Kelas : KA2020 Nim : 20030234033 A. Slide 21 1. Gambar kurva titrasi konduktometri pertama(slide 21)
Gambar kurva titrasi konduktokmetri diatas merupakan titrasi antara asam
kuat dan basa kuat. Dimana basa kuat pada kurva tersebut adalah NaOH , untuk asam kuatnya bisa dimisalkan berupa HCl. larutan HCl dititrasi oleh NaOH. Yang mana Keduanya merupakan larutan penghantar listrik yang baik. Daya hantar H+ turun sampai titik ekivalen tercapai. Sebelum ditambahkan dengan larutan basa kuat NaOH, konduktivitas molar ionik pada batas temperatur 25 yang dimiliki oleh H + ialah 349,8 cm2/mol lalu pada Cl besarnya 76,3 cm2/mol. Kemudian ketika larutan basa kuat ditambahkan akan terjadi pergantian ion hidrogen oleh kation dari basa yang ditambahkan yaitu Na+ dimana nilai konduktivitas molar ionik 50,1 cm2/mol, hal tersebut menyebabkan nilai konduktivitasnya Na+ jauh lebih kecil dibandingkan dengan H+ menyebabkan mula-mula konduktans turun sampai titik ekivalen tercapai. Ion H+ telah habis bereaksi dengan OH- saat mencapai titik ekuivalen sedangkan NaOH terus ditambahkan menyebabkan kurva dengan cepat menaikan nilai konduktivitasnya dikarenakan konduktivitas dari ion hidroksil yaitu 198,3 cm2/mol. Penambahan NaOH ini pada ion hidroksidanya dengan konduktivitas molar yang tidak lebih besar dari konduktivitas molar H+ menyebabkan gambar kurva dari kondisi basa tidak akan melebihi dari kurva saat kondisi asam kuat sebelum NaOH ditambahkan. 2. Gambar kurva titrasi konduktometri kedua (slide 21)
Gambar kurva titrasi konduktokmetri diatas merupakan titrasi antara asam
kuat dan basa lemah. Dimana basa lemah pada kurva tersebut adalah NH3, Kurva diatas menghasilkan patahan yang tidak terlalu tajam. Pada kurva tersebut NH3 adalah sebagai basa lemah. Garis yang didapat pada kurva disebabkan oleh hilangnya ion-ion asam kuat (H +) akibat penetralan oleh titran ion-ion basa lemah (OH-) hal ini menyebabkan kurva mengalami penurunan. Kurva menjadi garis horizontal karena ion basa lemah tidak cukup kuat menghantarkan daya hantar listrik. 3. Gambar kurva titrasi konduktometri ketiga (slide 21)
Gambar kurva titrasi konduktokmetri diatas merupakan titrasi antara asam
lemah dan basa kuat. Basa kuat yang terdapat pada kurva tersebut adalah NaOH dengan asam lemah (CH3COOH) yang Konsentrasi yang tertulis pada kurva diatas yaitu 0,1M, 0,01M, dan 0,001M. kurva naik keatas karena adanya interaksi asam lemah dengan Na+ sehingga grafik melaju keatas ke titik ekivalen basa kuat, sehingga nilai daya hantar listrik dari titran pertama tidak terlalu besar karena pengurangan jumlah H+ dan penambahan Na+ pada reaksi H+ dan OH- yang menghasilkan H2O. Nilai daya hantar listrik akan meningkat pada saat melewati titik ekuivalen karena terdapat OH- yang menghasilkan daya hantar listrik. Selain hal tersebut dari grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin besar konsetrasi asam lemah maka semakin besar nilai konduktifitasnya. 4. Gambar kurva titrasi konduktometri keempat (slide 21)
Gambar kurva titrasi konduktokmetri diatas terdapat dua titrasi
konduktometri untuk nomor 1 merupakan kurva titrasi konduktometri asam kuat dan basa kuat sedangakan nomor 2 merupakan kurva titrasi konduktometri asam kuat dan basa lemah. Sumbu x pada kurva tersebut merupakan volume dari KOH sedangkan sumbu y merupakan nilai konduktivitas. Dari kurva tersebut nilai konduktivitas mula-mula memiliki nilai tinggi, dengan seiring bertambahnya volume KOH nilai konduktivitas menurun hal ini disebabkan berkurangnya ion H+ sampai habis hingga pada titik ekuivalen. Setelah melewati titik ekuivalen, kurva mengalami kenaikan karena adanya penambahan ion OH- dapat terionisasi sempurna untuk mampu menghasilkan daya hantar listrik cukup tinggi. Titrasi yang kedua dilakukan dengan larutan kalium hidroksida. Kurva kedua menggunakan basa lemah NH4OH. Didapatkan nilai konduktans dengan basa lemah akan lebih rendah nilainya dibandingkan dengan basa kuat KOH. B. Slide 22 1. Gambar kurva titrasi konduktometri pertama(slide 22) Gambar kurva titrasi konduktokmetri diatas merupakan titrasi antara larutan alkali dan basa lemah. Penambahan larutan alkali diawal mengakibatkan turunnya nilai konduktivitas larutan. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran H+ dari air yang bereakasi dengan OH- yang mengakibatkan turunnya grafik hingga titik ekuivalen larutan alkali. kemudian ion H+ habis, ion OH- bereaksi dengan alkali yakni Na+ sehingga terbentuk NaOH. Setelah melewati titik ekuivalen, larutan alkali terus ditambahkan hingga OH- mengambil peran dalam larutan hal ini menyebabkan grafik naik. dikarenakan OH- memiliki nilai konduktivitas tinggi. 2. Gambar kurva titrasi konduktometri kedua (slide 22)
Gambar kurva titrasi konduktokmetri diatas merupakan titrasi antara
larutan non elektrolit dan basa kuat. Pada titrasi ini basa kuat mempunyai peran penting dalam peningkatan grafik konduktivitas larutan. Selain itu dari graik tersebut diketahui bahwa NaOH yang memiliki konsentrasi lebih kecil dapat menaikkan konduktivitas dengan lebih cepat. Hal ini terjadi sebab larutan yang lebih encer dapat bergerak bebas dan lebih cepat untuk menghantarkan listrik dengan lebih cepat. Hal itu Berbanding terbalik dengan konsentrasi yang semakin besar, menyebabkan larutan lebih pekat sehingga menyebabkan pergerakan ion lebih susah untuk bergerak dan daya hantar listrik rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin rendah konsentrasi maka semakin tinggi konduktivitas. Pada reaksi ini yang memiliki peran untuk menaikkan grafik adalah OH-, karena OH- memiliki nilai konduktivitas yang tinggi. 3. Gambar kurva titrasi konduktometri ketiga (slide 22)
Gambar kurva titrasi konduktokmetri diatas merupakan titrasi antara
larutan non elektrolit dan basa lemah. Dari grafik tersebut diketahui bahwa senyawa non elektrolit yang merupakan senyawa yang tidak dapat menghantarkan elektrolit ditambahkan dengan basa lemah berupa NH 3 mengalami kenaikan grafik sampai dengan titik ekuivalen dari basa lemah tersebut. Setelah berada pada titik ekuivalen, grafik tetap konstan dan tidak mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena basa lemah tersebut merupakan senyawa elektrolit lemah dan memiliki konduktivitas lemah yang menyebabkan grafik konstan. 4. Gambar kurva titrasi konduktometri keempat (slide 22) Gambar kurva titrasi konduktokmetri diatas merupakan merupakan grafik campuran antar asam kuat-lemah dan basa kuat-lemah dengan rincian a. Asam kuat + asam lemah dengan basa lemah (w) b. Asam kuat + asam lemah dengan basa kuat (s) Pada grafik w ion H+ direaksikan (dinetralkan) oleh ion OH- menghasilkan grafik yang konstan, hal ini terjadi karena molekul amonia tidak terionisasi secara sempurna dan hanya cukup untuk bereaksi dengan ion OH - yang menyebabkan tidak adanya listrik yang dihantarkan Pada garis S, diketahui bahwa grafik asam kuat menurun secara signifikan ketika dititrasi dengan basa kuat, hal ini karena ion H+dari asam kuat bereaksi dengan ion OH-dari basa kuat hingga pada titik ekuivalen. Sedangkan pada asam lemah berubah menjadi garamnya dimana ion H + bertambah sehingga menyebabkan grafik naik secara perlahan. Ketika ion H+ mulai habis bereaksi dengan ion OH-. Dimana ion OH- yang tersisa menaikkan grafik konduktivitas karena memiliki nilai konduktivitas yang tinggi, akan tetapi kurva yang dihasilkan tidak lebih tinggi dari asam kuat karena konduktivitas molar ionik asam kuat yang tinggi.
Konduktometri Termasuk Salah Satu Metode Elektroanalitik Yang Berdasarkan Pada Konduktansi Atau Daya Hantar Listrik Suatu Elektrolit Menggunakan Elektroda