Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS LIPID PADA KELAPA

(Cocos nucifera L)

Diusulkan Oleh:

Rosmayanti ;16416248201067;2016
Rodiah Empon ; 16416248201049;2016
Ajeng Selistyawati; 16416248201094;2016

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG


KARAWANG
2019

i 1
DAFTAR ISI
Halaman
COVER JUDUL .............................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taksonomi dan Morfologi kelapa ...................................................... 3
2.2. Kandungan Kelapa
2.3. Manfaat Kandungan Gizi Kelapa Muda………………………… 4
BAB 3 METODE ANALISIS
3.1. Alat dan Bahan .................................................................................... 12
3.2. Metode Penelitian ............................................................................... 12
3.3. Prosedur Kerja ................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

2
BAB I
PENDAHULUAN
ii
1.1 Latar belakang
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak
larut di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut
nonpolar seperti kloroform atau eter. Jenis lipida yang paling banyak
digunakan adalah lemak atau triasilgliserol yang merupakan bahan bakar utama
bagi semua organisme (Lehninger, 1982).

Lipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan yang
penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein,
dimana 1 gram lipid dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan untuk karbohidrat
dan protein masing-masing hanya 4 kkal/gram (Winarno,1989).

Buah kelapa merupakan bagian paling penting dari tanaman kelapa


karena mempunyai nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. Buah kelapa
merupakan buah yang biasa menjadi bahan baku minyak disebut kopra.
Dimana kandungan minyaknya berkisar antara 60 – 65 %. Sedang daging buah
segar muda) kandungan minyaknya sekitar 43 %. Minyak kelapa terdiri dari
gliserida, yaitu senyawa antara gliserin dengan asam lemak. Kandungan asam
lemak dari minyak kelapa adalah asam lemak jenuh yang diperkirakan 91 %
terdiri dari Caproic, Caprylic, Capric, Lauric, Myristic, Palmatic, Stearic, dan
Arachidic, dan asam lemak tak jenuh sekitar 9 % yang terdiri dari Oleic dan
Linoleic. (Warisno,2003)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengidentifikasi lipid dalam kelapa secara kualitatif?
2. Metode apakah yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kandungan karbohidrat pada kelapa?

1 3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara identifikasi karbohidrat pada kelapa secara kualitatif
2. Mengetahui metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kandungan karbohidrat pada kelapa.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini ialah mengetahui bagaimana cara
mengidentifikasi lipid dalam sampel kelapa (Cocos nucifera L) ) dan
mengetahui metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi
kandungan lipid dalam kelapa secara kualitatif.

42
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi dan Morfologi Kelapa (Cocos nucifera L)


Kelapa (Cocos nucifera L) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos
dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Arecaceae merupakan sekelompok
tumbuhan berbunga yang banyak anggotanya memiliki nilai penting dalam
kehidupan manusia.. Demikian pula enau dan pinang. Pemanfaatannya
mencakup hampir semua bagian tumbuhan, namun terutama adalah buahnya.
Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga
dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir.
Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.

Klasifikasi tanaman kelapa


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales

35
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies: Cooco nucifera L.

Kelapa memiliki tanaman yang tinggi dapat mencapaikurang lebih 11 meter


memiliki daun yang dapat dimanfaatkan sebagaipembungkus makanan khas
dan jarinya sebagai bahan sapu lidi serabut dan batang juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan papan.

2.2 Kandungan kelapa


Kandungan Gizi Buah Kelapa Muda per 100 gr:

Energi 36,04 kcal

Protein 0,53gr

Lemak 0,48 gr

Karbohidrat 7,42 gr

Vit.C 2,12 mg 2,12 mg

Kalsium 3,71 mg 3,71 mg

Zat Besi 0,53 mg 0,53 mg

Air 44,15 gr 44,15 gr


Mineral 0,42 gr 0,42 gr

2.3 Manfaat Kandungan Gizi Buah Kelapa Muda

Disini saya bedakan manfaat yang ada pada buah kelapa muda antara air dan
dagingnya berikut aneka manfaat buah kelapa muda ini pada kesehatan tubuh
manusia:

1. Manfaat Daging Buah Kelapa Yang terkandung dalam daging buah


Kelapa Muda ini sekitar 90% merupakan asam lemak jenuh dan 105
asam lemak tak jenuh. Meskipun mengandung asam lemak jenuh,

46
namun minyak Kelapa memiliki rantai karbon sedang sehingga mudah
dicerna oleh tubuh.

Asam lemak rantai sedang lebih baik dibandingkan asam lemak rantai
panjang karena bisa langsung dicerna dalam usus tanpa adanya proses
hidrolisis dan enzimatis.

Sedangkan minyak yang memiliki rantai karbon yang panjang harus


melalui beberapa tahapan dulu untuk diproses di dalam pencernaan
manusia sebelum akhirnya dapat diserap dinding usus lewat beberapa
proses yang panjang.

Asam lemak rantai sedang juga tidak diubah menjadi lemak atau
kolesterol serta tidak memengaruhi kolesterol darah. Dan yang terkait
dengan manfaat dari daging buah kelapa muda ini yaitu, asam lemak
rantai sedang ini berkemampuan secara spesifik sebagai anti-fungsi,
anti-protozoa, anti-bakteri, dan juga anti-virus.

2. Manfaat Air Buah Kelapa

Membantu Memperlancar Pencernaan : Air kelapa berkhasiat


sebagai diuretik, yaitu memperlancar pengeluaran air seni. Air kelapa
muda dicampur dengan sedikit sari jeruk sitrun bermanfaat untuk
mengatasi dehidrasi, juga untuk memerangi gangguan cacing dalam
perut anak-anak

Sebagai Penetralisasi Racun : Air kelapa memunyai bermacam-


macam khasiat sebagai obat, di antaranya minum air kelapa muda juga
dapat membantu mengatasi pengaruh racun obat sulfa dan antibiotika
lain sehingga menjadikan obat-obat itu lebih cepat diserap oleh darah.

Dapat menghilangkan Jerawat dan Flek Noda Hitam : Bagi Anda


yang memiliki kulit yang sensitif akan polusi udara yang anda Mencuci
muka dengan air kelapa secara berlanjut tiap hari dapat menyembuhkan
atau melenyapkan jerawat yang yang mengganggu anda sehingga anda
tidak PD, selain itu airkelapa ini juga dapat membersihkan noda-noda

5
7
hitam, serta kerutan pada wajah yang datang lebih dini, kulit
mengering, tentunya anda menginginkan wajah anda menjadi tampak
berseri-seri iya tidak? jika anda menginginkannya maka cara ini bisa
membantu anda.

Membantu Mengobati Luka Luar : Air kelapa juga berkhasiat


sebagai obat luka, telapak kaki pecah-pecah, dan eksim. Membuat
ramuan dari air kelapa memang mudah. Rendamlah segenggam beras
dalam air kelapa muda bersama tempurungnya sampai beras terasa
asam karena peragian, kemudian beras digiling menjadi bubuk halus.
Tepung beras tersebut dioleskan setiap hari selama 3-4 hari pada bagian
tubuh yang sakit.

Pulihkan Rasa Pusing akibat Alkoholik : Mabuk karena


mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih harus segera
dinetralkan. Caranya dengan minum air, baik air mineral maupun air
kelapa. Sebenarnya, untuk meredakan rasa pusing akibat mabuk
sebaiknya minum air yang mengandung gula. Tujuannya agar gula bisa
cepat masuk ke pusat susunan saraf dan mengambil alih keterikatan
tubuh pada alkohol. Dengan begitu, efek negatif dari mabuk dapat
dinetralkan kembali. jika tidak ada air kelapa Muda air gula pun sama
saja halnya memulihkan Rasa pusing akibat alkohol yang berlebihan.

Membantu melancarkan BAB : Hal ini sering disalah artikan Banyak


orang. Minum air kelapa Muda dan sehat untuk bisa mendapatkan berat
tubuh ideal. Sebaliknya, air kelapa bisa dijadikan stimulan bagi anda
yang susah buang air besar karena dapat membantu melancarkan
saluran cerna.

Membantu Mencegah Batu Ginjal : Hal pertama yang dapat


dilakukan guna mencegah terjadinya pembentukan batu ginjal adalah
cukup mengonsumsi air atau cairan. Cairan bisa diperoleh dari air
kelapa, air mineral, dan lainnya. Ada benarnya, baik air kelapa maupun
air mineral, dapat mencegah terjadinya pembentukan batu ginjal.
Namun, air kelapa tidak dapat menyembuhkan batu ginjal.

68
Mencegah dehidrasi : Kekurangan cairan akan menyebabkan
terjadinya dehidrasi yang bisa berakibat fatal (terutama pada bayi). Pada
keadaan demikian, pemberian air putih saja tidak cukup. Demikian juga
pada keadaan kehilangan cairan karena olahraga (banyak keringat
keluar). Diperlukan elektrolit. Air kelapa yang kaya kandungan
elektrolit, bisa menolong Anda dari dehidrasi

Meningkatkan Kekebalan Tubuh : Sistem imun dibentuk antara lain


dari protein. Dengan kandungan protein yang rendah, maka
kemungkinan untuk dapat membentuk antibodi juga rendah. Air kelapa
mengandung asam laurat yang merupakan zat anti bakteri, antivirus,
dan anti jamur. Dalam jumlah kecil air kelapa juga mengandung
glutamin dan arginin yang mampu membantu melawan virus. sehingga
air kelapa juga bisa Anda gunakan untuk membangun sistem kekebalan
tubuh anda

Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang palingbanyak di


alam, perbedaan antara kduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik
pada suhu kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak
berbentuk cair. Perbedaan titik cair dari lemak disebabkan karena
perbedaan jumlah ikatan rankap, panjang rantai karbon, bentuk cis, atau
trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak jenuh ( Sartika,2008)

Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan


dengan kandungan yang berbeda-beda. Lemak hewani mengandung
banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati
mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak
tidak jenuh (berbentuk cair). Lemak hewani ada yang berbentuk padat
(lemak susu, lemak babi, lemak sapi). Lemak nabati yang berbentuk
cair dibedakan atas 3 golongan yakni (1) drying oil yang membentuk
lapisan keras bila mengering di udara, contohnya minyak cat/pernis, (2)
semi drying oil, contohnya minyak jagung, minyak biji kapas, dan (3)
non drying oil contohnya minyak kelapa (Murray, 2003).

97
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang
diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid
lainnya. Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan
jumlah atom C (karbon), ada atau tidakna ikatan rangkap, jumla ikatan
rangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur kimia lainnya,
asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh yaitu asam lemak
yang tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh
yaitu yang memiliki ikatan rangkapdisebut sebagai asam lemak.

Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sma, akan tetapi


terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan
struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan,
yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Adapun sifat Fisika kimia lipid
sebagai berikut,

1. Sifat Fisika

Dari rantai asam lemak didapatkan bahwa asam lemak jenuh


Mempunyai rantai karbon pendek seperti asam butirat dan kaproat
yang mempunyai titik lebur rendah, ini berarti bahwa kedua asam ini
berupa zat cair pada suhu kamar sedangkan makin panjang rantai
karbon menunjukkan makin tinggi titik leburnya. Asam palmitat dan
stearat berupa zat padat pada suhu kamar (Ngili Yohanis,2009).

Asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur rendah. Asam


oleat mempunyai rantai karbon sama panjang dengan asam stearat,
tetapi pada suhu kamar asam oleat berupa zat cair. Makin banyak
ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya, ini dapat dilihat pada
pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam
oleat. Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air
berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Asam
kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, stearat,

810
oleat dan linoleat tidak larut dalam air. Asam linoleat mempunyai
kelarutan dalam air sangat kecil (Ngili Yohanis,2009).

2. Sifat Kimia

Asam lemak adalah asam lemah, jika larut dalam air molekul
asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+.
Dalam hal ini pH larutan bergantung pada konstanta keasaman dan
derajat ionisasi masing-masing asam lemak. pH untuk asam lemak
dan ionisasinya, umumnya dapat digambarkan sebagai berikut :

R – COOH ⇄ R – COO– + H+

asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam

R – COOH + NaOH → R – COONa + H2O

Garam natium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat
larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Molekul sabun terdiri atas
rantai hidrokarbon dengan gugus – COO– pada ujungnya. Bagian
hidrokarbon bersifat hidrofobik artinya tidak suka air atau tidak
mudah larut dalam air, sedangkan gugus – COO– bersifat hidrofilik
dapat larut dalam air (Ngili Yohanis,2009).

Dari dua bagian di atas, maka molekul sabun tidak sepenuhnya larut
dalam air tetapi membentuk misel. Sebagai bahan pembersih
kotoran, sabun dapat mengemulsikan lemak (fungsi emulgator).
Bagian hidrofobik molekul sabun akan masuk ke dalam lemak,
sedangkan ujung yang bermuatan negatif ada dibagian luar. Dengan
adanya gaya tolak antara muatan listrik negatif, maka kotoran akan
terpecah menjadi partikel kecil dan membentuk emulsi, dengan
demikian kotoran dapat terlepas dari kain dll (Ngili Yohanis,2009).

Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai


komponen struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan
utama pelindung dan sebagai vitamin dan hormon (Martoharsono,
1981).

9
11
Lipid secara umum dibagi kedalam dua kelas besar yaitu lipid
sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara
lain adalah :

1. Trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak


dan dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung,
minyak biji kapas dan butter.

2. Lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang


alkohol, contohnya adalah beeswax, spermaceti, dan carnauba wax

3. Sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyelurih


fenantrena. Contohnya adalah kolesterol dan ergosterol
(Sastrohamidjoyo, 2005).

Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara


tradisional lipid diklasifikasikan menjadi 5 golongan :

1. Gliserida dan asam lemak, termasuk didalamnya lemak dan


minyak
2. Fosfolipid
3. Spingolipida
4. Glikolipida
5. Terpenoid, termasuk didalamnya getah dan steroida (Lehninger,
1982).

Lipid tersusun atas asam lemak biasanya merupakan molekul


tak bercabang yang mengandung 14 sampai 22 atom karbon.
Senyawa ini hampir selalu mempunyai jumlah atom yang genap.
Baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh dapat diperoleh
kembali dari hidrolisis senyawa lipid. Asam lemak jarang
terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam
gabungan dengan fungsi alkohol. Karena asam lemak
merupakan molekul tak bercabang maka asam lemak pada
umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus
(Westhem, 1956).

12
10
13
11
BAB III
METODE ANALISIS

3.1 Alat dan Bahan


Bahan
- Gliserol - Kloroform
- Olive oil - Minyak
- Air - Asam palmitat
- Alkohol dingin - KHSO4
- Alkohol panas - Asam asetat anhidrit
- Asam sulfat pekat
Alat
- Kertas Saring - Pipet tetes
- Gelas ukur 10 mL - Cawan penguap
- Lampu spirtus - Tabung reaksi
- Erlenmeyer
- Penjepit
3.2 Metode Analisis Lipid
Banyak uji identifikasi lipid yang dapat dilakukan seperti uji kelarutan
lipid, uji akrolein, uji lieberman-burchard, uji ketengikan, uji salkowski untuk
kolesterol, uji bilangan iod, uji penyabunan, dan lain-lain.

1.Uji Kelarutan lipid

Uji ini terdiri atas analisa kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar maka akan
hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut dalam pelarut yang sama-sama nonpolar
(Poedjiadi, 1994).

12
14
2.Uji Akrolein

Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam
lemak/ minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Uji akrolein
digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan
menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid
tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein yang memilikii bau khas seperti
lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih (Poedjiadi, 1994).

3.Uji ketengikan

Uji kualitatif lifid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini,
diidentifikasi lipid mana yang sudah tengikdengan yang belum tengik yang
disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan
HCL selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol.
Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. Setelah itu, kertas
digantungkan di dalam Erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. (Budha
K.,1981)

4.Uji ketidakjenuhan

Uji ketidak jenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemk yang diuji
apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan
preaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indicator perubahan. Asam
lemak yang diuji ditabah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai
bahan larut. Setelah it, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukan ke dalam
tabung reaksi sambil dikocok dan perubahan warna yang terjadi terhadap
camuran diamati. (Budha K.,1981)

3.Uji Lieberman-Burchard

Merupakan uji kuanlitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah


mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat kedalam
larutan kolesterol dan kloroform. Setelah itu asam pekat ditambahkan. Tabung
dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam

13 15
uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan kedalam campuran yang berisi
kolesterol maka molekul air berpindah dari gugus C, kolesterol kemudian
teroksidasi membentuk 3,5-koletadiena. Reaksi positif ini ditandai dengan
adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-
ungu dan akhirnya menjadi biru tua (Poedjiadi, 1994)

4.Uji Salkowski

Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk


mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan
kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat.
Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam
sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas
menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning
dengan warna fluoresens hijau.

3.3 Prosedur Kerja

1. Uji Kelarutan

4 tabung reaksi
 pada masing-masing tabung
dimasukan
2 ml air
2 ml alkohol dingin
2 ml alkohol panas
2ml kloroform.
 +0,2 ml minyak pada tiap tabung,
 dikocok hati-hati.
2-3 tetes
 Diambil dari masing-masing
tabung
 Diteteskan pada kertas saring

16
14
Hasil
 adanya noda pada kertas saring
menunjukkan adanya lemak yang
terlarut dalam pelarut tersebut
2. Uji Akrolein
3 tabung reaksi
 pada masing-masing tabung
dimasukan 10 tetes olive
oil,gliserol atau sedikit asam
palmitat
 +KHSO4 dengan sejumlah
volume yang sama
 Dipanaskan pelan-pelan diatas api.

Hasil

 Perhatikan bau akrolein dan


dibedakan dengan bau SO4

3. Uji ketengikan

5 ml sampel
 Dimasukan kedalam erlenmeyer
 +5ml HCl pekat
 +serbuk CaCO3

Kertas saring
Sudah dicelupkan
floroglusinol
 Dimasukan kedalam Erlenmeyer
 Ditutup sumbat karet
 Dibiarkan selam 10-20 menit
 Diamati warna pada kertas saring

Hasil
 Warna merah muda menunjukan
bahan sudah tengik
4. Uji ketidakjenuhan
2 tetes minyak
 Dimasukan kedalam tabung reaksi

17
15
 +2ml kloroform
 +setetes demi setetes air brom
sambil dikocok hingga warna air
brom (merah) tidak berubah
Hasil

5. Uji Lieberman-Burchard Untuk Kolesterol

1 ml sampel dan kloroform

 Dimasukan kedalam tabung reaksi


yang berisi 10 tetes asam anhidrat
dan 2 tetes H2SO4 pekat
 Dikocok perlahan
 Dibiarkan beberapa menit
 Diamati warna
Hasil

 Apabila terbentuk warna hijau


menunjukan hasil yang positif
6. Uji salkowski untuk kolesterol

Sampel

 Dilarutkan dengan kloroform


anhidrat
 +asam sulfat dengan volume yang
sama
 Diamati warna
Hasil

 Apabila terdapat kolesterol, maka


lapisan kolesterol dibagian atas
menjadi warna merah asam sulfat
terlihat berubah menjadi kuning
dengan warna fluoresens hijau.

18
16
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Frank B..1995.Buku Ajar Biokimia Edisi ketiga.Jakarta: EGC


Lehninger, Albert L, 1984. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Penerjemah : Maggy
Thenawijaya. Jakarta: Erlangga.
Murray, Robert K. et al. 2003. Biokimia Harper Edisi ke-25. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Ngili Yohanis.2009. Biokimia : Struktur dan Fungsi Biomolekul. Jogjakarta :


Graha Ilmu.

Poedjiadi, Anna.1994.Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:UI-Press

Sastrohamidjoyo, H. 2005. Kimia Organik : Stereokimia, Karbohidrat, Lemak


dan Protein. Jogjakarta : Gajah Mada University Press.

Winarno, F,G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.

Westhem and Jeskey. 1956. Introductory Organic Chemistry. New York : Me


Graw_Hill Book Company Inc.

17
19

Anda mungkin juga menyukai