Konfigurasi unit pengolahan air akan tergantung dari kualitas air baku.
1. Air Permukaan
- Sumber air tidak tercemar, bersih, dan stabil (Danau, waduk, sungai dari pegunungan).
Sumber -> Koagulasi -> Flokulasi -> Filtrasi -> Desinfeksi dan pH adjustment.
Sumber -> Saringan Pasir Lambat (SPL) -> Desinfeksi dan pH adjustment.
Konfigurasi Oxidation
Chemical conditioning
Adsorption
Ion Exchange
Prasedimentasi
Reservoir
Distribusi
Air baku dari air permukaan mengandung partikel halus
yang sulit mengendap (fine suspended solid), koloidal yang
stabil dan makromolekul organik
Partikel koloidal adalah partikel sangat halus yang
umumnya bermuatan elektrostatis, sehingga cenderung
Karakter Air Baku stabil dalam larutan
Koloidal stabil akibat muatan elektrostatis yang
menyebabkan daya tolak antar partikel lebih dominan
dibanding gaya tarik
Perlu perlakuan utk mengurangi muatan negatif partikel
sehingga partikel bisa bergabung
Flokulasi adalah pembentukan mikroflok yang terjadi setelah kogulasi, menjadi flok-flok
yang besar dan mempunyai densitas yang cukup sehingga dapat diendapkan secara teknis
dan ekonomis
Koagulan adalah garam atau senyawa polimer yang mengandung kation dan anion yang
terdisosiasi sedemikian rupa sehingga memberikan kation multivalen (yang relatif tidak
membahayakan manusia) yang akhirnya membentuk flok hidroksida yang mengendap
Tujuan dan Manfaat Koagulasi-
flokulasi
• Tujuan kogulasi dan flokulasi adalah menggabungkan
partikel halus yang sulit diendapkan dan koloid dalam air
baku (yang menyebabkan kekeruhan) untuk
membentuknya menjadi flok yang mudah diendapkan.
Koagulasi-flokulasi juga mengurangi kandungan zat
pencemar lain
• Produk akhir dari koagulasi-flokulasi adalah terbentuknya
flok-flok yang terdiri dari impurities/pencemar dan
hidroksida logam koagulan yang mengendap
• Flok-flok yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk
mengadsorpsi zat terlarut seperti logam berat dalam
konsentrasi relatif rendah
Zeta Potential of Charged Particle
Zeta potential adalah ukuran kekuatan muatan
listrik pada permukaan partikel dalam sistem
dispersi. Nilai zeta potential mengindikasikan
seberapa stabilnya sistem tersebut; semakin tinggi
nilainya, semakin stabil dispersinya. Memahami
zeta potential membantu dalam mengatur formulasi
produk agar lebih stabil dan berkualitas.
Korelasi
Peran Koagulan: Koagulan adalah bahan kimia yang ditambahkan ke
dalam air untuk membantu dalam proses pengendapan partikel
koloid dan pencemar. Koagulan berinteraksi dengan partikel-partikel
koloid dalam air, merubah muatan permukaan mereka.
antara
Koagulan dan
Pengaruh Koagulan terhadap Potensial Zeta: Penambahan koagulan
dalam air dapat menyebabkan penurunan potensial zeta partikel
koloid. Ini terjadi karena koagulan menetralisir muatan permukaan
partikel koloid.
Zeta Potential
:
Fungsi Penurunan Potensial Zeta: Dengan menurunkan potensial
zeta, koagulan membantu dalam membentuk penggumpalan partikel
koloid yang lebih efisien. Hal ini memungkinkan partikel-partikel
untuk saling berdekatan dan membentuk flok yang lebih besar.
2. Penambahan absorban,
1. Destabilisasi/ eliminasi
serentak pada permukaan
stabilitas partikel dalam
sebagai usaha untuk
suspensi dengan menetralisir
meningkatkan daya atraksi
muatan dengan suatu elektrolit
inter-molekuler guna
dengan garam atau kedua cara
mendapatkan aglomerasi yang
diatas;
kuat.
(Kawamura, 2000)
Turbiditas
Faktor-faktor Temperatur
yang
mempengaruhi pH selama proses koagulasi (Al 6-7.8, Fe3+ 4-10, Fe2+ >8.5
pemakaian
koagulan Tipe dan dosis koagulan
Alkalinitas
Mixing conditions
Koagulan pembantu
• Koagulan pembantu diperlukan bila air baku terlalu jernih (mis: air
gambut atau air waduk)
• Penambahan kekeruhan-bentonit/kaolinit
• Penambahan silika aktif
• Penambahan alkalinitas – kapur
• Preoksidasi dengan oksidator seperti kaporit, atau chlor terutama bila
air baku banyak mengandung senyawa organik, amoniak dan besi
organik
Jar test
Flocs formed
during jar test
simulation
Pengadukan cepat merupakan bagian dari koagulasi, yang
bertujuan untuk mempercepat dan meratakan zat-zat kimia
yang digunakan untuk pengolahan air
Jenis koagulator (Mixer)
Koagulator hidrolis
• Terjunan
• Hydraulic jump
• Saluran bersekat (baffled channel)
Koagulator mekanis
• Stirrer/propeller
• impeller
Koagulator pneumatis
• In-line koagulator (flash mixer)
• Koagulator jenis khusus : misalnya screwed coagulator
dan electrocoagulation
Koagulator Hidrolis (terjunan)
Dengan Latar Depan Bak Sedimentasi
Horizontal baffled channel as coagulant mixer
Coagulant Mixing by Hydraulic Jump
• Partikel-partikel tersebut harus dilapisi dengan
suatu lapisan pengikat kimia yang menjadikannya
berflokulasi (aglomerasi) dan diam dalam waktu
tertentu Waktu Nilai G,
• Dalam merancang unit koagulasi ini didasarkan detensi, 1/detik
pada nilai Gradien hidrolis (G) dan waktu detik
detensinya (td) 20 1000
• Besarnya gradien kecepatan akan mempengarungi 30 900
pengadukan yang diperlukan, Makin besar nilai G,
maka waktunya makin pendek. 40 790
• Untuk menyatakan kedua parameter itu maka >50 700
digunakan bilangan camp, yaitu hasilperkalian
gradien keceparan dengan pengadukan (G.td)
Konsep gradien kecepatan (G)
P = ρ.g.H.Q
Q = debit, m3/det
ρ = densitas air (1000 kg/m3)
g = gravitasi m/det2
H = tinggi terjunan atau kehilangan energi (m)
kogulator hidrolis
Kogulator hidrolis
Daya yang dibutuhkan
koagulator mekanis
Power dissipated, P
P = Np (n) 3(Di)5 r
P = power ,W
Np = konstanta impeller, 0,3 sd 1, utk propeller
n = putaran propeller perdetik, rps
D = diameter propeller,m
r = densitas, kg/m3
Daya yang dibutuhkan untuk pengadukan mekanis (lanjutan)
Kriteri desain:
G = 3000-5000/s
Td = 0.5 s
Headloss = 0.3-0.9 m
Kriteria desain
Reactor G = [P/µC]1/2
= [(g/ᶹ)(Ss-1)(1-fe)(h2-h1)/(C/Q)]1/2
µ/ρ = ᶹ
td = feC/Q
Upwelling of
Sludge
Blanket (left
side) in a
Clarifier
Various designs of up-flow settling tank
combined with flocculator (c&d)
CONTOH
SOAL
Contoh Soal Koagulasi dan Flokulasi
Suatu Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan debit pengolahan 300 Liter/detik (LPD)
direncanakan mengolah air menggunakan terjunan sebagai reaktor pencampur (mixer). Untuk
keperluan tersebut dibuat 2 buah reaktor dengan kapasitas yang sama dan digunakan bersama
dalam operasi normal. Bila diinginkan nilai G.td adalah 36.000, dan waktu detensi 60 detik, hitung
berapa tinggi terjunan minimum.
Bila suatu saat hanya satu bak (reaktor) yang digunakan karena ada pemeliharaan, check apakah
unit tersebut masih memenuhi kebutuhan bila kenaikan tinggi air maksimum dalam bak
pencampur akibat penambahan beban adalah 10 cm, dan nilai G.td minimum yang disyaratkan
30.000.
Bak berbentuk kotak bujur sangkar dengan Lebar : Kedalaman 1:1,25. Terjunan menggunakan
ambang lebar dengan persamaan umum untuk lebar ambang L adalah Q = 1,67 L.H3/2. Dimana
H adalah tinggi terjun (m), L adalah lebar ambang (m). Lebar ambang 80 cm. Temperatur air
250C , ρ = 997,0 kg/m3 dan µ = 0,000890 N.detik/m2.
Jawab.
Maka:
Volume = a x a x 1,25 a
= 1,25 a3
9 m3 = 1,25 a3
a3 = 9 m3/1,25
= 7,2 m3
a = 1,93 m
b = 1,93 m x 1,25 = 2,41
Tentukan nilai Power.
Nilai G x td = 36.000
G = 36.000 / 60 detik
G = 600 /detik
G = [P/ x V]1/2
600 /detik = [P/ 0,000890 N.detik/m2 x 9 m3]
P = (600/detik)2 x 0,000890 N.detik/m2 x 9 m3
P = 2.883 N.m/detik
Tentukan tinggi jatuh air.
P = QρgH
Untuk Kondisi Normal
Q = debit, m /det 3
Bila G x td = 30.000
Maka G minimum = 30.000 / 31,3 detik = 958,5 /detik
H’ = P’/Q x ρ x g
= (7.677 N.m/detik) / [(0,3 m3/detik) x (997,0 kg/m3) x (9,82 m/detik2)
H’ = 2,615 m
Jadi tinggi jatuh minimum adalah 2,615 m
Dengan mengambil dasar bak sebagai referensi dan dianggap mempunyai elevasi
= 0 m, maka elevasi permukaan air pada saat debit 0,3 m3/det. = + 2,52 m
Elevasi permukaan air pada hulu ambang = elevasi hulu air pada saat debit 0,15
m3/det. + (beda elevasi hulu ambang saat debit 0,3 m3/det. – elevasi muka air hulu
ambang pada saat debit 0,15 m3/det.)
•Debit air yang akan diolah 1200 L/det. Nilai G minimum yang
Contoh Soal diinginkan adalah 400 det-1 dan G.td minimum 12.000. Air
masuk melalui saluran selebar 1,0 m dengan kemiringan 45o
Koagulasi dan nilai koef kekasaran Manning 0,015. S
Nilai G.td
G = [P/(µV)]0,5
P = Q.ρ.g.Hf = (1,2)( 997)(9,82)(3,58) = 42060 (N.m)/det.
G = [42060)/( 0,000890.V)]0,5
Nilai V (volume reaktor) dihitung berdasarkan volume daerah transisi sepanjang
L,
L = 7 (y2 – y1) = 7 (1,667-0,147) m = 10,67 m.
Volume reaktor merupakan prisma terpancung sejajar dan mendatar dengan panjang = L
= 10,67 m.
V = 0,5(A1+ A2)(L) = 0,5(1x0,147 + 1x 1,667)(10,67) = 9,678 m3.
td = 9,678/1,2 = 8,06 det.
G = [(42060)/(( 0,000890).(9,678))]0,5 = 2209,8 det-1 (memenuhi)
G.td = (2209,8)(8,06) =17.810 (memenuhi)
TERIMA KASIH