Kelas III A
Oleh : Kelompok 3
Audri Moureska
Miftahul Jannah
Mulia Ilahi
Pendi Gunawan Syah
Waninda Septrina
Dosen Pembimbing :
Ns. Hj. Devia Roza, M.Kep, Sp. KMB
DIII-KEPERAWATAN PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan
rahmatNya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul “Interpretasi Analisa Gas Darh”.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang
sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan
saran sangatlah penulis harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun
tidak langsung. Semoga makalah ini menjadi tambahan pengetahuan dan
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisa Gas Darah...............................................................................4
B. Tujuan pemeriksaan analisa gas darah .................................................................4
C. Komponen-komponen evaluasi analisa gas darah.................................................4
D. Keseimbangan asam basa......................................................................................8
E. Gangguan dan penyebab gangguan keseimbangan asam basa..............................8
F. Indikasi analisa gas darah.......................................................................................11
G. Kontraindikasi analisa gas darah...........................................................................14
H. Pemeriksaan analisa gas darah..............................................................................14
I. Preparasi sampel.....................................................................................................23
J. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan....................................................23
K. QC Blood gas analyzer dan analisa gas darah.......................................................24
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran gas darah arteri sangat penting dalam menilai pertukaran gas dalam
paru. Pengukuran ini untuk mengukur keasaman darah dan kadar bikarbonat.
Analisa gas darah dilakukan untuk mengevaluasi status oksigen dan
karbondioksida di dalam darah arteri dan mengukur pH-nya.
Hasil dari pemeriksaan gas darah sangat berarti bagi monitoring hasil tindakan
penatalaksanaan oksigenasi klien, therapy oksigen, dan untuk mengevaluasi
respon tubuh klien terhadap tindakan dan therapy misalnya penggunaan
ventilator. Sampel darah yang diambil digunakan untuk mengukur komponen gas
didalam darah arteri dan pH darah. Nilai yang diperoleh merefleksikan kualitas
ventilasi dan perfusi jaringan.
Pemahaman yang mendalam tentang fisiologi asam basa memiliki peran yang
sama pentingnya dengan pemahaman terhadap fisiologi jantung dan paru pada
pasien-pasien kritis.
Kelainan asama basa merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien-pasien
kritis. Namun, pendekatan dengan metode sederhana tidak dapat memberikan
gambaran mengenai prognosis pasien. Pendekatan dengan metode Stewart dapat
menganalisa lebih tepat dibandingkan dengan metode sederhana untuk membantu
dokter dalam menyimpulkan outcome pasien.
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke
dalam jantung. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2.
Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat
mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada
umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karena itu secara langsung berhubungan
dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma dan zat makanan
merembes kecairan jaringan antar sel.
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna
1
lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada
jaringan. Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan warnanya
karena terjadinya pertukaran gas.
B. Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud Analisa Gas Darah ?
1. Apakah tujuan pemeriksaan analisa gas darah ?
2. Apa saja komponen-komponen evaluasi analisa gas darah ?
3. Apakah yang dimaksud dengan keseimbangan asam basa ?
4. Apa saja gangguan dan penyebab gangguan keseimbangan asam basa ?
5. Indikasi apa saja sehingga dilakukan Analisa Gas Darah ?
6. Kontraindikasi apa saja Analisa Gas Darah tidak dapat dilakukan ?
7. Bagaimana cara pemeriksaan analisa gas darah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Analisa Gas Darah
2. Mengetahui tujuan pemeriksaan analisa gas darah
3. Mengetahui komponen-komponen evaluasi analisa gas darah
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keseimbangan asam basa
5. Mengetahui gangguan dan penyebab gangguan keseimbangan asam basa
6. Mengetahui indikasi pemeriksaan Analisa Gas Darah
7. Mengetahui kontraindikasi Analisa Gas Darah
8. Mengetahui cara pemeriksaan analisa gas darah
D. Manfaat
2
Menambah pengetahuan tentang analisa gas darah, pemeriksaannya dan QCnya.
BAB II
3
PEMBAHASAN
4
CO2 yang terlarut dalam cairan ekstrasel.
pH = HCO3- (metabolik)
αPCO2 (respiratorik)
5
Hiperventilasi ditandai dengan menurunnya PCO2, sebagai akibat CO2
telah dibuang dari alveoli, yang mana menyebabkan respiratori alkalosis
(PCO2<35 mmHg). Penyebab terjadinya hiperventilasi karena
hipoksemia, penyakit pulmonal, nyeri, cemas, dan ventilasi manual atau
mekanik yang berlebihan. Hiperventilasi juga dapat terjadi sebagai akibat
kompensasi dari asidosis metabolik(Irizarry dkk, 2009; Martini, 2006).
6
lebih jarang akibat pemberian cairan intravena yang agresif yang tidak
mengandung bikarbonat ataupun prekursor bikarbonat (misal: saline).
+
Metabolik alkalosis dapat terjadi akibat kehilangan H (muntah) atau dari
peningkatan HCO3- (pemberian sodium bikarbonat, alkalosis hipokloremia
akibat penggunaan loop diuretic) (Irizarry dkk, 2009).
7
paru-paru dan di paru-paru CO2 tersebut dikeluarkan/dihembuskan. Pusat
pernafasan di otak mengatur jumlah CO2 yang dihembuskan dengan
mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar CO2 darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika
pernafasan menurun, kadar CO2 darah meningkat dan darah menjadi lebih
asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat
pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit ke menit.
2. Alkalosis
Adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa atau
terlalu sedikit mengandung asam dan kadang menyebabkan meningkatnya
pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan
petunjuk dari adanya masalah metabolisme yang serius.
Asidosis dan alkalosis dibagi dua tergantung dengan penyebabnya, yaitu :
1. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik, karena adanya perubahan
konsentrasi bikarbonat yang disebabkan gangguan metabolisme, yaitu
ketidakseimbangan dalam pembuangan asam dan basa oleh ginjal.
8
Asidosis meningkatkan kadar konsentrasi K dalam darah, sehingga fungsi sel
dan enzim tubuh memburuk, kemudian mengakibatkan aritmia ventrikuler.
Yang perlu diketahui dan digaris bawahi dari proses dalam tubuh ini,
kompensasi ini tidak pernah membawa pH ke rentang normal.
9
↓pH dan ↓HCO3- Metabolik Asidosis ↓PCO2
(↓BEecf)
↑pH dan ↑ HCO3- Metabolik Alkalosis ↑ PCO2
(↑BEecf)
↓ pH dan ↑ PCO2 Respiratori asidosis ↑ HCO3- (↑ BEecf)
10
Penyakit kritis adalah setiap proses penyakit yang menyebabkan
ketidakstabilan fisiologis yang mengarah ke arah kecacatan atau kematian
dalam beberapa menit atau jam. Perburukan dari sistem neurologis dan
kardiorespirasi umumnya langsung mengancam nyawa. Untungnya
ketidakstabilan tersebut dapat terdeteksi lebih awal dengan melakukan
pengamatan klinis sederhana terhadap penyimpangan dari batas normal pada
tingkat kesadaran, laju pernafasan, denyut jantung, tekanan darah dan
produksi urin (Frost dkk, 2007).
5. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(Fenton, 2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan
mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan
(Santoso, 2005).
6. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem dimana
alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung
jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan
penimbunan cairan. Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam
sebab,meliputi infeksi karena bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia
juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru,
atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau
penggunaan alkohol.
7. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi
12
jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung,
volume darah dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor ini
kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi
syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan
gangguan nutrisi dan metabolisme sel sehingga seringkali menyebabkan
kematian pada pasien.
H. Pemeriksaan BGA
Analisa Gas Darah ( AGD ) atau yang disebut dengan Arterial Blood Gas (ABG)
analysis atau Blood Gas Analisa (BGA) adalah sebuah pemeriksaan atau tes yang
mengukur jumlah oksigen dan karbondioksida dalam darah, dan keasaman (pH)
dalam darah.
1. Pra-analitik
Alat-Alat :
Spuit Disposable 2.5 cc
a. Perlak/alas
b. Antikoagulan Heparin / Lithium Heparin
c. Kapas alkohol
d. Bak spuit
14
e. Bengkok
f. Penutup udara dari karet
g. Wadah berisi es (baskom atau kantong plastik)
h. Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi : nama,
tanggal dan waktu, apakah menerima O2, bila ya berapa liter dan dengan
rute apa
15
c. Femoral Artery / Arteri Femoralis
Arteri yang paling besar untuk AGD. Berada pada permukaan paha
dalam di dalam, di sebelah lateral tulang pubis. Dapat dilakukan AGD
sekalipun pada pasien dengan curah jantung yang rendah. Kesulitannya
sirkulasi kolateral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada tempat
pengambilan, sulit untuk bekerja aseptis, pada orang tua (gangguan pada
dinding arteri sebelah dalam), letaknya dekat dengan vena paha (salah
tusuk).
16
tangan menghadap ke atas dan pergelangan tangan ekstensi 30
agar jaringan lunak terfiksasi oleh ligamen dan tulang. Bila
perlu bagian bawah pergelangan dapat diganjal dengan bantal
kecil.
d) Jari pemeriksa diletakkan di arteri radialis (proksimal dari
lipatan kulit telapak pergelangan) untuk meraba denyut nadi
agar dapat memperkirakan letak dan kedalaman pembuluh
darah.
e) 1 ml heparin diaspirasi ke dalam spuit, sehingga dasar spuit
basah dengan heparin dan kelebihan heparin dibuang melalui
jarum, dilakukan secara perlahan sehingga pangkal jarum penuh
dengan heparin dan tidak ada gelembung udara.
f) Pastikan denyutan/pulpasi dari arteri terbesar kemudian dengan
memakai tangan kiri antara telunjuk dan jari tengah beri batas
daerah yang akan ditusuk, dan titik maksimum denyut
ditemukan.
g) Lakukan tindakan asepsis/antisepsis, bersihkan tempat tersebut
dengan kapas alkohol.
h) Setelah melakukan tindakan sepsis/antisepsis, jarum 5-10 mm
ditusukkan pada daerah distal dari jari pemeriksa dengan
menekan arteri. Jarum ditusukkan dengan membentuk sudut 30o
dengan permukaan lengan dengan posisi lubang jarum/bevel
menghadap ke atas.
i) Jarum yang masuk ke arteri akan menyebabkan torak semprit
terdorong oleh tekanan darah.
j) Pada pasien hipotensi, torak akan ditarik perlahan (jangan
terlalu cepat karena akan menghisap udara), indikasi satu-
satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya
pemompaan darah dalam spuit dengan kekuatan sendiri.
k) Sejumlah darah yang diperlukan terpenuhi (minimal 1 ml),
cabut jarum dengan cepat dan di tempat tusukan jarum lakukan
penekanan dengan jari selama 5 menit untuk mencegah
keluarnya darah dari pembuluh arteri (10 menit untuk pasien
yang mendapat antikoagulan).
17
l) Lepaskan jarum dan tempatkan penutup udara pada spuit, putar
spuit diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin.
m) Spuit diberi label dan tempatkan dalam es atau air es/termos
berisi air es dan es batu [semprit dibungkus plastik agar air tidak
masuk dalam semprit, keaadan dingin (4oC) bertujuan
memperkecil terjadinya perubahan biokimiawi / proses
metabolisme yang akan meningkatkan CO2 kemudian langsung
dibawa ke laboratorium
2. Analitik
Sampel darah arteri diperiksa dengan menggunakan alat BGA.
3. Pasca Analitik
a. Langkah-Langkah Mengevaluasi Hasil
Langkah-langkah yang dianjurkan untuk mengevaluasi nilai gas darah
arteri adalah sebagai berikut :
18
1) Evaluasi pH
pH <7,35 = asidosis
pH >7,45 = alkalosis
pH = 7,4 = normal
pH >7,4 = alkalosis.
a) Jika PaCO2< 40 mmHg : gangguan primer adalah alkalosis
respiratorik (situasi ini timbul jika pasien mengalami
hiperventilasi dan lebih banyak CO2 yang dikeluarkan)
b) Jika HCO3 >24 mEq/L : gangguan primer adalah
alkalosismetabolik (situasi ini timbul jika tubuh memperoleh
terlalu banyak bikarbonat, suatu substansi alkali, bikarbonat
adalah basa, atau bagian alkali dari sistem buffer asam karbonik
bikarbonat)
Arteri Vena
pH 7,35 – 7,45 7,31 – 7,41
PC 4,7 – 6,0 5,5 – 6,8
O2 35 – 45 41 – 51
PO
(kP 10,6 – 13,3 4,0 – 5,3
2 80 – 100 30 – 40
BE
(kP -2 - +2 -3 - +3
20
BAB III
QUALITY CONTROL
Prinsip :
Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap sampel sel secara
bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan dengan gas standar melalui
pemencaran system infra-red dimana akan menghasilkan perbedaan panjang
gelombang yang akan dikonversi receiver menjadi signal analog (420).
Cara Pengoperasian
1. Nyalakan power ON.
2. Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan
calibrate kemudian enter. alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.
3. Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan
status untuk mengetahui kondisi apakah PH, PCO2 dan PO2 kondisinya OK.
Jika OK sample langsung dapat diperiksa. Apabila kondisinya UC (Un
21
Caliblasi) lakukan kalibrasi yaitu tekan calibrate kemudian enter.
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap
melakukan pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan
keluar secara otomatis kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi
analyzer sampai sample terhisap secara otomatis selang akan masuk sendiri.
5. Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB,
suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen
yang dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil
akan keluar melalui printer
I. Preparasi Sampel
Hal yang harus dihindari pada preparasi sampel :
1. Kesalahan teknik pengambilan spampel darah pada pasien
2. Pengambilan sampel darah arteri tidak sesuai SOP
3. Spesimen darah tidak homogen dengan antikoagulan heparin
4. Udara masuk kedalam spuit
22
5. Spesimen terpapar udara
6. Penundaan test
7. Sampel tidak disimpan dalam suhu dingin saat transport
8. Sampel tidak dihomogenkan secara adekuat sebelum analisis
9. Ada gelembung udara pada sampel yang di analisis
10. Ada bekuan pada sampel
11. Menganalisis sampel yang sudah beku
2. Faktor Spesimen
a. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam
sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila
tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya
akan meningkat.
b. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung.
Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2
(kelebihan heparin 20% dari jumlah spesimen: penurunan palsu PCO2
sebanyak 16%), sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan
CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
c. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan
hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena
23
itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan.
Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar
pendingin beberapa jam.
d. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan
tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan
nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi.
Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang
penting pada nilai oksigenasi darah.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
Tujuan pemeriksaan analisa gas darah adalah :
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Ketut Jayati Utami. Tesis. Korelasi Positif Nilai Analisis Gas Darah Vena
Sentral Dengan Analisis Gas Darah Arteri Pada Pasien Kritis Di Ruang
Terapi Intensif. 2014: Universtas Udayana Denpasar. Diakses dari
www.pps.unud.ac.id/thesis/.../unud-990-2054943610-tesis%20utami.pdf
pada hari Selasa, 27 Oktober 2015.
Delost, Maria. 2014. Blood Gas and Critical Care analyte Analysis Chapter 6.
26
Diakses dari pada hari Selasa, 27 Oktober 2015.
Edijanto. Analisis Asam Basa : Cara Interpretasi Dan Contoh Kasus. Surabaya : Unair.
Afifah, Efy. Pemeriksaan Astrup/Analisa Gas Darah. Jakarta: UI. Diakses dari
staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/agd.pdf pada hari Selasa, 27
Oktober 2015.
http://nurulbutterfly.blogspot.co.id/2013/06/analisa-gas-darah-agd.html pada
hari Senin, 5 Oktober 2015
Pras, A. 2012. 6 Langkah Mudah Membaca Analisa Gas Darah. Diakses dari
http://thisisyourway.blogspot.co.id/2012/12/6-langkah-mudah-membaca-
analisa-gas.html pada hari Senin, 5 Oktober 2012.
27