Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“ALKOHOL DAN FENOL”


o

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Muhammad Ammar Syahid


NIM : 231420034
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : I (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM AKAMIGAS)

Cepu, Oktober 2023


PERCOBAAN 1
ALKOHOL DAN FENOL

I. Tujuan Praktikum

Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :


a. Mempelajari reaksi-reaksi alkohol dan fenol dengan reagen tertentu.
b. Mengetahui perbedaan dari alkohol dan fenol.

II. Keselamatan Kerja


Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini adalah :
a. Hati – hati saat bekerja dengan larutan kimia.
b. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan dalam praktikum ini (MSD terdapat
dalam lampiran).
c. Limbah cair sisa percobaan dibuang ke dalam wadah buangan limbah cair, tidak
diperkenankan membuang limbah ke dalam wastafel.
d. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah padat.
e. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.
f. Hati-hati saat bekerja dengan listrik.
g. Bahan-bahan yang digunakan, jangan sampai tertelan.
h. Bahan-bahan asam/basa yang digunakan, jangan sampai terkena kulit, jika terkena
kulit segera bilas dengan air yang mengalir.\
i. Dalam setiap pengamatan yang dilakukan, jaga jarak mata anda dengan materi yang
diamati, hati-hati mata jangan sampai terkena efek dari zat/reaksi yang terjadi. Jika
terkena segera bilas dengan air.
j. Bersihkan (cuci) peralatan setiap kali sehabis digunakan percobaan. Tabung reaksi
dibersihkan dengan sikat tabung reaksi.

III. Dasar Teori


Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat pada
atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil,
alkiltersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. alkohol disini tidak termasuk fenol (gugus
hidroksil berikatan dengan cincin aromatik), enol (gugus hidroksil berikatan dengan karbon
vinilik) karena sifatnya kadang berbeda. Alkohol dapat dianggap merupakan turunan dari
air (H—O—H), dimana satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil (Riswiyanto,
2009).
Alkohol adalah senyawa kimia organik dengan karakteristik khas terdapat gugus
hidroksil (–OH) yang berikatan dengan salah satu gugus karbon dalam rumus kimia suatu
molekul. Sumber alkohol yang umum beredar antara lain ethanol, methanol isopropanol,
dan diethylene glikol. Ethanol digunakan sebagai zat aditif gasoline, pelarut kosmetik dan
farmasi dan minuman beralkohol Ethanol berasal dari fermentasi berbagai jenis
karbohidrat dari gandum, buah-buahan, atau bunga. Dalam bentuk murni, ethanol bersifat
tidak berwarna, transparan, mudah menguap, titik didih pada 78 derajat celcius. Salah satu
penyebab kecelakaan lalu lintas ini adalah akibat penggunaan alkohol. (Rumah & Djamil,
2018).
Setiap zat kimia memiliki MSDS atau lembar data keselamatan kerja. Di bawah
ini terdapat MSDS untuk 1-propanol, yang digunakan sebagai reagen dalam analisis dan
produksi bahan kimia. Namun, menurut peraturan, 1-propanol diklasifikasikan sebagai
cairan yang mudah terbakar (kategori 2), dapat menyebabkan kerusakan mata yang serius
(kategori 1), memiliki toksisitas pada organ sasaran tertentu - paparan tunggal (kategori 3)
dan dapat mempengaruhi sistem pernapasan. Dalam kejadian kecelakaan, tindakan
pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah menghirup udara segar jika terjadi
inhalasi. Jika terkena kulit, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan bilas kulit
dengan air (Anonymous,2019).
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari leak gugus hidroksil
pada atom C yang dikenal sebagai; alkohol primer dimana gugus hidroksida terikat oleh
atom karbon primer; alkohol sekunder dimana gugus hidroksida terikat oleh atom
sekunder; alkohol tertier dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier.
Sedangkan fenol mempunyai gugus struktur yang seripa dengan alkohol tetapi gugus
fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka
rumus mum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol karena anion
yang dihasilkan dan distabilkan ole resonansi,dengan muatan negatifnya disebar
(delokalissai) oleh cincin aromatic (Ayu Melinda,, 2015)
Fenol atau hydroxybenzene dengan rumus molekul C6H5OH dan memiliki berat
molekul sebesar 94, 11 g/mol merupakan komponen campuran yang memiliki satu atau
lebih gugus hidroksil yang terikat pada cincin aromatik. Pada suhu ruang fenol memiliki
ciri fisik berupa kristal putih dan perlahan berubah menjadi berwarna merah muda
apabilterkena paparan panas atau cahaya. Fenol juga memiliki bau khas yaitu berbau
manis. Dalam kelarutannya, zat ini sedikit sukar larut dalam air pada suhu 0-65 oC dan
melarut sempurna pada suhu diatas 65,3 oC. Fenol sangat larut dalam alkohol, benzene,
klorofom, eter, dan hampir semua jenis pelarut organik. Fenol juga biasa disebut asam
karbolat, asam fenat, asam fenitilat, fenil hidroksida, fenil hidrokksida, atau oksibenezena.
(Othmer,1962)
Pada alkohol juga ada yang bersifat optis aktif yaitu dapat memutar atom atom
karbon asimetris (C kiral) yaitu keempat gugus yang terikat berbeda satu sama lain. Hal
ini akan menyebaban adanya isomer optic dengan jumlah isomer adalah 2n 2 dengan n
adalah jumlah atom yang asimetris (C). Contoh alcohol yang bersifat optis aktif adalah 2-
butanol yang mempunyai 2 isomer optic yang satu sama lain adalah bayangan cermin.
Pembuatan alcohol secara alami yangumum adalah pembuatan methanol yang dapat
disuling dari kayu dan etanol dari hasil fermentasi dari disakarida (gula tebu) dengan ragi.
Dan Senyawa fenol yang banyak terikat dengan gula dikenal sebagai glukosida yang biasa
terdapat pada vakuola sel tanaman. Salah satu golongan terbesar fenol adalah flavonoid,
yaitu senyawa metabolit skunder pada tumbuhan yang brfungsi sebagai antioksidan
(Parappung dan Petrucci, 1987)
Penamaan alcohol dapat dilakuka dengan dua cara yaitu: nama trivial diberi nama
alkil alcohol (alcohol sebagai nama pokok dal rantai karbonnya sebagai gugus (subtituen).
Cara kedua berdasarkan nama sistermik, nama sistemik diberi akhiran -OL digunakan
dimana gugus -OH diberi nomor terkecil dari ujung rantai karbon dia terikat. Semua nama
alcohol adalah merupakan turnan methanol yang disebut karbinol. (Rasyid, 1989)
Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (-OH) yang
terikat langsung dengan atom karbon pada suatu cincin benzena (Martin, 2012). Fenol
dibuat dengan penggabungan garam asam sulfanoat dengan natrium hidroksida
membentuk garam natrium dan fenol (Riawan, 2002).
Fenol adalah asam yang lebih kuat dari pada alkohol karenaion fenoksidanya
distabilkan oleh resonansi dan mudah dioksidasi oleh udara dan memberikan zat warna.
Mempunyaisifat antiseptik, beracun, dan mengikis dengan nilai ka= 1x10-10, dan fenol
adalah senyawa berhidrat satu dengan titik didih 182°C dan jika dibiarkan di udara dan
cahaya fenol menjadi merah atau cokelat. Fenol jika dicampur dengan air akan
membentuk 2 fasa, dibawah larutan air dalam fenol dan diatas larutan fenol dalam air.
Kelarutan air dalam fenol dan sebaliknya akan bertambah dengan naiknya suhu pada
68°C (Riawan, 2002). Fenol sedikit larut dalam air dengan perbandingan 8,3g/ 100ml
karena bobot molekul air lebih rendah dari fenol (Riawan dan Casey, 2000).

Gambar 3.1 Struktur Fenol


Berdasarkan golongannya, alkohol dibagi menjadi alkohol primer (1°), alkohol
skunder (2°), dan alkohol tersier (3°). Alkohol primer memiliki 2 atom H pada C yang
bergabung dengan gugus OH. Alkohol skunder memiliki 1 atom H pada C yang
bergabung dengan gugus OH. Sedangkan alkohol tersier tidak memiliki atom H pada C
tersebut. Alkohol primer mempunyai rumus R-OH, alkohol primer mempunyai rumus
RR’-CHOH, sedangkan alkohol tersier mempunyai rumus R-R’R’’-OH (Hart, 2003).
Berdasarkan jumlah gugus OH, alkohol dibagi menjadi monohidroksida (alkohol
monovalen), yaitu alkohol yang mengandung satu gugus OH dan polihidroksida (alkohol
polivalen) yaitu, alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus OH. Alkohol polivalen
lebih larut dalam air daripada alkohol monovalen dan semakin banyak gugus OH yang
ada, maka titik didih dan titik leleh semakin tinggi (Riawan, 2002).
IV. Alat dan Bahan
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. 1-propanol
2. 2-propanol
3. Butanol
4. Fenol
5. N-heptane
6. Aquadest
7. NaOh
8. FeCl3
B. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Pipet takar
5. Pipet Volume
6. Pengaduk kaca
7. Beaker glass
8. Gelas ukur
9. Indikator pH

V. Langkah Kerja
A. Uji Keasaman

B. Uji Kelarutan
C. Uji Besi (III) klorida

VI. Hasil Praktikum


A. Uji Keasaman

No Larutan pH Sifat

1-Propanol + 6 Asam
1
Aquades

2-Propanol + 6 Asam
2
Aquades

3 Butanol + Aquades 6 Asam

4 Fenol + Aquades 6 Asam


B. Uji Kelarutan

No Larutan Reaksi Hasil Pengamatan


.

1. 1-Propanol + C3H8O+H2O -> Tercampur


Aquades C3H6O2+H

2. 2-Propanol + C3H8O+H2O -> Tercampur


Aquades C3H6O+OH

3. Butanol + Aquades C4H8OH+H2O -> Tidak Tercampur


C4H10O2+OH

4. Fenol + Aquades C2H3OH+H2O -> Tercampur


C6H6O2

5. 1-Propanol + n- C3H8O + C7H16 ––> Tercampur


heksana
C3H7OH

6. 2-Propanol + n- C3H8O + C7H16 ––> Tercampur


heksana C4H10O+C6H16

7. Butanol + n- C4H9OH + C7H16 ––> Tercampur


heksana C4H10+C7H16

8. Fenol + n-heksana C6H5OH + C7H16 ––> Tidak Tercampur


C13H21OH+C6H16
Larutan Reaksi Identifikasi Hasil
No Pengam
atan

1 1-Propanol + FeCl3 Terjadi oksidasi, Tercamp


C3H7OH + FeCl3 ––> karena atom oksigen ur dan
[Fe(C3H7OH)6] Cl3 meningkat berwarna
kuning

2 2-Propanol + FeCl3 Terjadi redoks, karena Tercamp


C3H7OH + FeCl3 ––> jumlah oksigen tetap ur dan
[Fe(C3H7OH)6] Cl3 berwarna
kuning

3 Butanol + FeCl3 C4H9OH + FeCl3 ––> Terjadi redoks, karena Tidak


[Fe(C4H9OH)6] Cl3 jumlah oksigen tetap larut/
tidak
tercampu
r dan
berwarna
kuning

4 Fenol + FeCl3 C6H5OH + FeCl3 ––> Terjadi oksidasi, Dari


[Fe(C6H5O)3] + HCl karena atom oksigen kuning
meningkat menjadi
hitam

C. Uji Besi (III) Klorida


VII. Pembahasan
Dalam praktikum ini praktikan menggunakan beberapa alat dan bahan salah satu
bahan utama yaitu alkohol, alkohol adalah senyawa kimia yang memiliki satu atau lebih
gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon. Rumus umum senyawa alkohol
tersebut adalah R−OH atau Ar−OH di mana R adalah alkil dan Ar adalah gugus aril.
Alkohol yang paling umum digunakan adalah etanol (C 2H5OH), alkohol lainnya yaitu
metanol (CH3OH), isopropanol (C3H8O), dan butanol (C₄H₉OH).
Dalam praktikum ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan. Pertama, yaitu 1-
propanol yang merupakan contoh alkohol dengan tiga atom karbon. Kemudian, ada 2-
propanol atau isopropanol yang memiliki tiga atom karbon dengan gugus metil terikat
pada atom karbon tengah. Ketiga yaitu menggunakan bahan butanol yang merupakan
alkohol dengan empat atom karbon dalam rantai utamanya, kelima yaitu fenol, yang
merupakan senyawa aromatik dengan gugus hidroksil terikat pada cincin benzena,
keenam yaitu n-heptana yang digunakan sebagai pelarut dan air suling yaitu air murni
sebagai pelarut. Untuk mengatur pH larutan dan reaksi tertentu, Ketujuh yaitu NaOH,
digunakan sebagai basa kuat. Dan yang terakhir yaitu larutan FeCl3 atau besi III klorida
digunakan sebagai reagen dalam beberapa reaksi kimia.Semua bahan ini digunakan untuk
mempelajari sifat dan reaksi kimia alkohol dan fenol.
Dalam praktikum alkohol dan fenol dilakukan 3 kali uji coba, yang pertama
adalah melakukan uji keasaman dengan mengukur pH larutan yang bereaksi. Dengan
menggunakan 4 kali percobaan dengan 4 tabung reaksi, ditambahkan 15 tetes 1-propanol
ke dalam tabung reaksi pertama. Kemudian tambahkan 15 tetes 2-propanol ke dalam
tabung reaksi kedua. Pada tabung reaksi ketiga ditambahkan 15 tetes butanol. Dan
terakhir masukkan 15 tetes fenol ke dalam tabung reaksi. Kemudian, tambahkan 15 tetes
larutan air suling ke dalam empat tabung reaksi. Pada masing-masing tabung dilakukan
homogenisasi dengan Vyrtex selama kurang lebih 5 detik. Kemudian dilakukan observasi
terhadap tabung reaksi yang ada pada rak tabung reaksi. Kemudian, pH setiap larutan
reaksi pada setiap tabung reaksi diukur menggunakan kertas indikator pH.Celupkan
kertas indikator ke dalam tabung reaksi selama 15 detik kemudian amati untuk
mengetahui kemiripan warna masing-masing indikator pH.
Kemudian uji coba yang kedua yaitu menguji kelarutan pada uji cob aini
diperlukan 4 tabung rekasi. Tabung pertama praktikan mengisi dengan larutan 1-propanol
sebanyak 15 tetes. Pada tabung reaksi kedua diberikan larutan 2-propanol sebanyak 15
tetes. Pada tabung reaksi ketiga diberikan larutan butanol sebanyak 15 tetes. Dan yang
terakhir pada tabung reaksi keempat diberikan larutan fenol sebanyak 15 tetes. Selain
pada praktikan melakukan uji kelarutan yang sama dengan bahan seperti sebelumnya
yakni larutan 1-propanol, 2-propanol,butanol, dan fenol. Namun, 15 tetes n-heksana
ditambahkan ke dalam larutan tambahan di 4 tabung reaksi lainnya. Kemudian delapan
tabung reaksi dihomogenisasi dalam Vyrtex. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap
perubahan kelarutan campuran larutan.
Selanjutnya yaitu melakukan uji coba pada besi III klorida. Pada percobaan ini
dilakukan seperti uji coba sebelumnya yaitu menggunakan 4 tabung reaksi dan pada
setiap tabung di tambahkan, larutan 1-propanol, 2-propanol,butanol, dan fenol, pada
tabung reaksi satu larutan 1-propanol, yang kedua 2-propanol,yang ketiga yaitu larutan
butanol, dan yang keempat yaitu larutan fenol, setiap larutan diatas ditambahkan 15 tetes
dan ditambahkan larutan FeCl3 sebanyak 15 tetes pada tiap-tiap tabung reaksi. Lalu
praktikan mengamati reaksi yang terjadi pada tabung reaksi yang telah dicampurkan oleh
berbagai larutan.
Pada percobaan pengujian keasaman larutan, setelah mengamati perubahan reaksi
dan mengukur pH dengan kertas indikator, diperoleh hasil yang cukup beragam dan
menarik mengenai reaksi pada campuran larutan. Pada tabung reaksi pertama, campurkan
1-propanol dan air aquades. Setelah dilakukan pengukuran pH, ternyata larutan bersif dan
ketika diukur pH menunjukkan sifat asam dengan pH 6. Pada tabung reaksi ketiga,
butanol direaksikan dengan aquades, setelah dilakukan pengukuran pH diketahui larutan
bersifat asam dengan pH 5. Dan yang terakhir, pada tabung reaksi pertama ditambahkan
larutan fenol dan air aquades yang menunjukkan sifat asam dengan pH pada angka 4.
Selanjutnya yaitu pada uji kelarutan, dilakukan 8 kali pengamatan tabung reaksi
dengan larutan berbeda. Pada uji kelarutan ini, praktikan mengamati keadaan larutan
setelah dilakukan pencampuran dengan larutan aquades, untuk melihat apakah larut
sempurna atau belum. Pada tabung reaksi pertama, 1-propanol bereaksi dengan air
aquades dengan reaksi C3H8O+H2O -> C3H6O2+H dan menunjukkan sifat larutan
campuran yang larut sempurna. Pada tabung reaksi kedua, mengamati 2-propanol dengan
aquades, terjadi reaksi C3H8O+H2O -> C3H6O+OH, setelah diamati larutan campuran
sudah larut. Pada tabung reaksi ketiga, campurkan butanol dan aquades sehingga terjadi
persamaan reaksi C4H8OH+H2O -> C4H10O2+OH, Setelah diamati larutannya terlihat
larutan tidak larut. Pada tabung reaksi ke 4 terjadi reaksi antara fenol dengan akuades,
reaksi C2H3OH+H2O-> C6H6O2, setelah diamati larutan larut sempurna. Setelah itu
praktikan melakukan uji coba yang selanjutnya yaitu menggunakan larutan n-heksana, di
uji coba ini praktikan melakukan dan membutuhkan alat yang sama yaitu memakai 4
tabung reaksi, pada tabung pertama diteteskan larutan 1-propanol dengan n-heksane dan
terjadi persamaan reaksi C3H8O + C6H14 → C9H20O2 + H2O dan pada campuran larutan
tersebut menunjukan kelarutan sempurna, selanjutnya yaitu reaksi antara larutan 2-
propanol dengan n-heksana merupakan dua senyawa yang berbeda dan karena butanol
dan n-heksana tidak menghasilkan senyawa ester sehingga tidak akan bereaksi satu sama
lain, dan yang terakhir yaitu reaksi antara larutan fenol dan n-heksana, ketika diteteskan
Kedua larutan tersebut tidak bereaksi karena fenol dan n-heksana merupakan larutan
senyawa organik yang berbeda dan tidak bereaksi langsung satu sama lain dan
membentuk senyawa baru.
Pada uji coba terakhir yaitu dengan menambahkan larutan FeCl 3 sebanyak 15
tetes pada tabung, reaksi pertama terjadi reaksi antara larutan 1-propanol dan FeCl 3, dan
menghasilkan persamaan reaksi C3H7OH+FeCl3 -> (Fe(C3H7OH)6)Cl3 dalam
pengmatannya terjadi oksidasi karena jumlah atom oksigen meningkat dan larutan
berubah dari bening menjadi kuning, yang kedua yaitu antara larutan 2-propanol dengan
FeCl3 dan terjadi persamaan reaksi C 3H7OH+FeCl3 -> (Fe(C3H7OH)6)Cl3, dalam
pengamatannya laritan mengalami reaksi redoks, jumlah oksigen tetap dan mengalami
perubahan warna mulai dari bening hingga menjadi warna kuning, pada tabung reaksi
ketiga yaitu larutan butanol yang direaksikan dengan larutan FeCl 3, terjadi persamaan
reaksi yaitu C4H9OH+FeCl3 -> (Fe(C4H9OH)6)Cl3, Pengamatannya menunjukkan bahwa
larutan tersebut merupakan reaksi redoks karena jumlah oksigen tetap konstan dan
gelembung-gelembung, Serta terdapat cekungan pada larutan, larutan menjadi keruh dan
warnanya berubah dari bening menjadi kuning, dan yang terakhir yaitu antara larutan
fenol dengan FeCl3 yang terjadi reaksi C4H9OH+FeCl3 -> (Fe(C4H9OH)6)Cl3, dari
pengamatannya menunjukkan bahwa larutan mengalami oksidasi akibat bertambahnya
atom oksigen dalam larutan dan terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu tua
kehitaman.

IX. Penutup

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat praktikan dapat dari praktikum ini adalah:
1. Pada pengujian keasaman, sampel yang telah diuji menghasilkan pH dibawah 7 yang
berarti bersifat asam
2. Pada pengujian kelarutan, mendapatkan hasil berbeda-beda yaitu ada yang tercampur
dan tidak tercampur karena n0heksana bersifat non polar sedangkan aquades bersifat
polar
3. Pada pengujian FeCl3,senyawa 1-propanol, 2-propanol, butanol, dan fenol yang
dicampurkan dengan FeCl3 mengalami reaksi yang berbeda -beda. Perbedaan itu
berupa perbedaan warna yang diujikan.
B. Saran
Saran yang dapat praktikan berikan dari praktikum ini adalah:
1. Praktikan lebih hati-hati Dalam menggunakan larutan yang korosif atau berbahaya.
2. Praktikan agar lebih hati-hati dengan alat lat yang mudah pecah atau kaca seperti
tabung reaksi.
3. Praktikan mengetahui langkah-langkah yang akan dilakukan supaya tidak terjadi
kesalahan atau human error.

X. Daftar Pustaka
Ayu Melinda, 2015. BAB II ALKOHOL DAN FENOL I.1 Teori Umum Dalam ilmu
kimia alkohol
Casey J.P, 2000, Kamus Kimia. Cetakan Kedua, Jakarta, Erlangga.
Hart, H dkk. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kirk Othmer, 1962, Industrial Chemicals, 4th edition. New York:
Petrucci, 1987. Kimia Dasar, Jilid 2, Cet. Ke-4, terj. Suminar Achmadi, Jakarta: Erlangga
Riawan. S. 1989. Kimia Organik. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

X. Lampiran

Gambar 10.1 Bahan Alkohol dan Fenol


Gambar 10. 4 Laporan sementara bagian depan

Gambar 10.2 Pemberian larutan alkohol dan fenol


pada uji keasaman
Gambar 10.5 Laporan sementara bagian belakang

Gambar 10.3 pemberian larutan alkohol dan fenol


pada uji kelarutan

Anda mungkin juga menyukai