Anda di halaman 1dari 16

KEGIATAN PRAKTIKUM 1

PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH ATRERI UNTUK


ANALISA GAS DARAH

A. Uraian Materi
1. Definisi
Pengambilan sampel darah arteri adalah pengambilan darah dari arteri untuk pengujian
laboratorium untuk menentukan keseimbangan asam / basa dan memeriksa elektrolit
dan hemoglobin di antara tes darah lainnya (Milzman dan Janchar 2013). Biasanya
darah diambil dari arteri radial di pergelangan tangan, dapat juga diambil dari arteri di
bagian arteri femoralis. Denyut nadi dirasakan dengan menekan area di atas arteri. Jika
darah diambil di pergelangan tangan (arteri radialis), petugas kesehatan yang
mengambil biasanya akan memeriksa denyut nadi untuk memastikan darah mengalir ke
tangan dari arteri radial dan ulnar di lengan bawah (Milzman dan Janchar, 2013).

2. Indikasi
a. Mengidentifikasi gangguan pernapasan, metabolik dan asam / basa campuran,
dengan atau tanpa kompensasi fisiologis, melalui tingkat pH ([H +]) dan karbon
dioksida (CO 2) (tekanan parsial CO 2).
b. Pengukuran tekanan parsial gas pernapasan yang terlibat dalam oksigenasi dan
ventilasi.
c. Pemantauan status asam / basa, seperti pada pasien dengan ketoasidosis diabetik
(KAD) pada infus insulin; ABG (arteri blood Gas) dan vena blood gas (VBG)
dapat diperoleh secara bersamaan untuk perbandingan, dengan pengambilan
sampel VBG selanjutnya digunakan untuk pemantauan lebih lanjut.
d. Penilaian respons terhadap intervensi terapeutik seperti ventilasi mekanis pada
pasien dengan gagal napas.
e. Penentuan gas pernapasan arteri selama evaluasi diagnostik (misalnya penilaian
kebutuhan terapi oksigen di rumah pada pasien dengan penyakit paru kronis
lanjut).
f. Pengadaan sampel darah dalam keadaan darurat akut ketika pengambilan sampel
vena tidak memungkinkan (banyak tes kimia darah dapat dilakukan dari sampel
arteri) (Danckers dan Fried 2013).
3. Kontraindikasi
Kontraindikasi untuk pengambilan sampel ABG meliputi yang berikut ini.
a. Tes Allen yang dimodifikasi secara abnormal, dalam hal ini pertimbangan harus
diberikan untuk mencoba menusuk di tempat yang berbeda
b. Infeksi lokal atau kelainan anatomi di tempat potensial tusukan (misalnya dari
intervensi bedah sebelumnya, kelainan bawaan atau didapat, atau luka bakar).
c. Adanya fistula arteriovenosa atau cangkok vaskular, dalam hal ini tusukan
vaskular arteri tidak boleh dilakukan.
d. Diketahui atau dicurigai adanya penyakit vaskular perifer berat pada ekstremitas
yang terkena.
Tabel 1. Nilai Normal Arteri Gas Darah
Parameter Nilai Normal
PH 7,35-7,45
PaCO2 35-45 mmHg
HCO3 22-26 mEq/L
SaO2 Oxygen saturation >95%
PaO2 80-100 mmHg
Base Excess ± 2 mEq/L

4. Peralatan
a. Kit AGD (Heparin, Spuit 10 ml dengan needle 22G)
b. tutup kedap udara untuk hub sryinge (misalnya gabus)
c. Kain Kasa 2x2
d. Plester
e. Swab antimicrobial (swab alcohol)
f. Tas Biohazard
g. Label specimen
h. Sarung bersih
i. Handrub alcohol

5. Masalah Keperawatan
 Nyeri akut
 Risiko injuri
 Kerusakan pertukaran gas
 Bersihan jalan napas tidak efektif
 Ansietas
 Penurunan cardiac output

B. Prosedur tindakan
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH ATRERI UNTUK
ANALISA GAS DARAH

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

Tanggal terbit : Ditetapkan oleh :

Pengambilan sampel darah arteri adalah


pengambilan darah dari arteri untuk pengujian
laboratorium untuk menentukan keseimbangan
1 Pengertian
asam / basa dan memeriksa elektrolit dan
hemoglobin di antara tes darah lainnya
(Milzman dan Janchar 2013).
Mengevaluasi pengukuran PH darah dan sebagain
2 Tujuan tekanan Oksigen di arteri (PO2) dan tekanan CO2 di
arteri (PCO2)
3 Indikasi a. Mengidentifikasi gangguan pernapasan,
metabolik dan asam / basa campuran, dengan
atau tanpa kompensasi fisiologis, melalui
tingkat pH ([H +]) dan karbon dioksida (CO
2) (tekanan parsial CO 2).
b. Pengukuran tekanan parsial gas pernapasan
yang terlibat dalam oksigenasi dan ventilasi.
c. Pemantauan status asam / basa, seperti pada
pasien dengan ketoasidosis diabetik (KAD)
pada infus insulin; ABG dan gas darah vena
(VBG) dapat diperoleh secara bersamaan
untuk perbandingan, dengan pengambilan
sampel VBG selanjutnya digunakan untuk
pemantauan lebih lanjut.
d. Penilaian respons terhadap intervensi
terapeutik seperti ventilasi mekanis pada
pasien dengan gagal napas.
e. Penentuan gas pernapasan arteri selama
evaluasi diagnostik
a. Infeksi lokal atau kelainan anatomi di tempat
potensial tusukan (misalnya dari intervensi
bedah sebelumnya, kelainan bawaan atau
didapat, atau luka bakar).
b. Adanya fistula arteriovenosa atau cangkok
4 Kontraindikasi vaskular, dalam hal ini tusukan vaskular
arteri tidak boleh dilakukan.
c. Diketahui atau dicurigai adanya penyakit
vaskular perifer berat pada ekstremitas yang
terkena.

5 Prosedur Kegiatan

N
Tahapan Kegiatan Ilustrasi Gambar
o
Fase Pra Interaksi
1 Persiapan Alat:
a. Kit AGD (Heparin, Spuit 10
ml dengan needle 22G)
b. tutup kedap udara untuk hub
sryinge (misalnya gabus)
c. Kain Kasa 2x2
d. Plester
e. Swab antimicrobial (swab
alcohol)
f. Tas Biohazard
g. Label specimen
h. Sarung bersih
i. Handrub alcohol

Fase Orientasi
2 Ucapkan salam , Perkenalkan diri
dan identifikasi pasien
3 Jelaskan tujuan dan prosedur yang
akan dilakukan serta kontrak
waktu.
Menanyakan kesediaan pasien.
Anjurkan pasien berbaring
terlentang, posisi kaki sama tinggi
dengan posisi jantung.

Fase Kerja
4 Cuci Tangan dengan prinsip 6
langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30
detik, sedangkan Handwash
selama 40-60 detik.

5 Tutup tirai di sekitar tempat


tidur dan tutup pintu kamar,
jika memungkinkan

6 Periksa tanggal kedaluwarsa


produk. Identifikasi analisis gas
darah arteri yang
diinstruksikan. Periksa chart
untuk memastikan pasien tidak
disuction dalam 15 menit
terakhir. Periksa kebijakan
fasilitas dan / atau prosedur
untuk pedoman pemberian
anestesi lokal untuk tusukan
arteri. Berikan anestesi dan
berikan waktu yang cukup
untuk efek penuh sebelum
memulai prosedur (American
Association of Critical Care
Nurses [AACN], 2005;
Hudson, et al., 2006).
7 Bawa peralatan yang
diperlukan ke stand samping
tempat tidur atau meja overbed.
kenakan APD, jika ada indikasi
8 Periksa identitas pasien dan
konfirmasi identitas pasien.
Beri tahu pasien bahwa Anda
perlu mengambil sampel darah
arteri, dan jelaskan
prosedurnya. Beri tahu pasien
bahwa jarum suntik akan
menyebabkan
ketidaknyamanan tetapi dia
harus tetap diam selama
prosedur.
9 Periksa label spesimen dengan
gelang identifikasi pasien.
Label harus mencakup nama
pasien dan nomor identifikasi,
waktu pengambilan spesimen,
rute pengambilan, identifikasi
orang yang mendapatkan
sampel, jumlah oksigen yang
diterima pasien, dan informasi
lain yang diperlukan oleh
kebijakan lembaga.
10 Pastikan cahaya yang terang
pada saat pengambilan.
Tempatkan tempat sampah
yang mudah dijangkau.
11 Jika pasien posisi tidur di
tempat tidur, minta pasien
berbaring telentang, dengan
kepala sedikit ditinggikan dan
lengan di samping. Jika pasien
rawat jalan, posisi pasien
duduk di kursi dan menopang
lengan dengan aman di
sandaran tangan atau meja.
Tempatkan pengalas dan
handuk gulung di bawah
pergelangan tangan tempat
penusukan.
12 Lakukan Allen test sebelum
mengambil spesimen dari arteri
radial:
a. Minta pasien mengepalkan
pergelangan tangan untuk
meminimalkan aliran darah
ke tangan.
b. Dengan menggunakan
telunjuk dan jari tengah,
tekan arteri radial dan
ulnaris. Tahan posisi ini
selama beberapa detik
c. Tanpa melepaskan jari
pemeriksa dari arteri, minta
pasien melepaskan kepalan
tangan dan memegang
tangan dalam posisi rileks.
Telapak tangan akan
memucat karena tekanan
dari jari-jari pemeriksa telah
menghambat aliran darah
normal.
d. Lepaskan tekanan pada arteri
ulnaris. Jika tangan menjadi
kemerahan, yang
menandakan bahwa darah
memenuhi pembuluh, maka
aman untuk melanjutkan
dengan tusukan arteri radial.
Ini dianggap sebagai tes
yang positif. Jika tangan
tidak terisi aliran darah,
lakukan tes pada lengan
lainnya.
13 Kenakan sarung tangan yang
tidak steril. Temukan arteri
radial dan lakukan palpasi
ringan untuk mendapatkan
denyut yang kuat.

14 Bersihkan area penuskan


dengan swab alkohol. Biarkan
area penusukan mengering.
Setelah disinfeksi, jangan
meraba lokasi penusukan
kecuali sarung tangan steril
dipakai
15 Stabilkan tangan dengan
pergelangan direntangkan di
atas gulungan handuk, telapak
tangan menghadap ke atas.
Palpasi arteri di atas tempat
tusukan dengan jari telunjuk
dan jari tengah dari tangan
nondominan petugas sambil
memegang spuit di atas tempat
tusukan dengan tangan
dominan petugas. Jangan
langsung menyentuh area yang
akan ditusuk.
16 Pegang jarum miring ke atas
pada sudut 45 derajat di lokasi
impuls nadi maksimal, dengan
poros sejajar dengan jalur
arteri. (Saat menusuk arteri
brakialis, pegang jarum pada
sudut 60 derajat.)
17 Tusuk kulit dan dinding arteri
dalam satu gerakan. Perhatikan
aliran balik darah di spuit.
Darah yang berdenyut akan
mengalir ke dalam spuit.
Jangan menarik kembali
plunger. Isi spuit sampai tanda
5-mL.
18 Setelah terkumpul sampel
darah, cabut jarum suntik,
sambil tangan non-dominan
mulai menekan di bagian
proksimal tempat penusukan
dengan kain kasa 2x2. Tekan
bantalan kain kasa dengan kuat
di atas tempat tusukan sampai
pendarahan berhenti setidaknya
5 menit. Jika pasien sedang
mendapatkan terapi
antikoagulan, berikan tekanan
selama 10 sampai 15 menit;
jika perlu, minta rekan kerja
untuk menahan kain kasa di
tempatnya saat petugas
menyiapkan sampel untuk
dibawa ke laboratorium,
19 Bila pendarahan berhenti dan
waktu yang penekanan telah
selesai, gunakan perban
berperekat kecil atau balutan
bertekanan kecil (lipat 2x 2
kain kasa menjadi empat
bagian dan tempelkan dengan
kuat,plester).
20 Setelah sampel darah diperoleh,
periksa spuit apakah ada
gelembung udara. Jika ada,
keluarkan dengan memegang
jarum suntik tegak dan
perlahan keluarkan sebagian
dari darah ke kasa, kemudian
ujung jarum ditusukkan ke
gabus atau penutup
21 Beri label identitas pada spuit
(nama pasien, tanggal, jam,
suhu tubuh saat pengambilan,
ruangan) , Pastikan sampel
dianalisis dalam waktu 5-10
menit, atau dibawa ke
laboratorium dalam freezer.
22 Bereskan alat-alat. Lepaskan
APD lainnya
Fase Terminasi
24 Evaluasi respon pasien

25 Cuci Tangan dengan prinsip 6


langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30
detik, sedangkan Handwash
selama 40-60 detik.

26 Dokumentasi.
Identitas pasien, jenis tindakan,
waktu, hasil pemeriksaan, respon
pasien, nama jelas dan tanda
tangan perawat yang melakukan
tindakan keperawatan.

C. Latihan Kasus
1. Skenario Kasus 1
Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas berat.
Hasil pengkajian didapatkan TD : 150/90 mmHg, RR : 34x/m, Suhu : 36,5°C. napas
cuping hidung, retraksi dinding dada (+), posisi ortopnea. Hasil pemeriksaan thorax
terlihat kardiomegali dan terdapat infiltrate diarea paru. Pasien didagnosis
pneumonia dan akan dilakukan evaluasi nilai AGD.

Tugas Mahasiswa :
1. Diskusikan dalam kelompok skenario yang ada diatas
2. Identifikasi pertanyaan yang ada pada skenario tersebut
3. Diskusikan jawaban dari pertanyaan yang muncul pada skenario tersebut
Diskusikan dengan fasilitator
D. Lembar Penilaian
Penilaian keterampilan dalam melakukan tindakan keperawatan (60%).
Nama :
NIM :
N Skor
Tahapan Kegiatan
o 0 1 2
Fase Pra Interaksi
1 Persiapan Alat:

Fase Orientasi
2 Ucapkan salam, Perkenalkan diri dan identifikasi pasien
3 Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan serta
kontrak waktu. Menanyakan kesediaan pasien.

Fase Kerja
4 Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30 detik, sedangkan Handwash
selama 40-60 detik.
5 Tutup tirai di sekitar tempat tidur dan tutup pintu kamar,
jika memungkinkan
6 Periksa tanggal kedaluwarsa produk. Identifikasi analisis
gas darah arteri yang diinstruksikan. Periksa chart untuk
memastikan pasien tidak disuction dalam 15 menit terakhir.
Periksa kebijakan fasilitas dan / atau prosedur untuk
pedoman pemberian anestesi lokal untuk tusukan arteri.
Berikan anestesi dan berikan waktu yang cukup untuk efek
penuh sebelum memulai prosedur (American Association
of Critical Care Nurses [AACN], 2005; Hudson, et al.,
2006).
7 Bawa peralatan yang diperlukan ke stand samping tempat
tidur atau meja overbed. kenakan APD, jika ada indikasi
8 Periksa identitas pasien dan konfirmasi identitas pasien.
Beri tahu pasien bahwa Anda perlu mengambil sampel
darah arteri, dan jelaskan prosedurnya. Beri tahu pasien
bahwa jarum suntik akan menyebabkan ketidaknyamanan
tetapi dia harus tetap diam selama prosedur.
9 Periksa label spesimen dengan gelang identifikasi pasien.
Label harus mencakup nama pasien dan nomor identifikasi,
waktu pengambilan spesimen, rute pengambilan,
identifikasi orang yang mendapatkan sampel, jumlah
oksigen yang diterima pasien, dan informasi lain yang
diperlukan oleh kebijakan lembaga.
10 Pastikan cahaya yang terang pada saat pengambilan.
Tempatkan tempat sampah yang mudah dijangkau.
11 Jika pasien posisi tidur di tempat tidur, minta pasien
berbaring telentang, dengan kepala sedikit ditinggikan dan
lengan di samping. Jika pasien rawat jalan, posisi pasien
duduk di kursi dan menopang lengan dengan aman di
sandaran tangan atau meja. Tempatkan pengalas dan
handuk gulung di bawah pergelangan tangan tempat
penusukan.
12 Lakukan Allen test sebelum mengambil spesimen dari
arteri radial:
e. Minta pasien mengepalkan pergelangan tangan untuk
meminimalkan aliran darah ke tangan.
f. Dengan menggunakan telunjuk dan jari tengah, tekan
arteri radial dan ulnaris. Tahan posisi ini selama
beberapa detik
g. Tanpa melepaskan jari Anda dari arteri, minta pasien
melepaskan kepalan tangan dan memegang tangan
dalam posisi rileks. Telapak tangan akan memucat
karena tekanan dari jari-jari Anda telah mengganggu
aliran darah normal.
h. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris. Jika tangan
menjadi kemerahan, yang menandakan bahwa darah
memenuhi pembuluh, maka aman untuk melanjutkan
dengan tusukan arteri radial. Ini dianggap sebagai tes
yang positif. Jika tangan tidak terisi aliran darah,
lakukan tes pada lengan lainnya.
13 Kenakan sarung tangan yang tidak steril. Temukan arteri
radial dan lakukan palpasi ringan untuk mendapatkan
denyut yang kuat.
14 Bersihkan area penuskan dengan swab alkohol. Biarkan
area penusukan mengering. Setelah disinfeksi, jangan
meraba situs kecuali sarung tangan steril dipakai
15 Stabilkan tangan dengan pergelangan direntangkan di atas
gulungan handuk, telapak tangan menghadap ke atas.
Palpasi arteri di atas tempat tusukan dengan jari telunjuk
dan jari tengah dari tangan nondominan Anda sambil
memegang spuit di atas tempat tusukan dengan tangan
dominan Anda. Jangan langsung menyentuh area yang
akan ditusuk.
16 Pegang jarum miring ke atas pada sudut 45 derajat di lokasi
impuls nadi maksimal, dengan poros sejajar dengan jalur
arteri. (Saat menusuk arteri brakialis, pegang jarum pada
sudut 60 derajat.)
17 Tusuk kulit dan dinding arteri dalam satu gerakan.
Perhatikan aliran balik darah di semprit. Darah yang
berdenyut akan mengalir ke dalam spuit. Jangan menarik
kembali plunger. Isi spuit sampai tanda 5-mL.
18 Setelah mengumpulkan sampel, cabut jarum suntik,
sementara tangan non-dominan mulai menekan di bagian
proksimal tempat penusukan dengan kain kasa 2x2. Tekan
bantalan kain kasa dengan kuat di atas tempat tusukan
sampai pendarahan berhenti setidaknya 5 menit. Jika pasien
menerima terapi antikoagulan atau mengalami diskrasia
darah, berikan tekanan selama 10 sampai 15 menit; jika
perlu, minta rekan kerja untuk menahan kain kasa di
tempatnya saat petugas menyiapkan sampel untuk dibawa
ke laboratorium,
19 Bila pendarahan berhenti dan waktu yang penekanan telah
selesai, gunakan perban berperekat kecil atau balutan
bertekanan kecil (lipat 2x 2 kain kasa menjadi empat
bagian dan tempelkan dengan kuat,plester).
20 Setelah sampel diperoleh, periksa spuit apakah ada
gelembung udara. Jika ada, keluarkan dengan memegang
jarum suntik tegak dan perlahan keluarkan sebagian dari
darah ke kasa, kemudian ujung jarum ditusukkan ke gabus
21 Beri label identitas pada spuit (nama pasien, tanggal, jam,
suhu tubuh saat pengambilan, ruangan) , Pastikan sampel
dianalisis dalam waktu 5-10 menit, atau dibawa ke
laboratorium dalam freezer.
22 Bereskan alat-alat. Lepaskan APD lainnya
Fase Terminasi
23 Evaluasi respon pasien
24 Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30 detik, sedangkan Handwash
selama 40-60 detik.
25 Dokumentasi.
Identitas pasien, jenis tindakan, waktu, hasil pemeriksaan,
respon pasien, nama jelas dan tanda tangan perawat yang
melakukan tindakan keperawatan.
Total Skor =
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

skor
Nilai keterampilan = { x 100} x 60% = .......................
25

Penilaian sikap dalam melakukan tindakan keperawatan (40%) :


Nama :
NIM :
Skor
No Sikap
1 2 3
1 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas tindakan
keperawatan yang dilakukan yang terlihat dari
dokumentasi keperawatan yang lengkap
2 Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
prosedur
3 Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan
etika yang baik, komunikatif, dan tutur kata yang sopan
4 Memiliki sikap menghormati hak, nilai budaya yang dianut
dan martabat pasien.
Keterangan :
1 = Tidak baik
2 = Baik
3 = Sangat Baik

skor
Nilai sikap = { x 100} x 40% = .......................
12
Total Nilai = Nilai keterampilan + Nilai Sikap = .................
E. Rangkuman
Pengambilan sampel darah arteri adalah pengambilan darah dari arteri untuk
pengujian laboratorium untuk menentukan keseimbangan asam / basa dan memeriksa
elektrolit dan hemoglobin di antara tes darah lainnya. Sebelum pengambilan sampel
dilakukan pemeriksaan Allen test.
F. Test Formatif 1
1. Seorang laki-laki,usia 55 tahun dirawat diruang penyakit dengan keluhan sesak dan
semakin berat sejak 3 jam yang lalu. Hasil pengkajin : terjadi retraksi dinding dada
saat bernapas, pasien gelisah. TD : TD: 130/70 mmHg, nadi 120 kali permenit,
pernafasan 26 kalipermenit, suhu 36,6°C, SPO2:91%. Hasil pemeriksaan AGD
menunjukkan Ph 7,29, paO2 70 mmHg, paCO2 60 mmHg, HCO3 18 mEq/L dan
SaO2 92%. Apakah makna interpretasi nilai AGD pada kasus tersebut?
A. Asidosis metabolic tidak terkompensasi
B. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
C. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian
D. Alkolosis respiratorik
E. Alkalosis metabolik

2. Seorang perempuan berusia 41 tahun mengalami keluhan sesak napas saat


beraktivitas. Pada saat pengkajian didapatkan seak, suara napas krekles pada
lapang paru lateral sinistra, pasien menggunakan alat bantu nafas simple mask
dengan 02 flow 10 lpm. Hasil pemeriksaan BGA Ph 7,27, PCO2 45 mmHg, Pa02
127 mmHg, HCO3- 20,7 mmol/L dan Be -6,2 mmol/L, Irama jantung regular,
CRT 3 detik, akral hangat kering, CVP 26 mmH20. HR : 80. Apakah hasil
interpretasi BGA pada kasus diatas?
A. Asidosis respiratorik kompensasi
B. Asidosis metabolic kompensasi
C. Asidosis metabolic
D. Asidosis respiratorik
E. Alkalosis respiratorik kompensasi

G. Uji Keterampilan
Lihat Panduan penilaian
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
I. Referensi
Lynn, Pamela. 2011. Taylors’ Clinical Nursing Skills: A Nursing Process Approach
3th ed. Phlidelphia : Lippincott Williams&Wilkins

Dougherty & Lister_eds. (2015). The Royal Marsden Manual of Clinic Nursing
Procedures 9th ed. UK : Willey Blackwell

Anda mungkin juga menyukai