Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS FIELD STUDY DI KRIMS

DIABETES MELLITUS TIPE 1

I. Kasus
Pasien Ny. R usia 31 tahun diantar keluarganya ke Klinik Rawat Inap Muslimat Singosari
(KRIMS) dengan keluhan kepala terasa berat, pusing, dan lemas. Keluhan dirasakan hilang
timbul sejak seminggu terakhir. Pusing dirasakan seperti ruangan berputar. Pasien rutin kontrol
spesialis penyakit dalam karena didiagnosa diabetes mellitus tipe I setelah melahirkan anak
keduanya pada tahun 2014. Oleh dokter spesialis penyakit dalam pasien diberi obat anti
diabetes berupa insulin injeksi, namun pasien mengakui bahwa dirinya jarang menyuntikkan
obat anti diabetes tersebut.
Dari pemeriksaan vital sign didapatkan TD 140/90 mmHg, N 112 x/menit, RR 20
x/menit, To axilla 36.4oC. pada pemeriksaan rekam jantung tidak didapatkan kelainan. Saat ini
dokter mendiagnosa Diabetes Mellitus tipe 1 dan Vertigo. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel I.1 Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, diff count, dan urin lengkap tanggal 23
April 2018
Hasil Nilai normal
Darah Lengkap
Leukosit 17.4 3,5 – 10,0/ mm3
Eritrosit 4.37 3,80 – 5,80/ mm3
Hemoglobin 14.2 11,0 – 16,5 g/dl
Hematocrit 35.5 35,0 – 50,0 %
Trombosit 163.000 150 – 350 103/ mm3
LED 6 0 – 10 mm/ jam
Diff
Eosinofil 0 0-3%
Basofil 0 1-3%
N-Stab 0 2-6%
N-Segmen 65 50-70%
Limfosit 9.1 20-40%
Monosit 2.6 2-8%
Hasil Nilai normal
Urin lengkap
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Agak keruh Jernih
Berat jenis 1.015 1.003 – 1.035
pH 6.0 4.5 – 8.0
Leukosit Negatif Negatif
Nitrit +1 Negatif
Protein +1 Negatif
Glukosa +4 Negatif
Keton +2 Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Blood +3 Negatif
Mikroskopis
Eritrosit 6-8/LP Negatif
Leukosit >50/LP <3-5/LP
Epithel bulat 0-1/LP <3-5/LP
Epithel gepeng 1-2/LP <3-5/LP
Lain-lain
Trichomonas Negatif Negatif
Bakteri +3 Negatif
Ca oxalat Negatif Negatif
Kristal amorf Negatif Negatif
Silinder leukosit Negatif Negatif
II. Terapi
2.1 Terapi Injeksi
1. FARBION
Komposisi : Vit B1 100mg, vit B6 100mg, vit B12 5000mcg
Indikasi : Profilaksis &terapi defisiensi vit Vit B1, vit B6, vit B12, gangguan saraf perifer
sepertineuritis polineuritis
Dosis : 1 amp (IM)/hr,2-3 tab/hari
Pemberian obat : Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan. Dapat diberikan
bersama makanan untuk mengurangi ras tidak nyaman pada GI
Sediaan : Amp 3 mlx5 (Rp. 7079/boks), Tablet 10x10,s(Rp. 85000/boks)
2. APIDRA
Komposisi : Insulin gluisin 100 iu
Indikasi : Diabetes Melitus yang memerlukan insulin pada orang dewasa, remaja dan
anak-anak di atas usia 6 tahun.
Dosis : Dosis individual diberikan secara sub kutan, merupakan insulin short acting
dengan lama kerja 3-5 jam
Perhatian : Perubahan rejimen terapi. Hipoglikemia atau hiperglikemia yang tidak
dikoreksi. Gangguan fungsi ginjal dan hati. Dapat mengganggu kemampuan mengemudi
atau menjalankan mesin. Hamil, laktasi. Lanjut usia. Anak.
Efek Samping : Hipoglikemia; reaksi lokal pada tempat injeksi dan reaksi
hipersensitivitas misalnya kemreahan kulit, pembengkakan, pruritus.
Interaksi Obat : Antidiabetes oral, MAOI, ACE inhibitor, disopiramid, fibrat,
fluoksetin, pentoksifilin, propoksifen, salisilat, sulfonamid. Kortikosteroid, danazol,
diazoksid, diuretik, INH, derivat fenotiazin, somatropin, simpatomimetik, hormon tiroid,
estrogen, progestin, penghambat protease, antipsikotik. Penyakit ß, klonidin, litium,
alkohol, pentamidin, guanetidin, reserpin.
Beberapa zat dapat mempengaruhi metabolisme glukosa, yang mungkin memerlukan
koreksi dosis insulin glulisine dan terutama pemantauan ketat terhadap terapi dan kondisi
pasien.
Ketika aplikasi bersama agen oral hipoglikemik, inhibitor ACE, Disopiramid, fibrat,
fluoxetine, inhibitor MAO, pentoxifylline, propoxyphene, salisilat dan agen antimikroba
sulfa dapat meningkatkan efek hipoglikemik insulin, dan meningkatkan kecenderungan
untuk hipoglikemia.
Ketika aplikasi bersama kortikosteroid, danazol, diazoxide, diuretik, isoniazid,
turunan fenotiazin, somatropin, simpatomimetik (misalnya, epinefrin / adrenalin /
salbutamol, terbutalin), hormon tiroid, estrogen, progestin (misalnya, kontrasepsi oral),
protease inhibitor dan antipsikotik obat-obatan (misalnya, olanzapine dan clozapine)
dapat mengurangi efek hipoglikemik insulin.
Beta-adrenoblocker, clonidine, garam lithium atau etanol dapat mempotensiasi atau
memperlemah aksi hipoglikemik insulin. Pentamidin dapat menyebabkan hipoglikemia
dengan hiperglikemia berikutnya.
Ketika menerapkan formulasi dengan aktivitas simpatolitik (beta-blocker, clonidine,
reserpin dan guanethidine) gejala refleks aktivasi adrenergik di hipoglikemia bisa kurang
jelas atau tidak ada.
Sediaan dan harga : Vial 100 iu/mL x 10 mL x 1, Rp. 201,405
2.2 Terapi Oral
1) BETASERC
Komposisi: Betahistine diHCl
Indikasi: Penyakit meniere & sindrom serupa meniere yang karakterisasinya
serangan vertigo, tinnitus dan atau kehilangan pendengaran yang progresif,
biasanya disertai mual dan muntah
Efek samping: Ruam kulit, gatal, sindrom steven-johnson, dispepsia, mual
Kelas terapi: Obat-obatan antivertigo
Interaksi obat: Efeknya menghilang bila digunakan dengan antihistamin.
Mengurangi efektivitas beta-2 agonist
Dosis: Betahistine HCl: initial: 8-16 mg 3x1. Maintenance: 24-48 mg/hari.
Betahistine mesilate: 6-12 mg 3x1
2) MELOXICAM
Komposisi: Meloxicam
Indikasi: ankylosing spondylitis; rheumatoid artritis, osteoartritis eksaserbasi
akut
Efek samping: Dispepsia, sakit kepala, mual, diare, infeksi saluran napas atas
Kelas terapi: Antiinflammasi non-steroid
Interaksi obat: efek antagonis terhadap obat-obatan inhibitor ACE dan ARB.
Mengurangi efek natriuretik pada furosemide dan thiazide. meningkatkan
toksisitas metotreksat.
Dosis: pada rheumatoid arthritis: 15 mg/hari sebagai dosis tunggal. Pada psien
dengan peningkatan efek samping obat: 7.5 mg/hari. Osteoartritis eksaserbasi
akut: 7.5 mg/hari. Maksimal: 15 mg/hari sebagai dosis tunggal
3) PARACETAMOL
Komposisi: Paracetamol
Indikasi: nyeri dan demam ringan hingga sedang
Efek samping: trombositopenia, leukopenia, pansitopenia, neutropenia
Kelas terapi: antiinflammasi non-steroid
Interaksi obat: dapat mengurangi kadar serum obat-obatan antikonvulsan bila
digunakan bersamaan (phenytoin, barbiturat, carbamazepine). Dapat
meningkatkan efek antikoagulan pada penggunaan jangka panjang.
Dosis: per oral 0,5-1g tiap 4-6 jam. Maksimal: 4g/hari.

4) ALPRAZOLAM
Komposisi: Alprazolam
Indikasi: Gangguan kecemasan, gangguan panik
Efek samping: Disfungsi kognitif, depresi, pusing,disartria, sedasi, konstipasi
Kelas terapi: Ansiolitik, hipnotik & sedatif
Interaksi obat: Meningkatkan konsentrasi digoxin. Memberikan efek sinergis
bila digunakan bersamaan dengan depresan SSP lainnya. Konsentrasi plasmanya
meningkat bila digunakan bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 (cimetidine,
fluoxetin, sertralin, diltiazem, nefazodone, fluvoxamin)
Dosis: tatalaksana kecemasan jangka pendek 250-500 mcg 3x1, ditingkatkan tiap
3-4 hari hingga maksimal 3-4 mg/hari. Gangguan panik: 0.5 mg 3x1,
ditambahkan sesuai kebutuhan dalam kenaikan tidak lebih dari 1 mg tiap 3-4 hari,
maksimal 10 mg/hari. Sediaan tablet SR: 0,5-1 mg sekali sehari. Maksimal 3-6
mg/hari.
5) MECOBALAMIN
Komposisi: Mecobalamin
Indikasi: Neuropati perifer
Efek samping: Jarang: mual, diare, ruam kulit, anoreksia, nyeri dan indurasi pada
tempat suntikan, sakit kepala, berkeringat, demam
Kelas terapi: Vitamin B12, neurotropik
Perhatian:
Dosis: tatalaksana kecemasan jangka pendek 250-500 mcg 3x1, ditingkatkan tiap
3-4 hari hingga maksimal 3-4 mg/hari. Gangguan panik: 0.5 mg 3x1,
ditambahkan sesuai kebutuhan dalam kenaikan tidak lebih dari 1 mg tiap 3-4 hari,
maksimal 10 mg/hari. Sediaan tablet SR: 0,5-1 mg sekali sehari. Maksimal 3-6
mg/hari.

III. Efek samping dan interaksi obat pada pasien


IV. Peresepan

Rumah Sakit Muslimat Singosari


Ijin Operasional no180/0904/IORS/421.302/2014
Jln. Ronggolawe 24 Singosari Malang, 65153
Tlp. 0341-458344, 453750, Fax (0314) 453750. Email :
rsmuslimatsingosari@gmai.com

No. R/- Malang, 11-5-2018


Nama Pasien : Ny. R No.RM :xxxx
Dokter : dr.H. Sp.PD Umur : 31 tahun
Unit RJ : PU/PKIA-KB/PSA/PSI/PSO T/BB :-

Alergi Ya
√ Tidak

R/ IVFD RA No. II
Cum infus set No. I
Abocath no. 20 No. I
S i.m.m IV 10 tpm

R/ Lantus inj pen 100 IU No. I


Cum pen needle No. XX
S I dd 12 U sc horasomni

R/ Apidra inj pen 100 IU No. I


Cum fine needle No. XX
S 3 dd 8 U sc 15 menit ante coenam

R/ Farbion inj. Amp No. III


Cum disposable syring 3 cc No.III
S i.m.m 1 amp dalam 500cc RA

R/ dyphenhydramine No. III


Cum disposable syringe 3cc No. III
S i.m.m 3 dd 1 IV

R/ Betaserc mg 6
Meloxicam mg 7,5
Paracetamol mg 500
Alprazolam mg 0,5
Mecobalamin tab 1
Mfla pulv da in cap No. X
S 2 dd cap 1
Rumah Sakit Muslimat Singosari
Ijin Operasional no180/0904/IORS/421.302/2014
Jln. Ronggolawe 24 Singosari Malang, 65153
Tlp. 0341-458344, 453750, Fax (0314) 453750. Email :
rsmuslimatsingosari@gmai.com

No. R/- Malang, 11-5-2018


Nama Pasien : Ny. R No.RM :xxxx
Dokter : dr.H. Sp.PD Umur : 31 tahun
Unit RJ : PU/PKIA-KB/PSA/PSI/PSO T/BB :-

Alergi Ya
√ Tidak

R/ IVFD RA No. II
Cum infus set No. I
Abocath no. 20 No. I
S i.m.m IV 10 tpm

R/ Lantus inj pen 100 IU No. I


Cum pen needle No. XX
S I dd 12 U sc horasomni

R/ Apidra inj pen 100 IU No. I


Cum fine needle No. XX
S 3 dd 8 U sc 15 menit ante coenam

R/ Farbion inj. Amp No. III


Cum disposable syring 3 cc No.III
S i.m.m 1 amp dalam 500cc RA

R/ dyphenhydramine No. III


Cum disposable syringe 3cc No. III
S i.m.m 3 dd 1 IV

R/ Betahistin mg 6
Meloxicam mg 7,5
Paracetamol mg 500
Alprazolam mg 0,5
Mecobalamin tab 1
Mfla pulv da in cap No. X
S 2 dd cap 1

Anda mungkin juga menyukai