Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SISTEM IMUN & HEMATOLOGI

ANALISA GAS DARAH (AGD)

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ANISA RAHMATIKA
BAMBANG IRMANTO
DESI ERIYATI
FITRI MARDIANA
HAFIZAH ULFA
MEGA APRIANI
MIA AULIA

NAZIFATUL HUSNI
REZA AYU NELTA
SEKAR ANAK AMPUN
SHINTA PERMATA PUTRI
VIDYA PUSPITA HATI
VIRA RINANDA
YULIA NENGSIH

DOSEN PEMBIMBING

ELMI, M.Kes
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
T.A 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur hanya milik Allah semata, karena atas kebesaran-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah Analisa gas darah .Adapun tujuan disusunnya makalah
ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sistem imun & hematologi.
Penyusunan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena itu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini terutama kepada dosen.
Tiada gading yang tak retak, begitulah kata pepatah. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritiknya demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Bukittinggi, Desember 2016


Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar isi................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
pendahuluan............................................................................................ 1
Tujuan ..................................................................................................... 1
Rumusan masalah.................................................................................... 1
\
BAB II Pembahasan
Analisa gas darah.................................................................................... 2
BAB IV Penutup
Kesimpulan............................................................................................................. 11
Saran

................................................................................................................. 11

Daftar Pustaka

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Analisa Gas Darah (AGD) merupakan pemeriksaan untuk mengukur keasaman (pH), jumlah
oksigen, dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja
paru-paru dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi darah dan mengambil
karbondioksida dalam darah. Analisa gas darah meliputi PO2 , PCO 3 , pH, HCO3 , dan saturasi
O2.
Pada pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) , cara pengambilan sampel darah arteri harus
diperhatikan, sebab pada pengambilan darah arteri resiko komplikasi lebih berbahaya daripada
pengambilan darah vena (venipuncture) maupun skinpuncture. Oleh sebab itu seorang analis
(plebotomis) harus mengerti tentang indikasi pengambilan darah arteri, kontra indikasi
pengambilan darah arteri, persiapan alat yang akan digunakan, Alat Perlindungan Diri (APD)
bagi plebotomis, dan yang paling penting adalah mengerti dimana letak pengambilan darah
arteri. Semua bagian tersebut akan dijelaskan pada bagian II tentang pembahasan.
B. Tujuan
Untuk memenuhi tugas system imun dan hematologi serta untuk menambahkan pengetahuan
mengenai analisa gas darah.
C. Rumusan Masalah
Hal apa saja yang harus dipahami megenai analisa gas darah ?

BAB II
PEMBAHASAN
1

A. Pengertian Analisa Gas Darah (AGD)


AGD merupakan salah satu tes diagnostic melalui darah arteri untuk menentukan status
respirasi. Status respirasi yag dapat digambarkan melalui pemeriksaan AGD ini adalah statu
oksigenasi dan status asam- basa. Komponen yang terdapat dalam pemeriksaan AGD adalah Ph,
PaCO2 ,PaO2, saturasi O2 (SO2), HCO3, BE (base excess).
pH merupakan logaritma negative pada konsentrasi ion hydrogen yang dipakai untuk
menentukan asiditas atau akalinitas cairan tubuh. Nilai pH

kurang dari 7.35

menunjukkan terjadinya asidosis,baik asidosis respiratorik maupun asidosis metabolik.


Nilai pH lebih dari 7.45 menandakan terjadinya alkalosis, baik alkalosis repiratorik

maupun metabolic.
PaCO2 (Tekanan Parsial Karbondioksida) : yaitu tekanan yang ditimbulkan oleh CO 2
yang terlarut dalam darah. PaCO2 menunjukkan keadekuatan ventilasi alveolar. Jika
terjadi kerusakan alveoli, CO2 tidak dapat dikeluarkan. PaCO2 rendah disebut dengan
hipokapnia, berarti terjadi hiperventilasi akibat rangsangan pernapasan. Jika PaCO 2
tinggi disebut hiperkapnia. Berarti terjadi kegagalan ventilasi alveolar (hipoventilasi).
Padda awal peningkatan PaCO2 sistem pernapasan akan terangsang untuk menurunkan
PaCO2 tersebut. Sebaliknya , jika PaCO2 sangat tinggi justru akan menekan system

pernapasan.
PaO2 : menentukan kadar oksigen yang tersedia untuk berikatan dengan hemoglobin. pH
dapat mempengaruhi daya ikat oksigen dan hemoglobin, dan pada pH yang rendah,
oksigen yang tersedia dalam hemoglobin hanya sedikit. Kadar PaO 2 juga berkurang
pada penyakit pernapasan, misalnya emfisema, pneumonia, dan edema paru, juga pada

keadaan hemoglobin abnormal dan pada polisitemia.


SO2 (Saturasi oksigen) : yaitu presentase oksigen dalam darah, yang berikatan dengan
hemoglobin. pengukurannya dilakukan secara tidak langsung dengan menghitung kadar
PaO2 dan pH. Gabungan antara saturasi oksigen, tekanan parsial oksigen, dan

hemoglobin menandakan jaringan teroksigenasi.


HCO3 (Ion bikarbonat) : yaitu substansi alkalin yang jumlahnya mencapai lebih dari
separuh jumlah basa dapat total didalam darah. Jika terjadi kekurangan bikarbonat an
basa lainnya, atau terjadi peningkatan asam nonvolati seperti asam laktat, hal ini akan
menyebabkan asidosis metabolik. Jika kadar bikarbonat berlebih, hal ini juga dapat
2

menyebabkan alkalosis metabolic. Bikarbonat berperan sangat penting dalam

mempertahankan rentang pH antra 7.35-7.45.


BE (kelebihan basa) : nilai kelebihan basa sering dikaji dengan menggunakan nilai
HCO3. Nilai BE kurang dari -2 menandakan terjadinya asidosis, sementara nilai BE

lebih dari +2 menandakan alkalosis.


Ketidakseimbangan asam-basa : untuk menentukan jenis ketidakseimbangan asam-basa,
pantau nilai pH, kadar PaCO2 , HCO3, dan kadar BE, PaCO2, merupakan determninan
respiratorik. Sementara HCO3 dan BE merupakan determinan metabolic. Kadar PaCO2 ,
HCO3, dan kadar BE kemudian dibandingkan dengan nilai pH.
Nilai normal AGD

N
o
1
2
3
4
5

Komponen
pH
PaCO2
PaO2
HCO3
BE

Nilai rujukan

keterangan

7.35-7.45 / 7.36- 7.44


35-45 mmHg
75-100 mmHg
24-28 mEq/L
+2 - -2 (+2 mEq/L)

Dewasa / anak

Masalah Klinis
Ketidakseimbangan Asam-Basa
Asidosis respiratorik

pH

PaCO2

Alkalosis respiratorik
Asidosis metabolic

Alkalosis metabolik

HCO3
N

BE
N

Keterangan :
: Naik
: Turun
N

: Normal

B. Tujuan dan manfaat Pemeriksaan Analisa Gas Darah Arteri


Mengkaji gangguan ketidakseimbangan asam basa.
Untuk mendeteksi terjadinya asidosis atau alkalosis metabolic, maupun asidosis atau
alkalosis respiratorik.
3

Untuk memantau kadar gas darah selama klien mengalami penyakit akut.
Menilai fungsi respirasi (ventilasi).
Melihat kadar O2 dan CO2
Efisiensi pertukaran O2 dan CO2 .

Disamping itu manfaat Analisis gas darah digunakan untuk diagnosa dan pengelolaan :
a) Penyakit pernafasan
b) Pemberian oksigen
c) Kadar oksigenasi dalam darah
d) Kadar CO2
e) Keseimbangan asam-basa
f) Ventilasi
AGD tidak perlu dilakukan apabila:
a) Hasil tidak akan memberikan pengaruh pada tindakan medis selanjutnya
b) Mengikuti prosedur pemeriksaan yang ada, bukan karena adanya indikasi
c) Masih terdapat cara lain yang lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
d) Komplikasi yang timbul >>daripada hasil AGD yang diharapkan

C. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD


a. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158
mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
b. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang
berlebihan akan menurunkan tekanan CO 2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek
penurunan CO 2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
c. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO 2 . Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa
4

dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan
dalam kamar pendingin beberapa jam.
d. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO 2 dan
PCO2 . Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO 2.
e. Nilai
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO 2 yang
abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan
saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah.
D. Indikasi AGD
Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :
1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
Penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara pada
saluran napas yang bersifat progresif non reversible ataupun reversible parsial.Terdiri dari 2
macam jenis yaitu bronchitis kronis dan emfisema, tetapi bisa juga gabungan antar keduanya.
2. Pasien dengan edema pulmo
Pulmonary edema terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang merembes
keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara. Ini dapat
menyebabkan persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida),
berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk. Adakalanya, ini dapat
dirujuk sebagai "air dalam paru-paru" ketika menggambarkan kondisi ini pada pasien-pasien.
Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang berbeda. Ia dapat
dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic pulmonary edema, atau dihubungkan pada
sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary edema.
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan dalarn
jaring- jaring kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat-akibat
kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam paru-.paru. ARDS menyebabkan
penurunan dalam pembentukan surfaktan , yang mengarah pada kolaps alveolar . Komplians

paru menjadi sangat menurun atau paru- paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan
karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan hipokapnia.
4. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Klinis sangat
mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa
gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
5. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan system dimana alveoli(mikroskopik
udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer)
menjadi radang dan dengan penimbunan cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam
sebab,meliputi infeksi karena bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi
karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak langsung dari penyakit
lain seperti kanker paru atau penggunaan alkohol.
6. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan yang adekuat
tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah, dan pembuluh darah. Jika
salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi
maka akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan
gangguan nutrisi dan metabolism sel sehingga seringkali menyebabkan kematian pada pasien.
7. Post pembedahan coronary arteri baypass
Coronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon inflamasi sistemik pada
derajat tertentu dimana hal tersebut ditandai dengan hipotensi yang menetap, demam yang bukan
disebabkan karena infeksi, DIC, oedem jaringan yang luas, dan kegagalan beberapa organ tubuh.
Penyebab inflamasi sistemik ini dapat disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara lain oleh
karena penggunaan Cardiopulmonary Bypass (Surahman, 2010).
8. Resusitasi cardiac arrest
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh beberapa
faktor,diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak, sengatan
listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun serangan asma yang berat),
6

kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan obatobatan.Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax.
Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran
darahmencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti
berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan
oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal.
Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan
selanjutnyaakan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat dideteksi dan
ditangani dengansegera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan otak, ataupun kematian
mungkin bisa dicegah.
E. Kontra indikasi analisa gas darah
1. Denyut arteri tidak terasa pada pasien yang mengalami koma.. (Irwin dan Hippe,2010.)
2. Modifikasi Allen tes negative, apabila test allen negatife tetapi tetap dipaksa untuk
dilakukan pengambilan darah arteri lewat arteri radialis, maka akan terjadi thrombosis
dan beresiko menganggu viabilitas tangan.
3. Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit pembuluh darah perifer pada tempat
yang akan diperiksa.
4. Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan dengan antikoagulan dosis
sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi relative.
F. Pengambilan Sample AGD (Analisa Gas Darah)
Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri radialis,
arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain. Arteri femoralis atau brakialis
sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi
kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri
temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli. Korelasi nilai
sampel darah arteri dan kapiler bervariasi, baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO2.
Disamping itu, pemilihan bagian analisa gas darah :
a.Kriteria tergantung pada :

Ada tidaknya sirkulasi koleteral


Seberapa besar arteri
Jenis jaringan yang mengelilingnya
7

b. Bagian-bagian yang tidak boleh dipilih :

Adanya peradangan
Adanya iritasi
Adanya edema
Dekat dengan luka
Percabangan arteri dengan fistula

Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam pengambilan darah ini meliputi :
Gunakan tehnik steril
Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah aneurism
Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm
Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan
Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang arteri line.

G. Prosedur Pemeriksaan Analisa Gas Darah


1. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman.
2. Jika klien sedang mengalami terapi antikoagulan atau mengonsumsi aspirin, teknisi
laboratorium, perawat, atau dokter ahli paru yag mengambil darah harus diberi tahu.
3. Kumpulkan 1-5 ml darah arteri dalam jarum dan spuit mengandung eparin, lepas
jarumnya, pastikan tidak ada udara dalam spuit, dan pasang tutup kedap udara diatas
4.

spuit.
Simpan spuit yang berisi darah arteri dalam kantong air es (untuk meminimalkan

aktivitas metabolic sampel) dan bawa segera kelaboratorium.


5. Catat dalam formulir laboratorium apakah klien menerima oksigen atau tidak, laju aliran
oksigen itu, jenis peralatan saat memberikan oksigen dan suhu terbaru klien.
6. Tekan sisi injeksi selama 5 menit, tekan sisi tersebut lebih lama pada klien yang
menjalani terapi antikoagulan atau streptoonase.
H. Pemeriksaan Analisa Gas Darah.
Pemeriksaan Analisa Gas darah dilkukan dengan menggunakan alat otomatik yang disebut
Blood Gas Analyzer. Adapun prosedure untuk pemeriksaan ini adalah :
1. Nyalakan power ON
2. Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan calibrate kemudian
enter. Alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.
8

3. Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan status untuk
mengetahui kondisi apakah pH, PCO2 dan PO 2 kondisinya OK. Jika OK sample langsung dapat
diperiksa. Setelah dilakukan pemeriksaan, alat ini akan mengkalibrasi secara otomatis.
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap melakukan
pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan keluar secara otomatis kemudian
masukan sample bersamaan tekan lagi analyzer sampai sample terhisap secara otomatis selang
akan masuk sendiri.
Wadah sampel yang dimasukkan ke selang dapat disesuaikan dengan kondisi.
a. Syringe
Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL. The Vitalpath Analyzer akan
langsung mengaspirasi dari jarum suntiknya
b. Tabung Koleksi Heparin
Dapat juga menggunakan tabung DRI-CHEM 4000 atau DRI-CHEM 7000 yang sudah
berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL dan 1,5 mL.
c. Tabung Kapilari
Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan sampel yang sedikit, atau saat
melakukan pemeriksaan ulang dapat menggunakan tabung kapilari berisi 140 uL.
5. Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB, suhu badan, jenis
sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat
daftar), kemudian clear 2x.
6. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil akan keluar
melalui printer.
I. Masalah Klinis
Asidosis respiratorik.
Penyakit obstruktif paru kronis (emfisema, bronchitis kronis, asma parah), sindrom
gawat pernapasan akut, anestesi, sindrom Guillain-Barre, pneumonia. Pengaruh obat:
Narkotik, Sedatif.
Alkalosis respiratorik
Toksisitas salisilat(fase awal), kecemasan, histeris, olahraga aktif(berenang, aktif),
demam, hipertiroidisme, delirium tremens, emboli paru.
Asidosis metabolic
9

Ketoasidosis diabetic, diare berat, malutrisi, syok, luka bakar, gagal ginjal, infark
miokard akut.
Alkalosis metabolic
Muntah-muntah berat, pengisapan lambung, ulkus peptic, pengeluaran kalium,
pemberian bikarbonat yang berlebih, natrium iksalat, kalium oksalat.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
AGD merupakan salah satu tes diagnostic melalui darah arteri untuk menentukan status
respirasi. Status respirasi yag dapat digambarkan melalui pemeriksaan AGD ini adalah statu
oksigenasi dan status asam- basa. Komponen yang terdapat dalam pemeriksaan AGD adalah Ph,
PaCO2 ,PaO2, saturasi O2 (SO2), HCO3, BE (base excess).
B. Saran
Didalam penulisan makalah ini apabila ada kesalahan maka kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah yang akan mendatang.

10

DAFTAR PUSTAKA
Kee,Joyce, LeFever. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik: Jakarta .EGC

Anda mungkin juga menyukai