PERCOBAAN III
OLEH
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
ASISTEN : ALMAUN
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2016
I. PENDAHULAN
A. Latar Belakang
minuman keras. Bahan aktif dalam minuman keras atau minuman beralkohol
adalah etanol atau etil. Fenol juga termasuk golongan alkohol dan biasa disebut
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang terikat bersama
dengan suatu cara tertentu sebagai bagian dari suatu molekul dan kemudian
mempengaruhi sifat fisik dan kimia molekul secara keseluruhan. Salah satu gugus
struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin
yang berikatan pada atom C yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan percobaan tentang alkohol dan
fenol.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai berikut
1. Bagaimana mempelajari beberapa sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan
fenol?
2. Bagaimana membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier?
C. Tujuan
1. Untuk mempelajari beberapa sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan fenol
2. Untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.
D. Manfaat
1. Dapat mempelajari beberapa sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan fenol.
2. Dapat membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.
gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali
dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat penting dalam
kimia organik karena dapat diubah dari satu tipe kebanyak tipe senyawa lainnya.
Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan dua macam senyawa. Reaksi bisa
turunan alkil dari air. Terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Merupakan
Senyawa fenol merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus
hidroksil yang terikat langsung dengan cincin aromatik. Fenol (C6H5OH) atau
asam karbolat merupakan struktur yang mendasari semua golongan dari senyawa
tersebut dimana cincin aromatik yang dimaksud adalah benzena. Senyawa fenolik
atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol
tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil
per molekul. Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R
dalam senyawa turunan alkana. Alkil alkohol mengandung gugus fungsi –OH.
Rumus umum untuk alkil alkohol adalah CnH2n+1OH. Tata nama alkil alkohol
dibedakan menjadi dua, yaitu tata nama secara IUPAC dan tata nama secara
Trivial. Aturan tata nama alikil alkohol secara IUPAC, yaitu mengganti akhiran a
dengan akhiran ol sedangkan aturan tata nama Trivial dalam alkil alkohol, yaitu
menyebutkan alkil yang terikat pada gugus –OH dan diikuti dengan kata alkohol
Alat-alat yang digunakan pada percobaan alkohol dan fenol adalah tabung
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
1 mL air 1 mL n-heksana
- dimasukkan maing-masing di
dalam tabung reaksi 1 dan 2
- ditambahkan masing-masing 1
tetes etanol
- diamati kelarutannya
-dicatat
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
- Alkohol primer
- Alkohol sekunder
CH3C3H6CH2OH + HCl ZnCl2 CH3C3H6CH2Cl + H2O
- Alkohol tersier
CH3 CH3
CH3 C OH + HCl ZnCl2 CH3 C Cl + H2O
CH3 CH3
B. Pembahasan
karbon, hidrogen, dan oksigen. Terutama dalam bentuk ester dapat ditemukan di
pelarut senyawa organik. Alkohol mempunyai rumus umum yaitu R-OH, dimana
R adalah gugus alkil atau alkil tersubsitusi. Gugus ini dapat merupakan rantai
terbuka, rantai tertutup (siklik) dan dapat mempunyai ikatan rangkap atau
dalam air dan n-heksana. Pada saat etanol dilarutkan dalam air terjadi campuran
homogen atau larutan etanol larut dalam air. Hal itu dikarenakan air dan etanol
sehingga etanol dapat larut dalam air. Selain itu, karena sifat kepolaran etanol dan
air sama yaitu bersifat polar. Sedangkan pada saat etanol dilarutkan dalam n-
dua fasa. Hal ini disebabkan larutan n-heksana bersifat non polar sedangkan
etanol bersifat polar, sehingga larutan etanol tidak dapat larut karena perbedaan
sifat kepolarannya. Hal ini sesuai dengan prinsip kelarutan Like Dissolves Like,
maka senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang polar, begitupun
untuk senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut non polar.
pereaksi Lucas adalah ZnCl2. Fungsi penambahan pereaksi Lucas (ZnCl2) untuk
membedakan senyawa yang termasuk alkohol primer, sekunder dan tersier melalui
proses reaksi baik cepat, lambat, maupun sangat lambat. Pada saat larutan etanol,
isoamil alkohol dan butanol ditambahkan dengan pereaksi Lucas secara bersama-
sama menghasilkan kecepatan reaksi antara etanol dengan ZnCl2 sangat lambat,
kecepatan reaksi antara isoamil dengan ZnCl2 lambat dan kecepatan reaksi
butanol dengan ZnCl2 cepat. Dalam rekasinya, alkohol primer dan sekunder
membutuhkan ZnCl2 agar bisa bereaksi dengan HCl. ZnCl2 adalah suatu asam
lewis yang sangat kuat dengan orbital-orbital kosong yang dapat menerima
ZnCl2 dengan oksigen alkohol melemahkan ikatan C–O dan dengan demikian
pereaksi Lucas akan menghasilkan reaksi yang cepat dan larutan alkohol sekunder
apabila dilarutkan dengan pereaksi Lucas akan menghasilkan reaksi yang lambat
sedangkan untuk reaksi antara alkohol primer dengan pereaksi Lucas akan
menghasilkan reaksi yang lebih lambat dari alkohol sekunder. Dari teori tersebut,
maka larutan etanol termasuk larutan primer, isoamil termasuk larutan sekunder
A. Kesimpulan
1. Alkohol memiliki sifat fisik dari kelarutannya yaitu sebagian gugus alkohol
dapat larut di dalam air, tetapi hanya jenis alkohol yang memiki struktu
yang dilihat dari segi kecepatan reaksinya. Hasilnya bahwa alkohol tersier akan
B. Saran
lengkap yang digunakan pada saat praktikum sehingga dapat berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S., Ishak I., dan Erni M., 2015, Pemanfaatan Buah Nangka Bubur
(Artocarpus Heterophyllus) untuk Pembuatan Alkohol dengan Cara
Fermentasi, Jurnal Penelitian, 2 (1).
Keenan, W. C., 1986, Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi VI, Erlangga, Jakarta.
Lahallo, C. A. S., A. A. Kt. A., Cahyawan W., dan Gusti M. A. S., 2016, Media
Pembelajaran Molymod Senyawa Hidrokarbon Teknologi Augmented
Reality Berbasis Android, Jurnal Merpati, 4 (1).
Prasiddha, I. J., Rosalina A. L., Teti E., Jaya M. M., 2016, Potensi Senyawa
Bioaktif Rambut Jagung (Zea Mays L.) untuk Tabir Surya Alami : Kajian
Pustaka, Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 4 (1).