Disusun Oleh
VINA SINTYA
190101045
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2023
ANALISA GAS DARAH
A. Pendahuluan
Pemeriksaan gas darah adalah pemeriksaan yang penting dalam menangani pasien
dengan keadaan kritis. Tujuan utama dari pemeriksaan ini adalah memastikan
kecukupan kadar oksigen pada system organ. Analisis gas darah dapat
dari pasien dimana gold standar yang di gunakan adalah analisis gas darah arteri.
Terdapat dua komponen dari pemeriksaan analisis gas darah yaitu komponen
dari analisis gas darah dapat di gunakan untuk mendiagnosa dan mengevaluasi
B. Definisi
melalui darah arteri. Pengukuran gas darah arteri memberikan informasi dalam
homeostatis elektrolit. Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis)
SaO2.
Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai: Keseimbangan asam basa dalam
Pemeriksaan analisa gas darah penting untuk menilai keadaan fungsi paru-paru.
C. Tujuan
D. Indikasi
1. Pasien dalam keadaan kritis baik gangguan dalam system pernapasan meupun
2. Pasien yang sedang dalam perawatan menggunakan terapi oksigen dengan atau
tanpa ventilator
3.Pasien yang akan di lakukan tindakan anestesi atau pembedahan
E. Kontra Indikasi
Analisis gas darah tidak memiliki kontra indikasi yang absolut dalam proses
1. Kulit di antara daerah pengambilan darah arteri tidak memiliki luka atau sedang
infeksi
2. Diperlukan indikasi yang kuat pada pasien dengan gangguan pembekuan darah
3. Pasien dengan test allen positif yang menandakan sedikitnya pembuluh darah
pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan
tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan
tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s
positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s
negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan
yang lain.
F. Komplikasi
2.Perdarahan
3.Cidera syaraf
4.Spasme arteri
1.Arteri Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)
merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi arteri kecuali
terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila Allen test negatif.
4.Arteri Femoralis merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak
dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah
ke seluruh tubuh /tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung
lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena
besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan arteri.
6.Arteri tibialis posterior, dan Arteri dorsalis pedis Arteri femoralis atau brakialis
sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai
sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis.
Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya
H. Pemeriksaan AGD
1.Ph
c. Pengaturan asam dan basa diatur oleh ion hydrogen (H+) dalam tubuh
a. PCO2 : desakan/tekanan yang dihasilkan oleh gas CO2 terlarut dalam darah.
b. PCO2 hanya dipengaruhi oleh pernapasan/paru-paru
c. Konsentrasi CO2 pada aliran darah memainkan peran penting dalam menjaga
pH stabil dan membantu tubuh untuk mengetahui seberapa sering kita perlu
bernapas.
3. Bicarbonat (HCO3-)
a. Jumlah asam atau basa yang ditambahkan ke dalam 1 liter darah /cairan
ekstraseluler pada suhu 37°C, pCO2 40 mmHg dan SO2 100%, tujuannya agar
pH kembali 7,4
a. Saturasi oksigen (SO2) adalah persentase dari hemoglobin pada aliran darah
b. Fungsi:
4. Meningkatkan metabolisme
1. Asidosis Respiratorik
Adalah kondisi dimana pH rendah dengan kadar PCO2 tinggi dan kadar HCO3-
juga tinggi sebagai kompensasi tubuh terhadap kondisi asidosis tersebut. Ventilasi
alveolar yang inadekuat dapat terjadi pada keadaan seperti kegagalan otot
pernafasan, gangguan pusat pernafasan, atau intoksikasi obat. Kondisi lain yang
2. Alkalosis Respiratorik
Kondisi ini sering terjadi pada keadaan hiperventilasi, sehingga banyak CO2 yang
hebat, cemas, dan iatrogenik akibat ventilator. Kompensasi ginjal adalah dengan
3. Alkalosis Metabolik
bagian atas, dan pemberian HCO3- atau prekursornya (laktat atau asetat) secara
berlebihan. Persisten metabolik alkalosis biasanya berkaitan dengan gangguan
4. Asidosis Metabolik
penyakit ginjal kronis yang progresif (CKD).1,7 Ini berasal dari kapasitas ginjal
yang berkurang dalam mensintesis amonia (NH3) dan mengeluarkan ion hidrogen
ginjal, ion hidrogen berinteraksi dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO2
ekstrasel. Kadar ion HCO3- normal adalah 24 mEq/L dan kadar normal pCO2
pH PaCo2 HCO3
Asidosis Normal
Respiratorik
Alkalosis Normal
Respiratorik
Alkalosis Normal
Metabolik
2. Kompensasi Penuh
pH PaCO2 HCO3
Respiratorik
Respiratorik
pH PaCO2 HCO3
Asidosis
Respiratorik
Alkalosis
Respiratorik
Asidosis Metabolik
Alkalosis Metabolik
PH 7,35-7,45
Rauf, S., Appulembang, I., & Dkk. (2018). Teori Keperawatan Medikal Bedah I. 218.
Wantiyah, Siswoyo, Setioputro, B., A’la, M. Z., & Yunanto, R. A. (2020). Modul Praktikum
Keperawatan Kritis. Universitas Jember, 12–24.
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/103281/FKEP-
Modul_Siswoyo_Modul Praktikum Keperawatan Kritis.pdf?sequence=1&isAllowed=y