Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN GANGGUAN

GINJAL
(CCT, CYSTATIN C)

KELOMPOK 10
Guntur Tri Wibowo
Novi Dwi Astuti
Rhaihan Eka Saputra
Shinta Rosita Ria
Apa itu Kreatinin…?

 Kreatinin ialah produk protein otot yang merupakan hasil akhir


metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan
hampir konstan dan di ekskresi dalam urin dengan kecepatan yang
sama.

 Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring


sebagian besar kreatinin dan membuangnya dalam urin. Bila ginjal
terganggu, kreatinin akan meningkat.

 Tes kreatinin ada 2 cara yakni


1. Creatinin Clearance : dengan urin 24 jam
2. GFR : dengan mengukur kreatinin dalam darah
Sampel

 Sampel : Serum, Plasma, Urin 24 jam

 Volume : Serum dan Plasma : 50-100 uL


Urin : 5000-10.000 uL

 Stabilitas : Serum dan Plasma


7 hari pada 15 - 25oC
3 bulan pada (-15) – (-25) oC
Urine
2 hari pada 15 - 25oC
6 hari pada 2 – 8oC
6 bulan pada (-15) – (-25)oC
Cara Pengumpulan Urin 24 jam

 Siapkan deringen kosong Bersih (Tidak Harus Steril)


 Tampung urin pagi ke dalam derigen (urin pertama keluar di buang)
Lalu masukkan Toluene 1,5 CC Hingga Homogen.
 Lanjutkan penampungan urin selama 24 jam
 Setelah menampung urin selalu di homogenkan.
 Setelah urin selesai ditampung, di ukur dengan gelas ukur ukuran
1000 mL
Uji bersihan kreatinin
 Bersihan kreatinin =

kadar kreatinin urin (mg/dL) x Volume urin (24jam) x 1,73


kadar kreatinin serum (mg/dL) x 1440 menit A

Keterangan :
1,73/A = faktor luas permukaan tubuh, satuan m2

 Kelemahan uji cct :


a. Ketepatan pengumpulan urin yang biasanya tidak tertampung
semua.
b. Ketidaktaatan dalam mengumpulkan urin 24 jam.
c. Pilihan zat pengawet yang baik sehingga kreatinin urin tidak rusak
(toluen)
CREATININ CLEARENCE (CCT)
berdasarkan rumus Cockcroft-Gault

 CCT = {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah)}

*untuk perempuan CCT = CCT laki-laki dikali 0,85

 Nilai Rujukan

Laki-laki : 97mL/menit - 137 mL/menit per 1,73 m2

Perempuan : 88mL/menit – 128mL/menit per 1,73 m2


CYSTATIN C
 Cystatin C merupakan protein berat
molekul rendah (13kD) yang disintesis
oleh semua sel berinti dan ditemukan
diberbagai cairan tubuh manusia.

 Cystatin C difiltrasi bebas oleh


glomerulus dan tidak
disekresi,kemudian direabsorpsi tetapi
mengalami katabolisme hampir
lengkap oleh sel epitel tubulus
proksimal ginjal,sehingga tidak ada
yang kembali kedarah, dengan
demikian kadarnya dalam darah
menggambarkan LFG,sehingga dapat
dikatakan CysC merupakan penanda
endogen yang mendekati ideal.
 Pemeriksaan CysC dapat dilakukan untuk menentukan kadar LFG
pada neonatus, anak dan dewasa, karena kadar CysC tidak
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan,
inflamasi, massa otot, hormonal, dan ras.

 Penurunan ringan fungsi ginjal lebih cepat terdeteksi oleh CysC


daripada kreatinin. Untuk menilai penurunan LFG, nilai sensitivitas,
spesifisitas, dan efisiensi diagnostik CysC yang paling baik (98%)
didapatkan jika digunakan titik potong batas atas kadar CysC 1,31
mg/l.

 Pemeriksaaan kadar CysC urine dapat dilakukan untuk mengetahui


adanya disfungsi tubulus proksimal.
Pemeriksaan Cystatin C

 Pemeriksaan CysC dapat dilakukan dengan metode ELISA, PETIA


dan PENIA.

 Metode PENIA presisinya lebih baik dan rentang nilai normalnya


lebih stabil.

 Sampel untuk pemeriksaan CysC dapat dipergunakan serum,


plasma EDTA dan heparin, urine, serta mulai diteliti penggunaan
sampel darah kapiler sehingga dapat digunakan pada pasien yang
pengambilan darah vena sulit dilakukan seperti pada bayi dan anak.
Metode Enzyme Linked
immunosorbent Assay / ELISA
 Prinsip Pemeriksaan
Merupakan pemeriksaan kuantitatif secara sandwich enzyme
immunoassay. Antibodi monoklonal spesifik untuk CysC sebelumnya
dilapisi ke microplate. Standar dan sample dipipet ke dalam well jika
terdapat CysC maka akan diikat oleh antibodi. Setelah pencucian
subtansi yang tidak berikatan, sebuah enzim pengikat antibodi
monoklonal spesifik / enzyme-linked monoclonal antibody spesific
untuk CysC ditambahkan ke dalam well. Kemudian dilakukan lagi
pencucian untuk membuang reagen antibodi-enzim yang tidak
berikatan, lalu larutan substrat ditambahkan ke dalam well dan warna
yang terbentuk secara proporsional menunjukkan jumlah CysC yang
berikatan pada tahap awal. Pembentukan warna dihentikan dan
intensitas warna diperiksa.
Metode Particle-enhanced
turbidimetric immunoassay / PETIA

 Prinsip Pemeriksaan
Cystatin C yang didapatkan dari sample serum atau plasma
dicampur dengan anti CysC yang didapatkan dari immunopartikel.
Kompleks partikel yang terbentuk akan menyerap cahaya dan dengan
turbidimetri penyerapan cahaya berhubungan dengan kadar CystC
melalui interpolasi pada sebuah kurva kalibrasi standar yang
ditetapkan.
Metode Particle-enhanced immuno-
nephelometry / PENIA

 Prinsip Pemeriksaan
Partikel Polystyrene yang dilapisi dengan antibodi CysC
beraglutinasi ketika dicampur dengan sample yang mengandung CysC.
Intensitas dari cahaya yang dipancarkan / scattered light diperiksa
menggunakan immunonefelometri dan tergantung pada kadar CysC
dalam sample.
Sampel
 Sampel yang digunakan ialah serum atau plasma EDTA/ heparin,
(lebih baik menggunakan serum) dianjurkan menggunakan sampel
segar.

 Sampel serum atau plasma stabil selama 14 hari pada temperatur 2-


8oC, dan selama 3 bulan bila disimpan pada suhu -20oC.

 Nilai Normal CysC menurut NCCLS (national committee for clinical


laboratory standards) adalah 0,54-1,21 mg/L yang didapatkan
dengan metode nefelometri.

 Interference : Kadar Cystatin C pada tubuh dapat meningkat karena


adanya gangguan pada fungsi ginjal tepatnya pada filtrasi
glomerulus.
Daftar Pustaka

 http://
meirokosu.blogspot.com/2013/10/makalah-kimia-klinik-2-kreatinin.h
tml?m=1
 https://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/uji-bersihan-kreatin
in-pembersihan-kreatinin/amp
/
 http://www.cdkjournal.com/indek.php/CDK/article/download/25/23
 http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/11
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai