“PEMBACAAN AGD”
Disusun oleh :
KELOMPOK 7
1. ELVINDA (G1C017076)
2. APRILIA P. (G1C017077)
3. UMI HANIK (G1C017097)
4. DYAH AYU P. (G1C017098)
5. ULFI ZAIMAH (G1C017099)
6. DESY WAHYU Z. (G1C017100)
7. SERLITA DEWI N.C (G1C017101)
Dosen Pengampu : Andri Sukeksi., SKM., M.Si
Tulus Ariyadi., SKM., M.Si
i
KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT yang
telah memberikan kita nikmat iman dan sehat beserta hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembacaan Analisa Gas Darah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Klinik 3, sekaligus berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam belajar serta dapat memahami nilai nilai dasar yang
direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Dalam kesempatan ini, kami kelompok 7 menghaturkan terima kasih yang
sangat dalam kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan
pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini. Semoga dengan mempelajari
makalah ini, kita mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan yang timbul
dalam pembelajar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dengan
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karna itu tegur sapa dari pembaca sangat kami
terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisa gas darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan
penting bagi pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan keseimbangan asam
basanya,fungsi paru dan status metabolisme pasien. Manfaat dari pemeriksaan
analisa gas darah tersebut bergantung pada kemampuan dokter untuk
menginterpretasi hasilnya secara tepat.
Di Indonesia hampir 50% penyakit dalam dilakukan AGD (Analisa Gas Darah)
untuk mendapatkan data penunjang. Pada tahun 2007 banyaknya penderita demam
berdarah menambah catatan penderita penyakit dalam yang dilakukan AGD
(Analisa Gas Darah).
Dari keadaan di atas sangat dibutuhkan peran perawat dalam AGD yaitu observasi
tempat penusukan dari pendarahan, hematom, atau pucat pada bagian distal.
Pemahaman yang mendalam tentang fisiologi asam basa memiliki peran yang
sama pentingnya dengan pemahaman terhadap fisiologi jantung dan paru pada
pasien-pasien kritis. Telah banyak perkembangan dalam pemahaman fisiologi asam
basa, baik dalam suatu larutan maupun dalam tubuh manusia. Pendekatan tradisional
dalam menganalisa kelainan asam basa adalah dengan menitikberatkan pada rasio
antara bikarbonat dan karbondioksida, namun cara tersebut memiliki beberapa
kelemahan. Saat ini terdapat pendekatan yang sudah lebih diterima yaitu dengan
pendekatan Stewart, dimana pH dapat dipengaruhi secara independent oleh tiga
faktor, yaitu strong ion difference (SID), tekanan parsial CO2, dan total konsentrasi
asam lemah yang terkandung dalam plasma.
Kelainan asam basa merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien-pasien
kritis. Namun, pendekatan dengan metode sederhana tidak dapat memberikan
gambaran mengenai prognosis pasien. Pendekatan dengan metode Stewart dapat
menganalisa lebih tepat dibandingkan dengan metode sederhana untuk membantu
tenaga kesehatan dalam menyimpulkan outcome pasien.
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep analisa gas darah
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian analisa gas darah.
b. Menjelaskan tujuan analisa gas darah.
c. Menyebutkan manfaat pemeriksaan analisa gas darah.
d. Menyebutkan indikasi analisa gas darah.
e. Menyebutkan kontra indikasi analisa gas darah.
f. Menjelaskan langkah-langkah menilai gas darah.
g. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi pemeriksaan analisa gas darah.
h. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa gas darah.
i. Menjelaskan interpretasi hasil analisa gas darah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel gas-gas darah normal dari sample arteri dan vena campuran.
Parameter Sampel arteri Sampel vena
Ph 7,35-7,45 7,32-7,38
PaCO2 35-45 mmHg 42-50 mmHg
4
PaO2 80-100mmHg 40 mmHg
Saturasi oksigen 95%-100% 75%
Kelebihan + atau -2 + atau -2
/kekurangan basa
HCO3 22-26 mEq/L 23-27 mEq/L
C. Manfaat Pemeriksaan
Mengevaluasi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida, fungsi pernafasan
(termasuk hipoksia dan status asm-basa), dan beberapa penyakit pernafasan seperti
asma dan penyakit pulmonari obstrukstif kronik, serta emboli (termasuk emboli
lipid) dan pembedahan arteri koroner.
5
F. Langkah-langkah Menilai Gas Darah
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dianjurkan untuk mengevalusi nilai gas
darah arteri. Langkah-langkah ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai rata-rata
adalah:
Ph=7.4
PaCO2=40 mmHg
HCO3=24 mEq/L
1. Pertama-tama,perhatikan pH, pH dapat tinggi, rendah atau normal sebagai
berikut :
pH > 7.4 (alkolisis)
pH < 7.4 (asidosis )
pH = 7.4 (normal)
pH normal dapat menunjukan gas darah yang benar-benar normal atau
pH yang normal ini mungkin suatu indikasi ketidakseimbangan yang
terkompensasi. Ketidakseimbangan yang terkompensasi adalah suatu
ketidakseimbangan di mana tubuh sudah mampu memperbaiki pH, contohnya,
seorang pasien dengan asidosis metabolik primer dimulai dengan kadar
bikarbonat yang rendah tetapi dengan kadar karbondioksida yang normal. Segera
sesudah itu paru-paru mencoba mengkompensasi ketidakseimbangan dengan
mengeluarkan sejumlah besar karbondioksida (hiperventilasi).
2. Langkah berikut adalah untuk menentukan penyebab primer gangguan. Hal ini
dilakukan dengan mengevaluasi PaCO2 dan HCO3 dalam hubunganya dengan
pH.
a. pH > 7.4 (alkolisis)
1) jika PaCO2 < 40 mmHg.gangguan primer adalah alkolisis
respiratorik(situasi ini timbul jika pasien mengalami hiperventilasi dan
blow’s off terlalu bnayak karbon dioksida.ingat kembali jika
karbondioksida terlarut dalam air menjadi asam karbonik bagian asam
dari sistem buffer asam karbonik bikarbonat).
2) jika HCO3 > 24 meq/L ,gangguan primer adalah alkolisis
metabolik(situasi ini timbul jika tubuh memperoleh terlalu banyak
6
bikarbonat,subtansi alkali bikarbonat dalah basa atau bagian alkali dari
sisitem buffer asam karbonik-bikarbonat).
b. pH < 7.4 (asidosis)
1) jika PaCO2 > 40 mmHg ,gangguan utama adalah asidosis respiratorik.
(situasi ini timbul jika pasien mengalami hipoventilasi dan karenanya
menahan terlalu banyak karbondioksida suatu substansi asam)
2) jika HCO3 < 24 meq/L,gangguan primer dalah asidosis metabolik
(situasi ini timbul jika kadar bikarbonat tubuh turun baik karena
kehilangan langsung bikarbonat atau bikarbonat atau karena penambahan
asam seperti asam laktat atau keton)
pH PaCO2 HCO3
7.20 60mmHg 24 mmHg
7.40 60mmHg 37mmHg
4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam
basa campuran)
Bagian yang pertama (1) menunjukkan asidosis respiratorik akut tanpa
kompensasi (PaCO2 tinggi HCO3 normal), bagian yang kedua (2)
menunjukkan asidosis respiratorik kronik perhatikan bahwa kompensasi sudah
untuk menyeimbangkan PaCO2 yang tinggi dan menghasilkan suatu pH yang
normal.
7
G. Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Analisa Gas Darah
1. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel
darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen
sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
2. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian
heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak
terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman
heparin.
3. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya
sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak
langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
4. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya
PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2. Nilai pH darah yang
abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO 2 yang abnormal
8
terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan
saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah.
9
3. PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme
normal, PCO2 dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi
menggambarkan hipoventilasi dan begitu pula sebaliknya. Pada kondisi
gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi abnormal sebagai kompensasi
keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45 mmHg
4. HCO3-, menggambarkan apakah telah terjadi gangguan metabolisme, seperti
ketoasidosis. Nilai yang rendah menggambarkan asidosis metabolik dan begitu
pula sebaliknya. HCO3- juga dapat menjadi abnormal ketika ginjal
mengkompensasi gangguan pernafasan agar pH kembali dalam rentang yang
normal. Kadar HCO3- normal berada dalam rentang 22-26 mmol/l
5. Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau basa kuat yang harus
ditambahkan dalam mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada kondisi
PCO2 = 40 mmHg dengan Hb 5,5 g/dl dan suhu 37C 0. BE bernilai positif
menunjukkan kondisi alkalosis metabolik dan sebaliknya, BE bernilai negatif
menunjukkan kondisi asidosis metabolik. Nilai normal BE adalah -2 sampai 2
mmol/l
6. Saturasi O2, menggambarkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Nilai
normalnya adalah 95-98 %.
10
3. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal
dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi
dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
4. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30--
7,40. Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.
5. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan
kompensasi terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam
batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan
muntah lama.
6. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta
pH lebih dari 7,50.
BAB III
PENUTUP
Demikian pembahasan dari materi analisa gas darah yang dapat dismpulkan bahwa
tujuan dari analisa gas tersebut adalah mengetahui fungsi jantung dengan pemeriksaan
dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau
formalis,selain itu Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa dan terakhir Menilai
kondisi fungsi metabolisme tubuh.
11
Pemeriksaan AGD dengan prosuder-prosuder yang telah dijelaskan pada BAB II
pembahsan dan AGD juga dipengaruhi factor-faktor yang juga dijelaskan diatas.Sekian
hasil makalah ini semoga bermanfaat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Gas Darah. https://sites.google.com/site/asidosis/Home/analisis-gas-
darah-agd
Durand DJ., Philips BL., Blood gases technical aspeces and interpretation.
Dalam Goldsmith Jp.Karotkin EH, penyunting. Assisted ventilation of the
neonate. Edisi ke 5. Philadelphia : WB Saunders.1996. hal 257-71.2.
13