Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH KIMIA KLINIK


UREA DAN ASAM URAT



OLEH
KELOMPOK 9 (STIFA A)
1. MARIANA AGATHA L. LEYN
2. WIDYA JELITA R.
3. MILDYANTI LIARAN
4. SAPUTRA NOER
5. ALPRIDA TANDI TODING
6. SRI NURLIANA BASRY
7. NUR ALIFAH K

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Klinik.
Kami menyadari bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penuyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.



Makassar, Maret 2014






DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................ii
Daftar isi ................................................................................................ iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................3
Bab 2 Pembahasan
A. Asam Urat
2.1 Sifat Kimia Asam Urat.......................................................................... 4
2.1.1 Metabolisme Asam Urat..................................................................... 4
2.2 Pemeriksaan Kadar Asam Urat dalam Darah........................................ 6
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Kadar Asam Urat.................. 6
B. Urea
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan..... 9
3.2 Saran.
Daftar Pustaka...................................................................................14




BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Asam urat merupakan asam yang berbentuk kristal yang merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin, dimana purin merupakan salah satu komponen asam
nukleat yang terdapat pada inti sel tubuh. Purin bisa didapatkan pada semua
makanan yang berasal dari tanaman sayur, buah, kacang kacangan dan makanan
yang bersumber dari hewan: udang, cumi, kerang, kepiting dan ikan teri.
Peningkatan kadar asam urat dalam darah bisa menyebabkan adanya
penyakit radang sendi yang disebut dengan artritis gout. Seseorang dikatakan
menderita artritis gout apabila kondisinya menunjukkan gejala yang khas dari
penyakit tersebut yaitu ditemukan adanya kadar asam urat yang tinggi di dalam
darah dan dari pemeriksaan cairan sendi secara mikroskopik ditemukan adanya
kristal asam urat yang berbentuk jarum.
Peran pemeriksaan Laboratorium sebagai penunjang diagnostik sangat
penting untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit, termasuk didalamnya adalah
pemeriksaan untuk menentukan kadar asam urat dalam darah. Pemeriksaan kadar
asam urat dalam darah bisa dilakukan dengan dua metode yaitu metode cepat
menggunakan stik dan metode enzimatik secara kolorimetri dengan menggunakan
alat semi automatik maupun alat automatik (Roche Diagnostik, 2009).
Pemeriksaan kadar asam urat pada plasma darah membutuhkan perlakuan yang
sesuai prosedur hal inilah yang melatar belakangi yaitu untuk menambah
wawasan dalam mengetahui metode pemeriksaan asam urat.
1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan















BAB II
PEMBAHASAN
A. Asam Urat
Asam urat merupakan hasil akhir dari katabolisme purin dimana purin
termasuk komponen non-esensial bagi tubuh. Apabila makanan yang dikonsumsi
mengandung purin, maka purin tersebut akan langsung dikatabolisme oleh usus.
Urat hanya dihasilkan oleh jaringan tubuh yang mengandung xantin oxidase, yaitu
terutama di hati dan usus. Produksi urat bervariasi tergantung konsumsi makanan
yang mengandung purin, kecepatan pembentukan, biosintesis dan penghancuran
purin dalam tubuh (Harrison, 2000).
2.1 Sifat kimia asam urat
Asam urat merupakan asam lemah yang terdapat pada plasma ekstraselular
dan cairan synovial atau cairan sendi. Sebagian besar urat terdapat dalam bentuk
monosodium urat pada pH 7.4 dan larut di dalam plasma pada konsentrasi 6,8
mg/dl, apabila kadar asam urat lebih tinggi, plasma menjadi jenuh dan dapat
mengendap membentuk kristal urat (Harrison, 2000).

2.1.1. Metabolisme asam urat
Sintesis dan pemecahan purin terjadi di semua jaringan, namun urat hanya
dihasilkan dalam jaringan yang mengandung xantin oksidase, terutama dalam hati
dan usus kecil. Adenosin dalam tubuh diubah menjadi hipoxantin yang
selanjutnya hipoxantin diubah menjadi xantin, kemudian xantin diubah menjadi
asam urat. Asam urat di dalam ginjal akan difiltrasi, direabsorpsi dan disekresi.
Keadaan normal 98% asam urat yang difiltrasi akan direabsorpsi dan 2% sisanya
sekitar 20% jumlah yang diekresi dan 80% lainya berasal dari sekresi tubulus
(Ganong, 2008).

2.2. Pemeriksaan kadar asam urat darah
Pemeriksaan kadar asam urat darah di laboratorium bisa dilakukan dengan
2 metode yaitu cara cepat menggunakan stik dan metode enzimatik.
1. Dengan menggunakan stik
Pemeriksaan kadar asam urat dengan menggunakan stik dapat
dilakukan dengan menggunakan alat UASure Blood Uric Meter.
Prinsip pemeriksaan alat tersebut adalah UASure Blood Uric Acid
Test Strips menggunakan katalis yang digabung dengan teknologi
biosensor yang spesifik terhadap pengukuran asam urat. Strip pemeriksaan

dirancang dengan cara tertentu sehingga pada saat darah diteteskan pada
zona reaksi dari strip, katalisator asam urat memicu oksidasi asam urat
dalam darah tersebut. Intensitas dari elektron yang terbentuk diukur oleh
sensor dari UASure dan sebanding dengan konsentrasi asam urat dalam
darah.
Nilai Rujukan untuk laki laki : 3.5 7.2 mg/dl, sedangkan untuk
perempuan : 2.6 6.0 mg/dl (UASure Blood Uric Acid Test Strips).
2. Metode Enzimatik
Prinsip pemeriksaan kadar asam urat metode enzimatik adalah
uricase memecah asam urat menjadi allantoin dan hidrogen peroksida.
Selanjutnya dengan adanya peroksidase, peroksida, Toos dan 4-
aminophenazone membentuk warna quinoneimine. Intensitas warna merah
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam urat.
Asam Urat + O
2
+ 2H
2
O Alantoin + CO
2
+ H
2
O
2

H
2
O
2
+ H
+
+ TOOS + 4-aminophenazone

4H
2
O + quinone-
diimine dye
(TOOS : N-ethyl-N-(2-hydroxy-3-sulfoprophyl)-3-metilaniline)
Absorban diukur pada 505 nm dan 660 nm (Hitachi, 902)
Nilai rujukan untuk laki laki : 3.4 7.0 mg/dl, sedangkan untuk
perempuan : 2.4 5.7 mg/dl (Roche Diagnostik, 2009).
Persiapan bagi penderita yang akan diambil sampelnya yaitu puasa 10 -12
jam dan tidak mengkonsumsi makanan tinggi purin (Harrison, 2000).

Kerangka teori

2.3 Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan kadar asam urat
Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan teliti dapat tercapai apabila
di dalam proses pemeriksaan terhadap sampel selalu memperhatikan secara
terpadu beberapa hal yaitu : persiapan penderita, pengambilan sampel penderita,
proses pemeriksaan sampel dan pelaporan hasil pemeriksaan sampel.
Penyimpanan sampel dilakukan apabila pemeriksaan ditunda atau sampel dikirim
ke laboratorium lain. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan sampel yaitu : waktu penyimpanan sampel, cara
penanganan sampel dan suhu penyimpanan sampel (Mulyono, B. 2010).
Waktu penyimpanan sampel.
Penyimpanan terhadap sampel perlu dilakukan apabila pemeriksaan
ditunda. Proses penyimpanan sampel harus sesuai prosedur yang disyaratkan
sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Waktu penyimpanan yang
disarankan untuk sampel asam urat adalah selama 5 hari (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Pusat Laboratorium Kesehatan, 2002).
Suhu penyimpanan sampel.
Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan agar tetap dalam kondisi yang
stabil, maka dibutuhkan waktu penyimpanan sampel yang baik dan suhu yang
sesuai. Pemeriksaan kadar asam urat darah dengan menggunakan plasma simpan,
maka sampel disimpan di refrigerator pada suhu 2 - 8C (Rhoce Diagnostic,
2009).
Cara penanganan sampel
Penanganan terhadap sampel yang digunakan untuk pemeriksaan perlu
perlakuan yang benar, oleh karena penanganan sampel yang tidak sesuai prosedur
akan dapat mempengaruhi terhadap hasil pemeriksaan. Pemeriksaan yang
menggunakan sampel plasma simpan, maka plasma dipisahkan terlebih dahulu
dari selnya dalam waktu maksimal 2 jam dari pengambilan sampel, selanjutnya
plasma disimpan dalam refrigerator pada suhu 2-8C (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Pusat Laboratorium Kesehatan, 2002).









3.
4. Pengerjaannya mudah dan praktis
5. Mampu membaca kadar ureum sampai dengan 300 mg/dl
6. Hasil akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
Kelemahan metode UV Auto Fast-rate
1. Biaya lebih tinggi dibandingkan dengan Colorimetri
2. Pembacaan pada Photometer memerlukan waktu 2 menit sehingga apabila
pemeriksaan dalam jumlah banyak memerlukan waktu yang lama.
Berikut ini adalah ringkasan metode pemeriksaan Asam Urat

Anda mungkin juga menyukai