Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TEGAL ANGUS
JL. Raya Tanjung Pasir KM 2,5 Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Banten 15510
Email : puskesmastegalangus@gmail.com

PANDUAN EVALUASI REAGENSIA LABORATORIUM


PUSKESMAS TEGAL ANGUS
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TEGAL ANGUS
JL. Raya Tanjung Pasir KM 2,5 Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Banten 15510
Email : puskesmastegalangus@gmail.com

DEFINISI

Panduan ini digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi ketersediaan,


masa kadaluarsa dan jenis-jenis reagensia di laboratorium Puskesmas Tegal
Angus.

RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku di ruang lingkup laboratorium Puskesmas Tegal Angus.

TATA LAKSANA

Penyusunan panduan evaluasi reagensia laboratorium mengikuti PMK No.43


Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik pada BAB 4 Bahan
Laboratorium, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013.

A. Tatalaksana Pemilihan Reagen


1. Reagen dipilih berdasarkan kebutuhan laboratorium.
2. Reagen dipilih berdasarkan produksi pabrik yang telah dikenal dan
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk.
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang.
5. Volume atau isi kemasan.
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai.
7. Mudah diperoleh di pasaran.
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis).
9. Pemasok / vendor.
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan.
11. Pelayanan purna jual.
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di
Kementerian Kesehatan.
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TEGAL ANGUS
JL. Raya Tanjung Pasir KM 2,5 Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Banten 15510
Email : puskesmastegalangus@gmail.com

A. Tata Laksana Pemilahan Menurut Jenis/Macam


Berdasarkan fungsinya bahan laboratorium dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Reagen
a. Untuk analisis di laboratorium harus dipilih reagen tingkat
analitis.
b. Reagen yang sudah jadi (komersial) direkomendasikan sebagai
pilihan utama. Reagen buatan sendiri dipilih bila tidak tersedia
reagen jadi/komersial.
2. Bahan Standart
Bahan standar primer merupakan standar yang direkomendasi.
Digunakan dalam bentuk larutan untuk analisis.
3. Bahan Kontrol
Pemilihan bahan control didasarkan padahal-hal sebagai berikut:
a. Spesimen yang akan diperiksa.
Apabila spesimen yang diperiksa berasal dari manusia maka
lebih baik menggunakan bahan kontrol yang berasal dari
manusia, karena beberapa zat dalam bahan kontrol yang berasal
dari binatang berbeda dengan bahan kontrol berasal dari
manusia.
b. Penggunaan
1). Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni banyak
dipakai pada pemeriksaan kimia lingkungan selain itu
digunakan pula pada bidang kimia klinik dan urinalisis.
2). Pooled sera dan liofilisat banyak digunakan di bidang kimia
klinik dan imunoserologi.
3).Bahan control assayed digunakan untuk uji ketepatan dan
ketelitian pemeriksaan, uji kualitas reagen, uji kualitas alat
dan uji kualitas metode pemeriksaan.
4).Bahan control unassayed digunakan untuk uji ketelitian suatu
pemeriksaan.
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TEGAL ANGUS
JL. Raya Tanjung Pasir KM 2,5 Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Banten 15510
Email : puskesmastegalangus@gmail.com

5) Kuman kontrol digunakan untuk menguji mutu reagen/ media


pada bidang mikrobiologi.
c. Stabilitas bahan kontrol
Umumnya bentuk padat bubuk (liofilisat) lebih stabil dan
tahan lama dari pada bentuk cair. Untuk memudahkan
transportasi, umumnya bentuk padat bubuk dibuat dalam bentuk
strip. Stabilitas bahan kontrol yang dibuat sendiri kurang
terjamin, selain itu juga mempunyai bahaya infeksi yang tinggi.

B. Tata Laksana Pengadaan


Pengadaan reagensia atau bahan laboratorium dibuat berdasarkan :
1. Tingkat persediaan.
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan
jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah
jumlah safety stock. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah
bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional
normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang
penyimpanan umum. Safety Stock adalah jumlah persediaan
cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan yang dibutuhkan atau
yang sering terlambat diterima dari pemasok. Buffer stock adalah
stok penyangga kekurangan reagen di laboratorium. Reserve stock
adalah cadangan reagen/sisa.

2. Perkiraan jumlah kebutuhan.


Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah
pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang
lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan
untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata pemakaian bahan
untuk satu bulan perlu dicatat.

3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)


lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TEGAL ANGUS
JL. Raya Tanjung Pasir KM 2,5 Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Banten 15510
Email : puskesmastegalangus@gmail.com

bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk


bahan yang sulit didapat.

C. Tata Laksana Penyimpanan


Dalam melakukan proses penyimpanan reagen perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk –pertama keluar (FIFO-first in-first out), yaitu
bahwa barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired first
out). Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat
penyimpanan yang terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/kelembaban.
4. Sirkulasi udara.
5. Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh bercampur.

D. DOKUMENTASI
1. Buku catatan pemakaian harian reagen laboratorium.
2. Form laporan bulanan reagen.
3. Buku bantu stok reagen laboratorium.
4. Label.
5. Kartu stok reagen

Anda mungkin juga menyukai