(Cocos nucifera L)
Diusulkan Oleh:
Rosmayanti ;16416248201067;2016
Rodiah Empon ; 16416248201049;2016
Ajeng Selistyawati; 16416248201094;2016
i 1
DAFTAR ISI
Halaman
COVER JUDUL .............................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taksonomi dan Morfologi kelapa ...................................................... 3
2.2. Kandungan Kelapa
2.3. Manfaat Kandungan Gizi Kelapa Muda………………………… 4
BAB 3 METODE ANALISIS
3.1. Alat dan Bahan .................................................................................... 12
3.2. Metode Penelitian ............................................................................... 12
3.3. Prosedur Kerja ................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
ii
1.1 Latar belakang
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak
larut di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut
nonpolar seperti kloroform atau eter. Jenis lipida yang paling banyak
digunakan adalah lemak atau triasilgliserol yang merupakan bahan bakar utama
bagi semua organisme (Lehninger, 1982).
Lipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan yang
penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein,
dimana 1 gram lipid dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan untuk karbohidrat
dan protein masing-masing hanya 4 kkal/gram (Winarno,1989).
1 3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara identifikasi karbohidrat pada kelapa secara kualitatif
2. Mengetahui metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kandungan karbohidrat pada kelapa.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini ialah mengetahui bagaimana cara
mengidentifikasi lipid dalam sampel kelapa (Cocos nucifera L) ) dan
mengetahui metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi
kandungan lipid dalam kelapa secara kualitatif.
42
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
35
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies: Cooco nucifera L.
Protein 0,53gr
Lemak 0,48 gr
Karbohidrat 7,42 gr
Disini saya bedakan manfaat yang ada pada buah kelapa muda antara air dan
dagingnya berikut aneka manfaat buah kelapa muda ini pada kesehatan tubuh
manusia:
46
namun minyak Kelapa memiliki rantai karbon sedang sehingga mudah
dicerna oleh tubuh.
Asam lemak rantai sedang lebih baik dibandingkan asam lemak rantai
panjang karena bisa langsung dicerna dalam usus tanpa adanya proses
hidrolisis dan enzimatis.
Asam lemak rantai sedang juga tidak diubah menjadi lemak atau
kolesterol serta tidak memengaruhi kolesterol darah. Dan yang terkait
dengan manfaat dari daging buah kelapa muda ini yaitu, asam lemak
rantai sedang ini berkemampuan secara spesifik sebagai anti-fungsi,
anti-protozoa, anti-bakteri, dan juga anti-virus.
5
7
hitam, serta kerutan pada wajah yang datang lebih dini, kulit
mengering, tentunya anda menginginkan wajah anda menjadi tampak
berseri-seri iya tidak? jika anda menginginkannya maka cara ini bisa
membantu anda.
68
Mencegah dehidrasi : Kekurangan cairan akan menyebabkan
terjadinya dehidrasi yang bisa berakibat fatal (terutama pada bayi). Pada
keadaan demikian, pemberian air putih saja tidak cukup. Demikian juga
pada keadaan kehilangan cairan karena olahraga (banyak keringat
keluar). Diperlukan elektrolit. Air kelapa yang kaya kandungan
elektrolit, bisa menolong Anda dari dehidrasi
97
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang
diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid
lainnya. Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan
jumlah atom C (karbon), ada atau tidakna ikatan rangkap, jumla ikatan
rangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur kimia lainnya,
asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh yaitu asam lemak
yang tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh
yaitu yang memiliki ikatan rangkapdisebut sebagai asam lemak.
1. Sifat Fisika
810
oleat dan linoleat tidak larut dalam air. Asam linoleat mempunyai
kelarutan dalam air sangat kecil (Ngili Yohanis,2009).
2. Sifat Kimia
Asam lemak adalah asam lemah, jika larut dalam air molekul
asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+.
Dalam hal ini pH larutan bergantung pada konstanta keasaman dan
derajat ionisasi masing-masing asam lemak. pH untuk asam lemak
dan ionisasinya, umumnya dapat digambarkan sebagai berikut :
R – COOH ⇄ R – COO– + H+
Garam natium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat
larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Molekul sabun terdiri atas
rantai hidrokarbon dengan gugus – COO– pada ujungnya. Bagian
hidrokarbon bersifat hidrofobik artinya tidak suka air atau tidak
mudah larut dalam air, sedangkan gugus – COO– bersifat hidrofilik
dapat larut dalam air (Ngili Yohanis,2009).
Dari dua bagian di atas, maka molekul sabun tidak sepenuhnya larut
dalam air tetapi membentuk misel. Sebagai bahan pembersih
kotoran, sabun dapat mengemulsikan lemak (fungsi emulgator).
Bagian hidrofobik molekul sabun akan masuk ke dalam lemak,
sedangkan ujung yang bermuatan negatif ada dibagian luar. Dengan
adanya gaya tolak antara muatan listrik negatif, maka kotoran akan
terpecah menjadi partikel kecil dan membentuk emulsi, dengan
demikian kotoran dapat terlepas dari kain dll (Ngili Yohanis,2009).
9
11
Lipid secara umum dibagi kedalam dua kelas besar yaitu lipid
sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara
lain adalah :
12
10
13
11
BAB III
METODE ANALISIS
Uji ini terdiri atas analisa kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar maka akan
hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut dalam pelarut yang sama-sama nonpolar
(Poedjiadi, 1994).
12
14
2.Uji Akrolein
Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam
lemak/ minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Uji akrolein
digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan
menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid
tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein yang memilikii bau khas seperti
lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih (Poedjiadi, 1994).
3.Uji ketengikan
Uji kualitatif lifid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini,
diidentifikasi lipid mana yang sudah tengikdengan yang belum tengik yang
disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan
HCL selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol.
Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. Setelah itu, kertas
digantungkan di dalam Erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. (Budha
K.,1981)
4.Uji ketidakjenuhan
Uji ketidak jenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemk yang diuji
apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan
preaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indicator perubahan. Asam
lemak yang diuji ditabah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai
bahan larut. Setelah it, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukan ke dalam
tabung reaksi sambil dikocok dan perubahan warna yang terjadi terhadap
camuran diamati. (Budha K.,1981)
3.Uji Lieberman-Burchard
13 15
uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan kedalam campuran yang berisi
kolesterol maka molekul air berpindah dari gugus C, kolesterol kemudian
teroksidasi membentuk 3,5-koletadiena. Reaksi positif ini ditandai dengan
adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-
ungu dan akhirnya menjadi biru tua (Poedjiadi, 1994)
4.Uji Salkowski
1. Uji Kelarutan
4 tabung reaksi
pada masing-masing tabung
dimasukan
2 ml air
2 ml alkohol dingin
2 ml alkohol panas
2ml kloroform.
+0,2 ml minyak pada tiap tabung,
dikocok hati-hati.
2-3 tetes
Diambil dari masing-masing
tabung
Diteteskan pada kertas saring
16
14
Hasil
adanya noda pada kertas saring
menunjukkan adanya lemak yang
terlarut dalam pelarut tersebut
2. Uji Akrolein
3 tabung reaksi
pada masing-masing tabung
dimasukan 10 tetes olive
oil,gliserol atau sedikit asam
palmitat
+KHSO4 dengan sejumlah
volume yang sama
Dipanaskan pelan-pelan diatas api.
Hasil
3. Uji ketengikan
5 ml sampel
Dimasukan kedalam erlenmeyer
+5ml HCl pekat
+serbuk CaCO3
Kertas saring
Sudah dicelupkan
floroglusinol
Dimasukan kedalam Erlenmeyer
Ditutup sumbat karet
Dibiarkan selam 10-20 menit
Diamati warna pada kertas saring
Hasil
Warna merah muda menunjukan
bahan sudah tengik
4. Uji ketidakjenuhan
2 tetes minyak
Dimasukan kedalam tabung reaksi
17
15
+2ml kloroform
+setetes demi setetes air brom
sambil dikocok hingga warna air
brom (merah) tidak berubah
Hasil
Sampel
18
16
DAFTAR PUSTAKA
17
19