Nama dagang :
Oruvail® Ovurila
Actron Profenid
Anrema Profika
Fetik Pronalges
Kaltrofen Protofen
Lantifam Rematof
Nasaflam Kaltrofen Inj
Ovurila Lantifam Inj
Profenid Nasaflam Inj
Profika Profenid Inj
Pronalges Rematof Inj
Remapro Profenid Supp
Rematof Profika
Anrema Kaltrofen
Fetik Profecom
Kaltrofen Protofen
Lantifam Suprafenid Supp
Molaflam Profecom Topikal
Nasaflam
Fungsi :
Ketoprofen adalah obat untuk meredakan nyeri akibat berbagai kondisi. Obat ini sering
digunakan untuk mengurangi nyeri, bengkak, dan kaku sendi akibat radang sendi, artritis,
rematik, dan asam urat.
Ketoprofen merupakan golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Obat ini
bekerja dengan memblok produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan peradangan. Efek
ini membantu Anda mengurangi bengkak, nyeri, atau demam
Bentuk sediaan :
Oral
Ankylosing spondylitis, Arthritis, rheumatoid, Bursitis, OA (osteoarthritis), Pain and
inflammation associated with musculoskeletal and joint disorders, Postoperative pain,
Rheumatoid arthritis, Tendinitis
Adult: As conventional cap: 50 mg 4 times daily or 75 mg tid. Max: 300 mg daily. As extended-
release cap: 100-200 mg once daily, depending on patient weight and severity of symptoms.
Max: 200 mg daily.
Elderly: Lowest initial and maintenance dose with shortest possible duration.
Oral
Dysmenorrhoea, Mild to moderate pain
Adult: As conventional cap: 25-50 mg 6-8 hourly as necessary. As extended-release cap: 100-
200 mg once daily, depending on patient weight and on severity of symptoms.
Elderly: Lowest initial and maintenance dose with shortest possible duration.
Rectal
Osteoarthritis, Rheumatoid arthritis
Adult: 100 mg once daily (at night time) or bid. Max: 200 mg daily.
Topical/Cutaneous
Local pain relief
Adult: As 2.5% gel: Approx 2-4 g 2-4 times daily. Massage gently on the painful or inflamed
area up to 7 days. Max: 15 g/day. As 30 mg medicinal plaster: Apply 1 plaster to the affected
areabid.
Child: ≥15 years As 2.5% gel: Same as adult dose
Efek samping
Efek samping ketoprofen yang cukup ringan dan umum terjadi adalah:
Sakit perut, panas perut, diare, sembelit; kembung
Pusing, sakit kepala, gugup
Gatal atau ruam kulit
Mulut kering
Banyak berkeringat, pilek
Penglihatan kabur; atau
Telinga berdenging
Berhenti menggunakan ketoprofen dan cari perawatan medis segera atau hubungi
dokter jika Anda mengalami efek samping serius berikut ini:
Nyeri dada, lemas, sesak, bicara rero, masalah penglihatan atau keseimbangan
BAB hitam, berdarah, atau berwarna gelap, batuk darah atau muntah seperti kopi
Bingung, tremor atau menggigil
Lebih jarang atau tidak BAK
Mual, nyeri perut,demam ringan, tidak napsu makan, urin gelap, BAB dempul, sakit
kuning (kulit atau mata menguning)
Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan lepuhan, mengelupas, dan ruam
kulit merah
Memar, kesemutan berat, baal, nyeri, lemah otot;
Mekanisme
Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 & COX-2
Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase
(COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiate
Metabolisme
Metabolisme ketoprofen terjadi di hepar dengan metabolit utama berupa glukuronida hasil
konjugasi ketoprofen dan ketoprofen terhidroksilasi.
Eliminasi
Ekskresi ketoprofen terjadi di urine sebesar 50-90% sebagai metabolit konjugat glukuronida.
Hanya sekitar 1% obat yang dieliminasi dalam bentuk tidak berubah. Ekskresi di feses hanya
sekitar 1-8%.
Waktu paruh sediaan yang berefek segera sekitar 2-4 jam dan untuk sediaan lepas lambat 3-7.5
jam
Peringatan
Dalam menggunakan Ketoprofen, ada beberapa hal yang perlu di waspadai, seperti:
Dikarenakan efek samping terhadap lambung, berhati hati dalam memberikan Ketoprofen pada
penderita maag, gastritis, tukak lambung karena bisa memperburuk kondisi bahkan bisa
sampai menyebabkan perdarahan saluran cerna pada pemakaian jangka panjang.
Berhati-hati dalam pemberian Ketoprofen untuk penderita hipertensi, gagal jantung
serta gangguan jantung lainnya karena bisa memperburuk keadaan.
Ketoprofen kapsul tidak direkomendasikan untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan
kelahiran prematur.
Meropenem
Merek dagang:
Caprenem, Granem, Merotik, Eradix, Lanmer, Merofen, Merosan, Meronem, Meroxi
Fungsi :
Meropenem adalah antibiotik yang digunakan untuk menangani berbagai kondisi yang diderita
akibat adanya infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri dan
membunuh penyebab infeksi tersebut
Bentuk sediaan:
Vial 500 mg dan 1 g
Dosis
Infeksi kulit Dewasa 500 mg, tiap 8 jam. Maksimal 2 g, tiap 8 jam.
Infeksi organ dalam perut Dewasa 1 g, tiap 8 jam. Maksimal 2 g, tiap 8 jam.
Cara pemberian:
Pengobatan ini diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah. Biasanya setiap 8 jam sekali
atau sesuai dengan arahan dokter. Dosisnya didasarkan kepada kondisi medis dan respon Anda
terhadap perawatan tersebut. Untuk anak-anak, dosisnya juga didasarkan kepada berat badan.
Jika Anda menjalani rawat jalan dengan pengobatan ini, pelajari semua persiapan dan instruksi
yang ada dari perawat kesehatan yang profesional. Sebelum menggunakan obat ini, silahkan
periksa produk ini apakah ada partikel atau perubahan warna. Jika ada, jangan gunakan
cairannya. Pelajari cara menyimpan dan membuang persediaannya juga dengan aman.
Antibiotik bekerja dengan baik ketika jumlah obat yang ada di dalam tubuh Anda tersimpan
dengan level yang konstan. Oleh karena itu, gunakan obat ini pada jarak yang merata.
Lanjutkan penggunaan obat ini sampai periode perawatan yang dianjurkan berakhir, meski
gejala sudah menghilang dalam beberapa hari. Terlalu dini menghentikan pengobatan bisa
menyebabkan pertumbuhan bakteri berlanjut, yang mana mampu mengundang kembali infeksi
untuk muncul lagi.
Mekanisme
Meropenem bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga bersifat
bakterisidal
Efek Samping:
- Lokal : inflamasi, reaksi pada tempat injeksi, flebitis/tromboflebitis, nyeri, edema.
- Gastrointestinal : diare, nyeri abdomen, mual, muntah, kolitis, pseudomembranosa.
Peringatan
Hati-hati bagi pasien yang menderita atau memiliki riwayat tumor otak, epilepsi, penyakit
ginjal, atau gangguan pencernaan (misalnya kolitis).
Hati-hati menggunakan morepenem jika memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik lain,
seperti penicillin dan amoxcillin.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk
herba.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Aspirin
Kondisi Dosis
Gangguan persendian Dosis awal 2,4 - 3,6 g/hari, selanjutnya 3,6 - 5,4 g/hari