Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 9

Bella Fariza
Mar syah
201 8720061
ANALISA GAS DARAH Indri Sesa
ARTERI DAN Febrianti
201 8720126

PENGAMBILN Muthia Mila


Nissa
SPESIMEN:SPUTUM 201 8720027

Rhestu
Septiani Yasin
201 8720182
ANALISIS GAS DARAH ARTERI (GDA)

Analisis gas darah arteri (GDA) digunakan untuk mengukur


tekanan parsial oksigen arteri (PaO2), tekanan parsial
karbondioksida (PaCO2), dan pH dari sampel arteri. Nilai
kandungan oksigen (O2CT), saturasi oksigen arteri (SaO2), dan
bikarbonat (HCO3-) juga diukur. Sampel darah untuk analisis
GDA dapat diambil melalui fungsi arteri perkutan atau dari
jalur arteri.
TUJUAN

1. Untuk menilai efisiensi pertukaran gas paru


2. Untuk menilai integritas sistem pengendalian ventilasi
3. Untuk menentukan kadar asambasa dalam darah.
4. Untuk memantau terapi pernapasan.
PERSIAPAN PASIEN

1. Jelaskan kepada pasien bahwa uji ini digunakan untuk


menilai derajat fungsi paru dalam mengalirkan oksigen ke
darah dan membuang karbondioksida.
2. Beri tahukan kepada pasien bahwa uji tersebut membutuhkan
sampel darah.
3. Jelaskan kapan dan siapa yarng akan melakukan fungsi
arteri, serta lokasi -arteri radialis, brakialis, femoralis - yang
telah dipilih untuk dilakukannya fungsi.
4. Beri tahukan kepada pasien bahwa ia tidak perlu membatasi
makanan dan cairan sebelumnya .
5. Perintahkan kepada pasien untuk bernapas normal selama
uji, dan peringatkan kepada pasien bahwa ia mungkin
mengalami kram yang berlangsung singkat atau rasa nyeri
yang berdenyut pada lokasi fungsi .
PROSEDUR DAN PERAWATAN
 Pascau j i
1. Lakukan fungsi arteri atau ambil darah dari jalur arteri. Gunakanlah syringe gas
darah yang berisi heparin untuk mengambil sampel. Hilangkan udara dari sampel
kemudian masukkan ke dalam wadah berisi es secepatnya, dan kirimkan sampel
tersebut untuk dianalisis.
2. Setelah penekanan pada lokasi pungsi selama 3 sampai 5 menit atau sampai
perdarahan berhenti, rekatkan perban dari kain kasa dengan kuat pada lokasi
fungsi. (Jika lokasi pungsi pada lengan, jangan merekatkan perban mengelilingi
pergelangan karena dapat menghambat sirkulasi).
3. Jika pasien menerima antikoagulan atau mengalami koagulopati, lakukan
penekanan pada lokasi pungsi selama lebih dari 5 menit bila perlu.
4. Pantau tanda-tanda vital dan amatilah tanda-tanda gangguan sirkulasi, seperti
pembengkakan, perubahan warna, baal, dan rasa perih pada lengan atau tungkai
yang diperban.
5. Awasi perdarahan dari lokasi fungsi.
PERHATIAN

 Perhatian
1. Tunggulah paling sedikit 20 menit sebelum mengambil darah arteri apabila ingin
memulai, mengubah, atau menghentikan terapi oksigen. Hal itu dilakukan setelah
memulai, mengubah pemasangan ventilasi mekanis; setelah ekstubasi.
2. Sebelum mengirimkan sampel darah ke laboratorium, catat dalam lembar
permintaan pemeriksaan apakah pasien menghirup udara kamar atau menerima
terapi oksigen ketika sampel diambil.
3. Jika pasien menerima terapi oksigen, catat laju aliran udara dan metode terapi.
Jika pasien dihubungkan dengan ventilator, catat fraksi oksigen yang terinspirasi,
volume tidal, mode, laju pernapasan, dan tekanan positif pada akhir ekspirasi.
4. Catat suhu rektal pasien.
NILAI RUJUKAN

Nilai GDA yang normal berkisar sebagai berikut:

1. PaO2 : 80 sampai 100 mmHg (SI,10,6 sampai 13,3 kPa)

2. PaCO2 : 35 sampai 45 mmHg (SI, 4,7 sampai 5,3 kPa)

3. pH: 7,35 sampai 7,45 (SI, 7,35 sampai 7,45).

4. O2CT: 15% sampai 23% (SI, 0,15 sampai 0,23).

5. SaO: 94% sampai 100% (SI, 0,94 sampai 1 ,00)

6. HCO2T: 22 sampai 25 mEq/L (SI,22 sampai 25 mmol/L).


TEMUAN ABNORMAL

 Nilai PaO2, O2CT, dan SaO2 yang rendah dan nilai PaCO2
yang tinggi mungkin diakibatkan oleh keadaan -keadaan yang
mengganggu fungsi pernapasan, seperti kelemahan atau
paralisis otot pernapasan, hambatan pada pusat pernapasan
(akibat cedera kepala, tumor otak, atau penyalahgunaan
obat), serta obstruksi saluran napas (mungkin akibat
sumbatan lendir atau tumor).
 Demikian pula, hasil yang rendah mungkin diakibatkan oleh
obstruksi bronkiolus yang disebabkan oleh asma atau
emfisema, oleh rasio ventilasi -pertusi yang abnormal akibat
alveoli atau kapiler paru yang tersumbat sebagian, atau oleh
alveoli yang rusak atau terisi cairan karena penyakit,
perdarahan atau nyaris tenggelam.
Apabila udara inspirasi mengandung oksigen yang tidak cukup,
maka PaO2, O2CT, dan SaO2 menurun, tapi PaCO2 mungkin
normal. Hal tersebut lazim ditemukan pada pneumotoraks, difusi
antara alveoli dan darah yang terganggu misalnya akibat fibrosis
interstisial atau shunt arteri -vena yang memungkinkan darah
melintasi paru.

O2CT yang rendah-pada nilai PaO2, SaO2 dan mungkin PacO2


normal kemungkinan diakibatkan oleh anemia berat, volume
darah yang menurun, dan kapasitas hemoglobin untuk membawa
oksigen yang menurun.
PENGAMBILN
SPESIMEN:SPUTUM
DEFINISI

 Proses pengambilan sekresi sputum dari paru -paru, bronkus


dan trakhea yang dihasilkan oleh klien yang sakit.
TUJUAN

 1 . Sputum kultur : Mengidentifikasi jenis mikroorganisme


secara spesifik sehingga dapat diketahui penyebab masalah
kesehatan klien dan menentukan jenis terapi yang tepat.
 2. Sputum sitologi : Mengidentifikasi bentuk, struktur, fungsi
dan patologi sel. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya sel kanker di dalam paru -paru serta
spesifikasi sel tersebut. Spesimen untuk kepentingan sitologi
sering dilakukan secara berseri sebanyak 3 kali setiap pagi.
 3. Sputum AFB (Acid-Fast Bacillus, Bakteri Tahan Asam/BTA) :
Mengidentifikasi adanya penyakit TBC, pemeriksaan ini
dilakukan secara berseri sebanyak 3 hari berturut -turut.
 4. Menilai efektifitas terapi yang sudah dilakukan.
INDIKASI

Masalah-masalah klinis
 Efektif dilakukan pada klien dengan suspect penyakit
pernafasan, seperti Bronkhitis, TBC, kanker paru, Tuberkulosis
pulmonal, pnemonia bakteri, bronkitis kronis, bronkiektasis
dan lain-lain.
DESKRIPSI

 Kultur diambil untuk mengisolasikan mikroorganisme yang


menyebabkan infeksi klinis. Bahan pemeriksaan kultur harus
segera dikirim ke laboratorium setelah pengambilan (jangan
lebih dari 30 menit). Biasanya diperlukan waktu 24 -36 jam
untuk tumbuhnya organisme
PROSEDUR

1 . Cuci tangan sebelum dan sesudah mengambil bahan


pemeriksaan.
2. Bahan segera dikirim ke laboratorium
3. Ambil spesimen sebelum pemberian terapi antibiotik. Jika
klien mendapat antibiotik, tuliskan nama obat tersebut pada
formulir laboratorium
4. Gunakan tabung steril untuk menyimpan bahan dan gunakan
tindakan aseptik selama pengambilan bahan untuk
pemeriksaan
5. Tanyakan petugas laboratorium mengenai tehnik -tehnik
khusus yang digunakan; prosedur mungkin bervariasi
PROSEDUR

6. Wadah atau mangkuk steril: dapatkan sputum untuk kultur


pada pagi hari, sebelum makan pagi.
7. Anjurkan klien untuk batuk yang dalam untuk mengeluarkan
sputum.
8. Jelaskan pada klien untuk meludah ke dalam wadah steril.
Saliva dan sekresi hidung dapat mengkontaminasi bahan
sputum.
9. Pertahankan agar wadah tetap tertutup, jangan diisi penuh.
Jika diperlukan bahan sputum 24 jam, harus digunakan
beberapa wadah steril.
10. Pemeriksaan BTA (kultur TB): ikuti instruksi yang ada pada
botol penampung. Diperlukan 5 -10 cc sputum dan segera kirim
ke laboratorium atau disimpan dalam lemari es.
11 . Dibutuhkan 3 hari berturut-turut untuk pemeriksaan.
12. Periksa apakah label wadah benar.

Anda mungkin juga menyukai