Kelompok 5
Proses perubahan pH darah ada dua macam, yaitu proses perubahan yang bersifat
metabolik (adanya perubahan konsentrasi bikarbnat yang disebabkan gangguan metabolisme)
dan yang bersifat respiratorik (adanya perubahn tekanan parsial CO2 yang disebabkan
gangguan respirasi). Perubahan PaCO2 akan menyebabkan perubahan pH darah. pH darah
akan turun /asidosis jika PaCO2 meningkat (asidosis respiratorik primer) atau jika
HCO3/asidosis metabolik primer, pH darah akan naik /alkalosis jika PaCO2/alkalosis
respiratorik primer atau jika HCO3- /alkalosis metabolik primer.
Asidosis ada dua macam, yaitu asidosis akut dan asidosis kronik, juga alkalosis ada
dua macam yaitu alkalosis akut dan alkalosis kronik. Penggolongan asidosis/alkalosis akut
berdasarkan kejadiannya belum lama dan belum ada upaya tubuh untuk mengkompensasi
perubahan pH darah, sedangkan jika kronik jika kejadiannya telah melampaui 48 jam dan
telah terdapat hasil upaya tubuh untuk mengkompensasi perubahan pH
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairn tubuh
lainnya Satuan derajat keasaman adalah pH, pH 7,0 adalah netral, pH> 7,0 adalah basa/alkali
dan pH dibawah 7,0adalah asam. Suatu asam kuat memmiliki pH yang sangat rendah(hampir
1,0), sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki
pH antara 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama krena
perubahan pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa
organ.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tsb, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu
asidosis dan alkalosis
- Asidosis adalah suatu keadaan dimana darh terlalu banyak mengandung asam atau
terlalu sedikit mengandung basa dan sering menyebabkan menurunnya pH darah
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau
terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
- Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk
dari adanya masalah metabolisme yang serius.
- Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolic dan respiratorik, tergantung
kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolic dan alkalosis metabolic disebabkan
oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam dan basa oleh
ginjal. Asidosis respiratorik dan alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh
penyakit paru-paru atau kelainan pernapasan.
- Asidosis akan meningkatkan konsentrasi K dalam darah, sehingga fungsi sel dan enzim
tubuh memburuk, kemudian mengakibatkan aritmia ventrikuler.Alkalosis akan
menurunkan konsentrasi K dalam darah, sehingga afinitas HB-O2 meningkat.
Akibatnya pelepasan O2 ke jaringan sulit sehingga terjadi hipoksemia Kenaikan pCO2
akan mengakibatkan koma dan aritmia serta vasodilatasi pembuluh darah. Bila hal ini
terjadi di otak maka aliran darah ke otak akan meningkat dan mengakibatkan kenaikan
tekanan intra cranial. Penurunan pCO2 (<25 mmHg) akan mengakibatkan
vasokonstriksi pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jaringan turun. Bila hal ini
terjadi di otak maka akan terjadi hipoksemia otak.
Pemeriksaan ASTRUP/Analisa Gas Darah
Pengertian:
Astrup adalah suatu pemeriksaan analisa gas darah melalui darah arteri
Tujuan:
a. Untuk mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
b. Untuk mengetahui kadar oksigen dalam tubuh
c. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
Lokasi pengambilan:
a. Arteri radialis
b. Arteri brakhialis
c. Arteri femoralis
Alat-alat:
a. Disposibel 2,5 cc
b. Perlak/alas
c. Heparin
d. Kapas alcohol
e. Bak spuit
f. Bengkok
g. Penutup udara dari karet
h. Wadah berisi es (baskom atau kantong plastik)
i. Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi: nama, tanggal dan
waktu, apakah menerima O2, bila ya berapa liter dan dengan rute apa
Cara kerja:
a. Beritahu pasien tujuan dari pengambilan darah
b. Pasang alas/perlak pada lokasi yang akan diambil darah
c. Usahakan agar lengan dalam posisi abduksi dengan tapak tangan menghadap ke atas
dan pergelangan tangan ekstensi 30 agar jaringan lunak terfiksasi oleh ligament dan
tulang. Bila perlu bagian bawah pergelangan dapat diganjal dengan bantal kecil
d. Jari pemeriksa diletakkan di atas arteri radialis (proksimal dari lipatan kulit
pergelangan tangan) untuk meraba denyut nadi agar dapat memperkirakan letak dan
kedalaman pembuluh darah
e. 1 ml heparin diaspirasi ke dalam spuit, sehingga dasar spuit basah dengan heparin dan
kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan perlahan sehingga
pangkal jarum penuh dengan heparin dn tidak ada gelembung udara
f. Pastikan denyutan /pulsasi dari arteri terbesar kemudian dengan memakai tangan kiri
antara telunjuk dan jari tengah beri batas daerah yang akan ditusuk, dan titik
maksimum denyut ditemukan
g. Lakukan tindakan asepsis/antisepsis, bersihkan tempat tersebut dengan kapas
alcohol
h. Setelah melakukan tindakan asepsis/antisepsis, jarum 5-10 mm ditusukkan pada
daerah distal dari jari pemeriksa yang menekan arteri. Jarum ditusukkan membentuk
sudut 30 dengan permukaan lengan dengan posisi lubang jarum/bevel menghadap ke
atas
i. Jarum yang masuk ke dalam arteri akan menyebabkan torak semprit terdorong oleh
tekanan darah.
j. Pada pasien hipotensi, torak semprit dapat ditarik perlahan (jangan terlalu cepat
karena akan menghisap udara), indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah
arteri adalah adanya pemompaan darah ke dalam spuit dengan kekuatan sendiri.
Ciri-ciri darah arteri: teraba denyutan, lokasi tusukan lebih dalam, warna darah lebih terang
dan darah akan mengalir sendiri ke dalam semprit
a. Setelah jumlah darah yang diperlukan terpenuhi (minimal 1 ml), cabut jarum dengan
cepat dan di tempat tusukan jarum lakukan penekanan dengan jari selama 5 menit untuk
mencegah keluarnya darah dari pembuluh arteri (10 menit untuk pasien yang mendapat
antikoagulan)
b. Gelembung udara harus dibuang keluar spuit, lepaskan jarum dan tempatkan penutup
udara pada spuit, putar spuit diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin
c. Spuit diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air es/termos berisi air es dan es
batu (semprit dibungkus plastic agar air tidak masuk ke dalam semprit, keadaan dingin (4
C) bertujuan memperkecil terjadinya perubahan biokimiawi/proses metabolisme yang
akan meningkatkan CO 2 kemudian langsung dibawa ke laboratorium.
Range Interpretasi
pH 7,35-7,45 pH/ H menunjukkan jika pasien academic (pH< 7,35; H >45 atau
alkalemic (pH>7,45: H <35)
H 35-45
nmol/l Lihat pada table diatas
(nM)
PO2 9,3- 13,3 O2 yang rendah menunjukkan pasien tidak bernapas secara tepat
kPa ( hipoksemia), PO2 < 60 mmHg suplemen oksigen harus
(80-100) diberikan, PO2, 26 mmHg pasien akan beresiko kematian dan
mmHg harus diberikan O2 segera