PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan gas adalah salah satu tes laboratorium yang dilakukan untuk mengukur
konsentrasi gas-gas penting seperti oksigen, karbon dioksida, dan pH dalam darah. Tes ini
dapat membantu dokter untuk mengevaluasi fuangsi paru-paru, fungsi jantung, dan
tingkat keasaman dalam tubuh pasien
Pemeriksaan gas darah biasanya pada pasien yang membutuhkan perawatan intensif,
seperti pasien yang sedang dirawat di unit perawatan intensif, pasien dengan penyakit
paru kronis, pasien yang mengalami cedera serius, dan pasien yang menjalani operasi
besar. tes ini juga dapat digunakan untuk memantau respons pasien terhadap perawatan
medis, seperti penggunaan ventilator atau obat-obatan tertentu.
Prosedur pemeriksaan gas darah melibatkan sampel darah dari arteri pasiem, biasanya
dari arteri radial pada pergelangan tangan. Sebelum pengambilan sampel, area yang akan
diambil darahnya akan dibersihkan dengan antiseptik dan dibius menggunakan anestesi
lokal. Kemudian, jarum khusus akan dimasukkan ke dalam arteri dan darah akan diambil
menggunakan tabung khusus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gas darah?
2. Apa tujuan dan manfaat pemeriksaan AGD?
3. Bagaimana prosedur pengambilan sample dan analisa pemeriksaan AGD?
4. Bagaimana prosedur kerja?
5. Bagaiamana indikasi analisa gas darah?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam lagi dan untuk
memahami pemeriksaan gas darah dan diharapkan bisa membuat pembaca memahami
lebih dalam mengenai pemeriksaan gas darah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Analisa Gas Darah (Astrup) adalah salah satu tindakan pemeriksaan
laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan
keseimbangan asam basa (Ph), jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah pasien.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan
oksigen kedalam sirkulasi darah dan mengambil karbondioksida dalam darah. Analisa gas
darah meliputi PO2, Ph, HCO3, dan seturasi O2.
Analisa Gas Darah (AGD) atau sering disebut Blood Gas Analisa (BGA) merupakan
pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau
mengevaluasi pertukaran Oksigen (O2), Karbondiosida (CO2) dan status asam-basa
dalam darah arteri.
Pemeriksaan gas adalah salah satu tes laboratorium yang dilakukan untuk mengukur
konsentrasi gas-gas penting seperti oksigen, karbon dioksida, dan pH dalam darah. Tes ini
dapat membantu dokter untuk mengevaluasi fuangsi paru-paru, fungsi jantung, dan
tingkat keasaman dalam tubuh pasien
Pemeriksaan gas darah biasanya pada pasien yang membutuhkan perawatan intensif,
seperti pasien yang sedang dirawat di unit perawatan intensif, pasien dengan penyakit
paru kronis, pasien yang mengalami cedera serius, dan pasien yang menjalani operasi
besar. tes ini juga dapat digunakan untuk memantau respons pasien terhadap perawatan
medis, seperti penggunaan ventilator atau obat-obatan tertentu.
Prosedur pemeriksaan gas darah melibatkan sampel darah dari arteri pasiem, biasanya
dari arteri radial pada pergelangan tangan. Sebelum pengambilan sampel, area yang akan
diambil darahnya akan dibersihkan dengan antiseptik dan dibius menggunakan anestesi
lokal. Kemudian, jarum khusus akan dimasukkan ke dalam arteri dan darah akan diambil
menggunakan tabung khusus.
Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk
mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan
dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2,
HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa). Pemeriksaan gas darah dipakai untuk
menilai: “Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar
karbondioksida dalam darah”. Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung
pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor,
yaitu:
Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri
radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain. Arteri femoralis atau
brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak
mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau
trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena
adanya risiko emboli. Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler bervariasi, baik untuk
pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO2. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan analisa gas darah: gelembung udara dan tekanan.
Oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari
158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
D. Prosedur Kerja
1) Pra analitik
a. Baca status dan data klien untuk memastikan pengambilan AGD.
b. Cek alat-alat yang akan digunakan.
c. Cuci tangan.
d. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya.
e. Perkenalkan nama plebotomis.
f. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien.
g. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan.
h. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
i. Tanyakan keluhan klien saat ini.
j. Jaga privasi klien
2) Analitik
a. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
b. Posisikan klien dengan nyaman
c. Pakai sarung tangan sekali pakai
d. Palpasi arteri radialis
e. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
f. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras
dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
g. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin,
kemudian diusap dengan kapas alkohol.
h. Berikan anestesi lokal jika perlu.
i. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan
kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan
spuit
j. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil
menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
k. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila
darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena).
Ambil darah 1 sampai 2 ml.
l. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa
5-10 menit.
m. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau
karet.
n. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
o. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
p. Ukur suhu dan pernafasan klien.
q. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen
yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
r. Kirim segera darah ke laboratorium
s. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak
mengeluarkan darah (untu klien yang mendapat terapi antikoagulan,
penekanan membutuhkan waktu yang lama)
3) Pasca analitik
a. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
b. Cuci tangan
c. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
d. Berikan reinforcement positif pada klien
e. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
f. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
g. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan
AGD, dari sebelah mana darah diambil dan respon klien.
E. Indikasi Analisa Gas Darah
d. Infrak miokard
e. Pneunomia
f. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah
arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
Perfusi jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah
jantung, volume darah, dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga
faktor penentu ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi
maka akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang
menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolism sel sehingga seringkali
menyebabkan kematian pada pasien.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan Analisa Gas Darah (Astrup) adalah salah satu tindakan pemeriksaan
laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan
keseimbangan asam basa (Ph), jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah pasien:
Analisa gas darah meliputi PO2, Ph, HCO3, dan seturasi O2.
Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD adalah Sebuah analisis ABG mengevaluasi
seberapa efektif paru-paru yang memberikan oksigen ke darah. Tes ini juga menunjukkan
seberapa baik paru-paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal
(keseimbangan asam-basa).
Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri
radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain.