Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS

Dosen pengampu : Maria Wisnu Kanita, S.Kep., Ns., M.Kep.

Nama :

Rahayu Syafitri (ST192024)

Prodi Profesi Ners

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta

2020/2021
A. SOP Pengambilan Sampel Analisa Gas Darah (AGD)

Analisa gas darah (AGD) dilakukan guna menilai tingkat keseimbangan asam dan
basa, serta mengetahui kondisi/keadaan fungsi pernafasan, kardiovaskuler dan menilai
kondisi/keadaan fungsi metabolisme tubuh. Sampel darah pada AGD ini diambil dari
pembuluh darah arteri.

Tujuan : Untuk menilai dan mengetahui keseimbangan asam basa dalam tubuh dan
tindakan yang akan dilakukan.

Indikasi :
1. Tindakan analisa gas darah ditujukan pada pasien dengan sebagai berikut:
a. Obstruktif kronik pulmonari,
b. Edema pulmonari
c. Sindrom distres respiratori akut
d. Infark myocardial,
e. Pneumonia.
2. AGD juga diberikan pada pasien yang sedang syok dan setelah melakukan
pembedahan bypass arteri koronaria.
3. Pasien yang mengalami resusitasi dari penyumbatan atau penghambatan
kardiak.
4. Pasien yang mengalami perubahan dalam status pernapasan dan terapi
pernapasan, serta anesthesia.

Kontraindikasi :
Pada pasien yang daerah arterialnya mengalami: Amputasi, contractures, infeksi,
dibalut dan cast, mastektomi, serta arteriovenous shunts.

SOP Analisa Gas Darah


1. Persiapan Alat :
a. Spuit : dewasa spuit 3 cc, anak – anak : wing nedle
b. Kassa steril
c. Alkohol 70%
d. Sarung tangan
e. Bengkok
f. Tube heparin
2. Cara Kerja :
a. Cuci tangan (sesuai sop cuci tangan)
b. Identifikasi pasien
c. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
d. Pasang tabir di sekeliling tempat tidur pasien,bawa peralatan ke dekat
pasien.
e. Catat jumlah oksigen yang diberikan.
f. Pakai sarung tangan.
g. Raba arteri radialis, branchialis atau femoralis dan fiksasi.
h. Desinfeksi lokasi pungsi dengan kapas alkohol.
i. Suntikkan Jarum ke arteri radialis dengan sudut antara 45 - 90 derajat.
j. Pastikan jarum masuk dalam arteri. Pada saat jarum masuk ke dalam
pembuluh arteri, darah akan terisap sendiri tanpa spuit diisap dan warna
darah yang keluar ialah merah terang.
k. Setelah darah terhisap (kira – kira 3 cc) tarik spuit dan tekan bekas tusukan
arteri 5 – 10 menit dengan kasa steril. Bila pasien mendapat heparin tekan
selama 15 menit.
l. Masukkan darah dalam tube heparin
m. Observasi adanya hematoma.
n. Beri etiket identifikasi pada tube
o. pantau tanda-tanda vital dan sirkulasi
p. Bereskan alat.
q. Cuci tangan.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan :


1. Faktor yang menyebabkan kontra indikasi dalam penggunaan tindakan analisa
gas darah ini, meliputi amputasi, kontraktur, tempat atau area infeksi, balutan,
mastektomi, atau arteriovenous shunts.
2. Lakukan tes Allen sebelum memulai mengambil contoh darah dari arteri.
3. Area injeksi yang sebelumnya atau kondisi yang sesudahnya mungkin dapat
mengeliminasikan menjadi area potensial.
4. Perawat berperan untuk memberikan penkes kepada pasien untuk segera
melapor jika terjadi kelumpuhan atau mati rasa, serta rasa terbakar di sekitar
tangan tepatnya di daerah yang diinjeksi, yaitu arteri radial

Analisis Keseimbangan Asam-Basa.


Analisa Gas Darah (AGD) adalah tes laboratorium darah yang diambil melalui pembuluh
darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida dan tingkat asam basa (pH)
dalam darah.
Tes ini biasanya dilakukan di laboratorium, dan digunakan untuk memantau
beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama
untuk mereka yang mengalami penyakit-penyakit kritis.
Analisa Gas Darah (AGD) menggunakan kisaran normal berbentuk angka yang
digunakan sebagai panduan, dan penentuan gangguan didasarkan pada sifat pH darah.
Jika pH darah bersifat basa, kadar HCO3 harus dipertimbangkan karena ginjal
mengatur kadar ion bikarbonat. Sedangkan, jika pH darah bersifat basa, maka PaCO2
atau biasa disebut sebagai tekanan parsial karbondioksia dalam darah arteri harus
dinilai karena paru-paru mengatur sebagian besar asam darah tubuh.
Secara klinis gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan karena asam
volatiledisebut respiratorik (asidosis/alkalosisrespiratorik) dan asam
nonvolatiledisebut metabolik (asidosis/alkalosis metabolik). Penilaian terhadap
gangguan asam-basa respiratorik didasarkan pada kadar karbondioksida
(PaCO2).Sedangkan untuk gangguan asam-basa metabolik, terdapat tiga cara
penilaian, yaitu dengan menilai [HCO3-], SBE (standardized base excess), dan SID
(strong ions difference)

Hasil – Hasil Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD):

 Asidosis Respiratorik – terjadi ketika pernafasan tidak adekuat dan asam


PaCO2 atau asam pernafasan menumpuk. Penumpukan CO2 tersebut akan
bergabung dengan air untuk membentuk asam karbonat, sehingga
menyebabkan keadaan asidosis. Hal tersebut umumnya dikenal sebagai
emfisema.
 Alkalosis Respiratorik – dapat terjadi sebagai akibat dari hiperventilasi
 Asidosis Metabolik – terjadi ketika terdapat penurunan bikarbonat dan terjadi
penumpukan asam laktat. Hal seperti ini biasanya terjadi pada kasus-kasus
diare, ketosis dan gangguan ginjal.
 Alkalosis Metabolik – terjadi ketika konsentrasi ion bikarbonat meningkat,
menyebabkan peningkatan pH darah. Kondisi seperti ini dapat terjadi pada
nusea and vomitus (mual muntah), dehidrasi atau gangguan endokrin.

Standar Prosedur Operasional pemasangan ETT

Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) atau intubasi adalah memasukkan pipa


jalan nafas buatan ke dalam trachea melalui mulut. Tindakan intubasi baru dapat
dilakukan bila : cara lain untuk membebaskan jalan nafas (airway) gagal, perlu
memberikan nafas buatan dalam jangka panjang, ada resiko besar terjadi aspirasi
baru.

Tujuan
1. Membebaskan jalan nafa
2. Untuk pemberian pernafasan mekanik (dengan ventilator)

Prosedur

1. Posisikan pasien telentang dengan kepala ekstensi


2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas memakai masker dan sarung tangan
4. Lakukansuction jika diperlukan
5. Lakukan intubasi
a. Buka blade, pegang tangkai laringoskop dengan tenang
b. Buka mulut pasien
c. Masukkan blade pelan-pelan menyusuri dasar lidah, ujung blade sudah
di pangkal lidah, geser lidah pelan-pelan kea rah kiri
d. Angkat tangkai laringoskop ke depan sehingga menyangkut ke seluruh
lidah ke depan sehingga rona glottis terlihat
e. Ambil pipa ETT sesuai ukuran yang sudah ditentukan sebelumnya
f. Masukkan dari sudut mulut kanan arahkan ujung ETT menyusur ke
rima glottis masuk ke celah pita suara
g. Dorong pelan sehingga seluruh balon STT di bawah pita suarah.
h. Cabut styleti.
i. Tiup balon ETT sesuai volumenya
j. Cek dengan stetoskop dan dengarkan aliran udara yang masuk lewat
ETT apakah sama antara paru kanan dan kirik.
k. Fiksasi ETT dengan plester.
l. Hubungkan ETT dengan konektor sumber oksigen
m. Cuci tangan sesudah melakukan intubasi
DAFTAR PUSTAKA

Ariosta, Indranila, Indrayani. Prediksi Nilai Analisa Gas Darah Arteri. 24 September2017

Dr Gde M, Dr Tjokorda GAS. Ilmu Anestesia Dan Reanimasi. Indeks 2017

Edijanto SP, Dr Soetamo. Analisa Asam Basa. B-229

Farhan AR, Calcarina FRW, Bhisrowo YP. Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan
Stewart Pada Periode Perioperatif. Vol 3, No 1 2015

Sukinem N, Skep G. Interpretasi Analisa Gas Darah. Ministry Of Health Department Kariadi
Hospital Of Semarang Central Jawa, Indonesia 2013

Anda mungkin juga menyukai