Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL INOVASI

PEJABAT
(PEMERHATI JAMBAN SEHAT)

PUSKESMAS MAKKASAU
DINAS KESEHATAN
KOTA MAKASSAR
TAHUN 2019
PROPOSAL INOVASI PEJABAT

RINGKASAN PROPOSAL
Masalah penyehatan lingkungan permukiman khususnya pada pembuangan tinja
merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.
Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah
mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya
dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Pembuangan tinja perlu
mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak
mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti
diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.

Wujud rasa kepedulian terhadap masyarakat di Kelurahan Sawerigading, kelurahan


Lae-Lae, kelurahan Lajangiru, dan kelurahan Pisang Utara, kami tergerak untuk membantu
melalui program PEJABAT (Pemerhati Jamban Sehat) terhadap masyarakat yang dapat
mengubah kebiasaan masyarakat untuk bebas dari buang air besar di sembarang tempat.
Melalui program ”PEJABAT” diharapkan agar masyarakat di setiap kelurahan mempunyai
jamban layak dan membiasakan hidup sehat.

Jumlah kepala keluarga dikecamatan Ujung Pandang pada tahun 2018 sebanyak 6469
kepala keluarga. Inovasi PEJABAT (Pemerhati Jamban Sehat) pelaksanaannya pada
Triwulan I sebanyak 6383 kepala keluarga , pada triwulan II sebanyak 6383 kepala keluarga,
Pada triwulan II 6383 kepala keluarga, pada triwulan IV sebanyak 6383 kepala keluarga.
ANALISIS MASALAH
Masalah Sebelum Inovasi
Sebelum adanya inovasi PEJABAT (Pemerhati Jamban Sehat) disetiap kelurahan
masih banyak yang tidak menggunakan septiktank sehingga tinja langsung mengalir ke kanal,
latar belakang pendidikan dan ekonomi yang minim mengakibatkan masyarakat kurang
berkembang, khususnya dalam bidang kesehatan. Sebagian penduduk desa masih
menggunakan WC tanpa septiktenk. Sebagian lagi memiliki jamban pribadi di rumah tetapi
itu pun tidak layak dan tidak memenuhi syarat jamban sehat.

Jumlah kepala keluarga dikecamatan Ujung Pandang pada tahun 2018 sebanyak 6469
kepala keluarga. Inovasi PEJABAT (Pemerhati Jamban Sehat) pelaksanaannya pada
Triwulan I sebanyak 6383 kepala keluarga , pada triwulan II sebanyak 6383 kepala keluarga,
Pada triwulan II 6383 kepala keluarga, pada triwulan IV sebanyak 6383 kepala keluarga.

PENDEKATAN STRATEGIS
Pemecahan Masalah
Dengan pendekatan khusus terhadap masyarakat kami dapat lebih mudah berinteraksi
dengan masyarakat khususnya keluarga yang belum memiliki septiktank, sehingga tumbuh
kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat untuk peduli terhadap kondisi kesehatan
mereka. Sehingga mereka mengerti dan peduli terhadap kesehatan lingkungan sekitar tempat
tinggal.

Pada awal kegiatan ini kami berkeliling kesetiap kelurahan untuk melihat bagaimana
suasana dan kehidupan masyarakat disana. Setelah berkeliling dan berkomunikasi dengan
beberapa masyarakat setempat, kami mendapat kesimpulan bahwa sebagian besar dari
mereka menyambut baik. Dari hasil identifikasi permasalahan tersebut kami membentuk TIM
PEJABAT (Pemerhati Jamban Sehat).

Tim “PEJABAT” menyusun strategi dalam program inovasi ini yaitu :

1. Melakukan sosialisasi kegiatan PEJABAT (Pemerhati Jamban Sehat), berupa kegiatan


pertemuan dengan masyarakat bekerjasama dengan Lintas Sektor Masyarakat dan di
tangani oleh program Kotaku
2. Melakukan pendekatan ketuk hati masyarakat dengan cara kunjungan rumah berupa
wawancara, pendataan memberikan penyuluhan.

Tujuan utama dari pendekatan ketuk hati masyarakat ini adalah :


1. Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bersangkutan untuk memperdulikan
kesehatan lingkungan dan bahaya akibat pembuangan tinja yang sembarangan
2. Menurunkan angka jumlah satiap keluarga yang tidak memiliki septiktank

Kreatif dan Inovatif

‘PEJABAT” merupakan inovatif penggunaan jamban sehat yang diajukan berawal


dari kepedulian social. Hal ini bersifat kreatif dan inovatif karena baru pertama kalinya
dilaksanakan di setiap kelurahan di kota Makassar bahkan seluruh wilayah Sulawesi Selatan.

Dalam pelaksanaan kegiatan inovasi “PEJABAT” kami memulainya dengan mencoba


berinteraksi dengan masyarakat di setiap kelurahan. Kami mulai dengan menyampaikan ide
dan gagasan tersebut melalui sosialisasi kepada masyarakat dan RW/RT dengan harapan
mereka dapat memberi saran untuk berinteraksi dengan masyarakat disana dan sebagai
fasilisator dikegiatan ‘PEJABAT”.

Sebelum adanya inovasi PEJABAT (Pemerhati Jamban Sehat) masyarakat selama ini
tidak menggunakan septiktank sehingga kotoran mengalir ke kanal, itulah yang dapat
berdampak masalah kesehatan di lingkungan sekitar.

PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

Pelaksanaan Invovasi

Langkah-langkah dalam pelaksanaan inovasi “PEJABAT” adalah sebagai berikut :

1. Membentuk TIM PEJABAT (Pemerhati Jamban Sehat)


2. Diawali dengan penulusuran data kepala rumah tangga di setiap kelurahan
3. Melaksanakan koordinasi bersama TIM Inovasi “PEJABAT”
4. Membuat jadwal kunjungan
5. Menentukan strategi pelaksanaan
JUMLAH PENCAPAIAN PENANGANAN PASIEN LANJUT USIA
TAHUN 2018

TAHUN TRIWULAN PENCAPAIAN


2018 I 96%

II 96%

III 96%
IV 96%
TOTAL 96%
JUNI 2,3%

JULI 1,6%
AGUSTUS 1,7%

SEPTEMBER 1,8%

OKTOBER 16%

NOVEMBER 16%

DESEMBER 17%

TOTAL 67,6%
Masalah Utama Yang Dihadapi
Kendala yang dihadapi selama menjalankan kegiatan PEJABAT ini adalah :

1. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam penunjang sarana

Solusi yang kami lakukan adalah :

1. Pendekatan kekeluargaan kepada masyarakat yang belum berpartisipasi

Anda mungkin juga menyukai