Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KIMIA KLINIK II

PEMERIKSAAN ASAM BASA

Disusun oleh:

Anggi Anggriani P27903117051

Essa Rianty P27903117063

Lulu Lutfia P27903117076

Rizky Pratama Putra P27903117091

Siti Atikah P27903117094

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur
kepada Nya atas segala limpahan karunia-Nya kami diberi kekuatan untuk
menyusun makalah yang berjudul “PEMERIKSAAN ASAM BASA”. Tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah Kimia Klinik
II. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa makalah ini bisa
memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk
memperluas wawasan dan juga pengetahuan mengenai pentingnya pemahaman
mengenai teknik pemeriksaan asam basa.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna karena berbagai keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu,
berbagai bentuk kritikan dan juga saran yang membantun akan sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Tangerang, Juli 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Perumusan Masalah ................................................................................................ 5
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
A. Definisi.................................................................................................................... 6
B. Fungsi Pemeriksaan Analisa Gas Darah ...............Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Analisis Gas Darah : ................................................................................... 7
D. Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) ............................. 7
E. Parameter Pemeriksaan Analisis Gas Darah (AGD) ............................................... 9
F. Macam – macam letak pengambilan sampel : ........................................................ 9
G. Kriteria pemilihan arteri ........................................................................................ 12
H. Prosedur Pemeriksaan Analisis Gas Darah (AGD) ............................................... 12
I. Faktor yang Mmempengaruhi Pemeriksaan AGD ................................................ 23
J. Hal-hal yang Perlu diperhatikan ........................................................................... 24
BAB III............................................................................................................................. 25
PENUTUP........................................................................................................................ 25
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 25
B. Saran ..................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 26

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang


sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam
basa larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam,
bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang
berbeda, sehingga kita dapat tentukan sifat suatu larutan. Untuk
menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara, yaitu
pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan
sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. misalnya
Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan
berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. sifat asam basa suatu
larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan
suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
larutan.

Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH


lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan
dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH meter. menurut
penjelasan tersebut menjelaskan tentang keseimbangan asam basa serta
berbagai macam faktor atau hal-hal yang berkaitan dengan keseimbangan
asam basa.

Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh


karena dapat mempengaruhi fungsi organ vital. Gangguan keseimbangan
asam basa yang berat, dapat mempengaruhi kelangsungan hidup pasien.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35
hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam
dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem
organ yakni paru dan ginjal.

4
Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang
bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam
darah. AGD juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman
atau pH darah. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen dan karbon
dioksida yang juga dikenal sebagai gas darah ke seluruh tubuh. Saat darah
melewati paru-paru, oksigen masuk ke dalam darah sementara karbon
dioksida terlepas dari sel darah dan keluar ke paru-paru. Dengan demikian
pemeriksaan analisa gas darah dapat menentukan seberapa baik paru-paru
dalam bekerja memindahkan oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan
karbon dioksida dari darah.

B. Perumusan Masalah
1. Apa itu pemeriksaan asam basa ?
2. Bagaimana teknik pemeriksaan asam basa ?

C. Tujuan
1. Untuk menegetahui pemeriksaan asam basa.
2. Untuk menegetahi teknik pemeriksaan asam basa dengan baik dan
benar.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Analisa Gas Darah


Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang
bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam
darah. AGD juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman
atau pH darah. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen dan karbon
dioksida yang juga dikenal sebagai gas darah ke seluruh tubuh. Saat darah
melewati paru-paru, oksigen masuk ke dalam darah sementara karbon
dioksida terlepas dari sel darah dan keluar ke paru-paru.
Pemeriksaan AGD adalah pemeriksaan analisa gas darah melalui
darah arteri. Pengukuran gas darah arteri memberikan informasi dalam
mengkaji dan memantau respirasi pasien dan metabolisme asam-basa,
serta homeostatis elektrolit. AGD juga digunakan untuk mengkaji
oksigenasi. Istilah-istilah penting yang harus diketahui dalam pemeriksaan
gas darah arteri antara lain, pH, PCO2, HCO3-, PO2, dan
SaO2 Pemeriksaan gas darah dan PH digunakan sebagai pegangan dalam
penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai
Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah,
Kadar karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan analisa gas darah penting
untuk menilai keadaan fungsi paru-paru. Pemeriksaan dapat dilakukan
melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis, brakhialis, atau
femoralis.
B. Fungsi Pemeriksaan AGD
1. Memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah merah
mengalirkan oksigen dan karbon dioksida dari dan ke seluruh tubuh.
2. Memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal, serta gejala yang
disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen, karbon dioksida atau
keseimbangan pH dalam darah

6
3. Pada pasien penurunan kesadaran, gagal nafas, gangguan metabolik
berat.
4. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang sedang menggunakan alat
bantu napas untuk memonitor efektivitasnya.

C. Tujuan Analisis Gas Darah :


1. Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
2. Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh
4. Mengetahui kemampuan Hb dalam melakukan transportasi
oksigen ke jaringan
5. Mengetahui tekanan oksigen dalam darah arteri dan jaringan
secara terus menerus

D. Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD)


 Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
 Pasien dengan edema pulmo
 Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
 Infark miokard
 Pneumonia
 Pasien syok
 Post pembedahan coronary arteri baypass
 Resusitasi cardiac arrest
 Klien dengan perubahan status respiratori
 Anestesi yang terlalu lama
 Koma
 Tdak Sadar
E. Darah Arteri dan Darah Vena
1. Darah Arteri
Pembuluh darah yang membawa darah yang kaya oksigen dari
jantung ke seluruh tubuh. tubuh kita dalam melakukan fungsinya tentu

7
membutuhkan kekuatan yang berasal dari nutrisi, cairan, kesehatan
tubuh itu sendiri, juga sirkulasi yang baik dalam tubuh.
Jenis – jenis Pembuluh Darah Arteri :
1. Arteri Pulmonalis adalah pembuluh yang dilewati darah dari bilik
menuju paru paru. Pembuluh ini mengandung banyak
karbondioksida yang akan dibawa ke bagian bagian paru
paru yakni alveolus.
2. Arteri Sistematikadalah pembuluh yang mengantarkan darah ke
arteriol setelah itu ke pembuluh darah kapiler tempat dimana zat
nutrisi dan oksigen ditukarkan.
3. Aorta adalah pembuluh terbesar dalam tubuh dan keluar dari
ventrikal yang mengandung banyak oksigen.
4. Arteriol adalah paembuluh nadi yang paling kecil yang
berhubungan dengan pembuluh kapiler.
2. Darah Vena
Pembuluh vena yaitu suatu pembuluh yang fungsinya membawa
darah menuju jantung. Darah yang dibawa banyak mengandung
karbondioksida. Pada umumnya berada dekat permukaan tubuh dan
tampak kebiru-biruan. Pada dinding pembuluhnya tidak elastis dan
tipis serta mempunyai ukuran lebih kecil daripada pembuluh nadi. Hal
ini Dikarenakan darah yang dalam perjalanan kembali menuju jantung
yang mempunyai tekanan yang sangat kecil bahkan tidak terasa.

8
3. Perbedaan Arteri dengan Vena

F. Parameter Pemeriksaan Analisis Gas Darah (AGD)


Komponen yang diperiksa (parameter) dalam analisa gas darah meliputi :
 pH  SaO2
 PaCO2  HCO3
 PaO2  %MET Hb
 Base excess (BE)  CaO2
 TCO2

G. Macam – macam letak pengambilan sampel :


1. Arteri radialis dan arteri ulnaris
Arteri radialis dan arteri urnalis Merupakan pilihan pertama dan kedua
kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga
apabila Allen test negatif.

9
2. Arteri Dorsalis Pedis dan Arteri tibialis posterior

Arteri dorsalis pedis dan arteri tibia posterior merupakan arteri pilihan
ketiga jika arteri radialis dan ulnaris tidak bisa digunakan.
3. Arteri Brachialis

Arteri brachialis Merupakan arteri pilihan keempat karena lebih


banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah.

10
4. Arteri femoralis

Arteri femoralis Merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri


diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah
akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh dan dapat
mengakibatkan kematian jaringan

5. Vena mediana cubiti

6. Arteri Umbiical ( pada tali pusat bayi)

11
H. Kriteria pemilihan arteri
 Cukup besar untuk menerima jarum25-gauge
 Terletak di dekat permukaan kulit
 Terletak di area, jika terjadi cedera pada jaringan sekitar tidak akan
berbahaya
 Terletak di area yang terdapat arteri lainnya untuk menyuplai darah
(sirkulasi kolateral) jika arteri di pungsi rusak

I. Prosedur Pemeriksaan Analisis Gas Darah (AGD)


 Tujuan
 Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
 Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
 Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

 Prinsip
Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap
sampel sel secara bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan dengan
gas standar melalui pemencaran system infra red dimana akan
menghasilkan perbedaan panjang gelombang yang akan dikonversi
receiver menjadi signal analog (420).

12
 Pra Analitik
1. Persiapan Pasien
 Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
serta akan timbulnya rasa sakit dan kemungkinan
komplikasi
 Jelaskan tentang allen’s test
 Tidak ada persiapan khusus
 kumpulkan informasi dari pasien diantaranya, apakah
pasien olahraga sebelum pergi untuk memeriksakan diri
2. Persiapan Alat
 Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk
anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa.
 Tabung Heparin (tabung berwarna hijau)
 Yodium-povidin
 Penutup jarum (gabus atau karet)
 Kasa steril
 Kapas alkohol
 Plester dan gunting
 Pengalas
 Handuk kecil
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
 Wadah berisi es
 Kertas label untuk nama
 Thermometer
3. Antikoagulan
Antikoagulan yang digunakan dalam pengambilan darah arteri
adalah heparin. Pemberian heparin yang berlebiham akan
menurunkan tekanan CO2. Antikoagulan dapat mendilusi
konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan pH tidak
terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat
oleh keasaman heparin.

13
4. WaktuPengambilan
Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk
diperhatikan, yaitu:
 Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal).
 Tidak melakukan aktivitas berat seperti olahraga.
5. Tempat pengambilan darah
 Darah arteri
1. Arteri radialis dan arteri ulnaris
2. Arteri Dorsalis Pedis
3. Arteri Brachialis
4. Arteri Femoralis
5. Arteri tibialis posterior
6. Tali Pusat (Pada Bayi)
 Darah vena
1. Vena mediana cubiti

 Prosedur Pengambilan Sampel


 Baca status dan data pasien untuk memastikan indikasi
pengambilan AGD
 Siapkan alat-alat yang akan digunakan
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
 Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
 Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya
 Tanyakan keluhan pasien saat ini
 Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien
 Posisikan pasien dengan nyaman
 Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai
 Palpasi arteri radialis
 Lakukan allen’s tes
Tujuan uji allen tes adalah untuk menilai sistem kolateral arteri
radialis. Penderita diminta mengepalkan tangan dengan kencang.

14
Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan
tekanan langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien
untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri,
observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan
harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test
allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat,
menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif,
hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

 Pengambilan sampel
1) Raba arteri untuk memastikan adanya pulsasi
2) Daerah yang akan ditusuk diberi kapas yodium-povidin,
Setelah 30 detik kita ulangi dengan kapas alkohol dan tunggu
hingga kering.
3) Bila perlu obat anethesi
4) kulit diregangkan dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah
sehingga arteri yang akan ditusuk berada di antara 2 jari
5) Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml
dan kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam
jarum dan spuit
6) Spuit yang sudah di heparinisasi pegang seperti memegang
pensil dengan tangan kanan, jarum ditusukkan ke dalam
arteri.
7) Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45°
sambil menstabilkan arteri pasien dengan tangan yang lain.

15
Darah diambil sebanyak 2cc. Biarkan spuit terisi dengan
sendirinya
8) Letakkan kasa bersih dan yang dilipat diatas titik pungsi,
lepaskan jarum, dan tekan
9) Pasang safety shield pada saat mempertahankan tekanan pada
titik pungsi
10) Lepaskan jarum saat mempertahankan tekanan
11) Buang jarum pada wadah limbah benda tajam
12) Keluarkan gelembung udara, pasang alat luer cap dan
campurkan spuit secara menyeluruh dengan melakukan rotasi
saat menahan tekanan
13) Jika tes tidak dilakukan dalam 30 menit, tempatkan sampel di
dalam potongan es.
14) Periksa titik pungsi terhadap adanya perdarahan setelah 3-5
menit. Pertahankan tekanan jika perdarahan tidak berhenti
15) Beri label pada sampel setelah perdarahan sudah berhenti
16) Periksa kembali titik pungsi
17) Periksa nadi radialis
18) Pasang perban tekan jika titik pungsi dan denyut nadi normal
19) Buang materi yang terkontaminasi
20) Lepaskan sarung tangan
21) Bersihkan tangan
22) Terimakasih kepada pasien
23) Segera kirimkan sampel ke laboratorium

 Untuk Memastikan darah yang keluar arteri atau vena :


1. Arteri
 Denyutan Terasa
 Warna darah merah terang (Darah segar)
 Memancar (keluar sendiri tanpa ditarik)
 Menembus kertas
 Miskin CO2 dan kaya O2, kecuali pada arteri pulmonalis

16
 Lebih lama membeku
2. Vena
 Denyutan tidak terasa
 Warna darah merah gelap (pekat)
 Tidak memancar (menetes)
 Miskin O2 dan kaya CO2, kecuali pada Vena pulmonalis
 Lebih cepat membeku
 Bila pengiriman / pemeriksaannya jauh, darah dimasukkan
kedalam ice box supaya pemeriksaan tidak berpengaruh oleh suhu
udara luar.

 Analitik
Cara kerja:

1) Nyalakan power ON
2) Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara
tekan calibrate kemudian enter. Alat akan melakukan kalibrasi
secara otomatis.
3) Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan
pemeriksaan tekan status untuk mengetahui kondisi apakah PH,
Pco2 dan Po2 kondisinya OK. Jika OK sample langsung dapat
diperiksa. Apabila kondisinya UC (Un Caliblasi) lakukan
kalibrasi yaitu tekan calibrate kemudian enter

17
4) Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat
sudah siap melakukan pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang
pengisap sample akan keluar secara otomatis kemudian masukan
sample bersamaan tekan lagi analyzer sampai sample terhisap
secara otomatis selang akan masuk sendiri.
5) Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample
ID , HB, suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler),
F102 (volume oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat daftar),
kemudian clear 2x.
6) Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif
cepat hasil akan keluar melalui printer.

 Pasca Analitik
1. Pertama-tama perhatikan pH, jika menurun pasien mengalami
asidemia, dengan dua sebab asidosis metabolik atau asidosis
respiratorik, jika meningkat pasien mengalami alkalemia dengan
dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah
bahwa kompensasi ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH
kembali normal, sehingga jika ditemukan pH yang normal
meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada
gangguan campuran.
2. Perhatikan variable pernafasan, PaCO2 dan metabolic, HCO3 yang
berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah
gangguan primer bersifat respiratorik, metabolik atau campuran.
Gangguan ini bias diketahui dari PaCO2 normal, meningkat atau
menurun dan HCO3 normal, meningkat atau menurun. Pada
gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah
dalam arah yang sama dan penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2
dalam arah yang berlawanan menunjukkan adanya gangguan
asam basa campuran.
3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi
telah terjadi hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain

18
gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama dengan nilai
primer maka kompensasi sedang berjalan.
4. Buat penafsiran tahap akhir sama ada ia gangguan asam basa
sederhana, gangguan asam basa campuran
5. Interpretasi hasil pemeriksaan Analisis Gas Darah
1. PH :
Nilai normal : 7,35 - 7,45.
Nilai kritis : < 7,25 - >7,55
2. PaCO2 :
Nilai normal : 35 - 45 mmHg
Nilai kritis : < 20 - > 60 mmHg
3. PaO2 :
Nilai normal : 80 - 100 mmHg
Nilai kritis : < 40 mmHg
4. Base Excesses (BE) :
Nilai normal : -2 sampai 2 mmol/L
Nilai kritis : < -2 sampai > 2 mmol/L
5. TCO2 :
Nilai normal : 23-27 mmol/L
Nilai kritis : < 23 - > 27 mmol/L
6. Sat O2 :
Nilai normal : 95-98 %
Nilai kritis : < 95 – > 98 %

19
Sumber: Kenneth J.Leveno et.al. Obstetri Williams: Panduan
Ringkas,Ed.21. 2004. Jakarta:EGC (Online)

6. Interpretasi Hasil Pemeriksaan pH


Serum pH menggambarkan keseimbangan asam basa dalam
tubuh. Sumber ion hidrogen dalam tubuh meliputi asam volatil
dan campuran asam seperti asam laktat dan asam keto.
 Nilai normal pH serum:
Nilai normal : 7.35 - 7.45
Nilai kritis : < 7.25 - 7.55
 Implikasi Klinik:
 Umumnya nilai pH akan menurun dalam keadaan
asidemia peningkatan pembentukan asam.
 Umumnya nilai pH meningkat dalam keadaan alkalemia
kehilangan asam.
 Bila melakukan evaluasi nilai pH, sebaiknya PaCO2 dan
HCO3 diketahui juga untuk memperkirakan komponen
pernafasan atau metabolik yang mempengaruhi status
asam basa.
7. Interpretasi Hasil Tekanan Parsial Karbon Dioksida, (PaCO2).

20
PaCO2 menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh CO2 kyang
terlarut dalam plasma. Dapat digunakan untuk menetukan
efektifitas ventilasi dan keadaan asam basa dalam darah.
 Nilai Normal : 35 - 45 mmHg
 SI : 4.7 - 6.0 kPa
 Implikasi Klinik:
 Penurunan nilai PaCO2 dapat terjadi pada hipoksia,
anxiety/ nervousness dan emboli paru. Nilai kurang dari
20 mmHg perlu mendapatkan perhatiaan khusus.
 Peningkatan nilai PaCO2 dapat terjadi pada gangguan
paru atau penurunan fungsi pusat pernafasan. Nilai PaCO2
> 60 mmHg perlu mendapat perhatian khusus.
 Umumnya peningkatan PaCO2 dapat terjadi pada
hipoventilasi sedangkan penurunan nilai menunjukkan
hiperventilasi.
 Biasanya penurunan 1 mEq HCO3 akan menurunkan
tekanan PaCO2 sebesar 1.3 mmHg.
8. Interpretasi Hasil Tekanan Parsial Oksigen, (PaO2).
PaO2 adalah ukuran tekanan parsial yang dihasilkan oleh
sejumlah oksigen yang terlarut dalam plasma. Nilai ini
menunjukkan kemampuan paru-paru dalam menyediakan oksigen
bagi darah.
 Nilai Normal (suhu kamar, tergantung umur): 75 - 100
mmHg
 SI : 10 - 13.3 kPa
 Implikasi Klinik:
 Penurunan nilai PaO2 dapat terjadi pada penyakit paru
obstruksi kronik, PPOK, penyakit obstruksi paru, anemia,
hipoventilasi akibat gangguan fisik atau neoromuskular
dan gangguan fungsi jantung. Nilai PaO2 kurang dari 40
mmHg perlu mendapatkan perhatian khusus.

21
 Peningkatan nilai PaO2 dapat terjadi pada peningkatan
penghantaran O2 oleh alat bantu, contohnya nasal prongs,
alat ventilasi mekanik hiperventilasi dan polisitemia,
peningkatan sel darah merah dan daya angkut oksigen.

9. Interpretasi Hasil Saturasi Oksigen, (SaO2).


Jumlah oksigen yang diangkut oleh hemoglobin, ditulis sebagai
persentasi total oksigen yang terikat pada hemoglobin.
 Nilai Normal : 95 - 99 % O2
 Implikasi Klinik:
 Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi kadar
oksigenasi hemoglobin dan kecakupan oksigen pada
jaringan.
 Tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma
menggambarkan jumlah oksigen yang terikat pada
hemoglobin sebagai ion bikarbonat.
10. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Karbon Dioksida, (CO2).
Dalam plasma normal, 95% dari total CO2 terdapat sebagai ion
bikarbonat, 5% sebagai larutan gas CO2 terlarut dan asam
karbonat. Kandungan CO2 plasma terutama adalah bikarbonat,
suatu larutan yang bersifat basa dan diatur oleh ginjal. Gas CO2
yang larut ini terutama bersifat asam dan diatur oleh paruparu.
Oleh karena itu nilai CO2 plasma menunjukkan konsentrasi
bikarbonat.
 Nilai Normal Karbon Dioksida (CO2) : 22 - 32 mEq/L
 SI : 22 - 32 mmol/L
Kandungan CO2 plasma terutama adalah bikarbonat, suatu
larutan yang bersifat basa dan diatur oleh ginjal. Gas CO2 yang
larut ini terutama yang 10 bersifat asam dan diatur oleh paru-paru.
oleh karena itu nilai CO2 plasma menunjukkan konsentrasi
bikarbonat.

22
 Implikasi Klinik:
 Peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada muntah yang
parah, emfisema, dan aldosteronisme
 Penurunan kadar CO2 dapat terjadi pada gagal ginjal akut,
diabetik asidosis dan hiperventilasi.
 Peningkatan dan penurunan dapat terjadi pada penggunaan
nitrofurantoin

J. Faktor yang Mmempengaruhi Pemeriksaan AGD


1. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam
sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila
tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya
akan meningkat.
2. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung.
Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2,
sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap
pH dihambat oleh keasaman heparin.
3. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan
hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena
itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan.
Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar
pendingin beberapa jam.
4. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan
tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis

23
sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau
hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen
merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah.

K. Hal-hal yang Perlu diperhatikan


1. Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah
terlatih.
2. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi
heparin untuk mencegah darah membeku
3. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi
nyeri, berikan anestesi local
4. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui
kepatenan arteri
5. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri,
lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti
darah arteri
6. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah
tercampur rata dan tidak membeku
7. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri
lebih deras daripada vena)
8. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan
tutup ujung jarum dengan karet atau gabus.
9. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil.
10. Segera kirim ke laboratorium ( sito )

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan Astrup/AGD adalah pemeriksaan analisa gas darah
melalui darah arteri. Pengukuran gas darah arteri memberikan informasi
dalam mengkaji dan memantau respirasi klien dan metabolism asam-basa,
serta homeostatis elektrolit. AGD juga digunakan untuk mengkaji
oksigenasi. Istilah-istilah penting yang harus diketahuidalam pemeriksaan
gas darah arteri antara lain, pH, PCO2, HCO3-, PO2, dan
SaO2Pemeriksaan gas darah dan PH digunakan sebagai pegangan dalam
penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai
Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah,
Kadar karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan analisa gas darah penting
untuk menilai keadaan fungsi paru-paru. Pemeriksaan dapat dilakukan
melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis, brakhialis, atau
femoralis.

B. Saran
Pembahasan pada materi lebih diperjelas lagi, dan sertakan lebih
banyak tentang pengertian atau definisi tentang pmeriksaan-pemeriksaan
Analisa Gas Darah.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ariosta, Indranila, Indrayani. Prediksi Nilai Analisa Gas Darah Arteri. 24


September 2017

Manokharan, Prabakaran.2017. Analisa Gas Darah dan Aplikasinya di Klinik.


BAG/SMF ILMU ANESTASI DAN REANIMASI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/RSUP SANGLAH.

Kowalak Jennifer P.2010.Buku Pegangan Uji Diagnostik Edisi 3.Jakarta: EGC

Gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam basa.2008.Jakarta: Balai Penerbit


FKUI

Djojodibroto, D.2009.Respirologi (respiratory medicine).Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Joyce LeFever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorin & Diagnostik,


Edisi 6. Jakarta: EGC

Kenneth J.Leveno et.al. Obstetri Williams: Panduan Ringkas,Ed.21. 2004.


Jakarta:EGC (Online)

26

Anda mungkin juga menyukai