinator yang digunakan menggunakan Pada unit ini, pemeriksaan
pompa dosing yang diinjeksikan pada dilakukan terhadap 3 spesifikasi, yaitu
splitter box (pre chlorinasi) dan reservoir tinggi efektif air, freeboard dan waktu
(post chlorinasi). Dosis yang digunakan detensi. Diperoleh nilai freeboard 0,3 m
berdasarkan debit air. Untuk debit air 1600 dan waktu detensi 2,47 jam sehingga telah
liter/detik dan laju alir 6 kg/jam memenuhi kriteria desain menurut Tambo
menggunakan dosis 1,04 mg/l. dan Darmasetiawan. Waktu tinggal yang
Pemeriksaan dilakukan dengan lama dapat mempengaruhi kualitas air
perhitungan dosis chlorine dan didapatkan produksi dan semakin banyak gas khlor
hasil dosis klor sebesar 1,04 mg/l, itu yang dibutuhkan sehingga tidak efektif
berarti pemakaian dosis di bawah kadar pada pembubuhan gas Chlorine.
maksimum yang diperbolehkan menurut Sedangkan untuk nilai tinggi efektif air,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik lebih besar dari kriteria desain yaitu
Indonesia No.492/MENKES/PER/2010 setinggi 7 m. Sedangkan menurut Tambo
yaitu 5 mg/l. (1974), ketinggian efektif air berkisar
antara 3-6 meter. Geometri reservoir yaitu
kedalaman yang tidak sesuai dengan
kriteria desain. Kedalaman yang ada pada
kondisi eksisting lebih besar dibandingkan
kriteria desainnya.
3.4 Operasional dan Pemeliharaan
Gambar 6 a) Bak Pencampuran PAC b) Berdasarkan Peraturan Menteri
Ruang Penyimpanan Gas Klor Pekerjaan Umum Nomor
18/PRT/M/2007 Tentang
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum, Pemeliharaan
3.3.5 Reservoir adalah kegiatan perawatan dan perbaikan
Berdasarkan pengamatan di unit unsur-unsur sarana secara rutin dan
reservoir untuk IPA Delitua, inlet sebagai berkala yang bertujuan untuk menjaga
tempat masuknya air bersih hasil filter ke agar prasarana dan sarana air minum
dalam reservoir. Bak reservoir berfungsi dapat diandalkan kelangsungannya.
sebagai tempat untuk menampung air Kegiatan pemeliharaan meliputi
minum/air olahan setelah melewati media pemeliharaan rutin dan pemeliharaan
filter. Outlet berupa reservoir distribusi berkala. Pemeliharaan rutin adalah
yang didistribusikan ke pelanggan di pemeliharaan yang dilakukan secara rutin
berbagai cabang. Kapasitas reservoir IPA dan merupakan pembiayaan habis pakai
Delitua ± 12.000 m3. Air yang mengalir guna menjaga usia pakai unit SPAM
dari filter ke reservoir dibubuhi chlor (post tanpa penggantian peralatan/suku cadang.
chlorinasi) guna membunuh bakteri yang Pemeliharaan berkala adalah
berbahaya dan untuk proses netralisasi pemeliharaan yang dilakukan secara
dibubuhkan larutan kapur jenuh atau soda periodik dan memerlukan biaya tambahan
ash. untuk penggantian peralatan/suku cadang
guna memperpanjang usia pakai unit.
Selain itu, pemeliharaan berkala
memerlukan waktu yang lebih panjang
dalam periode bulanan, triwulan, atau
tahunan.
Gambar 7 Unit Reservoir IPA Delitua Operasional dan pemeliharaan
IPA Delitua dilakukan oleh bidang
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021 produksi IPA Delitua. Terdapat 3 shift
10
operator yang bekerja dalam 24 jam, secara berkala dengan pembersihan tube
yaitu shift pagi, sore, dan malam. settler dilakukan setiap dua minggu sekali
Operator bertugas untuk melakukan dan penggantian settler yang sudah tidak
operasional dan pemeliharaan harian IPA layak pakai. Pencucian unit clearator
Delitua. Operasional dilakukan agar dilakukan menggunakan pipa hydrant
produksi IPA Delitua dapat berjalan setiap dua minggu sekali dan juga
dengan lancar. Pemeliharaan IPA Delitua dilakukan penggantian oli pada mesin
dilakukan untuk menjaga kinerja agitator.
operasional IPA Delitua dapat berjalan 3.4.4 Filtrasi
dengan baik. Operasional dan pemeliharaan unit
3.4.1 Intake filtrasi yaitu dengan backwash tiap bak 48
Operasional dan pemilharaan dari jam sekali dengan aliran backwash upflow.
unit intake di IPA Delitua, berupa Backwash biasanya dilakukan selama 15
pembersihan barscreen secara berkala menit dan pengecekan tiap unit filter
setiap seminggu sekali dilakukan secara dilakukan setiap 2 jam selama 24 jam.
manual. Pengecekan kualitas sampel air Pengoperasian dan pemeliharaan bangunan
dari tiap unit mulai dari air baku hingga filtrasi yang dilakukan secara umum sudah
reservoir juga dilakukan di Laboratorium menyesuaikan dengan prosedur yang ada.
setiap sejam sekali dengan 3 parameter Pemeriksaan media filtrasi di IPA Delitua
pengecekan yaitu kekeruhan, pH, dan sisa tidak rutin dilakukan. Pemeriksaan hanya
Cl2. Secara keseluruhan pengoperasian akan dilakukan jika terjadi kendala pada
dan pemeliharaan dari mulai bangunan proses filtrasi. Kerusakan biasanya
intake dan saluran pengendap (RWT) ditandai dengan terdapatnya pasir pada
sudah baik dimana memiliki prosedur hasil outlet. Jika hal tersebut terjadi, maka
pengecekan yang terjadwal dan perbaikan baru akan dilakukan pemeriksaan pada
apabila terjadi kerusakan. Bak dan dinding noozle dan pemeriksaan media filter, serta
RWT juga dilakukan pembersihan setiap penambahan media filter yang telah
dua minggu sekali, dan air cuciannya berkurang.
dialirkan kembali ke sungai melalui pipa. 3.4.5 Reservoir
3.4.2 Koagulasi Operasional dan pemeliharaan unit
Operasional dan pemeliharaan unit reservoir adalah dengan pengecekan
koagulasi IPA Delitua berupa pengaturan kualitas air setiap 1 jam sekali parameter
stroke pompa koagulan dan pengaturan kekeruhan, pH dan sisa chlor. Pemeriksaan
dosing koagulan yang dilakukan dilakukan oleh laboratorium IPA secara
bedasarkan hasil uji kekeruhan air baku. harian, mingguan, dan bulanan.
Pengamatan parameter kekeruhan yang Pembersihan unit reservoir dilakukan
dilakukan setiap jam berpengaruh kepada setiap 5 tahun sekali. Dilakukan
operasional pembubuhan koagulan. monitoring ketinggian muka air pada
Pemeliharaan unit koagulasi dilakukan reservoir 1 untuk mengatur bukaan
dengan pengecekan pompa koagulan secara pompa. Pemeliharaan reservoir yaitu
berkala dan penggunaan pompa yang dengan pembersihan secara berkala
dioperasikan secara bergantian. lingkungan reservoir.
Pengoperasian unit koagulasi selalu dicek
setiap pergantian shift operator 8 jam sekali.
KESIMPULAN
3.4.3 Flokulasi dan Sedimentasi Dari analisis yang sudah ditulis maka
Pengoperasian dan pemeliharaan bangunan dapat ditarik kesimpulan yang menjawab
flokulasi yang dilakukan secara umum tujuan awal kerja praktik ini dilaksanakan,
sudah menyesuaikan dengan prosedur diantaranya:
yang ada. Pada bangunan clearator juga
dilakukan pengecakan dan perawatan

11
1. Secara keseluruhan air yang digunakan f. Reservoir, untuk tinggi efektif air
sebagai air baku IPA Delitua yaitu masih belum memenuhi kriteria
diambil dari air Sungai Deli, sesuai desain yaitu 3-6 m. Geometri
dengan PP No. 82 Tahun 2001. Adapun reservoir yaitu kedalaman yang
parameter yang belum memenuhi tidak sesuai dengan kriteria desain.
standar baku mutu kelas I yaitu residu
tersuspensi, besi, kromium, mangan, SARAN
dan tembaga. Sedangkan air hasil 4. Sebaiknya melakukan perbaikan
pengolahan IPA Delitua telah terhadap scada agar dapat lebih mudah
memenuhi baku mutu air minum sesuai memonitor secara langsung tiap unit-
Permenkes RI No. unit pengolahan.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang 5. Melakukan perawatan dan perbaikan
Persyaratan Kualitas Air Minum. unit-unit pengolahan yang sudah tidak
2. Secara umum unit proses pengolahan efisien agar kinerja dari masing-masing
air bersih IPA Delitua meliputi intake, unit agar dapat memenuhi kriteria
raw water tank, koagulasi, flokulasi dan desain sehingga dapat bekerja maksimal
sedimentasi pada unit clarifier, filtrasi, seperti penggantian dan pencucian
desinfeksi, dan reservoir. Unit proses media filter.
pengolahan air bersih IPA Delitua 6. Sebaiknya perawatan dan pemeliharaan
sudah menunjukkan kinerja yang baik dilakukan sesuai dengan pedoman
dilihat dari segi kualitas air yang pemeliharaan unit IPA menurut
dihasilkan. Lampiran VI Permen PU No.18 Tahun
3. Kinerja bangunan pengolahan air secara 2007, agar sistem pengolahan air dapat
keseluruhan sudah memenuhi kriteria tetap berjalan sebagaimana dengan
desain berdasarkan literatur, namun fungsinya.
untuk beberapa bangunan yang tidak
memenuhi, yaitu: UCAPAN TERIMA KASIH
a. Pada Pada intake, kecepatan aliran Ucapan terima kasih diberikan
air yang masuk ke intake dan jarak kepada PDAM Tirtanadi IPA Delitua
antar kisi barscreen sudah yang telah memberikan izin praktikan
memenuhi kriteria desain. untuk melaksanakan kerja praktik.
Sedangkan kemiringan screen
terlalu besar dan ketebalan screen DAFTAR PUSTAKA
belum memenuhi kriteria desain. Al-Layla et. Al. 1980.Water Supply
b. Raw Water Tank (RWT), Engineering Design. Ann Arbor
berdasarkan perbandingan dengan Science Publisher, Inc.USA
kriteria desain didapat bahwa waktu Assomadi, Masduqi. 2012. Operasi dan
tinggal dan kedalaman dari saluran Proses Pengolahan Air. ITSPress.
pengumpul di IPA Delitua sudah Surabaya.
memenuhi. Darmasetiawan, Martin. 2001. Teori dan
c. Koagulasi, berdasarkan hasil Perencanaan Instalasi Pengolahan
perhitungan didapatkan nilai Gxtd Air. Yayasan Suryono. Bandung.
belum memenuhi kriteria literatur Degremont. 1991. Water Treatment
Kawamura dan Droste. Handbook. Paris: Lavoisier
d. Flokulasi dan Sedimentasi, waktu Publising
tinggal masih sesuai dengan kriteria Droste, R. 1997. Theory and Practice of
desain namun untuk kapasitas Water and Wastewater Treatment.
produksi yang besar. New York: John Wiley and Sons
e. Filtrasi, sudah memenuhi kriteria Inc.
desain literatur secara keseluruhan.

12
Fair, G.M., Geyer, J.C., dan Okun, D.A. Persyaratan Kualitas Air dan
1981. Water and Wastewater Pengendalian Pencemaran.
Engineering, Volumer 2: Water Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun
Purification and Wastewater 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Treatment and Disposal. New York: Air Dan Pengendalian Pencemaran
John Wiley and Sons Inc. Air.
Ferdinansyah, Erwin, Azmeri, Eldina Qasim, Syed R. 1985. Wastewater
Fatimah. 2018. Faktor Dominan dan Treatment Plants Planning,
Strategi Penyediaan Air Bersih DI Design, and Operation. Texas:
Desa rawan Air Bersih pada Universitas of Texas.
Kecamatan Baitussalam Kabupaten Reynolds, T.D. 1982. Unit Operations In
Aceh Besar. Jurnal Teknik Sipil Enviromental Engineering.
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Texas A & M Univercity; B/C
Februari. Engineering Division Boston.
Joko, Tri. 2010. Unit Produksi dalam Susanti, Rini. 2010. Pemetaan Persoalan
Sistem Penyediaan Air Minum. Sistem Penyediaan Air Bersih
Yogyakarta: Graha Ilmu. untuk Meningkatkan Kualitas
Kawamura, Susumu. 1991. Integrated Sistem Penyediaan Air Bersih di
Design of Water Treatment Kota Sawahlunto. Jurnal
Facilities. John Wiley & Sons. New Perencanaan Wilayah dan Kota,
York. Vol. 21 No. 2, Agustus 2010,
Lampiran VI Permen PU No 18 Tahun hlm. 111 – 128.
2007. Pedoman Pemeliharaan dan Tchobanoglous, G., Burton, F., &
Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Stensel, H. 2003. Wastewater
Minum. Jakarta. Engineering Treatment and
Lin, S. 2001. Water and Wastewater Reuse. New York: MC Graw
Calculations Manual. USA: McGraw Hill Inc.
Hill Inc. Makawimbang, Anastasya Totok, S., & Suciasturi, E. 2002.
Feby, Lambertus Tanudjaja, Eveline teknologi penyedian air bersih.
M. Wuisan. 2017. jakarta: PT Rineka Cipta.
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Utami, Sri. 2018. Ketersediaan Air
Bersih Di Desa Soyowan Kecamatan Bersih Untuk Kesehatan: Kasus
Ratatotok Kabupaten Minahasa Dalam Pencegahan Diare Pada
tenggara. Jurnal Sipil Statik Vol.5 Anak: Universitas Terbuka
No.1 Februari 2017 (31-40).
Metcalf and Eddy. 1991. Wastewater
Engineering Treatment, Disposal,
Reuse. New Delhi: Mc Graw Hill
Inc.
Montgomery, J. 1985. Water Treatment
Principles and Design. New York:
John Wiley & Sons Inc.
Oktiawan, Wiharyanto. 2005. Buku Ajar
PBPAM. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Peavy, S., D.R, R., & G, T. (1985).
Environmental Engineering.
Singapore: MC GrawHill Iinc.
Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

13

Anda mungkin juga menyukai