Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. Sukma Anjayani, M.Kes, Sp.KK
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Alkhairaat
Mengetahui KPM
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
ANATOMI DAN FISIOLOGI KUKU ............................................................ 5
JENIS-JENIS KELAINAN PADA KUKU ..................................................... 7
a. Paronikia .................................................................................................... 7
b. Onikomikosis ............................................................................................. 9
c. Kuku Liken Planus ..................................................................................... 12
d. Kuku Psoriasis............................................................................................ 13
e. Penyakit Darier........................................................................................... 15
f. Alopesia Areata .......................................................................................... 16
g. Kelainan Kuku pada Penyakit Sistemik. 18
h. Kelainan Kuku Herediter dan Kongenital 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27
3
KELAINAN PADA KUKU DAN PENANGANANNYA
PENDAHULUAN
4
ANATOMI DAN FISIOLOGI KUKU
5
Gambar 1 : Anatomi kuku normal.2
Kuku dibentuk secara terus menerus oleh matriks kuku dan dasar kuku (nail
bed). Bagian ventral lempeng kuku (nail plate) dibentuk oleh dasar kuku (nail
bed), sedang sisanya berasal dari matriks. Lempeng kuku merupakan struktur
yang paling besar dan bewarna translucent dimana ia melekat kuat pada dasar
kuku dan perlekatan ini kurang kuat ke arah proksimal.2
Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free
edge) menebal yang berfungsi sebagai protektif, menghalang kemasukan dari
patogen infeksius. Ketebalan lempeng kuku dianggarkan antara 0,5-1,0 mm dan
dapat dibahagi atas beberapa lapisan yaitu lapisan dorsal, intermediate, dan
ventral. Bagian lapisan dorsal umumnya terdiri dari keratain keras. Lapisan
intermediate juga mengandung keratin keras dan merupakan dari total ketebalan
kuku. Sedangkan lapisan ventral dibentuk oleh keratin hiponikial lembut dan
mempunyai 1-2 lapisan sel.2
Lempeng kuku (nail plate) berasal dari matriks dan bagian yang bewarna
putih berbentuk seperti bulan sabit yang terletak di bagian ujung distal kuku
adalah lunula. Dasar kuku (nail bed) terdiri dari sel epitelial dan berkembang
secara proksimal dari pinggir lunula kemudian secara distal ke arah hiponikium.2
Keratinisasi dari matriks membentuk lempeng kuku. Kuku jari tangan tumbuh
0,1mm/hari atau 3mm/bulan, sedangkan kuku jari kaki 1mm/bulan. Kuku jari
tangan memerlukan kurang lebih 4-6 bulan untuk mengganti lempeng kuku yang
6
baru. Sedangkan, pertumbuhan kuku jari kaki lebih lambat dari kuku jari tangan
dimana memerlukan 12-18 bulan untuk mengganti kuku jari kaki yang baru.2
Kuku memiliki banyak fungsi. Kuku jari tidak hanya membuat penampilan
tangan menjadi menarik, tapi sangat penting dalam melindungi bagian distal dari
falang, meningkatkan sensasi taktil dan berguna untuk mengambil benda-benda
kecil. Kuku kaki melindungi bagian distal dari kaki.2
a. Paronikia
Penyakit paronikia adalah infeksi kulit dan jaringan lunak yang mengelilingi
kuku kaki atau kuku jari. Kelainan kuku ini bisa muncul secara tiba-tiba (acute
Paronychia) atau secara bertahap (chronic Paronychia).9,10
Paronikia akut paling sering terjadi karena Staphylococcus aureus dan
biasanya mengenai kuku anak. Faktor predisposisi termasuk mengigit atau
mengisap kuku dan trauma pada kuku karena pekerjaan. Paronikia kronik
biasanya disebabkan oleh adanya trauma mekanik atau bahan kimia yang dapat
merusak kutikula dan menyebabkan penetrasi atau iritan dan zat alergenik
lingkungan di bawah lipatan kuku proksimal, sehingga menyebabkan rekasi
inflamasi pada lipatan dan matriks. Infeksi sekunder dari Candida sp. dan/atau
bakteri terjadi pada banyak kasus.2,10
Paronikia ditandai dengan pembengkakan jaringan yang nyeri dan dapat
mengeluarkan nanah dibawah kulit samping kuku atau dibawah kuku itu sendiri.
Daerah sekitar kuku yang lembut, merah dan agak bengkak pada kutikula yang
menghilang; dan kulit di sekitar kuku terasa lembab atau boggy (berkabut).
Biasanya terkena pada satu kuku.9,10
Paronikia akut dimulai terjadi pembengkakan kulit yang berwarna merah,
hangat dan nyeri di sekitar kuku. Sedangkan pada paronikia kronik, kemerahan
dan kelembutan kurang terlihat dibandingkan infeksi akut. Kuku mungkin
berwarna hijau oleh karena infeksi pseudomonas.9,10
7
Gambar 2 : Paronikia akut disebabkan bakteri Staphylococcus.10
8
atau tacrolimus yang terkait dengan antiseptik topikal untuk mencegah dari
kolonisasi mikroba sekunder.2
b. Onikomikosis
9
2) Superficial white onychomycosis (SWO)
Kelainan ini jarang ditemui. Nama lainnya adalah Leukonikia Mikotika.
Kelainan ini terjadi apabila jamur menginvasi langsung lapisan superfisial
lempeng kuku yang disebabkan sering oleh T.mentagrophytes dan kadang oleh
nondermatofit seperti Acremonium spp, Aspergillus terreus dan Fusarium
oxysporum. Gambaran khas yang dapat dilihat adalah bercak-bercak putih white
island yang berbatas tegas di permukaan lempeng kuku yang dapat
berkonfluensi. Lambat laun, kuku akan menjadi kasar, lunak dan rapuh.11,12
10
Gambar 6 : Proximal subungual onychomycosis.12
4) Candida onychomycosis
Infeksi kuku yang disebabkan oleh kandida didapatkan pada pasien yang
menderita kandidiasis mukokutan kronis dimana sering disebabkan oleh
C.albicans yaitu sebanyak 70% dari seluruh kasus onikomikosis. Selain itu,
disebabkan oleh C.parapsilosis, C.tropicalis dan C.krusei.11,12
Apapun jenis klinisnya, onikomikosis yang tidak diobati akan terjadi destruksi
total pada lempeng kuku dimana merupakan stadium akhir dari seluruh jenis
onikomikosis. Seluruh permukaan kuku menjadi tebal dan distrofik (total
dystrophic onychomycosis).11,12
11
Pengobatan onychomycosis telah berkembang pesat dalam dekade terakhir.
Ada beberapa obat antijamur oral yang bisa digunakan dengan tingkat
keberhasilan tinggi sejak dulu yaitu, griseofulvin dan ketoconazole (Nizoral)
namun keduanya memiliki keterbatasan. Griseofulvin merupakan fungistatic dan
perlu diminum dalam dosis yang relatif tinggi untuk 1 tahun atau lebih untuk kuku
kaki. Penggunaan ketokonazol dibatasi karena potensi hepatotoksisitas. Tiga obat
baru telah melengkapi obat yang sebelumnya. Terbinafine merupakan Allylamine
yang diresepkan dengan dosis 250 mg setiap hari selama 12 minggu untuk kuku
kaki dan 6 minggu untuk kuku jari. Itrakonazol dapat diberikan terus menerus
dengan dosis 100 mg dua kali setiap hari selama 12 minggu atau 200 mg dua kali
sehari selama 1 minggu setiap bulan selama 3 bulan. Flukonazol merupakan
triazol dengan kegunaan melawan ragi dan dermatofit. Ini diberikan dalam dosis
200 mg sekali seminggu sampai kuku kembali normal, periode waktu bisa sampai
12 bulan untuk kuku kaki dan 9 bulan untuk kuku jari. Terapi onychomycosis
topikal berkembang dengan cepat. Ada satu obat antijamur topical yaitu
cyclopirox disetujui oleh FDA untuk pengobatan onikomikosis, dan ada beberapa
obat antijamur topikal lainnya dalam uji klinis untuk onikomikosis.12
Liken planus pada kuku dapat timbul tanpa kelainan kulit. Perubahan pada
kuku berupa belah longitudinal, lipatan kuku yang mengembung (pterigium
kuku), kadang-kadang anonikia. Lempeng kuku menipis dan papul liken planus
dapat mengenai lempeng kuku. Lokalisasi kuku dari liken planus harus ditanggapi
dengan serius, karena bisa menghancurkan kuku. Oleh karena itu, penting untuk
mendiagnosis dan mengobati penyakit sesegera mungkin.2,13
12
Gambar 8 : Lichen planus pada matriks kuku.2
d. Kuku Psoriasis
Keterlibatan kuku sangat umum terjadi selama psoriasis, antara 10% sampai
78% pasien yang terkena. Kuku yang lebih banyak terkena adalah kuku jari kaki,
dan biasanya lebih dari 1 kuku yang terlibat. Psoriasis pada kuku dapat dengan
mudah didiagnosis dengan melihat tanda khas, biasanya hanya bisa dideteksi di
kuku jari: psoriatic pitting, onycholysis dengan batas eritematosa dan salmon
13
patches pada kuku. Onycholysis sebenarnya adalah manifestasi psoriasis kuku
yang paling umum dan dapat mempengaruhi kedua kuku dan kuku kaki. Di kuku
jari ada batas eritematosa di sepanjang area onycholytic yang bersifat diagnostik
psoriasis kuku. Pada kuku kaki, onycholysis biasanya disertai dengan
hiperkeratosis subungual dan mungkin mirip dengan onikomikosis. Salmon
patches muncul sebagai area warna merah kuning di bagian kuku atau berbatasan
dengan area onycholytic. Tanda umum lainnya yang umum tapi agak aspiratif
termasuk splinter hemorrhages dan paronikia.2,14
14
Pengobatan pada psoriasis kuku, penting untuk menginstruksikan pasien untuk
menghindari trauma dan rujuk pasien ke rheumatologist jika terasa nyeri.
Perawatan sistemik untuk psoriasis kulit dan sendi umumnya efektif untuk
psoriasis kuku (metotreksat, siklosporin A). Sejak munculnya terapi biologis
psoriasis kulit dan sendi yang parah, efeknya pada gejala kuku telah diselidiki dan
infliximab 5 mg / kg tampaknya yang paling efektif sampai saat ini. Steroid
intralesi (triamcinolone acetonide 2.5-5,0 mg / mL dalam air garam) adalah
perawatan terbaik untuk psoriasis matriks kuku bisa disuntikkan di lipatan kuku
proksimal setiap 4-8 Minggu. Acitretin dengan dosis rendah (0,2-0,3 mg / kg /
hari) Selama 4 sampai 6 bulan merupakan pilihan yang efektif pada psoriasis kuku
yang parah. Pada psoriasis kuku, pengobatan topikal dengan kalsipotriol,
kombinasi kalsipotriol dan betametason, atau tazaroten mungkin efektif setelah
pengangkatan lempeng kuku yang terpisah.2
e. Penyakit Darier
15
Pengobatan pada penyakit darier yaitu:15
1) First line :
menghindari pemicu (panas, berkeringat, gesekan) dan meminimalkan
UVB - induced exacerbations.
Emolien yang mengandung urea atau asam laktat.
Pengganti sabun dan antiseptik topikal.
Kortikosteroid topikal atau poten dengan antibiotik topikal.
Retinoid topikal: isotretinoin (0,05%, 0,1%), tretinoin, gel tazaroten, gel
adapalen 0,1%.
2) Second line :
Oral acitretin 0,25-0,5 mg/kg/ hari diberikan selama 3 bulan untuk
memiliki efek maksimal. Acitretin harus dihentikan selama 2 tahun
sebelum wanita mencoba untuk hamil.
Isotretinoin oral 0,5 mg / kg / hari. Kurang efektif dibanding acitretin tapi
mungkin ditunjukkan pada wanita muda. Isotretinoin harus dihentikan
selama 1 bulan sebelum wanita mencoba untuk hamil.
3) Third line :
Topical 5-fluorouracil.
Siklosporin oral untuk eksimidasi dengan dosis 2,5 mg / kg / hari.
Operasi laser, electrosurgery, atau dermabrasi.
Terapi fotodinamik.
Toksin Botulinum .
Mammaplasty.
f. Alopesia Areata
16
areata memiliki keterlibatan kuku. Pada orang dewasa, perubahan kuku terjadi
pada orang dewasa sekitar seperlima pasien yang datang dengan alopecia areata
kulit kepala.2,13
Triamsinolon topikal dan intralesional 2,5-3 mg/ml pada interval bulanan
sangat membantu. Pitting, trachyonychia, Beaus line dan onychomadesis dapat
dilihat pada alopecia areata pada kuku. Bintik merah muda di lunula sering
terlihat pada alopesia areata kuku.13
17
g. Kelainan Kuku pada Penyakit Sistemik
Clubbing finger ditandai dengan peningkatan massa ujung jari distal dan
bertambah kelengkungan longitudinal dan horizontal dari lempeng kuku.
Clubbing terjadi pada kuku jari dan kuku kaki. clubbing diklasifikasikan ke dalam
tiga kategori yaitu: bawaan / turun temurun, didapatkan dan idiopatik. Tanda
klinis clubbing adalah kelengkungan abnormal dari lempeng kuku di kedua sumbu
longitudinal dan horizontal. Pada clubbing, sudut Lovibond (Sudut antara
lempeng kuku dan Lipatan kuku proksimal bila dilihat dari samping) lebih besar
dari 180, sedangkan pada kuku normal, sudutnya kurang dari 160. Tanda
clubbing berarti ada sesuatu yang tidak berjalan dengan baik dalam tubuh. Infeksi,
neoplastik dan peradangan paru paling sering terjadi. Penyakit paru seperti
neoplasma pada paru-paru, bronkiektasis, emfisema, radang paru-paru dan
18
limfoma semaksimal mungkin. Etiologi kardiovaskular seperti gagal jantung
kongestif, dan jantung bawaan/ penyakit yang berhubungan dengan katup jantung,
seperti halnya gangguan gastrointestinal dan hati seperti sirosis dan kolitis
ulserativa kategori idiopatik dan kongenital kurang umum.16,17
Beaus line adalah depresi melintang pada satu atau lebih kuku yang
disebabkan dari pertumbuhan yang tertahan dalam matriks kuku mengikuti
penyakit sistemik atau trauma berat. Trauma lokal, seperti dari manikur atau
onychotillomania, atau berhubungan dengan penyakit kulit lokal terutama
dermatitis, eritema periungual, dan paronikia, adalah penyebab Beau's line.
Beaus line menunjukkan penyebab sistemik, yang paling umum di antaranya
19
adalah obat-obatan (terutama kemoterapi), demam tinggi, penyakit virus, operasi
dan iskemia perifer.16
Terrys nails digambarkan sebagai kuku putih susu yang meluas dari lipatan
kuku proksimal dan merah-coklat di daerah onychodermal di kuku. Lunula
biasanya ditutupi oleh si putih. Menekan pada lempeng kuku akan mengubah
20
Penampilan dan warna kuku. Terrys nails dikaitkan dengan gagal jantung
kongestif, penyakit hati dan bahkan penuaan.16
Hemorrhages splinter adalah perubahan kuku yang ditandai dengan garis liner
kecil berwarna merah/ coklat di dasar kuku. Hemorrhages splinter asimtomatik
dan biasanya terjadi pada bagian distal kuku, dan merupakan hasil dari perdarahan
kecil di alur longitudinal dasar kuku. Yang paling umum penyebab perdarahan
adalah trauma. Beberapa kuku psoriasis menunjukkan perdarahan akibat
mikroorganisme. Beberapa kondisi di mana ditemukan perdarahan splinter
termasuk trichinosis, endocarditis, kejadian embolik, diskrasia darah, dan
pengobatan tertentu.16,17
21
Gambaran iskemik dari lupus eritematosus sistemik (SLE) menyebabkan
mayoritas perubahan kuku yang sangat bervariasi dalam presentasi. Infark
vaskular, mikronekrosis lipatan kuku dan lesi kutikular vaskular cukup umum
terjadi. Dalam kasus yang lebih parah, mungkin ada nekrosis dan gangren parah
akibat trombosis vaskular pada pembuluh darah ekstremitas.16
22
Penanganan dari kelainan bentuk kuku akibat penyakit sistemk lebih
cenderung pada etiologi penyakit yang mendasarinya.
23
Gambar 25: Epidermolysis bullosa simplex nail dystrophy.18
24
Nail patella syndrome merupakan penyakit genetic yang jarang terjadi, yang
melibatkan organ-organ yang berasal dari ectodermal dan mesodermal. Kelaianan
kuku pada penyakit ini dapat terjadi pada semua kuku atau hanya terbatas pada
kuku ibu jari yang selalu terkena dampak parah. Gambaran kelainannya berupa
hipoplasia atau aplasia, dan lunula. Hipoplasia kuku biasanya pada bagian tengah
kuku dan bentuk dari lunula berbentuk segitiga (triangular lunula).2
25
Gambar 28 : Congenital malalignment of the hallux.2
26
DAFTAR PUSTAKA
27
13. Rich P, Scher RK. Lichen Planus, Alopecia Areata dan Dariers Disease. An
Atlas of Disease of the Nail. The Parthenon Publishing Group: USA; 2005. p.
87-93.
14. Regana MS, Umbert P. Practical Dermatology: Diagnosis and Management
of Nail Psoriasis. Actas Dermosifiliogr: Spanyol; 2008: 99; 34-43.
15. Burge S, Hovnanian A. Acantholytic Disorder of the Skin. Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolf K. Fitzpatricks:
Dermatology In General Medicine. Ed. ke-8. MCgraw-hill Medical: USA;
2012. p. 550-557.
16. Rich P, Scher RK. Nail Signs of Multisystem Diseases. An Atlas of Disease of
the Nail. The Parthenon Publishing Group: USA; 2005. p. 95-107.
17. Wolff K, Johnson RA. Disorders of the Nail Apparatus: Nail Signs of
Multisystem Diseases. Fitzpatricks: Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. Ed. ke-6. MCgraw-hill Medical: USA; 2009. p. 1021-1026.
18. Rich P, Scher RK. Inherited Pediatric Nail Problems. An Atlas of Disease of
the Nail. The Parthenon Publishing Group: USA; 2005. p. 110-113.
28