DISUSUN OLEH
Kelompok 4 :
1. Niken Milenia Fitri
2. Radha Novelzy De Malta
3. Sisri Dela Putri Yenti
4. Yova
Disetujui oleh :
Harga diri rendah adalah suatu masalah utama untuk kebanyakan orang
dan dapat diekspresikan dalam tingkat kecemasan yang tinggi. Harga diri rendah
kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari konsep diri, dimana
perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan dipertahankan dalam
waktu yang cukup lama. Termasuk didalam harga diri rendah ini evaluasi diri
yang negatif dan dihubungkan dengan perasaan lemah, tidak tertolong, tidak ada
harapan, ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan tidak
adekuat. Harga diri rendah kronik merupakan suatu komponen utama dari depresi
yang ditunjukkan dengan perilaku sebagai hukum dan tidak mempunyai rasa
jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
menimbulkan dampak sangat besar dan berpengaruh terhadap jiwa seseorang yang
tidak dapat mengantisipasi gejala yang timbul. Hasil survey Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) tahun 2015 menyatakan tingkat gangguan kesehatan jiwa orang di
Indonesia tinggi dan di atas rata-rata gangguan kesehatan jiwa didunia. Hal Ini
bunuh diri di Indonesia adalah 136 orang per-hari atau 48.000 orang bunuh diri
per tahun, Satu dari empat orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan
jiwa, Penderita gangguan jiwa di Indonesia, hanya 0,5 % saja yang dirawat di
RSJ.
Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi
dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman
dan objek, tujuan serta keinginannya. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu
pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah
kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengan
ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain.
Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk
dan resiko terjadi harga diri rendah dan skizofrenia. Gangguan harga diri dapat
Rumah sakit jiwa HB. Saanin Padang merupakan satu-satunya rumah sakit
jiwa pemerintah yang ada di Sumatra Barat. Terletak di jalan raya Ulu Gadut
Kecamatan Limau Manis Padang. Rumah sakit jiwa ini berkapasitas 316 tempat
tidur. Menangani pasien yang memiliki penyakit kejiwaan sejak tahun 1932.
Mengutamakan pelayanan yang ramah, cepat, tepat dan terbaik dengan jenis
Pelayanan Jiwa RSJ Prof. HB. Saanin Padang, menurut hasil pencatatan rekam
medik pasien skizofrenia yang di rawat jalan, di peroleh pada bulan September
2016 sebanyak 227 orang, bulan Oktober 2016 sebanyak 216 orang dan bulan
lakukan terhadap 7 orang responden yang berobat di unit pelayanan jiwa RSJ
pekerjaannya dan merasa tidak nyaman dengan keluarga karena banyak terdapat
Harga Diri Rendah untuk mendorong kesembuhan pada pasien Harga Diri rendah
agar pasien tidak lagi merasa di asingkan atau di kucilkan oleh orang lain dan
Bina hubungan saling percaya, bantu pasien mengenal penyebab Harga Diri
Rendah, bantu pasien memilih kegiatan positif yang ada pada diri pasien, dan
penyuluhan pada keluarga tentang masalah harga diri rendah, penyebab harga diri
rendah, dan cara merawat pasien dengan harga diri rendah. SP 2: latih keluarga
mempraktikan cara merawat pasien dengan masalah harga diri rendah langsung di
hadapan pasien.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka terdapat permasalahan
yang serius pada pasien skizofernia dengan harga diri rendah. Sehingga kelompok
dengan masalah keperawatan harga Diri Rendah di ruang rawat Melati RSJ Prof.
Keperawatan Harga Diri Rendah di ruang rawat Melati RSJ Prof. HB Saanin
1.3 Tujuan
Padang
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa
1.4.1 Perawat
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di rumah
1.4.4 Institusi
2.2.1 Pengertian
dengan ideal diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia
(Stuart,2006).
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung
adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
harga diri rendah adalah kurangnya rasa percaya diri sendiri yang dapat
lain.
Ciri konsep diri menurut Fajariyah (2012) terdiri dari konsep diri
yang positif, gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang realitis,
harga diri yang tinggi, penampilan diri yang memuaskan, dan identitas
yang jelas. Konsep diri terdiri dari citra tubuh (body image), ideal diri
a) Citra tubuh Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik
disadari atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau 11 sekarang
mengenai ukuran dan bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh. Citra
tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi daripada individu
aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-
c) Harga diri Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari
kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai orang yang penting dan
berharga (Stuart,2006).
d) Peran Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
kehidupnya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang
Gambar 1.1 Rentang Respon Konsep Diri Rendah Sumber : (Fajariyah, 2012)
dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif
(Fajariyah, 2012).
a). Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang
b). Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
c). Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep
diri maladaptif.
d). Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
e). Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri
2.1.4 Etiologi
keberhasilannya.
pergaulan
Tanda gejala harga diri rendah menurut (Carpenito 2003) antara lain
yaitu perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri, percaya diri k
Tidak ada kontak mata, sering menunduk, tidak atau jarang melakuakan
tidak rapi, berkurang selera makan, bicara lambat dengan nada lemah.
isolasi sosial : menarik diri, isolasi soasial menarik diri adalah gangguan
Data subyektif
Data obyektif
b. Apatis.
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara.
2.1.7 Proses terjadinya harga diri rendah
harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga
terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan
menjadi harga diri rendah. Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan
banyak faktor. Awalnya individu berada pada suatu situasi yang penuh
tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa
positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus
2011).
B. ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
1. Pengkajian
dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien (Damaiyanti, 2012).
a. Faktor predisposisi
dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai
dengan kebudayaan.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak
percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang
berubah.
b. Faktor presipitasi
1. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor
kategori :
yang diinginkan.
c). Peran yang tidak jelas : kurangnya pengetahuan individu tentang
berarti.
perkembangan.
dengan harga diri yang rendah yaitu identitas kacau dan depersonalisasi seperti
b) Produktifitas menurun
d) Gangguan berhubungan
∞
nπx nπx
n=1
(
f ( x )=a0 + ∑ an cos
L
+b n sin
L) ) Merasa tidak layak
g) Rasa bersalah
a) Afek : identitas hilang, asing dengan diri sendiri, perasaan tidak aman,
rendah diri, taku, malu, dan perasaan tidak realistic, merasa sangat terisolasi.
b) Persepsi : Halusinasi pendengaran dan penglihatan, tidak yakin akan jenis
kelaminnya, sukar membedakan diri dengan orang orang lain.
c) Kognitif : Kacau, disorientasi waktu, penyimpangan pikiran, daya ingat
terganggu, dan daya penilaian terganggu.
d) Perilaku : Afek tumpul, pasif dan tidak ada respon emosi, komunikasi tidak
selaras, tidak dapat mengontrol perasaan, tidak ada inisiatif dan tidak
mampu mengambil keputusan, menarik diri dari lingkungan, dan kurang
bersemangat.
e. Manifestasi klinis Perilaku yang berhubungan dengan gangguan harga diri
rendah didapatkan dari data subjektif dan objektif yaitu :
1) Mengkritik diri sendiri ataupun orang lain.
2) Merasa diri tidak mampu dan tidak layak.
3). Merasa bersalah.
4) Mudah marah dan tersinggung
5) Perasaan negatif terhadap dirinya sendiri.
6) Ketegangan peran.
7) Pandangan hidup psimis.
8) Keluhan fisik.
9) Pandangan hidup bertentangan.
10) Penolakan terhadap kemampuan pribadi dekstrutif terhadap diri sendiri.
11) Menarik diri secara sosial dan menarik diri secara realistis. (Suliswati,
2005)
f. Sumber koping Menurut Stuart (2006) semua orang tanpa memperhatikan
meliputi :
1) Hobi dan kerajinan tangan
2) Pendidikan atau pelatihan
3) Pekerjaan, vokasi atau posisi
4) Aktivitas olah raga dan aktivitas diluar rumah
5) Seni yang ekspresif
6) Kesehatan dan perawatan diri
g. Manifestasi koping Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
Jangka Panjang :
1) Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi
dari orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau
potensi diri sendiri.
Ariprprazole.
lagi engan orang lain, pasien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya
pasien tidak mengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik diri dapat
aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples.
dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi listrik 5-5 joule/
detik.
sosialisasi.
5) Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut
dibutuhkan pada pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif,
keperawatan pada pasien dengan harga diri 25 rendah bisa secara individu,
keperawatan lanjutan. Terapi untuk pasien dengan harga diri rendah yang
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji menurut Kartika (2015) :
Data subyektif :
3) Ekspresi malu.
Akibat
4. Diagnosa Keperawatan
No Pasien Keluarga
SP1P SP1K
Pasien
Menganjurkan pasien
SP2P SP2K
kemampuan klien
3 Menganjurkan pasien
kegiatan harian
SP3K
SP4K
follow up pasien
setelah pulang
(Fajariyah, 2012)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama : Ny.Y
Umur : 41 tahun
No RM : 009868
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pasien mengatakan masuk melalui IGD di antar oleh keluarganya pada tanggal 21 Mei
2021, pasien sudah delapan kali masuk ke rumah sakit jiwa, klien mengalami gelisah sejak 1
hari yang lalu pasiek banyak diam, melihat bayangan merasa takut,cemas, mondar mandir,
klien banyak tidur dirumah terkadang jika ditanya sama anak nya suka diam.
Faktor Predisposi
Klien sakit sejak 17 tahun yang lalu, penyebab tidak di ketahui keluarga di rawat
untuk pertama kali, sebelumnya klien pernah di bawa berobat ke rumah sakit jiwa.
2. pengobatan sebelumnya
Pasien sebelumnya sudah pernah berobat ke Rsj namun tidak teratur minum
obatnya
3. Trauma
a. Aniaya fisik
Klien mengatakan pernah mengalami aniaya fisik yaitu di tampar oleh suami nya
sendiri
b. Aniaya seksual
Klien mengatakan tidak pernah melihat, tidak pernah melakukandan tidak pernah
c. Penolakan
(gila), dan semenjak itu pasien berfikir bahwa dirinya tidak berguna dan pasien
Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan
1. Tanda-tanda vital
TD : 120/80
S : 36,5oC
N : 81 x/menit
RR : 17 x/menit
2. Ukuran
TB : 155 cm
BB : 53 kg
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan terhadap fisiknya dan klien mengatakan
menyukai semua anggota tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
3.5 Psikososial
1. Genogram
X X X X
X X
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
X : Meninggal
------- : Serumah
Penjelasan :
Pola asuh : klien mengatakan tinggal bersama kakak kandungnya
Pola komunikasi : klien mengatakan pola komunikasi klien dengan kakak kandungnya sangat
baik
Pola keputusan : klien mengatakan yang mengambil keputusan di ruamhnya adalah kakak
kandungnya
A. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Klien mengatakan bahwa klien dari ujung kaki sampai kepala klien tidak suka di
2) Identitas Diri
klien mengatakan bahwa dia adalah anak ke empat, klien mengatakan hanya tamat
SMA.
3) Peran
Klien mengatakan bahwa dia ibu dari seorang anak merasa belom bisa
membahagiakan kakak kandung nya, Klien merasa sedih tidak bisa bertemu.
4) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya, klien mengatakan ingin
cepat pulang dari RSJ Prof. HB. Saanin Padang dan pasien beharap dapat membantu
5) Harga Diri
Klien mengatakan klien memiliki teman, klien merasa minder jika ingin bergaul
dengan teman-temannya, dan klien menatakan tidak suka keramaian dan tidak mau
dilihat orang dan merasa malu untuk berhubungan dengan orang lain, klien
mengatakan tidak mampu menjadi seorang ibu yang baik bagi anaknya
B. Hubungan Sosial
1) Orang terdekat
Klien mengatakan yang dekat dengan dirinya adalah anaknya. Klien mengatakan
Klien mengatakan tidak pernah ikut serta dalam sebuah kegiatan / kelompok
Klien mengatakan ada hambatan, karena klien tidak suka bergaul dengan keramaian
4) Spiritual
a) Nilai keyakinan
b) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan ada mengerjakan sholat tetapi masih ada yang bolong atau
Pasein mengatakan mandi 2x sehari tapi jarang pakai sabun, klien tampak kurang
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
Selama dirawat klien tampak lesu. Klien tidak ada tampak gemetar ketika klien
4) Alam perasaan
Klien mengatakan sedih ketika masuk rumah sakit jiwa dan tidak dapat bertemu
dengan anaknya. Klien tampak sedih dan klien tidak komunikatif dan asik dengan
pikirannya sendiri.
5) Afek
Klien bicara lambat dan tampak lesu, terlihat murung, wajah ekspresi datar, afek
tunggal.
Selama sesi wawancara dilaksanakan klien tampak kontak mata kurang, dan
7) Persepsi
Klien mengatakan ada mendengar suara- suara yang mengajak nya bicara, klien
8) Proses/arus pikir
Klien saat diajak berkomunikasi, suka melompat-lompat atau lebih dari topik yang
di bahas
9) Isi pikir
Tingkat kesadaran klien baik.Klien sadar dan tahu bahwa dia sekarang di RSJ,
orientasi waktu juga baik dimana klien mengatakan di siang hari saat bercakap-
Klien mengatakan tidak ingat kenapa sampai dibawa ke rumah sakit jiwa prof. Hb.
Sa`anin padang
Klien tidak mengalami gangguan jangka pendek karena ketika ditanya kegiatan yang
dilakukan sehari-hari 1 minggu yang lalu, klien tampak tidak bisa menjawabnya
Klien mengalami gangguan memori saat ini, klien saat ditanya apapun klien dapat
benar, seperti klien masih bisa mengingat kejadian yang dialaminya tidi pagi.
Klien dapat berkonsentrasi saat berinteraksi, dan data berhitung dengan baik, dengan
cara mengobservasi klien tampak mampu berhitung semua jari tangan dan jari kaki
sebelum makan akan diberi pilihan oleh perawat untuk memilih mandi dulu setelah
itu makan atau makan dulu lalu mandi, klien bisa memilih dengan benar yaitu
Klien menyadari masalah penyakit yang dialaminya saat ini, dan klien ingin cepat
pulang kerumah, ketika ditanya apakah klien menyalahkan orang lain/ lingkungan
yang menyebabkan kondisi saat ini, klien hanya menjawab tidak ada
1. Makan
Pasien mampu makan secara mandiri, ketika ditanya frekuensi makan dalam sehari
ia makan 3x sehari yaitu pagi, siang dan malam. Namun klien tidak nafsu makan
karena ingin segera pulang. Berdasarkan observasi sebelum makan klien cuci tangan
dahulu dan mengambil gelas serta mengisi gelasutuk di minumdan selalu membaca
doa sebelum makan. Stelah makan klien juga memcuci tangan, membersihkan tempat
makan.
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB 1x sehari, BAK kurang lebih 6x sehari dan klien
mengatakan BAB dan BAK dikamar mandi dapat melakukan secara mandiri, saat
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari dan keramas 1x sehari di waktu pagi hari.
Berdasarkan observasi, klien mandi 2x sehari, kalau keramas 1x sehari. Klien tahu
cara mandi yang benar, kebersihan gigi klien bersih karena klien sering menggosok
gigi.
4. Berpakaian/berhias
dengan benar, klien mampu mengganti pakaian setelah mandi, dan meletakan
Klien mengatakan tidur dengan nyenyak. Klien mengatakan ada tidur siang dan
malam
6. Pengobatan
Klien mengatakan selalu meminum obatnya dan klien tidak pernah menolak untuk
minum obatnya.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mempunyai sistem pendukung yaitu keluarga dan perawat yang akan memberi
dukungan dan mengingatkan klien dalam minum obat serta memfasilitasi klien dalam
Klien mengatakan mampu membersihkan tempat tidur, merapikan tempat makan dan
Klien mengatakan bahwa ia di luar rumah bekerja apa saja dari pagi sampe sore.
Koping maladaptif : klien mengatakan kalau ada masalah klien suka menciderai diri.
Klien tidak ada masalah dengan teman-teman yang ada di RSJ. Klien sering
Klien mengatakan ada masalah saat sekolah. Klien mengatakan ia hanya tamat SMA,
Klien mengatakan tidak ada memiliki masalah pekerjaan, tetapi selama di RSJ klien tidak
bekerja.
Klien mengatakan tinggal bersama orang tuanya dan bersama adek-adeknya dan tidak
Klien mengatakan memiliki masalah dengan ekonominya karena selama sakit klien tidak
ada bekerja.
3.10 Pengetahuan
Klien mengatakan ia tidak mengetahui mengapa dibawa ke RSJ, klien mengatakan bahwa
dirinya masuk ke RSJ dibawa oleh ambulan tapi klien tidak emnegtahui alasnnya. Klien
3.12Analisa Data
NO DATA MASALAH
1. Ds : Harga Diri Rendah
Do :
keluarganya
2 Do : Gangguan persepsi
tatapan kosong
Ds :
mengajak berbicara
bayangan
kakaknya
Ds :
masalahnya
keramaian
Do :
3. Isolasi social
Akibat
2. Halusinasi
3. Isolasi sosial
3.16 Intervensi Keperawatan
EVALUASI
1 Harga Diri Rendah Setelah dilakukan Setelah pertemuan pasien Sp 1 pasien :
telah dipilih
Masukkan kejadwal
kegiatan harian
Sp 2 pasien :
Setelah pertemuan
Klien mampu Evaluasi jadwal kegiatan
mempraktekkan harian
Sp 3 pasien :
Setelah pertemuan
Evaluasi jadwal kegitan
Pasien mampu
harian
mempraktekkan
Latih kemampuan ke 3
aspek positif ke
kegiatan harian
Setelah pertemuan
Sp 4 Pasien :
Pasien mampu
Evaluasi jadwal kegiatan
mempraktekkan
harian
aspek positif
Latih kemampuan ke 4
keempat yang Masikkan kejadwal
dirumah terjadinya
pendukung HDR
kemampuan 1
Anjurkan membantu
Evaluasi kegiatan
klien melakukan
kemampuan 2
Anjurkan membantu
Sp 3 keluarga :
Evaluasi kegiatan
klien melakukan
kemampuan 3
Anjurkan membantu
klien sesuai jadwal
Sp 4 keluarga :
Evaluasi kegiatan
keluarga,beri pujian
klien melakukan
kemampuan 4
Anjurkan membantu
menghardik, tahapan
tindakan meliputi :
halusinasi, peragakan
cara menghardik.
Masukkan ke jadwal
kegiatan harian.
CATATAN PERKEMBANGAN
l keperawatan
SP 1 sesuai kemampuan)
- Mengidentifikasi kemampuan
P:
positif yang dimiliki klien
- Membantu klien dalam - Klien
menilai kemampuan yang
SP 1 HDR sesuai dengan
dapat digunakan
- Membantu klien dalamn jadwal kegiatan
DO :
S:
- Klien tampak mulai senang
- Klien mengatakan
- Klien tampak sudah mulai
mau berbicara dengan orang perasannya mulai senang
selain perawat
- Klien mengatakan sudah
- Klien tampak sudah mulai
mulai mampu menatap lawan
mau menatap lawan bicaranya
saat mengobrol biacaranya
yang lain
P:
- Lanjut SP 3 HDR
DO : - Klien mengatakan
ceria suaminya
DS : O:
P:
- Lanjut SP 4 HDR
DX 4 : Harga Diri Rendah
S:
DO:
- Klien mampu melakukan
- Klien tampak ceria
kegiatan pertama sampai
- Klien tampak sudah tidak
keempat dengan mandiri
murung lagi
- Klien mengatakan
- Klien tampak sudah mampu
perasaannya senang
melakukan aktivitas dengan
- Klien mengatakan sudah
baik
mampu menatap lawan
- Klien tampak rutin
biacaranya
melakukan kegitan harian
- Klien mengatakan mampu
dengan rasa semangat
bertemu dengan orang lain
suaminya
- Klien mengatakan rutin
A:
P:
- Melaksanakan SP 4
kegitan harian
BAB IV
PENUTUP
3.17 Kesimpulan
1. Pengkajian Keperawatan
Pada pengkajian penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Pada tanda gejala di
sebutkan pasien terkadang sering menarik diri dengan orang lain, terkadang sering menyendiri, merasa sedih ketika
membahas keluarganya. Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. Y di temukan data yang sama dengan teori.
2. Analisa Data
Dari data yang di dapatkan penyebab masalah utama Harga Diri Rendah : Koping individu tidak efektif.
3. Intervensi Keperawatan
perencanaan berdasarkan masalah utama pada teori adalah sebagai masalah utama. Jadi dapat di simpulkan
tidak ada perbedaan yang muncul antara teori dan kasus yang di temukan.
4. Implementasi
Tahap ini tindakan keperawatan di sesuaikan dengan perancanaan yang telah penulis susun pada Asuhan
Keperawatan terlampir dan teori. Pelaksanaan keperawatan yang di lakukan pada pasien adalah diagnosa Harga Diri
Rendah, Perilaku Kekerasan, Halusinasi, Defisit Perawatan Diri. Pada tahap pelaksanaan ini penulis menemukan
hambatan berupa tidak terleksananya strategi pelaksanaan pada keluarga karena tidak adanya kunjungan keluarga
selama pasien di rawat. Penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang di temukan.
4.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan jiwa yang akan datang, kami sebagai penulis memberikan
1. Mahasiswa
Di harapkan agar Mahasiswa/I sebelum berdinas dapat lebih memahami konsep asuhan keperawatan
jiwa sehingga dalam pelaksanaan nya lebih mudah untuk dapat memahami kasus yang di lapangan.
2. Perawat
Di butuhkan kerja sama antara perawat ruangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Khusunya untuk memberi tahukan kepada keluarga tentang cara perawatan pasien dengan Harga Diri Rendah,
pentingnya untuk mempraktikkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan jiwa dengan cara mengikuti
pelatihan-pelatihan jiwa.
3. Rumah Sakit
Penulis mengharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi dan asuhan keperawatan ini dapat di
jadikan salah satu bahan acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan standart cpeasional procedure kepada pasien dengan Harga Diri Rendah.
4. Institusi
Penulis mengharapkan dapat bermanfaat untuk institusi pendidikan sebagai masukan dan menambah
referensi untuk mempersiapkan mahasiswa/I Akademi Keperawatan Kesdam I/BB Padang sebagai calon
perawat yang professional dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa Harga Diri Rendah.