Oleh :
1. Ni Made Sri Sulistya Dewi (P07134018047)
2. I Nyoman Astra Suwarriana (P07134018048)
3. Ni Luh Violita Merta Ayu(P07134018049)
4. Ni Komang Kasuma Dewi (P07134018050)
5. Ida Ayu Putu Intan Hrysikesa (P07134018051)
6. Dina SuryadinNingsih (P07134018052)
7. I Wayan Doni (P07134018053)
8. Ni Luh Putu Yunita Andarini (P07134018054)
9. Ni Made Nia Puspayanti (P07134018055)
10. Ni Made Putri Sumyarini (P07134018056)
a) Fungsi Mikrotom
Mikrotom adalah Instrumen Ilmiah yang memutus iris tipis sesuatu untuk
pemeriksaan mikroskopis. Alat untuk membuat bagian yang sangat tipis
untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat gerak yang dipakai untuk memutus
spesimen biologi menjadi bagian tipis transparan untuk pemeriksaan
mikroskopis. Mikrotom memakai baja, kaca atau berlian pisau tergantung
pada spesimen yang sedang dipotong dan ketebalan yang dimohon dari bagian
yang ditebang.
Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian
yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom memakai
pisau baja dan dipakai untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau
tumbuhan dalam histologi. Alat ini dipakai untuk menyayat jaringan sebelum
ditempelkan ke atas permukaan slide.
b) Komponen-komponen Mikrotom beserta Fungsinya
Secara umum, mikrotom mempunyai bagian-bagian yang penting, yaitu
1. Skala pengatur ketebalan sayatan, biasanya terdapat di bagian kanan atas
badan mikrotom. Skala ini dapat digeser ke kiri dan kekanan sesuai
dengan ketebalan sayatan yang diinginkan.
2. Pisau mikrotom, merupakan komponen yang bisa menentukan kualitas
sayatan
3. Pegangan blok jaringan, merupakan komponen yang menghubungkan
mikrotom dengan blok jaringan yang hendak disayat.
4. Pengatur jarak, berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata
pisau.
5. Pisau mengatur batang untuk mencondongkan sudut.
6. Sliding pegangan pisau
7. Pemegang untuk mengatur knob
8. Pemegang pengucian barang
9. Knife memperbaiki tombol
10. Parafin blok knob tranversal regulating
11. Pengunci blok parafin batang tetap
12. Sekrup blok paraffin
13. Parafin blok tombol vertikal regulating
14. Roda pemutar
15. Sectioning knop ketebalan mengatur
16. Tangan roda mengunci batang
c) Cara Kerja Mikrotom
Pemotongan (mounting) yaitu babak pemotongan blok preparat dengan
menggunakan mikrotom. Sebelum memperagakan pemotongan serangkaian
persiapan yang harus dilakukan adalah :
1. Persiapan pisau mikrotom Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai
agar jaringan dapat dipotong dengan patut dan tidak koyak sehingga
didapatkan jaringan yang patut. Pisau mikrotom kemudian diletakan pada
tempatnya di mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok parafin pada
holder dengan menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan tempat duduk
blok parafin beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.
2. Persiapan Kaca Objek Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus
telah dicoated (disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur),
gelatin atau tespa
3. Persiapan Waterbath atau wadah ada pokoknya air hangat dengan
temperatur 37-400C
4. Persiapan sengkelit atau kuas.
Gambar 2. Hotplate di
Laboratorium
Sitohistoteknologi
b) Prinsip Kerja Hotplate
Prinsip kerja hotplate
didasarkan pada proses
perubahan energi listrik menjadi energi panas yang terjadi pada alas hotplate
yang merupakan sebuah konduktor. Jadi, energi listrik yang berasal dari listrik
yang mengalir ke hotplate, diubah menjadi energi panas pada alas/lempeng
hotplate. Ini yang menyebabkan hotplate menjadi panas. Kemudia sebagian
besar hotplate dilengkapi dengan magnetic stirrer. Fungsinya adalah untuk
melakukan pengadukan dengan menggunakan stirrer magnet yang dicelup
pada sampel.
c) Komponen-kompenan Hotplate beserta Fungsinya
a b
a. Tombol
ON/OFF
h Untuk
C. WATERBATH
Waterbath merupakan satu dari beberapa alat yang termasuk dalam alat
laboratorium yang berfungsi untuk menghasilkan suhu air dalam kondisi tertentu
yang konstan selama waktu yang telah ditentukan. Dalam aplikasinya di
laboratorium, water bath biasanya digunakan untuk proses pemanasan dengan
suhu yang relatif rendah 30 ̊C sampai 60 ̊C, menguapkan zat atau larutan dengan
suhu yang tidak terlalu tinggi, untuk inkubasi pada analisis mikrobiologi, untuk
melebur basis, menguapkan ekstrak atau tingtur, dan pemanasan untuk
mempercepat kelarutan. Dalam penggunaannya alat water bath selain digunakan
di laboraturium rumah sakit, alat water bath juga banyak digunakan diberbagai
bidang untuk berbagai tujuan, beberapa industri yang sering menggunakan water
bath adalah laboratorium pendidikan, klinis laboratorium, penelitian laboratorium,
laboratorium teknologi pangan, air limbah laboratorium.
Prinsip dari sebuah alat water bath adalah memanfaatkan umpan balik dari
sensor suhu untuk menjaga kestabilan suhu. Setelah alat water bath dihidupkan,
heaterakan memanaskan air sampai suhu air naik dan sesuai dengan suhu yang
kita pilih, heaterakan berhenti memanaskan air, hanya sesekali heaterakan bekerja
untuk menjaga kestabilan suhu.
Pada prinsipnya alat water bath memiliki dua jenis,yaitu water bath tabung
dan water bath labu/erlenmeyer. Water bath tabung adalah water bath yang
dilengkapi dengan rak tabung reaksi, yang berfungsi untuk menempatkan tabung
reaksi, jumlah tabung reaksi yang mampu ditampung tergantung dari jenis dan
besarnya alat water bath. Water bath labu/erlenmayer merupakan alat water bath
yang dilengkapi dengan tutup bersusun untuk menutup leher labu, penggunan
labu pada water bath biasanya untuk melakukan perkembangbiakan bakteri disisi
lain ada yang mengatakan bahwa Waterbath merupakan suatu alat yang digunakan
untuk kalibrasi suhu termometer. water bath merupakan alat pemanas yang
menggunakan heater kering. Heater ini dikontrol menggunakan sebuah sensor
suhu PT 100. Alat ini berupa wadah berisi air dengan kapasitas tertentu. Alat ini
dilengkapi dengan pemanas (heater) untuk memanaskan air hingga suhu 100C,
sensor suhu untuk mendeteksi suhu air dan pengaduk untuk mengaduk air
sehingga dihasilkan keseragaman suhu air. rinsip dari water bath adalah pada saat
saklar ditekan pada posisi on, maka arus listrik dari sumber akan memberi suplai
listrik pada heater.
Heater yang diberi arus listrik akan memberikan panas pada air sehingga suhu
air dalam bak semakin tinggi. Sensor suhu Pt 100 yang ditempatkan di bak pada
water bath akan mendeteksi suhu air. Pada derajat suhu tertentu sesuai setting
pada pengontrol, sensor Pt 100 akan memberikan input kepada pengontrol.
Berdasarkan input dari PT 100 tersebut maka pengontrol akan membuka
kontaktor relay sehingga arus listrik terputus. Dengan emikian heater tidak
mendapatkan suplai arus dan proses pemanasan akan berhenti. Sensor Pt 100 akan
mendeteksi suhu air dan memberikan input pada pengontrol untuk menutup
kontaktor relay sehingga terjadi pemanas akan menyala dan pemanasan air
kembali terjadi. Demikian seterusnya sehingga suhu air dalam bak konstan sesuai
setting pada pengontrol (Agus, 2019).
Gambar 3.
Waterbath di
Laboratorium
Sitohistoteknologi
a) Fungsi Waterbath
Salah satu fungsi yang kita bisa jumpai di laboratorium sitohistologi
dimana waterbath disini berfungsi pada salah satu tahapan dari prosesing
jaringan. Prosesing jaringan disini merupakan suatu proses atau tahapan
dalam mempersiapkan jaringan yang nantinya akan diamati. Prosesing
jaringan ini merupakan salah satu komponen dari Histoteknik yang dimana
Histoteknik merupakan metode membuat sajian dari spesimen tertentu melalui
suatu rangkaian proses hingga menjadi preparat histologi yang baik dan siap
untuk dianalisis. Spesimen dapat berasal dari manusia dan hewan. Preparat
yang baik dapat digunakan untuk mempelajari peran sel/jaringan dalam
keadaan fisiologis atau patologis, mempelajari perubahan sel/jaringan akibat
suatu perlakuan pada penelitian, dan alat bantu diagnosis penyakit. Preparat
yang baik dapat memberikan hasil yang akurat untuk menjawab pertanyaan
riset. Untuk mencapai tujuan tersebut, preparat harus dapat memberikan
gambaran tentang bentuk, besar, dan susunan sebagaimana sel/jaringan itu
hidup (Maria, 2012)
Alat ini digunakan pada tahapan afiksing / penempelan yang dimana
penempelan dilakukan dengan mengambil beberapa pita paraffin yang telah
terpotong dengan menggunakan skapel, kemudian dimasukkan ke water bath (
40 – 50 derajat celcius ) +/- 2 menit, hal ini bertujuan agar jaringan tidak
berlipat, lalu ditempelkan pada objek glass yang telah diolesi albmin
secukupnya (Maria, 2012).
b) Komponen-kompenan Waterbath beserta Fungsinya
Bagian-bagian water bath :
1. Pengatur suhu berfungsi sebagai tempat untuk kita mengatur suhu yang
ingin kita gunakan pada alat.
2. Pengaman kedudukan tinggi air berfungsi untuk melindungi agar air tidak
melebihi batas
3. Penangas air bisa dilengkapi motor penggerak sehingga dapat
berfungsi sebagai alat pengocok
4. Elemen pemanas dengan listrik berfungsi sebagai penghantar panas pada
waterbath
5. Tangas uap mempunyai satu hingga enam buah lubang untuk menaruh /
meletakkan benda yang akan diuapkan (Anonim, 2018)
c) Reagen yang Digunakan Pada Waterbath
Reagen yang digunakan adalah aquades dan etanol.
1. Aquades adalah air yang dimurnikan dengan cara destilasi, perlakuan
menggunakan pertukaran ion, osmosis baik, atau proses lain sesuai
prosedur. Aquades dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum
dan tidak mengandung zat tambahan lainnya (DepKes RI, 1995). Akuades
digunakan sebagai pelarut. Air dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan
eksipien lain yang rentan terhadap hidroslisis pada suhu tinggi, bereaksi
dengan logam alkali dan oksidasinya seperti kalsium oksida dan
magnesium oksida (DepKes RI, 1979).
2. Etanol digunakan karena tidak menyebabkan pengerasan jaringan dan
membuat jaringan menjadi getas terhadap pemotongan tipis. Alkohol
absolute memiliki kemampuan memperkeras jaringan, sehingga jaringan
tidak boleh terlalu lama di rendam (Suntoro, 1983 ; Hariono, 2009).
d) Cara Kerja Waterbath
Berikut adalah cara kerja dari water bath :
1. Air dimasukkan ke dalam bejana
2. Atur suhu yang dikehendaki dan hidupkan water bath
3. Masukkan benda yang akan dipanaskan ke dalam air ( untuk tangas air )
letakkan benda pada salah satu lubang ( untuk tangas uap ), ingat lubang
lain yang tidak digunakan tetap ditutup.
Berikut adalah cara pengoperasian waterbath:
Pertama steker dihidupkan, lalu atur suhu (temperatur) yang
diinginkan (jika memungkinan). Pengaturan harus dilakukan sesuai dengan
pembacaan thermostat (bila tersedia), atau sesuai dengan suatu sistem
pengawasan suhu
a. Cara Menyalakan Alat
1. Sebelum menghidupkan instrumen, isi penangas air dengan air
secukupnya.
2. Nyalakan instrumen dengan sakelar daya di panel belakang kiri
instrumen.
3. Ketika alat sudah hidup, tampilan LED hijau POWER di panel
selanjutnya akan menyala.
b. Cara Mengatur Temperatur Alat
1. Menekan tombol RUN / STOP di panel depan akan secara
otomatis mengatur alat ke suhu yang terakhir digunakan. Suhu
yang ditampilkan pada layar adalah sesuai dengan suhu yang
saat itu berada pada alat.
2. Untuk menyesuaikan ke suhu yang diinginkan, tahan tombol
pengaturan yang sesuai. Tampilan akan berubah perlahan untuk
8 pergantian angka pertama, lalu lebih cepat setelahnya.
3. Temperatur target dapat dilihat dengan menekan tombol SET.
c. Cara Mematikan Alat
Alat dapat dimatikan dengan cara menekan tombol RUN/STOP
d. Cara Membersihkan Alat
1. Sebelum membersihkan alat, pastikan alat telah tidak aktif dan
telah terputus dari sumber listrik.
2. Semua bahan permukaan tahan terhadap deterjen laboratorium
umum.
3. Instrumen harus dimatikan dan didinginkan untuk dibersihkan.
4. Jangan gunakan pelarut organik (misalnya alkohol atau
xylene).
e. CATATAN KEAMANAN
1. Instrumen ini dirancang hanya untuk penggunaan di dalam
ruangan.
2. Instrumen harus dimatikan dan dicabut dari catu daya selama
semua perbaikan dan pekerjaan pelayanan. Selama operasi,
permukaan instrumen bisa sangat panas
3. Jangan menyimpan zat yang mudah terbakar dan mudah
terbakar di dekat instrumen.
4. Instrumen dapat dioperasikan dengan cairan yang tidak mudah
terbakar (hanya akuades yang diperbolehkan)
5. Operasikan instrumen dalam kondisi terisi saja. Level
pengisian minimal: 1 cm
6. Hindari benturan, cahaya langsung yang terang, dan fluktuasi
suhu yang berlebihan
e) Hasil yang Didapat Setelah Menggunakan Waterbath
Setelah direndam dalam waterbath yang berisi aquades dan etanol, jaringan
dapat mengembang dengan sempurna.
SIMPULAN
Mikrotom berasal dari bahasa Yunani yaitu “mikros” berarti kecil, dan
“temnein” yang berarti untuk memotong. Mikrotom dalah mesin untuk mengiris
spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.
Alat ini dipakai untuk menyayat jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan
slide.
Meja pemanas/Hotplate, suatu meja yang dapat diberi suhu lebih tinggi dari
pada suhu kamar karena adanya aliran listrik. Berguna untuk penghangatan perekatan
gelas benda atau memanaskan larutan yang disertai dengan pengadukan. Untuk
mengurangi kadar ethanol serta menjaga suhu preparat. Prinsip kerja hotplate
didasarkan pada proses perubahan energi listrik menjadi energi panas yang terjadi
pada alas hotplate yang merupakan sebuah konduktor. Jadi, energi listrik yang berasal
dari listrik yang mengalir ke hotplate, diubah menjadi energi panas pada alas/lempeng
hotplate.
Waterbath merupakan satu dari beberapa alat yang termasuk dalam alat
laboratorium yang berfungsi untuk menghasilkan suhu air dalam kondisi tertentu
yang konstan selama waktu yang telah ditentukan. Salah satu fungsi yang kita bisa
jumpai di laboratorium sitohistologi dimana waterbath disini berfungsi pada salah
satu tahapan dari prosesing jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2011. Mikrotom http://agekrw17.wordpress.com/2011/06/10/mikrotom.
Diakses pada tanggal 16 Agustus 2019.
Anonimb. 2011. Mikroteknik. http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 16 Agustus
2019.
Anonym. 2014. “ SOP Menggunakan Water Bath ”. Dikutip dari :
http://teklabkelompok5.blogspot.com/2014/10/sop-menggunakan-water-
bath.html?m=1. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2019 pukul 19.28
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Erick Khristian, Dewi Inderati, 2017, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis :
Sitihistoteknologi, Kementrian Kesehatan Indonesia
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/Sitohistoteknologi-SC.pdf Diakses pada
tanggal 19 Agustus 2019 pukul 14.48