Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Analisis gas darah merupakan pemeriksaan yang esensial dalam ilmu kedokteran gawat
darurat, yang mampu memberikan informasi berharga mengenai status asam basa,
ventilasi maupun oksigenasi dari pasien. Analisis gas darah arteri merupakan prosedur
yang sering dikerjakan dan merupakan standar baku untuk menentukan status asam basa,
ventilasi dan oksigenasi pasien (Dewi, K.J.U. 2014).

Paru-paru dan ginjal merupakan organ penting yang bertanggung jawab untuk mengatur
pH darah tetap normal. Gangguan keseimbangan asam-basa merupakan hal yang sangat
penting, karena setiap gangguannya dapat mempengaruhi fungsi organ vital. Gangguan
keseimbangan asam basa yang berat juga dapat mengancam kehidupan (Hardjoeno
dkk,2003). Komponen yang dapat diketahui dari pemeriksaan AGD adalah pH, Tekanan
Parsial Karbon Dioksida (PCO2), Bicarbonat (HCO3-), Base Excess/kelebihan basa (BE),
Tekanan Oksigen (PO2), Kandungan Oksigen (O2) dan saturasi Oksigen
(SO2)(Kee,2007).
Sampel yang paling baik dalam pemeriksaan gas darah adalah menggunakan darah
arteri (karena paling mencerminkan status pertukaran gas di paru-paru). Darah arteri dan
vena berbeda dalam pH, PCO2, dan PO2, pH arteri biasannya lebih tinggi sedikit
dibandingkan dengan pH vena, saturasi oksigen dan tekanan oksigen arteri juga lebih
tinggi dibandingkan darah vena, sedangkan tekanan karbondioksida arteri lebih rendah
dibandingkan darah vena.
Pemeriksaan analisa gas darah sebaiknya dilakukan segera setelah pengambilan spesimen
darah arteri ini dilakukan untuk menghindari adanya kontaminasi terhadap udara dan
temperatur, yang dapat mengakibatkan penurunan hasil pada kadar pH dan HCO3-,
sedangkan kadar PCO2 akan cenderung naik (NOVA Biomedika, 2011).
Pada pasien-pasien IGD yang datang dengan keluhan sesak nafas dilakukan screening
pemeriksaan Analisa Gas Darah untuk mengetahui status asam basa pasien. Kondisi

INTERPRETASI AGD – FKM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA. 2019 Page 1


pasien yang kritis kadang tidak memungkinkan pengambilan darah arteri untuk
pemeriksaan Analisa Gas Darah. Pertolongan pertama pada pasien lebih diutamakan,
karenanya pemeriksaan analisa gas darah terkadang dilakukan setelah pasien mendapat
perawatan di ruang ICU.Jauh nya jarak antara laboratorium dan ruang ICU membuat
peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada perbedan hasil antara hasil analisa gas darah
arteri yang diperiksa segera dan di tunda menggunakan es.
Penundaan pemeriksaan Analisa Gas darah terkadang diperlukan mengingat jauh nya
jarak laboratorium dan ruang ICU, sehingga diperlukan media transport berupa es dalam
pengiriman sampel analisa gas darah. Pemeriksaan cepat sangat penting karena tidak
hanya akan menekan preanalitik error akibat efek metabolisme sel darah dalam sampel,
penyimpanan specimen dalam tempat berisi es akan menyebabkan suhu yang rendah dan
dapat menurunkan metabolisme sel darah yang dapat merubah nilai pH, PCO2, dan
HCO3-.
Antikoagulan yang digunakan dalam pengambilan darah arteri adalah heparin.
Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2. Antikoagulan dapat
mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan pH tidak terpengaruh karena
efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin. Rekomendasi CLSI
terkini menyatakan bahwa sampel yang dianalisis dalam 30 menit harus ditampung dalam
spuit plastik dan tidak ditempatkan dalam bak berisi es, Kecuali saat test laktat (asam
laktat) sudah diminta dengan gas darah arteri: sampel ini harus segera dibekukan didalam
es. Sampel yang tidak bisa dianalisis dalam 30 menit harus ditampung dalam spuit kaca
dan ditempatkan didalam es dan air. Hasil test gas darah arteri dapat dipengaruhi oleh
pengambilan dan penanganan sampel yang tidak tepat (susan king strasinger, Marjorie
schaub di Lorenzo 2014).
Analis gas darah sering digunakan untuk mengidentifikasi gangguan asam –basa
spesifik pada tingkat kompensasi yang telah terjadi.meskipun biasanya pemeriksaan ini
menggunakan spesimen dari darah arterial,jika sampel darah arteri tidak dapat diperoleh
suatu sampel vena campuran dapat juga digunakan.
Di Indonesia hampir 50% penyakit dalam dilakukan AGD (Analisa Gas Darah) untuk
mendapatkan data penunjang, pada tahun 2007 banyaknya penderita demam berdarah
menambah catatan penderita penyakit dalam yang dilakukan AGD (Analisa Gas Darah).

INTERPRETASI AGD – FKM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA. 2019 Page 2


Dari keadaan di atas sangat dibutuhkan peran analis dalam AGD yaitu Observasi
tempat penusukan dari pendarahan, hematom, atau pucat pada bagian distal. Dengan
meningkatnya catatan penderita penyakit dalam yang dilakukan AGD, maka penulis
tertarik untuk mengangkat “Analisa Gas Darah”.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dipaparkan maka
masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah:apakah terdapat perbedaan hasil gas
darah arteri (pH, PCO2 danHCO3-) segera dan disimpan menggunakan es?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahuiadanya perbedaan hasil gas darah segera dan disimpan
menggunakan es.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Memeriksa hasil analisa gas darah arteri segera sebelum 30 menit setelah pengambilan.
b. Memeriksa hasil analisa gas darah arteri disimpan menggunakan es
c. Menganalisa perbedaan hasil analisa gas darah arteri segera dan disimpan menggunakan
es.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Analis/Laborat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengetahuan
tentang perbedaan hasil gas darah segera dan disimpan menggunakan es.
2. RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Hasil penelitian dapat dijadikan masukan tentang
perbedaan hasil gas darah segera dan disimpan menggunakan es bagi para klinisi dalam
menentukan diagnosa.
3. Institusi pendidikan Memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya dan juga
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi analis/laborat sebagai bahan masukan
mengenai perbedaan hasil gas darah segera dan disimpan menggunakan es
4. Peneliti lain Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukkan atau
memberi informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan perbedaan hasil
gas darah segera dan disimpan menggunakan es.

Referensi: https://repository.unimus.ac.id/1154/2/BAB%20I.pdf

INTERPRETASI AGD – FKM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA. 2019 Page 3


I.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu analisis gas darah ?
2. Apa itu gangguan asam basa sederhana?
3. Bagaimana cara kerja Blood Gas Analyzer?
4. Bagaimana langkah-langkah untuk menilai gas darah?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD?
6. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa gas darah?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan yang harus dicapai dalam makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui defenisi dari Analisa Gas Darah.
2. Untuk mengetahui tentang gangguan asam basa sederhana.
3. Untuk mengetahui cara kerja Blood Gas Analyzer.
4. Untuk memahami langka-langkah untuk menilai gas darah.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam analisa gas darah.
6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa gas darah.

http://www.atlm.web.id/2016/12/makalah-analisa-gas-darah-blood-gas.html

INTERPRETASI AGD – FKM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA. 2019 Page 4


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan Astrup/AGD adalah pemeriksaan analisa gas darah melalui darah arteri.
Pengukuran gas darah arteri memberikan informasi dalam mengkaji dan memantau
respirasi klien dan metabolism asam-basa, serta homeostatis elektrolit. . Pemeriksaan gas
darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam
penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Meskipun
biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah arteri,jika sampel darah
arteri tida dapat diperoleh suatu sampel vena campuran dapat digunakan. Analisa gas
darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk mengkaji
gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau
gangguan metabolik.

AGD juga digunakan untuk mengkaji oksigenasi. Istilah-istilah penting yang harus
diketahui dalam pemeriksaan gas darah arteri antara lain, pH, PCO2, HCO3-, PO2,
dan SaO2 Pemeriksaan gas darah dan PH digunakan sebagai pegangan dalam
penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah
dipakai untuk menilai: Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam
darah, Kadar karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan analisa gas darah penting untuk
menilai keadaan fungsi paru-paru. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan
darah astrup dari arteri radialis, brakhialis, atau femoralis.

Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang
yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian
analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion
+
H dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:

1. Mekanisme dapar kimia


2. Mekansime pernafasan
3. Mekanisme ginjal .

INTERPRETASI AGD – FKM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA. 2019 Page 5


Parameter Sampel Arteri Samplel Vena
PH 7,35 - 7,45 7,32 – 7,38
PaCo2 35 – 45 mmHg 42 – 50 mmHg
PaO2 80 – 100 mmHg 40 - mmHg
Saturasi Oksigen 95 % - 100 % 75 %
Kelebihan/kekurangan +/-2 +/-2
basa
HCO3 22 – 26 mEq/L 23 – 27 mEq/L
Tabel gas-gas darah normal dari sample arteri dan sample vena campuran.

Analisa Gas Darah


1. Pengukuran pH Darah
pH adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen, dan juga keasaman dan
kebasaan darah. Akumulasi ion H+ menjadikan pH turun dan terjadi asidemia (status
asam dalam darah). Ion H+ turun berakibat pH meningkat sehingga terjadi alkalemia
(status alkali dalam darah). Kondisi yang menjadikan asidemia dan alkalemia
dipengaruhi banyak proses fisiologi:
a. Fungsi pernapasan
b. Fungsi ginjal
c. Oksigenasi jaringan
d. Sirkulasi
e. Mencerna substansi
f. Kehilangan elektrolit dari gastrointestinal (karena muntah atau diare).

2. Pengukuran Oksigen Darah


Ada tiga cara mengukur O2 darah:
a. Kandungan O2 merupakan jumlah O2 yang terbawa oleh 100 ml darah
b. PO2 atau tekanan yang diciptakan oleh O2 yang terlarut dalam plasma
c. Saturasi oksigen hemoglobin yang merupakan pengukuran persentase O2
yang dibawa Hb yang berhubungsn dengan jumlah total yang dapat dibawa Hb.

INTERPRETASI AGD – FKM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA. 2019 Page 6


Mayoritas O2 dalam darah dibawa oleh Hb, dan jumlah sangat sedikit dilarutkan
dalam plasma. Persentase saturasi Hb dengan O2 memberikan perkiraan mendekati
jumlah total O2 yang dibawa oleh darah.

http://www.atlm.web.id/2016/12/makalah-analisa-gas-darah-blood-gas.html

INTERPRETASI AGD – FKM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA. 2019 Page 7


DAFTAR PUSTAKA

Dewi K.J.U. 2014. Makalah tentang AGD : Definisi Analisa Gas Darah.
https://repository.unimus.ac.id/1154/2/BAB%20I.pdf

http://www.atlm.web.id/2016/12/makalah-analisa-gas-darah-blood-gas.html

INTERPRETASI AGD – FKM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA. 2019 Page 8

Anda mungkin juga menyukai