Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH ( KMB I )

Interprestasi Analisa Gas Darah dan Fisioterapi Dada

Disusun oleh :

Nama : Ine Fabiola

Nim : 19016

Dosen Pembimbing : Ns. Ade Rahman, M.Kep

AKPER KESDAM I / BB PADANG


Tahun Ajaran 2020 / 2021
A. Interprestasi Analisa Gas Darah

Analisa Gas Darah (AGD) adalah tes laboratorium darah yang diambil melalui pembuluh
darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida dan tingkat asam basa (pH)
dalam darah.Tes ini biasanya dilakukan di laboratorium, dan digunakan untuk memantau
beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama untuk
mereka yang mengalami penyakit-penyakit kritis.Analisa Gas Darah (AGD) menggunakan
kisaran normal berbentuk angka yang digunakan sebagai panduan, dan penentuan gangguan
didasarkan pada sifat pH darah.Jika pH darah bersifat basa, kadar HCO3 harus
dipertimbangkan karena ginjal mengatur kadar ion bikarbonat.Sedangkan,Jika pH darah
bersifat basa, maka PaCO2 atau biasa disebut sebagai tekanan parsial karbondioksia dalam
darah arteri harus dinilai karena paru-paru mengatur sebagian besar asam darah tubuh. Hasil
– Hasil Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD):

1. Asidosis Respiratorik – terjadi ketika pernafasan tidak adekuat dan asam PaCO2 atau asam
pernafasan menumpuk. Penumpukan CO2 tersebut akan bergabung dengan air untuk membentuk asam
karbonat, sehingga menyebabkan keadaan asidosis. Hal tersebut umumnya dikenal sebagai emfisema.

2. Alkalosis Respiratorik – dapat terjadi sebagai akibat dari hiperventilasi

3. Asidosis Metabolik – terjadi ketika terdapat penurunan bikarbonat dan terjadi penumpukan asam
laktat. Hal seperti ini biasanya terjadi pada kasus-kasus diare, ketosis dan gangguan ginjal.

4. Alkalosis Metabolik – terjadi ketika konsentrasi ion bikarbonat meningkat, menyebabkan peningkatan
pH darah. Kondisi seperti ini dapat terjadi pada nusea and vomitus (mual muntah), dehidrasi atau
gangguan endokrin.

Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah (AGD) dilakukan untuk evaluasi pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dan untuk mengetahui status asam basa. Pemeriksaan dan Interpretasi Hasil
Analisa Gas Darah (AGD) ini dapat dilakukan pada pembuluh darah arteri untuk melihat
keadaan pH, paCO2, paO2, dan SaO2.Sebelum kita melakukan analisis gas darah, maka kita
wajib mengetahui rentangnilai normal dan interpretasi dari tiap komponen:

1.pH

Rentang nilai normal : 7,35– 7,45

Asidosis : <7,35

Alkalosis : >7,45
2. PaO2

Rentang nilai normal : 80– 100 mmHg

Hipoksemia ringan : 70– 80 mmHg

Hipoksemia sedang : 60– 70 mmHg

Hipoksemia berat : <60 mmHg

3. SaO2

Rentang nilai normal : 93%– 98% Bila nilai SaO2 >80% sudah dapat dipastikan bahwa darah
diambil dari arteri, kecuali pada gagal nafas.

4. PaCO2

Rentang nilai normal : 35–45 mmHg

Asidosis respiratorik : >45 mmHg (pH turun)

Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (pH naik)

5. HCO3

Rentang nilai normal : 22– 26 mEq/L

Asidosis metabolik : <22 mEq/L (pH turun )

Alkalosis metabolik : >26 mEq/L (pH naik )

6. BE

Rentang nilai normal : -2 s/d +2 mEq/L

Nilai (negative) - : asidosis

Nilai (positive) + : alkalosis

BE dilihat saat pH normal.


B. FISIOTERAPI DADA

Fisioterapi dada adalah Sejumlah terapi yang digunakan dalam kombinasi untuk mobilisasi sekresi
pulmonaria. Fisioterapi dada harus diikuti dengan batuk efektif dan mencustion klien/pasien yang
mengalami penurunan kemampuan untuk batuk.

1. Indikasi dan kontraindikasi

a. Indikasi fisioterapi dada

Terdapat penumpukan sekret pada saluran napas yang dibuktikan dengan pengkajian fisik, X Ray, dan
data klinis, Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekresi yang terdapat pada saluran pernapasan.

b. Kontraindikasi fisioterapi dada

Ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung, status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif,
sedangkan kontraindikasi relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas
operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang. Fisioterapi
dada direkomendasikan untuk klien/pasien yang memproduksi sputum lebih dari 30cc/hari atau
memiliki riwayat atelektasis dengan x-ray dada. Perkusi kontraindikasi pada klien/pasien dengan
kelainan perdarahan.

2. Macam-macam fisioterapi dada

-Perkusi dada : dengan memeriksa seluruh bagian dada yang memerlukan drainase. Tangan
diposisikan seperti membentuk cup, ujung jari menyentuh ibu jari diperkusikan pada
permukaan dada dengan gelombang amplitude dan frekuensi yang bervariasi menurut
perubahan konsistensi dan lokasi sputum.

-Vibrasi : tekanan bergetar yang dilakukan pada dada selama ekshalasi. Teknik ini dapat
meningkatkan turbulensi dan kecepatan ekshalasi udara, sehingga secret dapat bergerak.

-Postural drainase (PD) : intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru
dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada
berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya.
Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1
jam sebelumtidur pada malam hari. Postural drainase dapat dilakukan untuk mencegah
terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret
sehingga tidak terjadi atelektasis.

3. Teknik-teknik fisioterapi dada

A.Perkusi dada

·Kaji kondisi klien/pasien (bunyi nafas dan jantung, pola pernapasan, dan secret) dan tingkat
kenyamanan.

·Kaji riwayat kesehatan jantung, masalah dan kemungkinan kontraindikasi untuk fisioterapi
dada.

·Tentukan area paru yang membutuhkan terapi

·Jelaskan prosedur dan tujuan.

·Pastikan klien/pasien telah berkemih.

·Anjurkan klien/pasien untuk mengemukakan bila terasa ingin muntah.

·Perawat berdiri bersebrangan dengan area yang akan di perkusi.

·Tangan dan jari-jari dirapatkan dan membentuk cup lalu tepuk diarea yang diperlukan selama 3
menit.

·Minta klien/pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum.

B.Vibrasi

·Instuksikan klien/pasien untuk menghirup nafas dalam secara lambat melalui hidung dan
mengeluarkannya melalui mulut.
·Ratakan telapak tangan pada area dada yang mengalami penumpukan secret.

·Dengan hati-hati lakukan vibrasi saatklien/pasien menghembuskan nafas.

·Minta klien/pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum.

·Setelah semua dilakukan kaji kembali kondisi klien/pasien.

·Kembalikan ke posisi nomal dan berikan posisi yang nyaman.

·Berikan keperawatan mulut, dan cuci tangan klien/pasien.

·Cuci tangan dan dokumentasi hasil pengkajian status respiratori dan respon klien/pasien
(jumlah secret dan warna).

C.Postural drainase

·Taruh tangan di bagian dada atau punggung klien/pasien.

·Minta klien/pasien menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.

·Dekatkan telinga kita ke tubuh klien/pasien dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir
yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya.

·Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi klien/pasien :

-Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada agar
lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Atur posisi klien/pasien dalam keadaan tengkurap.

-Bila posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar lendir mengalir
ke cabang utama. Atur Posisi klien/pasien dalam keadaan telentang.

-Bila lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan klien/pasien dengan miring ke
samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.

Anda mungkin juga menyukai