MAKALAH BILIRUBIN
Di susun oleh:
KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Makalah dapat disusun dengan baik.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
juga menyadari bahwa Makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
Latar Belakang...................................................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................................................3
Tujuan Penulisan...............................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1 Pengertian bilirubin....................................................................................................................5
2.2 Macam – macam bilirubin.......................................................................................................5
2.3 Sumber bilirubin..........................................................................................................................7
2.4 Factor Yang Menyebabkan Kenaikan Kadar Bilirubin Serum.......................................................8
2.5 Metode pemeriksaan...................................................................................................................9
2.6 Macam-macam Kadar Bilirubin..................................................................................................11
2.7 Mekanisme gangguan metabolisme bilirubin..........................................................................15
BAB III..................................................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................20
3.2 Saran..........................................................................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Delapan puluh persen dari semua bilirubin yang berasal dari metabolisme hemoglobin
dilepaskan dari sel-sel darah merah makin uzur. Hemoglobin dilepaskan dari sel darah merah
akan diubah ke unconjugated (juga disebut tidak langsung) bilirubin dalam sistem
reticuloendothelial. Produksi harian unconjugated bilirubin 250-350 mg. Karena ini adalah air
bilirubin tidak larut, hal itu harus diangkut ke hati terikat dengan albumin. Beredar paruh
unconjugated bilirubin yang <5 menit. Dalam hati, bilirubin unconjugated ditransfer dari
(juga disebut langsung) kemudian dibuang dalam empedu dan diangkut ke usus. Conjugated
bilirubin pada dasarnya tidak ada dari darah orang yang sehat. Dalam ileum distal dan kolon,
bakteri rahasia conjugated bilirubin untuk stercobilinogen. Sebagian kecil adalah portal
diserap ke sirkulasi dan diekskresikan dalam urin sebagai urobilinogen. Jalur metabolisme ini
Bilirubin adalah salah satu hasil dari agregasi sel darah merah. Bilirubin ada dua
macam: bilirubin direk dan bilirubin indirek. Metabolisme bilirubin indirek menjadi bilirubin
direk terjadi di hati (hepar). Dengan melihat hasil laboratorium bilirubin direk dan indirek,
kita bisa memperkirakan di mana letak kelainannya. Bila bilirubin indirek yang meningkat,
maka kelainannya terletak pre hepatal (sebelum masuk dan di metabolisme di hepar). Kasus
ini misalnya pada kelainan darah, yaitu adanya penghancuran sel-sel darah yang meningkat.
Atau karena penyebab intra hepatal, contohnya pada kasus hepatitis, yaitu peradangan pada
jaringan hati dengan berbagai sebab, misalnya karena virus, bakteri, dan zat kimia. Adanya
peradangan menggangu tugas hati untuk mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk.
Bila bilirubin direk yang meningkat maka penyebabnya post hepatal, yaitu bendungan pada
4
saluran empedu. Saluran empedu ini akan membuang bilirubin ke dalam usus dan akan
Jika jumlah bilirubin yang agak ditinggikan (biasanya <6 mg / dl) dan kurang dari 20%
adalah conjugated (langsung: total rasio <0,2), diagnosis yang paling mungkin adalah
sindrom Gilbert atau hemolisis. Sindrom Gilbert mempengaruhi ~ 5% dari populasi dan
Kemungkinan lain termasuk tidak efektif erythropoiesis, resorpsi hematom besar, emboli
paru dengan infark, Crigler-Najjar syndrome, penyakit kuning neonatal, dan shunts. Karena
air unconjugated bilirubin tidak larut dan terikat dengan albumin, pasien tersebut tidak
memiliki bilirubinuria. Pengujian urin untuk bilirubin adalah cara sederhana untuk
Pada orang dewasa, sakit kuning berkembang dalam 70% kasus hepatitis akut A, 33 -
50% kasus hepatitis B akut dan 20 - 33% kasus hepatitis akut C. Puncak bilirubin yang
biasanya <15 mg / dL viral hepatitis; hanya 10% dari pasien mengalami bilirubin> 15 mg /
dL dan hanya 4% memiliki nilai> 20 mg / dL. Bilirubin peaks a week later than ALT and
AST and then gradually decreases. Puncak bilirubin seminggu kemudian daripada ALT dan
AST dan kemudian secara bertahap berkurang. In adults with viral hepatitis, bilirubin remains
increased for 30 +/- 20 days after peak concentrations are reached. Pada orang dewasa
dengan virus hepatitis, bilirubin tetap meningkat selama 30 + / - 20 hari setelah konsentrasi
mencapai puncak. Di sekitar sepertiga dari orang dewasa dengan infeksi virus hepatitis B,
penyakit kuning tetap tinggi lebih dari 6 minggu. Significantly elevated bilirubin is
uncommon in toxic and ischemic hepatic injury. Bilirubin meningkat secara signifikan lazim
Bilirubin terdiri dari rantai terbuka empat Pirola-seperti cincin (tetrapyrrole). Dalam
heme, sebaliknya, empat cincin yang terhubung ke cincin yang lebih besar, yang disebut
5
porfirin cincin. Bilirubin yang sangat mirip dengan pigmen phycobilin digunakan oleh
ganggang tertentu untuk menangkap energi cahaya, dan pada pigmen Fitokrom digunakan
oleh tanaman untuk merasakan cahaya. Semua ini mengandung rantai terbuka empat pyrrolic
berdering.
sel darah merah) di bawah kulit akan membuat kulit bayi terlihat kuning. Perlu diketahui,
pada saat masih dalam kandungan, janin membutuhkan sel darah merah yang sangat banyak
karena paru-parunya belum berfungsi. Sel darah merah inilah yang bertugas mengangkut
oksigen dan nutrien dari ibu ke janin melalui plasenta. Nah, sesudah ia lahir, paru-parunya
berfungsi, sehingga sel darah merah ini tidak dibutuhkan lagi dan dihancurkan.
Bilirubin alias pecahan hemoglobin ini bermacam-macam sifatnya, ada yang indirect,
direct, dan bebas. Yang indirect atau belum diolah adalah bilirubin yang terikat albumin
sebagai zat pengangkutnya. Ia akan dibawa ke hati untuk diproses menjadi bilirubin direct.
Bilirubin direct ini lalu disimpan di kantong empedu. Namun demikian, kadang tidak semua
hasil pemecahan hemoglobin bisa diikat oleh albumin dan dibawa ke hati. Bagian yang tidak
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
7
BAB II
PEMBAHASAN
normal heme katabolisme. Heme ditemukan di hemoglobin, sebuah komponen utama sel
darah merah. Bilirubin diekskresi dalam empedu, dan tingkat meningkat pada penyakit
tertentu. Hal ini bertanggung jawab atas warna kuning memar dan perubahan warna kuning
Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di
dalam hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses. Bilirubin
dalam darah terdiri dari dua bentuk, yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek. Bilirubin direk
larut dalam air dan dapat dikeluarkan melalui urin. Sedangkan bilirubin indirek tidak larut
Bilirubin adalah suatu pigmen yang terdiri dari senyawa tetrapirol yang larut dalam
lemak yang berasal dari pemecahan enzimatik dari gugus heme dari berbagai hemoprotein
yang beresal dari seluruh tubuh .sumber utama dari bilirubin adalah dari pemecahan
hemoglobin dari pembentukan sel darah merah yang tidak sempurna (inaffective eryropoesis)
dalam sumsum tulang. Bilirubin yang berasal dari katabolisme hemoglobin terutama
diproduksi dalam jaringan RES lain. Di samping heme yang berasal dari hemoglobin
sebagian kecil dari bilirubin berasal dari pemecahan heme bebas atau sitokrom yang
Pemeriksaan bilirubin direct dan indirect ini digunakan untuk menentukan lokasi gangguan
aliran darah, apa kah berada di lokasi sebelum, dalam, atau sesudah organ hati)Batas normal
8
bilirubin total: 0,3-1 mg/l. Bila lebih tinggi dari normal, kemungkinan terjadi penyumbatan
a. Bilirubin Total
Bilirubin berasal dari perombakan hemoglobin Bilirubin yang masuk ke hati akan
yang disebut sebagai Bilirubin Direk. Kemudian masuk melalui ginjal sehingga mewarnai
urin. Sedangkan Bilirubin Indirek masuk mellui saluran pencernaan sehingga mewarnai
faeces.
b. Bilirubin Urine
Fisiologi:
Bilirubin terkonjugasi larut dalam air dan dengan demikian dapat diekskresikan melalui
urine, sebagian besar melalui filtrasi oleh glomeruli. Tetapi jumlah bilirubin yang di ekskresi
melalui urine tidak berbanding lurus dengan bilirubin terkonjugasi dalam darah. Sebagai
contoh, pada fase permulaan dari dari hepatitis virus dapat terjadi bilirubinuria sebelum
bilirubin dalam darah masih cukup tinggi tetapi bilirubin dalam urine mungkin sudah
negative.
Hal ini di sebabkan karena pengaruh kadar garam empedu dalam darah. Garam
empedu dapat melepaskan ikatan antara bilirubin terkonjugasi dengan protein serum sehingga
Metoda pemeriksaan :
Yang paling sederhana adalah dengan reaksi dari fouhet yang bersifat kwalitatif.Tes
kwalitatif dari bilirubin urine ini dapat mendeteksi bilirubin urine dalam kadar serendah 0,05
mg% .
Arti klinik :
9
Bilirubin dalam urine selalu menunjukan adanya kelainan faal hati karena urine normal
di bawah ini:
c. Pemeriksaan bilirubin urine dapat dengan cepat memastikan adanya ikterus pada kasus-
kasus di mana di curigai adanya ikterus secara klinis. Sudah lama diketahui bahwa
bilirubinuria dapat di pakai sebagai diagnose dini dari hepatitis virus karena bilirubunia
dapat mendahului ikterus yang klinis nyata , dan mendahului kenaikan bilirubin total
Tidak adanya bilirubinuria pada kasus yang mangalami ikterus menuunjukan bahwa tidak ada
penyakit hati (acholuric jaundice), karena hanya bilirubin direk yang masukke dalam urine .
tetapi kadang-kadang ddidapatkan juga keadaan di mana pada suatu bilirubinemia tak
- 10% dari ineffective erythropoesis (yang di sebut sebagai “shunt pathway” karena
terbentuk lebih dini yaitu beberapa jam sampai 5 hari setelah sintesa heme).
- 20% dari sumber-sumber lain (heme yang bukan dari hemoglobin) terutama dalam hati.
- Sehubungan dengan bilirubin yang berasal dari eritropoesis yang tak sempurrna dikenal
Pigmen empedu tidak larut dalam plasma, karena itu untuk memungkinkan transport
pigmen tersebut berikatan dengan protein terutama albumin.Dalan hati bilirubin di “uptake”
oleh selparenkim hati untuk dikonjungsikan dengan asam glukoronat dengan bantuan enzim
10
glukoronyl transferase yang terdapat dalam mikrosom.Sebagai donor dari gugus glukoronil
Bilirubin yang tak terkonjungsi tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak, dank
arena itu mempunyai afinitas yang kuat dengan jaringan yang banyak mengandung lemak
misalnya jaringan otak. Karena itu hyperbilirubinemia tak terkonjungsi yang hebat dapat
Kadar bilirubin serum merupakan hasil akhir (resultan) antara produksi bilirubin
Dalam keadaan normal kedua factor tersebut selalu seimbang . Ada perbedaan pokok dalam
kecepatan dari proses uptake dan konjungsi bilirubin oleh sel hati dengan kecepatan dari
proses ekskresinya ke dalam system empedu. Proses uptake dan konjungsi memiliki
kemampuan yang tidak terbatas, sedangkan proses eksresinya mempunyai kemampuan yang
b.gangguan uptake
c.gangguan konjungsi
3. kenaiakan kadar kedua jenis bilirubin akibat kebocoran bilirubin dari dalam sel – sel
11
Penyebab meningkatnya bilirubin:
Bilirubin Indirect
1. Hemolisis
Tranfusi.
2. Destruksi Eritrosit
Pendarahan kedalam jaringan lunak atau rongga tubuh. Eritopoiesis yang
Bilirubin Direct
Ikterus berarti gejala kuning karena penumpukan bilirubin dalam aliran darah yang
menyebabkan pigmentasi kuning pada plasma darah yang menimbulkan perubahan warna
pada jaringan yang memperoleh banyak aliran darah tersebut. Jaringan permukaan yang kaya
elastin seperti sklera dan permukaan bawah lidah biasanya pertama kali menjadi
kuning.Ikterus biasanya baru dapat dilihat kalau kadar bilirubin serum mencapai 2 - 3 mg/dl.
Pada suatu penyakit hati dapat timbul lebih dari suatu factor sekaligus, bahkan ketiga –
2.5 Metode pemeriksaan :
Bilirubin serum diperiksa dengan reaksi diazo berdasarkan reaksi antara bilirubin
dengan reagensia diazo (reagensia dari ehrich) yang mengahasilkan azobilirubin yang
berwarna merah muda. Intensitas warna yang timbul sebanding dengan kadar bilirin dan
12
diukur secara spektrofotometrik. Reaksi ini ditemukan oleh hijman van den bergh, tetapi
sekarang banyak dilakukan modifikasi dari metode tersebut, misalnya metode dari malloy
evelyn, metode dari Wooton dan sebagainya. Yang terkonjugasi (conjugate) dapat bereaksi
langsung dengan reagens diaso dank arena itu sering disebut dengan Bilirubin Direk,
sedangkan yang tak terkonjugasi (unconjugated) tidak dapat langsung bereaksi dengan
reagens diazo dan supaya dapat bereaksi harus ditambahkan methanol dulu. Dengan demikian
pada suatu contoh serum, bilirubin yang tertukar setelah penambahan methanol denagan
reagens diazo adalah dari kedua jenis bilirubin atau bilirubin total. Karena itu bilirubin total
sering disebut dengan istilah bilirubin indirek. Karena adajuga yang mengartikan bilirubin
indirek sebagai bilirubinyang tak terkonjugasi, maka untuk tidak menimbulkan kesalahan
pengertian sebaiknya istilah bilirubin direk dan indirek tidak dipakai lagi dan dipakai istilah
yang lebih jelas yaitu: bilirin terkonjugasi , bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin total.
Suatu pemeriksaan yang lebih sederhana tetapi sekarang sudah tidak banyak
dilakukan lagi adalah pemeriksaan indeks ikterus. Pemeriksaan ini sangat kasar, dan
dilakukan atas dasar warna kuning yang terjadi pada serum karena adanya hemobilirubin
Ketidak telitian dari tes ini disebabkan oleh intensitas warna dari serum tidak berbanding
lurus dengan bilirubin yang ada di dalamnya. Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada
Nilai normal:
- Indeks ikterus 4 – 6 u.
13
2.6 Macam-macam Kadar Bilirubin
Kadar bilirubin total bukanlah suatu petunjuk yang peka dari adanya penyakit hati, hal
ini disebabkan karena kemampuan cadangan hati untuk membersihkan bilirubin dari darah
sangat besar, sedikitnya tiga kali lipat dari jumlah rata-rata sehari-hari. Tingginya harga
bilirubin total tidak mempunyai nilai yang khas untuk jenis tertentu dara ikterus. Hanya pada
keadaan tertentu terdapat nilai – nilai yanh diperoleh secara empirik yang dapt dikaitkan
- Ikterus yang jelas (klinikal jaundice) terjadi bila kadar bilirubin total lebih dari 2 mg
%.
bendungan karena batu jarang mencapai harga setiggi itu kecuali bila disertai infeksi
(cholangitis).
- Pada hepatitis virus ternyat tidak selalu didapatkan hubungan antara tingginya kadar
bilirubin total dengan luasnya kerusaan hati. Sebagai contoh, bisa terjadi hepatitis
akut fulminan tanpa kenaikan bilirubin total yang berati . walaupun begitu pada
umumnya semakin tinggi kadar bilirubin total semakin luas kerusakan yang terjadi
empedu kecuali pada gangguan fungsional dari eksresi empedu tertentu (misalnya
14
Kenaikan bilirubin total pada puasa
Dengan puasa selama 48 jam pada orang normal rata-rata akan terjadi kenailkan kadar
bilirubin total sebesar 240%. Pada penderita-penderita dengan penyakit hati kenaikan kadar
bilirubin total ini masih belum jelas,ada kemungkinan karena pembentukan bilirubin yang
meningkat di samping terdapat penurunan kemampuan ekstrasi bilirubin oleh sel-sel hati .
Kenaikan kadar bilirubil total tersebut dapat dicegah dengan pemberian makanan. Beberapa
penyelidik menemukan bahwa pada penderita sindroma Gilbert yang berpuasa, kenaikan
Hal-hal yang berhubungan denagn keadaan ini yang perlu mendapat perhatian dalam klinik
adalah adanya peningkatan kadar bilirubin total yang dapat menyebabkan ikterus, misalnya
pada:
- Pylorostenosis congenita.
15
Mungkin menjadi pertanyaan , mengapa suatu nekrosis hepatoseluler l menyebabkan
kenaikan kadar bilirubin terkonjugasi seperti pada cholestatis dan bukan hanya kadar
bilirubin tak terkonjugasi yang meningkat karena terdapat suatu gangguan uptake dan
konjugasi?seperti yang telah di uraikan di atas hal tersebut di sebabkan karena proses uptake
dan konjugasi bilirubin adalah suatu proses yang non rate limiting bahkan pada suatu
nekrosis yang luas sekalipun (kecuali bila ada gangguan proses uptake atau konjugasi primer
sudah ada ).Sedangkan proses ekskresi bilirubin adalah rate limiting. Akibat-nya pada
gangguan uptake serta konjugasi dan terjadi bilirubinemia terkonjugasi seperti yang nampak
pada cholestasis.
Kenaikan kadar bilirubin terkojugasi selalu menunjukan kelainan faal hati dan di
samping itu bilirubin terkojugasi dapat menjadi petunjuk yang cukup peka untuk menunjukan
Pada 30-50 %dari penderita penyakit hati di mana bilirubin total masih normal, ternyata
- cirrhosis hepatis
- hepatitis
- keganasan hatimetastatik.
Umumnya di ambil batas kadar bilirubin terkojugasi sebesar 0,4 mg%.penderita dengan
bilirubin terkonjugasi lebih dari 0,4 mg% kemungkinan menderita penyakit hati walaupun
bilirubin total kadarnya masih normal. Di samping itu menunjukan adanya penyakit hati
maka kadar bilirubin terkonjugasi dapat pula di pakai untuk menyingkirkan adanya kelainan
hati pada penderita dengan ikterus. Bila harga bilirubin terkonjugasi kurang dari 20%
16
3. Kadar bilirubin tak terkonjugasi:
Hiperbilirubinemia tak terkojugasi dapat di ketahui dari harga bilirubin terkojugasi yang
kurang dari 20% dari kadar bilirubin total yang lebih dari 1,2 mg% (21)
- hemolisis
- puasa
- congenital non hemolytic jaundice :aktivitas glukoronil transferase tidak ada. Terdiri
dari 2 macam:
sempurna atau karena adanya bahan-bahan penghambat aktivitas dari enzim tersebut.
Selain itu ternyata beberapa obat tertentu dapat menghambat uptake serta konjugasi dar
misalnya BSP, ICG, Rose Bengal, Kontras untuk kandung empedu, Rifamfisin dan lain-lain.
17
2.7 Mekanisme gangguan metabolisme bilirubin :
Over produksi, Penurunan ambilan hepatic, Penurunan konjugasi hepatic, Penurunan eksresi
ekstrahepatik) :
Peningkatan jumlah hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah yang sudah tua
yang besar. Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik. Konjugasi dan transfer
bilirubin berlangsung normal, tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan
sel hati. Akibatnya bilirubin tak terkonjugasi meningkat dalam darah. Karena bilirubin tak
terkonjugasi tidak larut dalam air maka tidak dapat diekskresikan ke dalam urine dan tidak
peningkatan ekskresi dalam urine feces (warna gelap). Beberapa penyebab ikterus hemolitik :
18
Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan
terkonjugasi. Hal ini disebabkan karena defisiensi enzim glukoronil transferase. Terjadi
pada : Sindroma Gilberth, Sindroma Crigler Najjar I, Sindroma Crigler Najjar II.
4. Penurunan eksresi bilirubin ke dalam empedu (akibat disfungsi intrahepatik atau
Gangguan ekskresi bilirubin dapat disebabkan oleh kelainan intrahepatik dan ekstrahepatik,
Bilirubin direk merupakan pigmen empedu yang telah diambil oleh hati dan dikonjugasikan
2.8 Patofisiologi
bilirubin berasal dari penghancuran eritrosit muda karena proses eritropoesis yang inefektif di
sumsum tulang, hasil metabolisme proein yang mengandung heme lain seperti sitokrom P-
450 hepatik, katalase, peroksidase, mioglobin otot dan enzim yang mengandung heme dengan
distribusi luas.
A. Metabolisme
Eritrosit dalam darah dihancurkan dalam sistem Retikulo Endotelial menghasilkan molekul
Haem yang mengandung besi. Kerangkan Haem akan diubah menjadi bilirubin. Setelah
terbentuk, bilirubin akan terikat pada albumin dalam bentuk yang tidak larut dalam air,
19
disebut Bilirubin Indirect (Unconjugated Bilirubin). Bilirubin Indirect dikonjugasikan dalam
hati dan terbentuklah bilirubin yang larut dalam air, disebut Bilirubin Direct (Conjugated
Di sana flora usus mengubahnya menjadi urobilinogen yang tak berwarna dan larut dalam
air. Urobilinogen mudah dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna. Bagian terbesar dari
urobilinogen ke luar tubuh bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap kembali dan oleh
darah vena portae dikembalikan ke hati. Urobilinogen yang demikian mengalami daur ulang,
keluar lagi melalui empedu tetapi ada sebagian kecil yang masuk sirkulasi sistemik dan
Tes bilirubin direk termasuk sebagai salah satu tes fungsi hati. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui adanya gangguan ekskresi fungsi hati dan membantu dalam mendiferensial
Pra analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang persiapan pasien, persiapan
sampel, prinsip serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam pemeriksaan.
Spesimen puasa lebih disukai, tetapi puasa yang terlalu lama dapat meningkatkan kadar
bilirubin serum 1,3 kali setelah puasa 24 jam dan 2,2 kali setelah puasa 48 jam.
Serum atau plasma heparin boleh dgunakan. Hindari sampel yang hemolisis dan sinar
matahari langsung. Sinar matahari langsung dapat menyebabkan penurunan kadar bilirubin
serum sampai 50 % dalam satu jam. Karena itu, serum hendaknya disimpan di tempat yang
gelap, dan pengukuran hendaknya dikerjakan dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah
pengumpulan darah.
20
c. Metode
Jendrasik/Grof
d. Prinsip
berwarna merah (azobilirubin). Intensitas warna yang terjadi sesuai dengan konsentrasi
Nilai Rujukan :
kadar bilirubin direk menunjukkan adanya penyakit pada hati (liver) atau saluran empedu.
Bilirubin direk meninggi menunjukkan obstruksi bilier, hepatitis, cirrhosis. Bila obstruksi
menerus maka kedua bilirubin meninggi. Pada kerusakan hati kronis, bilirubin direk kembali
1. Bilirubin direk meninggi disebabkan karena steroid, sulfa dan obat hepatotoksik.
2. Bilirubin direk menurun disebabkan karena sinar matahari atau ultra violet.
pasca bedah.
neoplasma.
21
- Obstruksi bilier intahepatic : obat-obatan, alcohol, sirosis hati, kolestasis pasca bedah,
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bilirubin adalah suatu pigmen yang terdiri dari senyawa tetrapirol yang larut dalam
lemak yang berasal dari pemecahan enzimatik dari gugus heme dari berbagai hemoprotein
Bilirubin direk merupakan pigmen empedu yang telah diambil oleh hati dan
Pemeriksaan bilirubin direct dan indirect ini digunakan untuk menentukan lokasi
gangguan aliran darah, apa kah berada di lokasi sebelum, dalam, atau sesudah organ
hati)Batas normal bilirubin total: 0,3-1 mg/l. Bila lebih tinggi dari normal, kemungkinan
Sumber bilirubin
- 10% dari ineffective erythropoesis (yang di sebut sebagai “shunt pathway” karena
terbentuk lebih dini yaitu beberapa jam sampai 5 hari setelah sintesa heme).
- 20% dari sumber-sumber lain (heme yang bukan dari hemoglobin) terutama dalam
hati.
- gangguan uptake
- gangguan konjungsi
23
- Gangguan ekskresi intraheparik
3. kenaiakan kadar kedua jenis bilirubin akibat kebocoran bilirubin dari dalam sel – sel
3.2 Saran
Saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah agar kita selalu menjaga
pola hidup yang sehat sehingga kita terhindar dari berbagai penyakit.
24
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Soemohardjo soewignjo dr, dkk. 1983. Tes faal hati. Edisi I. penerbit. Bandung.
Widmann, F. K. 1989. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 9. Buku
25