Anda di halaman 1dari 29

FARMASI KLINIK

Epilepsi dan
stroke
Dosen pengampu : Maman Rusmana, M. Farm, Apt.

Oleh kelompok 3 :
1. Agustina meiwati
2. Selpina ulandari
3. Hasmawati haidin
4. Yetti rahayu
5. Desri Jumiarti
6. Diah Selvy Yolanda
7. Guntur Febriansyah
8. Deni Indriansyah
Pengertian epilepsi

Epilepsy merupakan penyakit saraf yang di tandai dengan episode kejang


berulang yang dapat di sertai hilang nya kesadaran penderita , penyakit
ini di sebabkan oleh ketidakstabilan muatan listrik pada otak yang
selanjutnya mengganggu koordinasi
epidemiologi

Epilepsi merupakan salah satu


gangguan neurologis yang umum
terjadi di seluruh dunia

Insiden epilepsi di negara maju ditemukan


sekitar 50/100.000 penduduk, sementara di
negara berkembang mencapai 100/100.000
penduduk (WHO 2001). Indonesia sendiri prevalensi
penderita epilepsi cukup tinggi yaitu
berkisar antara 0,5%- 2% bila
penduduk Indonesia berjumlah
Angka rata-rata orang dengan epilepsi sekitar 200 juta jiwa, maka
populasi bervariasi di seluruh wilayah kemungkinan penderita epilepsi
sebanyak 1-4 juta jiwa. Insidensi
epilepsi di Indonesia berkisar antara
11-34 orang/ 100.000 penduduk
ETIOLOGI

Epilepsi dapat disebabkan oleh abnormalitas aktivitas syaraf akibat proses


patologis yang mempengaruhi otak, gangguan biokimia atau metabolik, dan lesi
mikroskopik di otak akibat trauma pada saat lahir, atau cedera lain (Ikawati
2011).

Kasus epilepsi yang tidak diketahui penyebabnya (epilepsi idiopatik) sekitar


70% dan sekitar 30% yang diketahui sebabnya (epilepsi simptomatik)
(Perdossi 2003).
patofisiologi
Ketidakseimbangan
neurotransmiter otak

Asetikolin/neurontra Gaba
nsmitter

Depolarisasi hiperpolarisasi
Meningkat

Exitabilitas otak
menurun

kejang
Klasifikasi
epilepsi

Klasifikasi bangkitan Epileptik menurut ILAE


1981:2
Bangkitan Umum

1. Tonik – klonik
2. Absans Bangkitan Parsial / Fokal2
3. Klonik
4. Tonik
5. Atonik
6. Mioklonik
1.Parsial sederhana
2.Parsial kompleks
 
Penjelasan
KLASIFIKASI EPILEPSI

A. Bangkitan Umum Terjadi pada seluruh


area otak. Kesadaran akan terganggu
pada awal kejadian kejang. Kejang umum
dapat terjadi diawali dengan kejang
parsial simpleks atau kejang parsial
kompleks. Jika ini terjadi, dinamakan
kejang umum tonik-klonik sekunder
1. TONIK – KLONIK (GRAND MAL)
kejang umum terjadi. Diawali dengan hilangnya kesadaran
dan penderita akan sering menangis. Jika berdiri, orang akan
terjatuh, tubuh menegang (tonik) dan diikuti sentakan otot
(klonik). Bernafas dangkal dan sewaktu-waktu terputus
menyebabkan bibir dan kulit terlihat keabuan/ biru. Air liur
dapat terakumulasi dalam mulut, terkadang bercampur darah
jika lidah tergigit

2.ABSENS ATTACKS (PETIT MAL)


Jenis yang jarang terjadi
Kejang ini biasanya dimulai pada masa anak-anak (tapi bisa
terjadi pada orang dewasa), seringkali keliru dengan
melamun atau pun tidak perhatian. Diawali mendadak,
ditandai dengan menatap, hilangnya ekspresi, tidak ada
respon, menghentikan aktifitas yang dilakukan. Terkadang
dengan kedipan mata atau juga gerakan mata ke atas.
Durasi kurang lebih 10 detik dan berhenti secara tiba-tiba..
3. MIOKLONIK
Biasanya terjadi pada pagi hari setelah bangun
tidur, pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
Jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi
pada pasien normal

4. TONIK
Terjadi mendadak. Kekakuan singkat pada otot seluruh tubuh,
menyebabkan orang menjadi kaku dan terjatuh jika dalam posisi
berdiri. Pemulihannya cepat namun cedera yang terjadi dapat
bertahan. Kejang tonik dapat terjadi pula saat tertidur

5. ATONIK
Terjadi mendadak, kehilangan kekuatan otot, menyebabkan
penderita lemas dan terjatuh jika dalam posisi berdiri. Biasanya
terjadi cedera dan luka pada kepala. Tidak ada tanda kehilangan
kesadaran dan cepat dalam pemulihan
B. Bangkitan Parsial / Fokal Kejang parsial mungkin tidak
diketahui maupun dibingungkan dengan kejadian lain.
Terjadi pada satu area otak dan terkadang menyebar ke
area lain

PARSIAL SEDERHANA Kejang singkat ini diistilahkan “aura” atau


“warning” dan terjadi sebelum kejang parsial kompleks atau kejang tonik
klonik. Tidak ada penurunan kesadaran, dengan durasi kurang dari satu menit.

PARSIAL KOMPLEKS Serangan ini dapat sangat bervariasi, bergantung pada


area dimulai dan penyebaran di otak. Banyak kejang parsial kompleks dimulai
dengan tatapan kosong, kehilangan ekspresi atau samar-samar, penampilan
bingung. Kesadaran terganggu dan orang mungkin tidak merespon. Kadang-
kadang orang memiliki perilaku yang tidak biasa. Perilaku umum termasuk
mengunyah, gelisah, berjalan di sekitar atau bergumam. Kejang parsial dapat
berlangsung dari 30 detik sampai tiga menit. Setelah kejang, penderita sering
bingung dan mungkin tidak ingat apa-apa tentang kejang
 
Obat Antiepilepsi
OAE Dosis awal Dosis Jumlah dosis per Titrasi OAE Waktu tercapainya
(mg/har) rumahan hari steady state (har)
carbamazepine 400-600 400-1600 2-3 x (untuk CD Mulai 100/200 mg/hari, tingkatkan 2-7
2x) sampai target dalam 1-4 minggu

Phenytoin 200-300 200-400 1-2 x Mulai 100 mg/hari, tingkatkan 3-15


sampai target dalam 3-7 har.

Valproic acid 500-1000 500-2500 2-3 x (untuk CR Mulai 500 mg/hari, tingkatkan bila 2-4
2x) perlu selama 7 hari

phenobarbital 50-100 50-200 1x Mulai 30-50 mg malam hari, 8-30


tingkatkan bila perlu selama 10-15
hari

clonazepam 1 4 1 atau 2x - 2-10

clobazam 10 10-30 1-2x Mulai 10 mg/hari bila perlu 2-6


tingkatkan sampai 20 mg/hari
setelah 1-2 minggu

oxcarbazepine 600-900 600-3000 2-3 x Mulai 300 mg/hari, tingkatkan 2-4


sampai target dalam 1-3 minggu
OAE Dosis awal Dosis Jumlah Titrasi OAE Waktu
(mg/har) rumahan dosis per tercapainya
hari steady state
(har)
levetiracetom 1000-2000 1000-3000 2x Mulai 500/1000 mg/hari, tinkatkan 2
bila perlu setelah 2 minggu.

topiramate 100 100-400 2x Mulai 25 mg/hari, tingkatkan 25-50 2-5


mg/hari tiap 2 minggu.

gabapentin 900-1800 900-3600 2-3x Mulai 300-900 mg/hari, 2


tingkatkana sampai target target
dalam 5-10 hari

lamotrigine 50-100 50-200 1-2x Mulai 25 mg/hari, tingkatkan 2-6


sampai 50 mg/hari selama 2
minggu, tingkatkan sampai 50mg/
2 minggu

pregabalin 50-75 50-600 2-3x - 1-2


kasus
• An.L usia 19 tahun, 50 kg, tiba-tiba jatuh saat
dikamarnya, kejang, nafas terengah-engah, keluar air
liur, kejang terjadinya Hanya beberapa menit, kemudian
merasa lemah dan kebingungan. An.L sudah tidak
mengkonsumsi Dilantin 400mg/hari sejak 2 tahun
terakhir. An.L kembali ke dokter yang merawatnya dan
diresepkan dilantin dengan dosis 100mg 3x sehari.

• Riwayat penyakit dahulu : Epilepsi semenjak usia 10


tahun terakhirputus obat. Sering mengeluhkan pusing
kepala. An.L juga penderita asma.

• Riwayat pengobatan : Symbicort 2dd 2 puff.


Hasil pemeriksaan fisik :
• TD: 108/68
• T : 36,8 0C
• P : 21 x/menit
• N : 80 x/menit

Pemeriksaan laboratotrium :
• KGDS: 110 mg/dL
• LDL : 100 mg/dL
• HDL : 80 mg/dL
• Trigliserida : 150 mg/dL
SOAP
subjektif

Keluhan
• Kejang , nafas terengah-engah, keluar air liur. Kejang terjadi hanya beberapa
menit, kemudian merasa lemah dan kebingungan
Riwayat penyakit
• Epilepsi sejak 10 tahun putus obat sejak 2 tahun
• Penderita asma
• Sering pusing kepala
Riwayat pengobatan
• Pernah mengkonsumsi Dilantin 400 mg/hari, berhenti sejak dua tahun
terakhir
• Pernah menggunakan symbicort 2dd 2 puff
OBJEKTIF
ASSESMENT
• Pasien memiliki riwayat penyakit epilepsi dan
asma
• Pasien tiba-tiba terjatuh dikamarnya
• dilantin dengan dosis 100 mg 3x
sehari.
PLAN
• Pasien harus mengkonsumsi obat epilepsi
• Perbaikan pola hidup seperti : pengaturan
diet, pola makan, dan olahraga teratur
• Pasien harus menghindar faktor pencetus
kambuhnya asma, seperti dingin, debu
dan stress
• Mengendalikan kejang menggunakan
monoterapi, tanpa menyebabkan efek
samping yang tidak diingin kan
STROKE ISCHEMIC HEMORAGIC

Kelompok 3
STROKE
Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai
dengan gejala dan atau tanda klinis yang
berkembang dengan cepat yang berupa
gangguan fungsional otak fokal maupun global
yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada
intervensi bedah atau membawa kematian), yang
tidak disebabkan oleh sebab lain selain penyebab
vaskuler (Mansjoer, 2000).
Kategori stroke
• Stroke ischemic
Stroke iskemik merupakan stroke yang terjadi akibat
adanya bekuan atau sumbatan pada pembuluh darah
otak yang dapat disebabkan oleh tumpukan thrombus
pada pembuluh darah otak, sehingga aliran darah ke
otak menjadi terhenti.
• Stroke hemorogic
Stroke hemorogik terjadi karena pecahnya pembuluh
darah otak, sehingga menimbulkan perdarahan di otak.
Patofisiologi
• Keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada
aterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh,
atau peradangan
• Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah,
misalnya syok atau hiperviskositas darah
• Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi
yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium; atau
• Ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang
subaraknoid
(Price et al, 2006).
Gejala dan Tandanya
Stroke ringan Stroke berat
• Gangguan atau sakit • Sebagian dari gejala-gejala dari
kepala yang datang stroke ringan atau seluruhnya
secara tiba-tiba • Kelumpuhan
• Bicara tidak jelas • Kehilangan kesadaran total
• Bingung dan muncul • Mengeluarkan urin dan kotoran
rasa berat dibagian tak terkontrol
tengkuk • Bicara tidak jelas dan penderita
• Penglihatan kabur mengalami perubahan perilaku
• Lemah fisik dan • Kembali ke sifat anak kecil,
kehilangan dengan menunjukkan tidak
keseimbangan terkontrolnya emosi, seperti
• Lengan dan kaki marah, menangis, dan mudah
kanan tidak bertenaga tersinggung
dan kesemutan • Kadang-kadang terjadi
kelumpuhan dibagian rahang
seperti sebelah mulut tertarik
(Perot), sehingga susah menelan.
Terapi farmakologi
Stroke iskemik Stroke hemoragik

• Terapi • Nimodipine
trombolitik : • Infus manitol
Alteplase, • Vitamin k
streptokinase. • Asam traneksamat

• Terapi
antiplatelet :
Aspirin ,
clopidogrel

• Terapi
antikoagulan
: walfarin,
heparin,
eksonaparin
STUDI KASUS STROKE ISCHEMIC
Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang dengan
keluhan tangan dan tungkai kiri tidak dapat digerakkan
disertai penurunan kesadaran ±2 jam SMRS.Pasien
juga mengalami penurunan kesadaran secara
mendadak. Keluhan seperti ini baru pertama kalinya
dialami setelah pasien beraktivitas di kantor. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya hemiparese kiri,
wajah simetris, Vital sign didapatkan tekanan darah
180/100 mmHg, frekuensi nadi 80 x/mnt, pernafasan
20 x/mnt, suhu tubuh 37°C, dan muntah (+).
SOAP
HASIL pemeriksaan fisik :
 hemiparese kiri,
 GCS 8 (E2V2M4),
 wajah simetris,
 tekanan darah 180/100 mmHg,
 frekuensi nadi 80 x/mnt,
S.O.A.P
SUBJEK OBJEK ASSESMENT PLAN
• Penurunan • Tekanan darah • Pasien • Darah dijaga
Kesadaran 180/100 mmHg didiagnosis agar TD tetap
• Tangan dan • Frekuensi nadi stroke cukup untuk
tungkai kiri tidak 80 x/mnt hemoragic mengalirkan
dapat • Pernafasan 20 • RL gtt XX/mnt darah ke otak
digerakkan x/mnt • manitol 500cc • Menjaga
• Wajah simetris • Suhu tubuh 200-150-150 komposisi darah
• Hemiparese kiri 37°C • Inj. ranitidin/12 (O2, Hb,
jam glukosa) tetap
• Inj. Kalnex/8 optimal untuk
jam metabolisme
• Captopril 25 mg otak
tab 2x1, • Paracetamol
• Paracetamol digunakan jika
500 mg tab 3x1. perlu

Anda mungkin juga menyukai