Anda di halaman 1dari 22

Laporan Praktikum Kimia Organik Dasar

ALKOHOL DAN FENOL

MOEHAMMAD BINTANG SATRIO EKA SYADNA


D131231047
KELOMPOK II

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2024
LEMBAR PENGESAHAN

ALKOHOL DAN FENOL

Disusun dan diajukan oleh:

MOEHAMMAD BINTANG SATRIO EKA SYADNA


D131231047

Laporan praktikum telah diperiksa dan disetujui oleh :

Gowa, Maret 2024


Asisten, Praktikan,

SINTA RENALIA RUSLI M. BINTANG SATRIO EKA SYADNA


NIM. H031191053 NIM. D131231047

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam dunia kimia, alkohol merupakan istilah umum untuk senyawa

organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon yang

terikat pada atom hidrogen dan juga atom karbon lain. Ada berbagai jenis alkohol

yang dapat ditemui, tetapi yang paling sering ditemui adalah yakni etanol,

metanol, isopropanol. Pada kehidupan sehari-hari, alkohol yang sering ditemui

adalah etanol dalam bentuk minuman yang sering dikonsumsi manusia, baik

dalam bentuk minuman kerasa maupun bahan kimia yang digunakan dalam

industri. Panjang rantai karbon, struktur molekul, serta keberadaan gugus

hidroksil mempengaruhi sifat fisik dan kimia dari alkohol. Biasanya alkohol

bersifat polar, sehingga dapat larut dalam air, akan tetapi kelarutan alkohol

semakin berkurang jika semakin panjang rantai karbonnya.

Fenol merupakan senyawa organik yang mempunyai struktur kimia yang

mengandung gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon aromatik pada

cincin benzena. Keberadaan gugus hidroksil mempengaruhi sifat fisik dan kimia

fenol, sehingga membuatnya bersifat polar yang dapat larut di air serta memiliki

sifat asam yang lumayan kuat. Namun, jika fenol dalam dosis tinggi dapat

membahayakan manusia dan bersifat beracun.

Dalam industri kimia, fenol memiliki kegunaan dalam pengaplikasian

dalam bidang medis. Salah satunya adalah sebagai antiseptik dan disinfektan.

1.2.1 Maksud Percobaan


Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat fisika dan kimia

dari alkohol dan fenol, juga untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder

dan tersier.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Mengidentifikasi kelarutan alkohol dan fenol didalam air dan n-heksana

2. Membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier dengan cara lucas

3. Mengidentifikasi reaksi alkohol dan fenol dengan Na2CO3 dan NaHCO3

4. Mengidentifikasi reaksi alkohol dan fenol dengan FeCl3

1.1 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini adalah mengidentifikasi kelarutan alkohol dan fenol

dalam air dan senyawa organik dengan cara melarutkan metanol dan alkohol

lainnya dengan air dan n-heksana, mengidentifikasi kecepatan reaksi alkohol

primer, sekunder dan tersier dengan cara mereaksikan alkohol primer, sekunder

dan tersier dengan pereaksi lukas, mengidentifikasi tingkat keasaman alkohol dan

fenol dengan cara mereaksikan Na2CO3 dan NaHCO3 dengan alkohol dan fenol.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol

Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil (-OH)

yang terikat pada atom karbon jenuh. Rumus umum alkohol adalah R-OH, dimana

R adalah alkil, alkil tersubstitusi atau hidrokarbon siklik (Riswiyanto, 2019).

Gugus –OH merupakan gugus yang polar dimana atom hidorgen berikatan dengan

atom oksigen yang lebih elektronegatif (Basri, 2020). Alkohol yang paling

sederhana adalah metanol (CH3OH) yang dibuat dari gas sintesis. Alkohol yang

lebih tinggi berikutnya adalah etanol (C2H5OH) yang dapat dibuat dari fermentasi

glukosa (Oxtoby, 2021).

Hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofobik (sukar larut dalam air)

semakin panjang bagian hidrokarbon ini maka kelarutannya semakin rendah

didalam air. Bila rantai karbon cukup panjang, sifat hidrofobik ini akan

mengalahkan sifat hidrofil gugus hidroksil. Kelarutan dalam air disebabkan oleh

ikatan hidrogen antara alkohol dan air. Alkohol yang mempunyai massa molekul

rendah dapat larut dalam air,sedangkan alkil halida padanannya tidak larut (Ralp

J. Fessenden, 2019).

Etil alkohol atau etanol merupakan jenis alkohol yang paling banyak

dikenal masyrakat umum. Etanol dihasilkan secara biologis melalui fermentasi

gula atau pati. tanpa oksigen, enzim yang ada dalam ragi atau kultur bakteri

mengkatalis reaksi itu, Etanol juga dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi (Chang,

2019).
2.2 Fenol

Fenol adalah asam yang lebih kuat dari pada alkohol karena ion

fenoksidanya distabilkan oleh resonansi (Casey, 2020). Fenol mudah

dioksidasi oleh udara dan memberikan zat warna. Mempunyai sifat antiseptik,

beracun, dan mengikis dengan nilai ka= 1x10-10 (Riawan, 2019). Pada uji

besi klorida, kebanyakan fenol bereaksi dengan besi (III) klorida membentuk

warna merah, ungu, biru, atau hijau yang tergantung pada konsentrasi atau

senyawa fenolik yang digunakan (Casey, 2020). Fenol merupakan senyawa

berhidrat satu dengan titik didih 182°C dan jika dibiarkan di udara dan cahaya

fenol menjadi merah atau cokelat. Fenol jika dicampur dengan air akan

membentuk 2 fasa, dibawah larutan air dalam fenol dan diatas larutan fenol

dalam air. Kelarutan air dalam fenol dan sebaliknya akan bertambah dengan

naiknya suhu pada 68°C (Riawan, 2022). Kehadiran gugus hidroksil (-OH)

dalam fenol berkontribusi pada ketidakjenuhan cincin benzena dan

mengurangi stabilitas relatif cincin aromatik. Namun, fenol FENOL 124

berbagai aplikasi di bawah kap di industri otomotif. Fenol juga digunakan

dalam pembuatan bahan pengawet untuk melindungi kayu dari serangan hama

dan pembusukan (Despot et al., 2022).

Struktur fenol dapat dilihat sebagai cincin benzena yang memiliki satu

atom karbon yang tergantikan oleh gugus hidroksil. Cincin benzena terdiri

dari enam atom karbon yang dihubungkan oleh ikatan sigma (σ) membentuk

lingkaran. Setiap atom karbon dalam cincin benzena juga terikat pada atom

hydrogen. (Riswiyanto 2019).


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, alkohol (primer,

sekunder dan tersier, pereaksi lukas, kromat anhidrat, fenol, NaHCO 3, Na2CO3,

H2SO4, n-heksana, HCl 0,1 M dan indikator pp.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung,

pipet tetes, gelas ukur, 10 mL dan gelas piala 50 mL.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Kelarutan dalam air dan n-heksana

Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing

tabung reaksi diisi dengan 0,5 mL air dan n-heksana, tabung satu dan tabung dua

diteteskan kurang-lebih 10 tetes metanol kemudian dihomogenkan dan dicatat

kelarutannya. Prosedur diulangi dengan mengganti metanol dengan 1-propanol, 2-

propanol, amyl alkohol, 1-butanol, 2-butanol, 2-butil alkohol dan fenol.

3.3.2 Membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier dengan cara lukas

Disiapkan 4 buah tabung reaksi, pada masing-masing tabung reaksi diisi

dengan 1 mL reagen lukas. Pada tabung pertama ditambahkan alkohol primer,

pada tabung kedua ditambahkan alkohol sekunder, pada tabung ketiga

ditambahkan dengan alkohol tersier, dan pada tabung keempat ditambahkan fenol.
Kemudian, masing-masing tabung dihomogenkan dan diamkan selama 3-5 menit

dan diamati perubahannya.

3.3.3 Reaksi dengan NaHCO3 dan Na2CO3

Disiapkan Empat buah tabung reaksi , tabung pertama diisi dengan 1 mL

butil alkohol, tabung kedua diisi dengan 1 mL isopropil alkohol, tabung reaksi

ketiga diisi dengan 1 mL fenol, dan tabung reaksi keempat diisi dengan 1 mL

asam asetat. Masing-masing tabung reaksi ditambahkan 0,5 mL Na2CO3. Tabung

reaksi dihomogenkan dan dibiarkan selama 3–5 menit (pada tempratur 25 oC).

Perubahan yang terjadi diperhatikan dan dicatat. Prosedur di atas dilakukan

kembali dengan mengganti Na2CO3 dengan NaHCO3.

3.3.4 Reaksi dengan FeCL3

Disiapkan Empat buah tabung reaksi, tabung pertama diisi dengan 1 mL

metanol, tabung kedua diisi dengan 1 mL etanol, tabung reaksi ketiga diisi dengan

1 mL 2-butanol, dan tabung reaksi keempat diisi dengan 1 mL fenol. Masing-

masing tabung reaksi ditambahkan dengan 0,5 mL FeCl3. Perubahan yang terjadi

diperhatikan dan dicatat.


BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Hasil pengamatan kelarutan dalam air dan n-heksana

Tabel 1.1 Kelarutan dalam air dan n-heksana

Alkohol/ Kelarutan dalam


Kelarutan dalam n-heksana Keterangan
Fenol Air

Metanol 1 Fasa 2 Fasa Polar

Etanol 1 Fasa 1 Fasa Polar

1-propanol 1 Fasa 1 Fasa Polar

2-propanol 1 Fasa 2 Fasa Polar

Amyl
2 Fasa 1 Fasa Non-polar
alkohol

1-butanol 2 Fasa 1 Fasa Non-polar

2-butanol 2 Fasa 1 Fasa Non-Polar

2-butil
2 Fasa 1 Fasa Non-polar
alkohol

Fenol 1 Fasa 2 Fasa Polar


4.1.2 Hasil pengamatan membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier

dengan cara lukas

Tabel 1.2 Membedakan alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan
pereaksi lukas

Keterangan
Pereaksi
Alkohol/ Fenol
Lukas
Laju
Fasa Warna
Reaksi

Atas: tidak
berwarna
1-butanol ++ Lambat 1 Fasa
Bawah: tidak
berwarna

2-butanol +++ Cepat 1 Fasa Tidak berwarna

Sanga
2-metil-2-propanol ++++ 1 Fasa Tidak berwarna
cepat

Atas: Oranye
Fenol + - 1 Fasa Bawah: tidak
berwarna

4.1.3 Hasil pengamatan reaksi dengan Na2O3 dan NaHO3

Tabel 1.3 Rekasi alkohol dan fenol dengan Na2O3 dan NaHO3
Keterangan
Zat Na2CO3 NaHCO3
Warna Sifat Warna Sifat
Butil
Ungu tua Basa Merah muda Basa
alkohol

Isopropil
Ungu muda Basa Ungu muda Basa
alkohol

Fenol Merah Asam Kemerah-merahan Asam

Asam
Tidak berwarna Asam Merah muda Asam
asetat
4.1.4 Hasil pengamatan alkohol dan fenol dengan FeCl3

Tabel 1.4 Reaksi Alkohol dan Fenol dengan FeCl3


Keterangan
Zat FeCl3
Warna Fasa
Metanol Tidak bereaksi Kuning 2

Etanol Tidak bereaksi Kuning 2

2-butanol Tidak bereaksi Kuning keruh 2

Fenol Bereaksi Merah kecoklatan 1

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi kelarutann dalam air dan n-heksana


4.2.2 Reaksi alkohol dan fenol dengan Na2CO3

4.2.3 Reaksi alkohol dan fenol dengan NaHCO3


Pembahasan

Pada percobaan pertama ini, alkohol dan fenol diuji kepolarannya dengan

menggunakan air dan n-heksana. Air (H2O) merupakan senyawa polar dan n-

heksana (CH3CH2CH2CH2CH2CH3) merupakan senyawa nonpolar. Jadi, jika zat

uji larut dalam air dan tidak larut pada n-heksana maka zat itu polar, jika jika zat

uji tidak larut dalam air dan larut pada n-heksana maka zat itu nonpolar, dan jika

larut dalam air dan n-heksana maka zat itu semipolar. Metanol, etanol dan 2-

metil-2-propanol dapat larut sempurna dalam air dan tidak larut dalam n-heksana.

Hal ini dikarenakan metanol dan etanol memiliki gugus alkil berantai pendek,

sehingga tidak merubah tingkat keelektronegatifan, dan gugus hidroksil (-OH)

pada metanol tersebut mengambil bagian yang lebih besar dalam molekulnya.

Sehingga metanol etanol dan 2-metil-2-propanol bersifat polar. 1-butanol dan 2-

butanol tidak larut dalam air namun larut dalam n-heksana, yang berarti kedua zat

ini bersifat nonpolar. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa senyawa

fenol tidak larut dalam air dan n-heksana. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa fenol memiliki sifat yang cenderung asam yang berarti fenol

merupakan senyawa polar.

Pada percobaan kedua ini bertujuan untuk membedakan alkohol primer,

sekunder, dan tersier dengan menggunakan pereaksi lukas serta mereaksikan fenol

dengan pereaksi lukas sebagai pembanding. Sesuai dengan teori, pada percobaan

ini didapatan bahwa 1-butanol bereaksi lambat saat dicampur dengan pereaksi

lukas, 2-butanol bereaksi sedang, dan 2-metil-2-propanol bereaksi lebih cepat (1o
< 2o < 3o). Hal ini disebabkan karena pada alkohol tersier sangat memungkinkan

untuk terjadinya pemutusan dan pelepasan gugus hidroksil untuk berlangsungnya

reaksi subtitusi karena ketidakstabilan atom karbon yang berikatan langsung

dengan gugus hidroksil dapat diminimalisir oleh atom karbon lain yang berada

disekelilingnya.

Pada percobaan ketiga ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman

alkohol ditentukan oleh panjangnya rantai karbon yang terikat pada gugus

hidroksil. Semakin panjang rantai karbonnya maka tingkat keasamannya akan

semakin rendah tingkat keasaman alkohol tersebut. Hal ini disebabkan karena

semakin panjang rantai karbon pada alkil maka sifat gaya dorong elektronnya

semakin besar sehingga ion H+ pada gugus hidroksil akan sulit terlepas.

Berdasarkan hasil percobaan yang didapatkan dapat dikonfirmasi kebenaran akan

hal ini, dimana asam asetat memiliki warna yang paling asam sedangkan butil

alkohol memiliki warna yang paling basa.

Pada percobaan keempat ini FeCl3 digunakan untuk membedakan antara

senyawa alkohol dan fenol, karena FeCl3 mempunyai kemampuan untuk beraksi

dengan fenol (alkohol alifatik) dan tidak beraksi dengan alkohol alifatik. Adanya

reaksi ditandai dengan melihat perubahan warna sesaat setelah dicampurkan. Jika

bereaksi larutan akan berubah warna menjadi merah sampai ungu kehitaman. Dari

hasil percobaan pada Metanol, etanol, dan 2-butanol setelah dicampurkan dengan

FeCl3, larutan menjadi berubah warna menjadi kuning dan kuning keruh. Hal ini

menunjukkan bahwa etanol, 1–butanol dan 2–butanol tidak bereaksi dengan

FeCl3. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa alkohol tidak dapat bereaksi dengan
FeCl3. Warna kekuning-kuningan berasal dari larutan FeCl3 bukan hasil reaksi.

Sedangkan pada fenol ketika dicampukan dengan FeCl3 larutan menjadi merah

kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa telah terbentuk senyawa kompleks dari

Fe3+ dengan fenol. Fenol merupakan senyawa yang mengandung gugus hidroksil

yang terikat pada karbon tak jenuh, sehingga dapat bereaksi dengan FeCl 3

menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah kecoklatan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Fenol bersifat polar sementara pada alkohol semakin panjang gugus alkil

alkohol semakin rendah kepolarannya.

2. Kecepatan reaksi pada alkohol primer, sekunder, dan tersier dengan pereaksi

lukas adalah 2-metil-2-propanol > 2-butanol > 1-butanol.

3. Fenol merupakan asam lemah namun lebih kuat dibanding alkohol.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk lab

Menambahkan pendingin ruangan agar praktikan merasa nyaman saat

melakukan percobaan.

5.2.2 Saran untuk percobaan

Sebaiknya soal respon dibuat untuk menguji pemahaman praktikan, dan

bukan berfokus kepada hal yang bersifat hafalan.


DAFTAR PUSTAKA

Basri, S., 2003, Kamus Kimia Cetakan Kedua, Jakarta, Erlangga.


Riswiyanto, 2009, Kimia Organik, Jakarta, Erlangga.
Riawan, R., 2002, Kimia Organik Untuk Mahasiswa Kedokteran, Jakarta,
Erlangga.
Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S., 1982, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
Satu, Jakarta, Erlangga
Oxtoby, 2003, Prinsip Kimia Modern, Jakarta, Erlangga
Despot, R. et al. (2012) ‘Changes in Selected Properties of Wood Caused by
Gamma Radiation’, Gamma Radiation, (March). doi: 10.5772/34860.
Lampiran 1.

Bagan Kerja

A. Kelarutan dalam air dan n-heksana


Metanol

 Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering


- Masing-masing tabung reaksi diisi 0,5 mL air dan
n- heksana. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebanyak ±10 tetes.
 Dihomogenkan dan dicatat kelarutannya (catat).

 Dikerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan


alkohol yang lain.
 Dikerjakan seperti diatas dengan menggunakan fenol.
Hasil

Catatan: Diulangi prosedur yang sama dengan mengganti metanol dengan alkohol
lain dan fenol

B. Membedakan Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier Dengan Cara Lukas

1-butanol

 Disiapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering.

 Dimasukkan masing-masing tabung diisi


dengan 1 mL reagen Lucas.
 Dihomogenkan dan dibiarkan selama 3-5 menit
(pada temperatur kamar).
 Diperhatikan perubahan yang terjadi dan dicatat

Hasil

Catatan: Diulangi prodsedur yang sama dengan mengganti 1-butanol


dengan 2- butanol, 2-metil-2-propanol, dan fenol.
C. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

Butil alkohol
 Disiapkan 4 tabung reaksi yang kering dan bersih.

 Dimasukkan masing-masing kedalam tabung reaksi


yang berbeda sebanyak 1 mL.
 Selanjutnya masing-masing tabung reaksi ditambah
dengan Na2CO3 0,5 mL.
 Dihomogenkan dan dibiarkan selama 3-5 menit
diperhatikan perubahan dan dicatat.
 Dikerjakan seperti langkah 1 s/d ganti Na2CO3
dengan NaHCO3.
Hasil

Catatan: Lakukan prosedur yang sama dengan mengganti Butil alkohol,


dengan 2 metanol, fenol, dan asam asetat.

D. Reaksi dengan FeCl3

 Disiapkan 4 tabung reaksi yang kering dan bersih.

 Dimasukkan
Metanol
masing-masing kedalam tabung reaksi
Hasil
yang berbeda sebanyak 1 mL.
 Selanjutnya masing-masing tabung reaksi ditambahkan
beberapa FeCl3 lalu dimasukkan ke dalam setiap tabung
reaksi.
 Dihomogenkan lalu diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi.

Catatan: Lakukan prosedur yang sama dengan mengganti metanol


dengan etanol, 2-butanol, dan fenol.
LAMPIRAN 2

Dokumentasi

Gambar 1. Hasil Reaksi Air dan n-heksana dengan alkohol dan fenol.

Gambar 2. Hasil reaksi membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier.

Gambar 3. Hasil reaksi NaHCO3 dan Na2CO3 dengan alkohol dan fenol.

Gambar 4. Hasil reaksi senyawa FeCl3 dengan alkohol dan fenol


LAMPIRAN 3

Anda mungkin juga menyukai