Anda di halaman 1dari 16

SITOHISTOTEKNOLOGI

“Mikrotom, Hotplate dan Waterbath”

Oleh :
1. Ni Made Sri Sulistya Dewi (P07134018047)
2. I Nyoman Astra Suwarriana (P07134018048)
3. Ni Luh Violita Merta Ayu(P07134018049)
4. Ni Komang Kasuma Dewi (P07134018050)
5. Ida Ayu Putu Intan Hrysikesa (P07134018051)
6. Dina SuryadinNingsih (P07134018052)
7. I Wayan Doni (P07134018053)
8. Ni Luh Putu Yunita Andarini (P07134018054)
9. Ni Made Nia Puspayanti (P07134018055)
10. Ni Made Putri Sumyarini (P07134018056)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2019
A. MIKROTOM
Mikrotom berasal dari bahasa Yunani yaitu “mikros” berarti kecil, dan
“temnein” yang berarti untuk memotong. Mikrotom dalah mesin untuk mengiris
spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.
Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk
mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.
Mikrotom menggunakan pisau baja, kaca, atau berlian tergantung pada spesimen
yang diiris dan ketebalan yang diinginkan dari bagian yang dipotong.
Berikut adalah definisi mikrotom dari beberapa literatur :
Anonimus menyatakan bahwa mikrotom adalah mesin untuk mengiris
spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.
Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk
mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.
Mohammad menyatakan bahwa mikrotom adalah alat untuk memotong irisan
tipis untuk pemeriksaan mikroskopis. Beberapa mikrotom menggunakan pisau
baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan
dalam histology
Pujawati menyatakan bahwa mikrotom adalah instrumen ilmiah yang
memotong iris tipis sesuatu untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat untuk membuat
bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat mekanis yang
digunakan untuk memotong spesimen biologi menjadi tipis transparan untuk
pemeriksaan mikroskopis. Mikrotom menggunakan baja, kaca atau berlian pisau
tergantung pada spesimen yang sedang diiris dan ketebalan yang diinginkan dari
bagian yang dipotong.
Gambar 1. Mikrotom di Laboratorium Sitohistoteknologi

a) Fungsi Mikrotom
Mikrotom adalah Instrumen Ilmiah yang memutus iris tipis sesuatu untuk
pemeriksaan mikroskopis. Alat untuk membuat bagian yang sangat tipis
untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat gerak yang dipakai untuk memutus
spesimen biologi menjadi bagian tipis transparan untuk pemeriksaan
mikroskopis. Mikrotom memakai baja, kaca atau berlian pisau tergantung
pada spesimen yang sedang dipotong dan ketebalan yang dimohon dari bagian
yang ditebang.
Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian
yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom memakai
pisau baja dan dipakai untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau
tumbuhan dalam histologi. Alat ini dipakai untuk menyayat jaringan sebelum
ditempelkan ke atas permukaan slide.
b) Komponen-komponen Mikrotom beserta Fungsinya
Secara umum, mikrotom mempunyai bagian-bagian yang penting, yaitu
1. Skala pengatur ketebalan sayatan, biasanya terdapat di bagian kanan atas
badan mikrotom. Skala ini dapat digeser ke kiri dan kekanan sesuai
dengan ketebalan sayatan yang diinginkan.
2. Pisau mikrotom, merupakan komponen yang bisa menentukan kualitas
sayatan
3. Pegangan blok jaringan, merupakan komponen yang menghubungkan
mikrotom dengan blok jaringan yang hendak disayat.
4. Pengatur jarak, berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata
pisau.
5. Pisau mengatur batang untuk mencondongkan sudut.
6. Sliding pegangan pisau
7. Pemegang untuk mengatur knob
8. Pemegang pengucian barang
9. Knife memperbaiki tombol
10. Parafin blok knob tranversal regulating
11. Pengunci blok parafin batang tetap
12. Sekrup blok paraffin
13. Parafin blok tombol vertikal regulating
14. Roda pemutar
15. Sectioning knop ketebalan mengatur
16. Tangan roda mengunci batang
c) Cara Kerja Mikrotom
Pemotongan (mounting) yaitu babak pemotongan blok preparat dengan
menggunakan mikrotom. Sebelum memperagakan pemotongan serangkaian
persiapan yang harus dilakukan adalah :
1. Persiapan pisau mikrotom Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai
agar jaringan dapat dipotong dengan patut dan tidak koyak sehingga
didapatkan jaringan yang patut. Pisau mikrotom kemudian diletakan pada
tempatnya di mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok parafin pada
holder dengan menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan tempat duduk
blok parafin beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.
2. Persiapan Kaca Objek Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus
telah dicoated (disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur),
gelatin atau tespa
3. Persiapan Waterbath atau wadah ada pokoknya air hangat dengan
temperatur 37-400C
4. Persiapan sengkelit atau kuas.

Tehnik pemotongan parafin yang mengandung preparat yaitu sebagai berikut:

1. Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya


di mikrotom. Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya
kemudian diletakkan pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan
dikunci dengan kuat.
2. Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan tata sudut kemiringannya.
Kebanyakan sudut kemiringan berkisar 20-30 derajat.
3. Tata ketebalan potongan yang diminta, kebanyakan dipakai ketebalan
selang 5-7 mikrometer.
4. Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah
blok preparat secara teratur dan ritmis. Buang pita-pita parafin yang awal
tanpa jaringan sampai kita mendapatkan potongan yang mengandung
preparat jaringan.
5. Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dialihkan secara hati-hati
menggunakan sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya
diatur 37-40C dan biarkan beberapa saat sampai poita parafin tersebut
mengembang.
6. Setelah pita parafin terkembang dengan patut, tempelkan pita parafin
tersebut pada kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan
kaca objek itu kedalam waterbath dan menggerakkannya ke arah pita
parafin. Dengan menggunakan sengkelit atau kuas pita parafin
ditempelkan pada kaca objek. Setelah melekat kaca objek digerakkan
keluar dari waterbath dengan hati-hati agar pita parafin tidak melipat.
7. Letakkan kaca objek yang ada pokoknya pita parafin di atas hotplate
dengan temperatur 40-45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya
yaitu dengan melewatkan kaca objek di atas api sehingga pita parafin
melekat ketat di atas kaca objek.
8. Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca
objek ada pokoknya potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk
diwarnai.
d) Hasil Jaringan yang Didapat Setelah Menggunakan Mikrotom
Hasil dari pengirisan atau pemotongan jaringan menggunakan alat mikrotom
ini berupa pita tipis yang sangat penting karena irisan-irisan tipis ini akan
membantu ketepatan diagnosa. Tebal tipisnya sayatan bergantung pada
pengalaman serta tujuan penyiapan specimen. Tebal sayatan umum yang
dihasilkan oleh alat ini berkisar antara 5 – 15 mikron.
e) Cara Perawatan Mikrotom
Untuk menjaga kondisi mikrotom agar tetap dalam kondisi baik, perlu
dilakukan perawatan rutin sebagai berikut :
1. Membersihkan mikrotom secara menyeluruh setelah selesai digunakan
setiap harinya secara dengan membuang semua sisa paraffin
menggunakan kuas halus atau kain halus yang dibasahi xylol kemudian
dikeringkan secara menyeluruh.
2. Jika memungkinkan, gunakan minyak mikrotom atau oli khusus pada
semua bagian pergerakan.
3. Mendokumentasikan setiap perawatan, perbaikan, dan perawatan rutin
lainnya oleh teknisi yang menjamin mikrotom berada dalam kondisi baik
dalam hal konsistensi hasil pemotongan dan keamanan kerja.
4. Menutup mikrotom jika tidak digunakan
B. HOTPLATE
a) Fungsi Hotplate
Untuk mengurangi kadar ethanol serta menjaga suhu preparat. Meja
pemanas/Hotplate, suatu meja yang dapat diberi suhu lebih tinggi dari pada
suhu kamar karena adanya aliran listrik. Berguna untuk penghangatan
perekatan gelas benda atau memanaskan larutan yang disertai dengan
pengadukan.

Gambar 2. Hotplate di
Laboratorium
Sitohistoteknologi
b) Prinsip Kerja Hotplate
Prinsip kerja hotplate
didasarkan pada proses
perubahan energi listrik menjadi energi panas yang terjadi pada alas hotplate
yang merupakan sebuah konduktor. Jadi, energi listrik yang berasal dari listrik
yang mengalir ke hotplate, diubah menjadi energi panas pada alas/lempeng
hotplate. Ini yang menyebabkan hotplate menjadi panas. Kemudia sebagian
besar hotplate dilengkapi dengan magnetic stirrer. Fungsinya adalah untuk
melakukan pengadukan dengan menggunakan stirrer magnet yang dicelup
pada sampel.
c) Komponen-kompenan Hotplate beserta Fungsinya

a b
a. Tombol
ON/OFF
h Untuk

menghidupkan dan mematikan Hotplate


b. Soket cKoneksi
d e f g
Untuk menyambungkan listrik
c. Power LED
Sebagai tanda menyala pada saat Hotplate dinyalakan
d. SET
Untuk menunjukan suhu target yang dipilih
e. Segitiga ke bawah
Untuk mengatur suhu lebih rendah
f. Segitiga ke atas
Untuk mengatur suhu lebih tinggi
g. RUN/STOP
Untuk mengaktifkan/menonaktifkan Hotplate (untuk menjalankan
Hotplate)
h. Layar
Untuk menampilkan suhu yang sedang kita pilih
d) Cara kerja
1. Siapkan sampel yang akan dipanaskan
2. Hubungkan aliran listrik ke Hotplate
3. Nyalakan instrumen dengan menekan tombol on/off dibelakang Hotpalte
4. Tunggu sampai tampilan LED POWER menyala
5. Menekan tombol RUN/STOP untuk melihat suhu yang tersimpan
6. Suhu target yang ditetapkan dilihat pada layar
7. Untuk menganti suhu yang diingkan tekan tombol untuk pengatur suhu.
Atur suhu yang diinginkan
8. Suhu target dapat dilihat dengan menekan tombol SET
9. Kemudian letakkan sampel ke alas hotplate
10. Tunggu hingga proses pemanasan selesai
11. Matikan hotplate dengan menekan tombol RUN/STOP
e) Hasil yang Didapat Setelah Menggunakan Hotplate
Hotplate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pada laboratorium
sitohistoteknologi hotplate biasanya digunakan untuk mengurangi kadar
ethanol pada preparat serta menjaga suhu preparat.
f) Kelebihan dan Kekurangan Hotplate
Kelebihannya adalah pemanasan menggunakan hot plate merambat lebih
lambat ke bahan yang dipanaskan. Hot plate dengan lapisan pemanas berupa
aluminium mampu memanaskan bahan diatasnya dengan cepat. Sedangkan
kekurangan dari hotplate adalah pengontrolan panas yang dihasilkan agak
susah.
g) Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Jangan meletakan bahan plastik atau karet diatas hotplate pada saat
mengoperasikannya
h) Cara Perawatan Hotplate
Agar hotplate dapat dipakai dalam waktu yang lama, maka perlu dilakukan
perawatan. Berikut yang harus dilakukan :
1. Bersihkan hotplate dari debu dan bekas pemanasan sampel baik pada
bagian hotplate maupun pada lempeng pemanas.
2. Usahakan hotplate dihidupkan setiap hari, agar mesin berfungsi
dengan normal.

C. WATERBATH
Waterbath merupakan satu dari beberapa alat yang termasuk dalam alat
laboratorium yang berfungsi untuk menghasilkan suhu air dalam kondisi tertentu
yang konstan selama waktu yang telah ditentukan. Dalam aplikasinya di
laboratorium, water bath biasanya digunakan untuk proses pemanasan dengan
suhu yang relatif rendah 30 ̊C sampai 60 ̊C, menguapkan zat atau larutan dengan
suhu yang tidak terlalu tinggi, untuk inkubasi pada analisis mikrobiologi, untuk
melebur basis, menguapkan ekstrak atau tingtur, dan pemanasan untuk
mempercepat kelarutan. Dalam penggunaannya alat water bath selain digunakan
di laboraturium rumah sakit, alat water bath juga banyak digunakan diberbagai
bidang untuk berbagai tujuan, beberapa industri yang sering menggunakan water
bath adalah laboratorium pendidikan, klinis laboratorium, penelitian laboratorium,
laboratorium teknologi pangan, air limbah laboratorium.
Prinsip dari sebuah alat water bath adalah memanfaatkan umpan balik dari
sensor suhu untuk menjaga kestabilan suhu. Setelah alat water bath dihidupkan,
heaterakan memanaskan air sampai suhu air naik dan sesuai dengan suhu yang
kita pilih, heaterakan berhenti memanaskan air, hanya sesekali heaterakan bekerja
untuk menjaga kestabilan suhu.
Pada prinsipnya alat water bath memiliki dua jenis,yaitu water bath tabung
dan water bath labu/erlenmeyer. Water bath tabung adalah water bath yang
dilengkapi dengan rak tabung reaksi, yang berfungsi untuk menempatkan tabung
reaksi, jumlah tabung reaksi yang mampu ditampung tergantung dari jenis dan
besarnya alat water bath. Water bath labu/erlenmayer merupakan alat water bath
yang dilengkapi dengan tutup bersusun untuk menutup leher labu, penggunan
labu pada water bath biasanya untuk melakukan perkembangbiakan bakteri disisi
lain ada yang mengatakan bahwa Waterbath merupakan suatu alat yang digunakan
untuk kalibrasi suhu termometer. water bath merupakan alat pemanas yang
menggunakan heater kering. Heater ini dikontrol menggunakan sebuah sensor
suhu PT 100. Alat ini berupa wadah berisi air dengan kapasitas tertentu. Alat ini
dilengkapi dengan pemanas (heater) untuk memanaskan air hingga suhu 100C,
sensor suhu untuk mendeteksi suhu air dan pengaduk untuk mengaduk air
sehingga dihasilkan keseragaman suhu air. rinsip dari water bath adalah pada saat
saklar ditekan pada posisi on, maka arus listrik dari sumber akan memberi suplai
listrik pada heater.
Heater yang diberi arus listrik akan memberikan panas pada air sehingga suhu
air dalam bak semakin tinggi. Sensor suhu Pt 100 yang ditempatkan di bak pada
water bath akan mendeteksi suhu air. Pada derajat suhu tertentu sesuai setting
pada pengontrol, sensor Pt 100 akan memberikan input kepada pengontrol.
Berdasarkan input dari PT 100 tersebut maka pengontrol akan membuka
kontaktor relay sehingga arus listrik terputus. Dengan emikian heater tidak
mendapatkan suplai arus dan proses pemanasan akan berhenti. Sensor Pt 100 akan
mendeteksi suhu air dan memberikan input pada pengontrol untuk menutup
kontaktor relay sehingga terjadi pemanas akan menyala dan pemanasan air
kembali terjadi. Demikian seterusnya sehingga suhu air dalam bak konstan sesuai
setting pada pengontrol (Agus, 2019).

Gambar 3.
Waterbath di
Laboratorium
Sitohistoteknologi

a) Fungsi Waterbath
Salah satu fungsi yang kita bisa jumpai di laboratorium sitohistologi
dimana waterbath disini berfungsi pada salah satu tahapan dari prosesing
jaringan. Prosesing jaringan disini merupakan suatu proses atau tahapan
dalam mempersiapkan jaringan yang nantinya akan diamati. Prosesing
jaringan ini merupakan salah satu komponen dari Histoteknik yang dimana
Histoteknik merupakan metode membuat sajian dari spesimen tertentu melalui
suatu rangkaian proses hingga menjadi preparat histologi yang baik dan siap
untuk dianalisis. Spesimen dapat berasal dari manusia dan hewan. Preparat
yang baik dapat digunakan untuk mempelajari peran sel/jaringan dalam
keadaan fisiologis atau patologis, mempelajari perubahan sel/jaringan akibat
suatu perlakuan pada penelitian, dan alat bantu diagnosis penyakit. Preparat
yang baik dapat memberikan hasil yang akurat untuk menjawab pertanyaan
riset. Untuk mencapai tujuan tersebut, preparat harus dapat memberikan
gambaran tentang bentuk, besar, dan susunan sebagaimana sel/jaringan itu
hidup (Maria, 2012)
Alat ini digunakan pada tahapan afiksing / penempelan yang dimana
penempelan dilakukan dengan mengambil beberapa pita paraffin yang telah
terpotong dengan menggunakan skapel, kemudian dimasukkan ke water bath (
40 – 50 derajat celcius ) +/- 2 menit, hal ini bertujuan agar jaringan tidak
berlipat, lalu ditempelkan pada objek glass yang telah diolesi albmin
secukupnya (Maria, 2012).
b) Komponen-kompenan Waterbath beserta Fungsinya
Bagian-bagian water bath :
1. Pengatur suhu berfungsi sebagai tempat untuk kita mengatur suhu yang
ingin kita gunakan pada alat.
2. Pengaman kedudukan tinggi air berfungsi untuk melindungi agar air tidak
melebihi batas
3. Penangas air bisa dilengkapi motor penggerak sehingga dapat
berfungsi sebagai alat pengocok
4. Elemen pemanas dengan listrik berfungsi sebagai penghantar panas pada
waterbath
5. Tangas uap mempunyai satu hingga enam buah lubang untuk menaruh /
meletakkan benda yang akan diuapkan (Anonim, 2018)
c) Reagen yang Digunakan Pada Waterbath
Reagen yang digunakan adalah aquades dan etanol.
1. Aquades adalah air yang dimurnikan dengan cara destilasi, perlakuan
menggunakan pertukaran ion, osmosis baik, atau proses lain sesuai
prosedur. Aquades dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum
dan tidak mengandung zat tambahan lainnya (DepKes RI, 1995). Akuades
digunakan sebagai pelarut. Air dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan
eksipien lain yang rentan terhadap hidroslisis pada suhu tinggi, bereaksi
dengan logam alkali dan oksidasinya seperti kalsium oksida dan
magnesium oksida (DepKes RI, 1979).
2. Etanol digunakan karena tidak menyebabkan pengerasan jaringan dan
membuat jaringan menjadi getas terhadap pemotongan tipis. Alkohol
absolute memiliki kemampuan memperkeras jaringan, sehingga jaringan
tidak boleh terlalu lama di rendam (Suntoro, 1983 ; Hariono, 2009).
d) Cara Kerja Waterbath
Berikut adalah cara kerja dari water bath :
1. Air dimasukkan ke dalam bejana
2. Atur suhu yang dikehendaki dan hidupkan water bath
3. Masukkan benda yang akan dipanaskan ke dalam air ( untuk tangas air )
letakkan benda pada salah satu lubang ( untuk tangas uap ), ingat lubang
lain yang tidak digunakan tetap ditutup.
Berikut adalah cara pengoperasian waterbath:
Pertama steker dihidupkan, lalu atur suhu (temperatur) yang
diinginkan (jika memungkinan). Pengaturan harus dilakukan sesuai dengan
pembacaan thermostat (bila tersedia), atau sesuai dengan suatu sistem
pengawasan suhu
a. Cara Menyalakan Alat
1. Sebelum menghidupkan instrumen, isi penangas air dengan air
secukupnya.
2. Nyalakan instrumen dengan sakelar daya di panel belakang kiri
instrumen.
3. Ketika alat sudah hidup, tampilan LED hijau POWER di panel
selanjutnya akan menyala.
b. Cara Mengatur Temperatur Alat
1. Menekan tombol RUN / STOP di panel depan akan secara
otomatis mengatur alat ke suhu yang terakhir digunakan. Suhu
yang ditampilkan pada layar adalah sesuai dengan suhu yang
saat itu berada pada alat.
2. Untuk menyesuaikan ke suhu yang diinginkan, tahan tombol
pengaturan yang sesuai. Tampilan akan berubah perlahan untuk
8 pergantian angka pertama, lalu lebih cepat setelahnya.
3. Temperatur target dapat dilihat dengan menekan tombol SET.
c. Cara Mematikan Alat
Alat dapat dimatikan dengan cara menekan tombol RUN/STOP
d. Cara Membersihkan Alat
1. Sebelum membersihkan alat, pastikan alat telah tidak aktif dan
telah terputus dari sumber listrik.
2. Semua bahan permukaan tahan terhadap deterjen laboratorium
umum.
3. Instrumen harus dimatikan dan didinginkan untuk dibersihkan.
4. Jangan gunakan pelarut organik (misalnya alkohol atau
xylene).
e. CATATAN KEAMANAN
1. Instrumen ini dirancang hanya untuk penggunaan di dalam
ruangan.
2. Instrumen harus dimatikan dan dicabut dari catu daya selama
semua perbaikan dan pekerjaan pelayanan. Selama operasi,
permukaan instrumen bisa sangat panas
3. Jangan menyimpan zat yang mudah terbakar dan mudah
terbakar di dekat instrumen.
4. Instrumen dapat dioperasikan dengan cairan yang tidak mudah
terbakar (hanya akuades yang diperbolehkan)
5. Operasikan instrumen dalam kondisi terisi saja. Level
pengisian minimal: 1 cm
6. Hindari benturan, cahaya langsung yang terang, dan fluktuasi
suhu yang berlebihan
e) Hasil yang Didapat Setelah Menggunakan Waterbath
Setelah direndam dalam waterbath yang berisi aquades dan etanol, jaringan
dapat mengembang dengan sempurna.
SIMPULAN

Mikrotom berasal dari bahasa Yunani yaitu “mikros” berarti kecil, dan
“temnein” yang berarti untuk memotong. Mikrotom dalah mesin untuk mengiris
spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.
Alat ini dipakai untuk menyayat jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan
slide.
Meja pemanas/Hotplate, suatu meja yang dapat diberi suhu lebih tinggi dari
pada suhu kamar karena adanya aliran listrik. Berguna untuk penghangatan perekatan
gelas benda atau memanaskan larutan yang disertai dengan pengadukan. Untuk
mengurangi kadar ethanol serta menjaga suhu preparat. Prinsip kerja hotplate
didasarkan pada proses perubahan energi listrik menjadi energi panas yang terjadi
pada alas hotplate yang merupakan sebuah konduktor. Jadi, energi listrik yang berasal
dari listrik yang mengalir ke hotplate, diubah menjadi energi panas pada alas/lempeng
hotplate.
Waterbath merupakan satu dari beberapa alat yang termasuk dalam alat
laboratorium yang berfungsi untuk menghasilkan suhu air dalam kondisi tertentu
yang konstan selama waktu yang telah ditentukan. Salah satu fungsi yang kita bisa
jumpai di laboratorium sitohistologi dimana waterbath disini berfungsi pada salah
satu tahapan dari prosesing jaringan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2011. Mikrotom http://agekrw17.wordpress.com/2011/06/10/mikrotom.
Diakses pada tanggal 16 Agustus 2019.
Anonimb. 2011. Mikroteknik. http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 16 Agustus
2019.
Anonym. 2014. “ SOP Menggunakan Water Bath ”. Dikutip dari :
http://teklabkelompok5.blogspot.com/2014/10/sop-menggunakan-water-
bath.html?m=1. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2019 pukul 19.28

Anonim. 2018.INSTRUKSI KERJA ALATLABORATORIUM PENELITIAN. Sumatera


Utara.
http://teknikkimia.usu.ac.id/images/PDF/LABORATORIUM/PENELITI
An/SOP-LAB-PENELITIAN.pdf Diakses pada tanggal 18 Agustus 2019
pada jam 12.54

Anonim. Leica HI1220 Intruction for Use.


https://drp8p5tqcb2p5.cloudfront.net/fileadmin/downloads_lbs/Leica
%20HI1220/User%20Manuals/Leica_HI1220_IFU_3v4I_en.pdf.
Diakses pada tanggal 17 Agustus 2019 pukul 15.02

Anonim. Laboratorium Histologi. https://lp2t.kkp.go.id/fasilitas/9/www.bps.go.id.


Diakses pada tanggal 14 Agustus 2019 pukul 19.26

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Erick Khristian, Dewi Inderati, 2017, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis :
Sitihistoteknologi, Kementrian Kesehatan Indonesia
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/Sitohistoteknologi-SC.pdf Diakses pada
tanggal 19 Agustus 2019 pukul 14.48

Hariono, B. 2009. Mikroskop Elektron Pengenalan dan Teknik Preparasi. Yogyakarta:


Kanisisus.
Kristian, Erick.2017.SITOHISTOLOGY. Diakses dari
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/Sitohistoteknologi-SC.pdf pada tanggal 18
Agustus 2019 jam 12.15

Kurniawa, Wahyu. 2010. Pengenalan Alat. https://www.scribd.com/doc/32532341/1-


Pengenalan-alat. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2019 pukul 19.33

Lestari, Maria. 2012. Laporan Praktikum 1 Histoteknik. Diakses dari https://s3-us-


west-2.amazonaws.com/oww-files-
public/d/d1/Laporan_Praktikum_Histoteknik_Oleh_Maria_Lestari_Situ
meang.pdf pada tanggal 18 Agustus 2019 jam 10.26

Prihartono, Agus. 2019. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM OTOMATIS


WATER BATH UNTUK KALIBRASI SUHU. Diakses dari
http://www.ppi.kim.lipi.go.id/download/prosiding/2018/13.%20Peranca
ngan%20dan%20Pembuatan%20Sistem%20Otomatis%20Water
%20Bath%20Untuk%20Kalibrasi%20Suhu.pdf Pada tanggal 17 Agustus
2019 jam 20.29

Priyanti dan Puji. 2007. Penuntun Praktikum Strpuktur dan Perkembangan


Tumbuhan (Morfologi dan Anatomi Tumbuhan). Laboratorium Terpadu.
UIN Jakarta. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2019.
Santoso, A.M, M. Abdul. 2015. JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN.
7(01): 154
Suntoro, H. 1983. Metode Pewarnaan : Histologi dan Histokimia. Bagian Anatomi
dan Mikroteknik Hewan. Fakultas Biologi UGM. Jakarta: Bhiratara
Karya Aksara.
Surahman, Arif. 2016. Hotplate, pemanas dalam laboratorium kimia.
http://www.kimiapost.net/2016/11/hotplate-pemanas-dalam-
laboratorium.html. Diakses pada tanggal 19 Agustus 2019 pukul 14.48

Anda mungkin juga menyukai