Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSEDUR PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH

A. DEFINISI
B. Kateter merupakan suatu selang untuk membantu pasien mengeluarkan urine.
C. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung
D. kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urine. Kateter urine dapat dipasang untuk
E. jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap atau kronis dan lingkungan
F. rumah
G. Kateter merupakan suatu selang untuk membantu pasien mengeluarkan urine.
H. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung
I. kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urine. Kateter urine dapat dipasang untuk
J. jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap atau kronis dan lingkungan
K. rumah
Pemeriksaan Astrup/AGD adalah pemeriksaan analisa gas darah melalui daraharteri.
Pengukuran gas darah arteri memberikan informasi dalam mengkaji danarteri. Pengukuran
gas darah arteri memberikan informasi dalam mengkaji danmemantau respirasi klien dan
metabolism asam-basa, serta homeostatis elektrolit. AGDmemantau respirasi klien dan
metabolism asam-basa, serta homeostatis elektrolit. AGD juga digunakan untuk mengkaji
oksigenasi. Istilah-istilah penting yang  juga digunakan untuk mengkaji oksigenasi. Istilah-
istilah penting yang harus diketahuiharus diketahuidalam pemeriksaan gas darah arteri antara
lain, pH, Pdalam pemeriksaan gas darah arteri antara lain, pH, PCOCO22, HCO, HCO33--,
PO, PO22, dan SaO, dan SaO22.

B. TUJUAN
a. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
b. Mengetahui kadar oksigen dalam tubuh
c. Mengetahui kadar karbondioksida dalam tubuh
d. Mengetahui efektivitas ventilasi dan respirasi

C. INDIKASI
a. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
b. Pasien deangan edema pulmo
c. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
d. Infark miokard
e. Pneumonia
f. Klien syok
g. Post pembedahan coronary arteri baypass
h. Resusitasi cardiac arrest
i. Klien dengan perubahan status respiratori
j. Anestesi yang terlalu lama

D. KONTRAINDIKASI
a. Denyut arteri tidak terasa
b. Modifikasi Allen tes negative
c. Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit pembuluh darah perifer padatempat
yang akan diperiksa
d. Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan denganantikoagulan dosis
sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi relative

E. PERALATAN
a. Disposibel spuit 2.5 cc
b. Perlak/alas
c. Heparin
d. Kapas alkohol
e. Bak spuit
f. Bengkok
g. Penutup udara dari karet
h. Wadah berisi es (baskom atau kantong plastik)
i. Label untuk menuliskan status klinis pasien yang meliputi : nama, tanggal dan waktu,
apakah menerima O2, bila ya berapa liter dan dengan rute apa.
j. Sarung tangan

F. PERSIAPAN PASIEN

a. Informed Consent
b. Berikan penjelasan tentang tindakan yang dilakukan

G. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
a. Beritahu pasien tujuan dari pengambilan darah
b. Ukur suhu tubuh pasien
c. Pasang alas/ perlak pada lokasi yang akan diambil darah
d. Pasang sarung tangan
e. Usahakan agar lengan dalam posisi abduksi dengan telapak tangan menghadap ke atas
dan pergelangan tangan ekstensi 30 derajat agar jaringan lunak terfiksasi oleh ligamen
dan tulang. Bila perlu bagian bawah pergelangan dapat diganjal dengan bantal kecil
f. Jari pemeriksa diletakkan di atas arteri radialis (proksimal dari lipatan kulit
di pergelangan tangan) untuk meraba denyut nadi agar dapat memperkirakan letak dan
kedalaman pembuluh darah
g. 0,2 ml heparin diaspirasikan ke dalam spuit sehingga dasar spuit basah oleh heparin dan
kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan perlahan sehingga
pangkal jarum penuh dengan heparin dan tidak ada gelembung udara.
h. Pastikan denyutan dari arteri terbesar kemudian dengan menggunakan tangankiri antara
telunjuk dan jari tengah beri batas daerah yang akan ditusuk dan titik maksimum
denyutan ditemukan.
i. Lakukan tindakan asepsis/antisepsis, bersihkan daerah tersebut dengan kapas alkohol
j. Setelah dilakukan asepsis, jarum 5-10 mm ditusukkan pada daerah distal dari jari
pemeriksa yang menekan arteri ke arah proksimal. Jarum ditusukkan membentuk sudut
30 derajat (45 derajat pada arteri radialis dan 90 derajat pada arteri femoralis) dengan
permukaan lengan dengan posisi lubang jarum/bevel menghadap keatas
k. Jarum yang masuk ke dalam arteri akan menyebabkan torak semprit terdorongoleh
tekanan darah.
l. Pada pasien hipotensi, torak semprit dapat ditarik perlahan, indikasi satu-satunya bahwa
darah tersebut darah arteri adalah adanya pemompaan darah ke dalamspuit dengan
kekuatan sendiri
m. Setelah jumlah darah yang diperlukan terpenuhi (minimal 1 ml), cabut jarumdengan
cepat dan di tempat tusukan jarum lakukan penekanan dengan jariselama 5 menit untuk
mencegah keluarnya darah dari pembuluh arteri (10sampai 15 menit untuk pasien yang
mendapat antikoagulan)
n. Gelembung udara harus dibuang keluar spuit, lepaskan jarum dan tempatkan penutup
udara pada spuit, putar spuit diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin.
o. Spuit diberi label dan segera tempatkan dalam es/air es atau termos berisi air es(semprit
dibungkus plastik agar air tidak masuk ke dalam semprit, keadaandingin bertujuan
memperkecil terjadinya perubahan biokimia (metabolisme seldarah), untuk selanjutnya
spuit dibawa ke laboratorium.
p. Bereskan alat
q. Lepas sarung tangan

Pengambilan darah arteri brachialis


a. Arteri brachialis letaknya lebih dalam dar arteri radialis, Pengambilannya harushati-hati dan
memperhatikan letak syaraf, agar tidak menciderai nervusmedianus yang dekat dengan srteri
brachialis
b. Lengan pasien dalam keadaan ekstensi maksimal, siku dihiperekstensikansetelah meletakkan
bantal/handuk di bawah siku
c. Raba denyut arteri brachialis dengan jari
d. Lakukan tindakan asepsis
e. Tusukkan jarum dengan sudut 45odan lubang jarum menghadap ke atas, 5-10mm dari distal jari
pemeriksa yang menekan pembuluh darah
f. Setelah pengambilan, tekan daerah tusukan selama 5 menit atau sampai perdarahan berhenti.

H. PENDOKUMENTASIAN
a. Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respon pasien

I. KOMPLIKASI
a. Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
b. Perdarahan atau hematoma
c. Cidera saraf
d. Arteriospasme atau spasm pembuluh darah
e. Emboli udara atau bekuan darah
f. Anaphilaksis yang timbul dari anastesi local
g. Kontaminasi

J. HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN


a. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin.Rasional: untuk
mencegah darah membeku.
b. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikananestesi
lokal. Rasional: meskipun pengambilan darah arteri menyakitkan, sebisamungkin
kenyamanan klien harus tetap terjamin.
c. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui kepatenanarteri.
Rasional: apabila tes Allen yang dilakukan negatif akan tetapi tetapdipaksakan
mengambil darah arteri lewat a. radialis, trombosis dapat terjadi dan berisiko
mengganggu viabilitas tangan.
d. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darahyang
keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri. Rasional:untuk
mengetahui tindakan yang dilakukan telah tepat dan mengurangi risikosalah diagnosis.
e. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata
dan tidak membeku. Rasional: jika terjadi pembekuan maka tidak akandidapatkan hasil
yang diharapkan dari pemeriksaan AGD yang dilakukan.
f. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih derasdaripada
vena). Rasional: untuk mencegah pembentukan hematoma.
g. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung jarum
dengan karet atau gabus. Rasional: udara bebas dapat mempengaruhi nilaiO2pada AGD
arteri.
h. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil. Rasional: untuk mengetahui
apakah klien mengalami demam atau tidak. Apabila terdapat demamdapat mengindikasi
adanya infeksi patogen.
i. Penusukan tepat pada arteri ditandai dengan darah yang keluar berwarna segar dan
memancar.
j. Spesimen dimasukkan ke dalam kantong es bila tempat pemeriksaan jauh.Rasional: suhu
yang rendah menurunkan metabolism sel darah yang mungkinmerubah nilai pH, PCO2,
PO2dan HCO3-.
k. Daerah/lokasi pengambilan darah arteri harus bergantian. Rasional: mencegahkerusakan
pembuluh arteri karena seringnya insersi di tempat yang sama.
l. Hindarkan pengambilan darah pada arteri femoralis. Rasional: arteri femoralisterletak
sangat dalam di bawah kulit dan arteri femoralis merupakan salah satu pembuluh arteri
utama yang memperdarahi ekstremitas bawah.
m. Hindari melakukan aspirasi yang bertujuan untuk mengeluarkan udara padaspuit yang
berisi darah. Rasional:udara bebas dapat mempengaruhi nilai O2 padaAGD arteri
n. Segera kirim ke laboratorium
o. Nilai normal hasil analisi gas darah arteri

K. DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008).Teknik prosedural keperawatan: Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah: Brunner &
Suddarth(terjemahan).Jakarta: EGC.
Pagana, K.D., & Pagana, T.J. (1999). Diagnostic testing & nursing implications: A case study
approach. 5thedition. St. Louis, Missouri: Mosby, Inc.

Anda mungkin juga menyukai