Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II

Isolation And Identification of Antioxidant Compounds In Fern Stems


(Alsophila glauca J.Sm) Using DPPH Method (2,2diphenyl-1-Picrylhydrazyl)

Disusun Oleh :
Emi Efrini ( F1F118041 )

Dosen Pengampu :
Diah Tri Utami, S. Si., M. Sc.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
I. Tujuan
Praktikan dapat mengisolasi, mengidentifikasi, dan melakukan
pemisahan senyawa kimia tumbuhan secara kromatografi cair vakum
(KCV) memakai pelarut landaian serta menginterpretasikan kromatografi
yang dihasilkan kromatografi cair vakum (KCV).

II. Landasan Teori


Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen –
komponen campuran dimana cuplikan berkesetimbangan di antara dua
fasa, fasa gerak yang membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan
cuplikan secara selektif. Bila fasa gerak berupa gas, disebut kromatografi
gas, dan sebaliknya jika fasa gerak berupa zat cair disebut dengan
kromatorafi cair (Gultom, 2019).

Kromatografi Cair Vakum (KCV), merupakan salah satu jenis dari


kromatografi kolom. KCV merupakan salah satu metode fraksinasi yaitu
dengan memisahkan crude extract menjadi fraksi – fraksi yang lebih
sederhana. Pemisahan tersebut memanfaatkan kolom yang berisi fasa
diam dan aliran fasa geraknya dibantu dengan pompa vakum. Fasa
diam yang digunakan dapat berupa silica gel atau aluminium oksida
(Maro et al, 2015).

Menurut Mutmainnah et al (2017), Fasa diam yang digunakan


dikemas dalam kolom yang digunakan dalam KCV. Proses penyiapan
fasa diam dalam kolom terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Cara Basah
Preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan
melarutkan fasa diam dalam fase gerak yang akan digunakan.
Campuran kemudian dimasukkan kedalam kolom dan dibuat
merata. Fase gerak dibiarkan mengalir hingg terbentuk lapisan fase
diam yang tetap dan rata, kemudian aliran dihentikan.
2. Cara Kering
Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan cara
memasukkan fase diam yang digunakan ke dalam kolom
kromatografi. Fase diam tersebut selanjutnya dibasahi dengan
pelarut yang akan digunakan.
III. Prosedur Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
a. Alat
Nihil
b. Bahan
Jurnal Isolation And Identification of Antioxidant Compounds In
Fern Stems (Alsophila glauca J.Sm) Using DPPH Method
(2,2diphenyl-1-Picrylhydrazyl)

III.2 Cara Kerja


a. Isolasi senyawa aktif
- Ekstraksi

600 gr Serbuk kering

- Disari dengan cara tiga kali maserasi selama 24 jam pada


suhu kamar masing-masing 2000, 1750, 1500mL
menggunakan pelarut wasbenzen.
- Disaring dengan corong Buchner.
- Dimaserasi ampas dua kali lagi dengan cara yang sama
kemudian disaring.
- digabung dan diuapkan filtrat dengan rotavapor sampai
diperoleh ekstrak.
- diangin-anginkan Ampas sampai terbebas dari bau
wasbenzen.
- disari ampas menggunakan methanol dengan cara yang
sama seperti pada penyarian dengan wasbenzen
- digabung dan diuapkan Filtrat dengan rotavapor sampai
diperoleh ekstrak metanol.

Hasil
- Partisi

Ekstrak aktif

- Dilarutkan dalam pelarut metanol 80%


- Divortex beberapa menit sehingga terbentuk endapan (tidak
larut metanol 80%) dan filtrat (larut metanol 80%)
- Diuapkan sampai diperoleh ekstrak yang tidak larut metanol
80% dan ekstrak yang larut metanol 80%.

Hasil
b. Kromatografi Cair Vakum

2 gr Ekstrak

- Diencerkan dengan pelarut yang


cocok dalam cawan porselin
- Dikeringkan dengan silica gel PF254 sampai menjadi serbuk
kering.
- Diisi sinterglas dengan serbuk fase diam silica gel PF254
sampai mencapai ketinggian ± ½ dari tinggi sinterglas
- Diletakkan serbuk sampel diatasnya
- Ditutupi Serbuk sampel dengan kertas saring.
- Dilakukan elusi secara vakum dengan fase gerak yang
polaritasnya meningkat.

Hasil
IV. Hasil Penelitian
IV.1 Data Bahan Tumbuhan Yang Digunakan

Data Bahan Tumbuhan Yang Dugunakan


Nama Tumbuhan : Batang Pakis(Alsophila glauca J.Sm.)
Family Tumbuhan : Cyatheaceae
Bagian Tumbuhan : digunakan batang yang berasal dari
yang Digunakan tumbuhan pakis (Alsophila glauca
J.Sm.)
Tempat Pengambilan : -
Tumbuhan yang
Digunakan (Alamat)
IV.2 Hasil

Hasil Percobaan
Warna dan : warna ekstrak sebelum dilakukan penyemprotan
Harga Rf dengan larutan DPPH 0,2%, dilakukan identifikasi
sebelum menggunakan KCV hasil fraksinasi diperoleh 8 fraksi
visualisasi berwarna Hitam dengan wasbenzen dan methanol
sebagai pelarut dan harga Rf yang dihasilkan yaitu
60 dan 70
Warna dan Rf UV254 UV366
Harga Rf hasil 0 Coklat Biru lemah
pengamatan 32 Kuning lemah Kuning lemah
dibawah UV 35 Kuning terang Kuning Terang
72 - Ungu
77 - Ungu kemerahan
Warna dan : Terlihat pita no 3 menunjukkan warna kuning yang
Harga Rf spontan setelah disemprot DPPH 0,2%, Hasil uji yang
setelah diperoleh menunjukkan bahwa fraksi 6
visualisasi menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling baik
dengan harga hRf 44.
Kesimpulan : setelah dilakukan beberapa identifikasi, maka dapat
senyawa disimpulkan bahwa senyawa yan terkandung yaitu 4-
fluoro-1,2-xylene, 4-oxo-alpha-ionone, Loliolide,
Methanone, dan cyclohexyl-1H-imidazol-4-yl
V. Pembahasan

Pada praktikum ini, tidak dilakukan secara lagsung oleh praktikan,


namun menggunakan studi literature jurnal penelitian.

Berdasarkan penelitian Wahdaningsih et al (2013), proses ekstraksi


batang pakis dilakukan menggunakan metode maserasi, dimana
pemilihan metode ini yaitu karena metode ini merupakan penyarian
dingin sehingga kandungan zat aktif suatu senyawa relatif aman dari
kerusakan oleh panas. Proses maserasi ini menggunakan dua pelarut
yaitu digunakan wasbenzen dan metanol. Penggunaan pelarut dengan
kepolaran yang berbeda-beda ini yaitu untuk mengekstraksi senyawa
konstituen dari batang pakis yang diinginkan baik dari non polar
maupun yang polar.

Kemudian, ekstrak aktif (ekstrak wasbenzen) dilakukan partisi


dengan menggunakan pelarut metanol 80%, digunakan metanol 80% ini
yaitu karena, agar senyawa – senyawa polar yang masih ada pada
ekstrak wasbenzen dapat larut dengan sempurna. Campuran ini
kemudian harus diaduk dengan perlahan agar tidak terbentuk emulsi.

Perbedaan aktivitas antioksidan terjadi pada ekstrak metanol dan


ekstrak wasbenzen. Ekstrak metanol tidak menunjukkan aktivitas
antioksidan setelah disemprot larutan DPPH 0,2%. Sedangkan ekstrak
wasbenzen menunjukkan adanya aktivitas antioksidan yang ditandai
dengan timbulnya bercak kekuningan dengan latar belakang ungu pada
hRf 60 dan 70. Perbedaan bercak dapat dilihat pada gambar 1.
Hasil pemisahan partisi dengan metanol 80% yang diperoleh dari
ekstrak wasbenzen (tidak larut metanol) di kromatografi lapis tipis (KLT)
kemudian di elusi dengan fase gerak wasbenzen dan kloroform (1:9v/v).
Bercak yang terbentuk dapat dilihat pada gambar 2.

Selanjutnya, dilakukan pemurnian menggunakan Kromatografi cair


vakum (KCV), dimana menurut Ningrum et al (2018), KCV merupakan
kolom kromatografi yang dikemas dalam keadaan kering dengan
penjerap silika gel dalam keadaan vakum agar diperoleh bercak dengan
kerapatan yang maksimum.

Pemurnian ekstrak wasbenzen (tidak larut metanol) menggunakan


metode KCV ini menghasilkan 8 fraksi. Fraksi yang dihasilkan ini
kemudian akan diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH
secara KLT. Kromatogram bercak dapat dilihat pada gambar 3.

Setelah dilakukan proses pemisahan menggunakan KLT,


menunjukkan bahwa fraksi 6 memiliki aktivitas antioksidan yang paling
baik dengan harga hRf 44. Fraksi yang aktif ini kemudian dilakukan
KLT preparative menggunakan eluen wasbenzen-kloroform (1:9 v/v)
yang bertujuan untuk memeriksa jumlah pita yang terbentuk, sehingga
diperoleh sebanyak 5 pita termasuk pita ditempat penotolan (pita 1) yang
masing – masing pita mempunyai warna yang berbeda – beda.

Terlihat pita no 3 menunjukkan warna kuning yang spontan setelah


disemprot DPPH 0,2% sedangkan pita no 2 warna kuning timbul
sesudahnya. Untuk warna hasil bercak dan harga Rf kromatogram dapat
dilihat di table hasil.

Kromatogram hasil bercak dapat dilihat pada gambar 4.

Setelah dilakukan beberapa tahapan uji dan permurnian maka


didapatkan isolat aktif batang Alsophila glauca J.Sm belum murni
sehingga masih diperoleh banyak senyawa antara lain senyawa 4- fluoro-
1,2-xylene; 4-oxo-alpha-ionone; loliolide; methanone,cyclohexyl-1H-
imidazol-4-yl.
VI. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulan bahwa Isolat aktif


batang Alsophila glauca J.Sm memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai
IC50 178,4µg/mL. Isolat aktif batang Alsophila glauca J.Sm belum
murni sehingga masih diperoleh banyak senyawa antara lain senyawa 4-
fluoro-1,2-xylene; 4-oxo-alpha-ionone; loliolide; methanone,cyclohexyl-1H-
imidazol-4-yl.
DAFTAR PUSTAKA

Gultom, R. 2019. Isolasi Senyawa Steroid β-Sitostenon Dari Ekstrak


Metanol Tanaman Daun Dewa (Gynura pseudochina (Lour) DC).
JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda). Vol 3 No 1 : 1 – 6.

Maro, J. P., A. H. Alimuddin dan Harlia. 2015. Aktivitas Antioksidan


Hasil Kromatografi Vakum Cair Fraksi Metanol Kulit Batang Ceria
(Baccaurea hookeri). JKK. Vol 4 No 4 : 35 – 40.

Mutmainnah, P. A., A. Hakim dan L. R. T. Savalas. 2017. Identifikasi


Senyawa Turunan Hasil Fraksinasi Kayu Akar Artocarpus
Odoratissimu. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA). Vol 3 No 2
: 26 – 32.

Ningrum, E P., A. H. Alimuddin dan Harlia. 2018. Isolasi dan


Karakterisasisenyawa Terpenoid Ekstrak Kloroform Kulit Biji
Pinang Sirih (Areca catechu L). Jurnal Kimia Khatulistiwa. Vol 7 No
4 : 103-107

Wahdaningsih. S., S. Wahyuono dan E. P. Setyowati. 2013. Isolation And


Identification of Antioxidant Compounds In Fern Stems (Alsophila
glauca J.Sm) Using DPPH Method (2,2diphenyl-1-Picrylhydrazyl).
Traditional Medicine Journal. Vol 18 No 1 : 38 – 45.

Anda mungkin juga menyukai