Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
Peraturan Menteri Kesehatan atau disebut Permenkes adalah peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan. Pada Permenkes No. 411 disebutkan bahwa
laboratorium klinik terbagi berdasarkan jenis pelayanannya yaitu laboratorium klinik
umum dan laboratorium klinik khusus. Pada masing-masing laboratorium pasti akan
membutuhkan bahan laboratorium yaitu segala sesuatu yang digunakan untuk
pengujian, kalibrasi atau produksi dalam skala terbatas. Bahan tersebut dikategorikan
menjadi dua yaitu bahan khusus dan bahan umum. Kedua bahan tersebut memiliki
perlakuan dan penanganan yang berbeda.
Terdapat beberapa Permenkes yang sudah disebutkan yaitu permenkes No. 43,
411 dan 14. Pada ketiga permenkes tersebut terdapat perbedaan mengenai bahan
laboratorium. bahan laboratorium hanya dibahas pada Permenkes No. 43 pada BAB
IV BAHAN LABORATORIUM. Sedangkan pada Permenkes No. 411 dan 14 tidak
mencantumkan tentang bahan laboratorium. Pada Permenkes 43 membahas mengenai
macam/jenis bahan, dasar pemilihan, pengadaan, dan penyimpanan.
Jenis bahan laboratorium meliputi reagen, bahan standart, bahan kontrol, air
dan media. Reagen pada bahan laboratorium dibagi menurut tingkat kemurniannya
dan cara pembuatannya. Bahan standart terdapat 2 macam yaitu bahan standar primer
dan sekunder. Bahan kontrol Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk
memantau ketepatan suatu pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi
kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari. Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan
dari sumbernya, bentuknya dan cara pembuatannya. Kualitas air pada bahan
laboratorium harus memenuhi standart karena air merupakan bahan terpenting dan
paling sering digunakan. Jenis media yang digunakan dapat digolongkan berdasarkan
susunan kimia dan konsistensinya.
Dasar pemilihan laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal yang sudah
disebutkan yaitu kebutuhan, produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, deskripsi lengkap dari bahan atau produk,
mempunyai masa kadaluarsa yang panjang dan lain-lain. Pengadaan bahan
laboratorium juga harus mempertimbangkan hal-hal yang sudah disebutkan yaitu
tingkat persediaan, perkiraan jumlah kebutuhan dan waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan bahan.
Penyimpanan laboratorium harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah pertama
masuk-pertama keluar (FIFO-first in-first out) dan masa kadaluarsa pendek dipakai
dahulu (FEFO-first expired first out). Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak
rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama. Lalu ada tempat penyimpanan,
suhu/kelembaban, sirkulasi udara dan incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh
bercampur.
2. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini masih banyak kekurangan penulis dalam
penyusunan makalah karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar bisa menyempurnakan
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Serta berharap dapat berguna untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Lasia, I. K. (2013). ANALISIS PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG DAMPAK


PENGGUNAAN BAHAN KIMIA DALAM PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
TERHADAP KESEHATAN (STUDI MENUJU PENGELOLAAN
LABORATORIUM KIMIA YANG AMAN BAGI KESEHATAN). Lab. Kimia
Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, 148.
Permenkes. (2010). PERATURAN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 411/MENKES/PER/III2010 TENTANG LABORATORIUM KLINIK. Jakarta:
Kemenkes Republik Indonesia.
Permenkes. (2013). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 43 TAHUN 2013 CARA PENYELENGGARAAN LABORATORIUM KLINIK
YANG BAIK. Jakarta: Kemenkes Republik Indonesia.
Permenkes. (2021). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2021 TENTANG STANDAR KEGIATAN USAHA DAN PRODUK
PADA PENYELENGGARA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO SEKTOR
KESEHATAN. Jakarta: Kemenkes Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai