mengakibatkan hipoksia
SaO2 95-100% Menurun:
mengindikasikan
kerusakan kemampuan
hemoglobin untuk
mengantarkan O2 ke
jaringan
Keterampilan seorang perawat dalam
pengambilan darah arteri sangat
menentukan sekali terhadap akurasi
hasil, dan sekaligus menentukan
dampak komplikasi yang ditimbulkan.
Hal ini tentunya tergantung dari berapa
kali dia sudah pernah mengambil darah
arteri AGD (pengalaman), pengetahuan
perawat terhadap komplikasi yang bisa
ditimbulkan dari pengambilan darah
arteri yang tidak tepat, pemahaman
perawat terhadap protap pengambilan
darah arteri AGD,
Hal-hal yang harus diperhatikan bagi
perawat dalam melakukan tindakan,
antara lain:
1) Tindakan pungsi arteri harus dilakukan
oleh perawat yang sudah terlatih
2)Spuit yang digunakan untuk
mengambil darah sebelumnya diberi
heparin untuk mencegah darah
membeku
3. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien
tidak mampu menoleransi nyeri, berikan
anestesi lokal
4.Bila menggunakan arteri radialis, lakukan
test allent untuk mengetahui kepatenan
arteri
5.Untuk memastikan apakah yang keluar
darah vena atau darah arteri, lihat
darah yang keluar, apabila keluar sendiri
tanpa kita tarik berarti darah arteri
6.Apabila darah sudah berhasil diambil,
goyangkan spuit sehingga darah
tercampur rata dan tidak membeku
7.Lakukan penekanan yang lama pada
bekas area insersi (aliran arteri lebih
deras daripada vena)
8.Keluarkan udara dari spuit jika sudah
berhasil mengambil darah dan tutup
ujung jarum dengan karet atau gabus.
9.Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum
darah diambil.
10.Segera kirim ke laboratorium ( sito )
Gangguan pernafasan dan gangguan
metabolisme :
1. ASIDOSIS RESPIRATORIK
Asidosis Respiratorik adalah keasaman
darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam
darah sebagai akibat dari fungsi paru-
paru yang buruk atau pernafasan yang
lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida
dalam darah. Dalam keadaan normal,
jika terkumpul karbondioksida, pH darah
akan turun dan darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam
darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan
menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-
penyakit berat yang mempengaruhi
paru-paru, seperti:
Emfisema
Bronkitis kronis
Pneumonia berat
Edema pulmoner
Asma
Asidosis Metabolik adalah keasaman
darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat
dalam darah.
Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam
darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut
dengan cara mengeluarkan lebih
banyak asam dalam air kemih.
1. Gagal ginjal
2. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk
ginjal)
3. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat)
melalui saluran pencernaan karena
diare, ileostomi atau kolostomi
TERIMA KASIH