1
Bakteri Mycobacterium leprae
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkay rahmat dan
hidayah-Nya kami telah mampu menyelesaikan makalah berjudul Bakteri
Mycobacterium leprae. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Mikrobiologi II.
Penulis
2
Bakteri Mycobacterium leprae
DAFTAR ISI
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A................................................................................................................La
tar Belakang Masalah................................................................................1
B.................................................................................................................Ru
musan Masalah..........................................................................................2
C.................................................................................................................Tu
juan Makalah.............................................................................................3
D................................................................................................................Ke
gunaan Makalah.........................................................................................3
A................................................................................................................Ti
njauan Pustaka...........................................................................................4
1...........................................................................................................Pe
ngertian dan sejarah Mycobacterium leprae........................................4
2...........................................................................................................Ep
idemiologi............................................................................................5
3...........................................................................................................Eti
ologi.....................................................................................................6
3.1................................................................................................M
orfologi........................................................................................6
3.2................................................................................................K
oloni dan Sifat Pertumbuhan.......................................................7
4...........................................................................................................M
acam-macam Penyakit kusta atau lepra...............................................8
B.................................................................................................................Pe
mbahasan...................................................................................................9
1..........................................................................................................St
udy kasus Mycobacterium leprae.......................................................9
3
Bakteri Mycobacterium leprae
2..........................................................................................................Pa
tologi klinis Mycobacterium leprae....................................................10
3..........................................................................................................Pe
meriksaan laboratorium Mycobacterium leprae.................................12
4..........................................................................................................Ge
jala Klinis............................................................................................13
5..........................................................................................................Pe
ngobatan dan Pencegahan...................................................................15
Kesimpulan............................................................................................................18
Saran......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Kusta merupakan penyakit tertua yang sampai sekarang masih ada. Kusta
berasaldari bahasa India kustha, dikenal sejak 1400 tahun sebelum
masehi.Kusta merupakanpenyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat
karena dapat menyebabkan ulserasi, mutilasidan deformitas. Penderita
kusta tidak hanya menderita akibat penyakitnya saja tetapi juga karena
dikucilkan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu, penulis akan membahas
penyakitkusta lebih mendalam dalam makalah ini.
Jumlah kusta diseluruh dunia selama 12 tahun terakhir ini telah menurun
85 % disebagian besar negara atau wilayah endemis. Kasus yang terdaftar
pada tahun 1997 kuranglebih890.000 penderita.Walaupun penyakit ini
masih problem kesehatan masyarakat di 55negara atau wilayah, 91 % dari
jumalah kasus berada di 16 negara, dan 82 %nya di limanegara yaitu
Brazil, India, Indonesia, Myanmar, dan Nigeria. Di indonesia, jumlah
kasuskusta yang tercatat pada akhir Maret 1997 adalah 31.699 orang,
distribusi juga tidak merata,yang tertinggi antara lain di Jawa Timur, Jawa
Barat dan Sulawesi Selatan. Prevalensi diIndonesia per 10.000 penduduk
adalah 1,57.
4
Bakteri Mycobacterium leprae
Penyakit lepra atau kusta disebabkan oleh adanya infeksi kronis, bersifat
menular dan menyebabkan cacat, terutama pada hidung, jari-jari tangan
dan kaki serta kulit. Penyebab penyakit ini adalah Mycobacterium
leprae.
Ada tiga bentuk M. leprae yaitu :
a. Bentuk Tuberkuloid (T).
Bentuk ini bersifat tidak menular dan agak mudah disembuhkan.
Pasien tetap penyakit ini memiliki daya tahan Imunologi yang kuat.
b. Bentuk Lepromatosus (L)
Bentuk ini bersifat sangat menular, sukar disembuhkan dan lama.
Penularan bentuk Lepromatosus disebabkan kontak yang erat dan lama
dan system pertahanan tubuh dari pasien sudah tidak aktif lagi.
c. Bentuk T.L (Kombinasi bentuk tuberkoloid dan Lepromatosus).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian Mycobacterium leprae dan bagaimana sejarah
ditemukannya Mycobacterium leprae?
2. Bagaimana Epidemiologi Mycobacterium leprae?
3. Bagaimana Etiologi Mycobacterium leprae?
4. Bagaimana cirri-ciri Penyakit kusta atau lepra?
5. Bagaimana kasus yang pernah terjadi di masyarakat yang
disebabkan Mycobacterium leprae?
6. Bagaimana Patologi klinis Mycobacterium leprae yang terjadi?
7. Bagaimana pemeriksaan laboratorium Mycobacterium leprae yang
terjadi?
8. Bagaimana gejala klinis penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae?
9. Bagaimana cara pengobatannya?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun untuk
mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Pengertian dan sejarah Mycobacterium leprae ;
2. Epidemiologi;
3. Etiologi;
4. Ciri-ciri Penyakit kusta atau lepra;
5
Bakteri Mycobacterium leprae
D. Kegunaan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian dan Sejarah
Lepra (penyakit Hansen) adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh
adanya kerusakan saraf perifer (saraf diluar otak dan medulla spinalis), kulit,
selaput lendir hidung, buah zakar (testis) dan mata.
6
Bakteri Mycobacterium leprae
Mycobacterium leprae adalah penyebab dari kusta. Sebuah bakteri yang tahan
asam M. leprae juga merupakan bakteri aerobik, gram positif, berbentuk
batang, dan dikelilimgi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari
spesies Mycobacterium sp., M. leprae belum dapat dikultur pada
laboratorium.
Konon, kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh
peradaban Tiongkok kuna, Mesir kuna, dan India. Pada 1995, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat dua hingga tiga juta jiwa
yang cacat permanen karena kusta. Walaupun pengisolasian atau pemisahan
penderita dengan masyarakat dirasakan kurang perlu dan tidak etis, beberapa
kelompok penderita masih dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, seperti
India dan Vietnam.
2. Epidemiologi
Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan menderita kusta.
India adalah negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil dan
Myanmar.
3. Etiologi
7
Bakteri Mycobacterium leprae
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Subordo : Corynebacterneae
Genus : Mycobacterium
Spesies : M.leprae
3.1. Morfologi
8
Bakteri Mycobacterium leprae
kromosom bakteri dan tubuh bakteri itu sendiri ketika menginvasi sel
tubuh manusia. Kurang dari 5 persen orang yang terinfeksi M. Leprae
terkena penyakit kusta. Hal ini disebabkan oleh factor imun respon pada
masing-masing individu.
9
Bakteri Mycobacterium leprae
4. Macam-macam Penyakit
Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit,
saraf, dan membran mukosa. Pasien dengan penyakit ini dapat dikelompokkan
lagi menjadi kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa
(penyakit Hansen multibasiler), atau kusta multibasiler (borderline leprosy).
Kusta multibasiler, dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang
sering ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid
namun jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan; bagian yang besar dapat
mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan
kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta
lepromatosa atau kusta tuberkuloid.
Kusta tuberkuloid ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit
dan bagian yang tidak berasa (anestetik).
Kusta lepormatosa dihubungkan dengan lesi, nodul, plak kulit simetris, dermis
kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang
menyebabkan penyumbatan hidung (kongesti nasal) dan epistaksis (hidung
berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.
Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini tidak
menyebabkan pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian yang lama oleh
Paul Brand, disebutkan bahwa ketidakberdayaan merasakan rangsang pada
anggota gerak sering menyebabkan luka atau lesi. Kini, kusta juga dapat
menyebabkan masalah pada penderita AIDS.
B. PEMBAHASAN
1. Study Kasus Mycobacterium leprae
10
Bakteri Mycobacterium leprae
Di Indonesia, kusta atau lepra merupakan salah satu penyakit yang tak
lekang dimakan zaman. Penyakit satu ini tetap bercokol dan mengubah
kehidupan orang yang pernah dihinggapinya. Salah satunya Adi Yosep
(31). Kusta tak asing lagi bagi Adi dan keluarganya.
Awalnya, ibu dari Adipengidap kusta cukup parahdiserang mulai dari
gangguan di kulit muka berupa benjolan-benjolan hingga kuman
menyerang saraf tangan sang ibu. Beberapa tahun kemudian, sekitar tahun
1997, giliran Adi terkena. Muncul bercak putih tanpa rasa sakit di
tangannya. Tanda itu sudah ada sejak SMP, tetapi empat tahun kemudian
baru diperiksakan karena melebar, katanya.
Setelah didiagnosis kusta, Adi menjalani pengobatan gratis di sebuah
puskesmas di Kota Kudus selama setahun dan sembuh total. Sekalipun
tanda-tanda kusta sebagian menghilang, tetapi stigma sebagai pengidap
kusta masih terekam. Tidak banyak masyarakat tahu tentang penyakit
kusta. Yang ada di masyarakat adalah gambaran keliru tentang sakit kusta
sebagai kutukan, guna-guna, sangat menular, dan tidak tersembuhkan.
Dulu, tetangga saya tidak berani bertamu. Kalau ada perlu, mereka
berbicara lewat jendela, ujar pendiri Perhimpunan Mandiri Kusta itu.
Penyakit kusta dapat rnenunjukkan gejala yang mirip dengan banyak
penyakit lain. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk mendiagnosis
penyakit kusta secara tepat dan membedakannya dengan penyakit yang
lain agar tidak membuat kesalahan yang merugikan pasien.
Diagnosis penyakit kusta didasarkan pada penemuan (tanda kardinal atau
tanda utama) yaitu :
1. Bercak Kulit yang mati rasa
2. Penebalan saraf tepi dapat disertai rasa nyeri dan dapat juga
disertai atau tanpa gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu :
a. gangguan fungsi sensoris (mati rasa)
b. gangguan fungsi motoris : paresis atau paralisis
c. gangguan fungsi otonorn: kulit kering: retak, edema,
pertumbuhsn rambut yang terganggu
3. Ditemukan bakteri tahan asam
11
Bakteri Mycobacterium leprae
12
Bakteri Mycobacterium leprae
endemik. Secara umum, telah disetujui, bahwa masa inkubasi rata-rata dari
kusta adalah 3-5 tahun.
13
Bakteri Mycobacterium leprae
saraf yang lebih nyata, tidak ada hasil atau hanya sedikit non-solid. Bagi
lepromatosa terdapat kelim sunyi subepidermal (subepidermal clear zone)
ialah suatu daerah langsung di bawah epidermis yang jaringannya tidak
patologik, ada sel vircho dengan banyak hasil.
4. Gejala klinis
14
Bakteri Mycobacterium leprae
Tidak perlu dilakukan isolasi. Lepra hanya menular jika terdapat dalam
bentuk lepromatosa yang tidak diobati dan itupun tidak mudah ditularkan
kepada orang lain.
Selain itu, sebagian besar secara alami memiliki kekebalan terhadap lepra
dan hanya orang yang tinggal serumah dalam jangka waktu yang lama
yang memiliki resiko tertular.
Dokter dan perawat yang mengobati penderita lepra tampaknya tidak
memiliki resiko tertular.
Obat anti kusta yang banyak dipakai saat ini adalah DOS (Diamino Difenil
Sulfom ) lalu Klofazimin dan Rifampisin,DDS mulai dipakai sejak 1948
dan pada tahun 1952 di Indonesia, jadi sudah lebih dari 30 tahun
pemakaian, klofazimin dipakai sejak 1962 oleh Brown dan Hogerzeil dan
rifampisin sejak tahun 1970.
15
Bakteri Mycobacterium leprae
Hanya terjadi pada kusta Multibasilar, tetapi tidak pada Pausibasilat , oleh
karena S.I.S penderita tinggi dan pengobatannya relative singkat.
Resistensi primer, bila orang ditulari oleh M.Lepra yang telah
resistensi,yang manifestasinya dapat dalam segala tipe (TT, BT, BB, BL,
LL) bergantung pada S.I.S penderita derajat resistensi yang rendah masih
dapat diobati dengan dosis DDS yang lebih tinggi, sedang pada derajat
resistensi yang tinggi DDS tidak dapat dipakai lagi, adanya M.D.T ini
adalah sebagai usaha untuk :
16
Bakteri Mycobacterium leprae
17
Bakteri Mycobacterium leprae
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan diatas dapat disimpulkan bahwa :
18
Bakteri Mycobacterium leprae
19
Bakteri Mycobacterium leprae
B. Saran
Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai
berikut :
1. Orang yang sehat tidak melakukan kontak langsung dengan
penderita kusta atau lepra, yaitu bersentuhan kulit dengan penderita
agar tidak tertular penyakit dari penderita lepra.
2. Jika memang sudah tertular atau terjangkit bisa melakukan
pemeriksaan ke Rumah Sakit dan melakukan pengobatan sesuai
anjuran atau dosis yang telah ditentukan oleh Dokter.
3. Agar setiap orang menjaga kesehatan dengan membersihkan badan
dan lingkungan, juga disertai berolahraga secara teratur agar system
imun dalam tubuh lebih kuat dan makan makanan yang bergizi
seimbang.
20
Bakteri Mycobacterium leprae
DAFTAR PUSTAKA
http://indonesiaindonesia.com/f/11391-lepra/
http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/14/kusta-lepra-atau-penyakit-
morbus-hansen/
http://ruswantoadipradana.blogspot.com/2010/08/tinggi-jumlah-kasus-penyakit-kusta-
di.html
http://sudarjanto.multiply.com/journal/item/11608/Penyakit_Zaman_Doeloe_yang_Bel
um_Hilang
http://www.sith.itb.ac.id/profile1/pdf/bisel/Kusta1.pdf
id.wikipedia.org/wiki/Mycobacterium_leprae
21