Kelompok 6
FARAH DIAH RAHMAYANTI 52211031
ALIYAH DIANA KURNIA 52211032
AFRIDA RIDANTIKA ZAHARNI 52211033
EVONY PRAWANINGRUM 52211034
PUTRI INDAH AI 52211035
Geriatri
Kriteria pasien lanjut usia berdasarkan tingkatan umur yaitu usia
pertengahan antara 45-59 tahun, lanjut usia antara 60-74 tahun, lanjut
usia tua antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua diatas 90 tahun
Perubahan fisiologis
Perubahan sel : penurunan jumlah sel, perubahan ukuran sel,
berkurangnya jumlah cairan dalam tubuh
Sistem persyarafan : lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi
Sistem pendengaran : terjadinya presbiakusis
Sistem penglihatan : timbulnya sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar
Perubahan fisiologis
Sistem kardiovaskuler : elastisitas dinding aorta, katup jantung menebal
dan menjadi kaku, menurunnya kemampuan jantung untuk memompa
darah
Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh : Hipotermia
Sistem respirasi : otot pernapasan mengalami kelemahan akibat atropi,
berkurangnya elastisitas bronkus, oksigen pada arteri menurun
Sistem pecernaan : kehilangan gigi, hilangnya sensitivitas saraf pengecap,
rasa lapar dan asam lambung menurun,
Sistem perkemihan : kemampuan mengkonsentrasi urine menurun
Sistem endokrin meliputi produksi semua hormon turun
Sistem integumen : kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak,
permukaan kulit cenderung kusam, kasar
Sistem musculoskeletal : tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin
rapuh
Pertimbangan farmakokinetik
Sesudah diabsorbsi, obat melewati hati dan mengalami metabolisme pintas awal. Bila
tahap ini mengalami penurunan, sisa dosis obat yang masuk dalam darah dapat
melebihi perkiraan dan mungkin menambah efek obat, bahkan sampai efek yang
merugikan. Distribusi obat dipengaruhi oleh berat dan komposisi tubuh, yaitu cairan
tubuh, massa otot, fungsi, dan peredaran darah berbagai organ.
Proses farmakokinetika pada pasien geriatri akan berbeda dari pasien muda terutama akibat
perubahan komposisi tubuh, perubahan faal hati terkait metabolisme obat, perubahan
faal ginjal terkait ekskresi obat serta kondisi multipatologi oleh karena itu harus
disesuaikan.
Pertimbangan farmakokinetik
Contoh obat : obat antibiotik golongan aminoglikosida seperti obat gentamisin, yang
ekskresi utamanya melalui ginjal. Penurunan fungsi ginjal karena usia lanjut akan
mempengaruhi eliminasi antibiotika tersebut, dimana waktu paruh obat menjadi lebih
panjang atau meningkat sampai dua kali lipat dan memberi efek toksik pada ginjal
(nefrotoksik).
Pertimbangan farmakodinamik
• Hipertensi : peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg
• Edema paru : akumulasi cairan yang berlebihan di dalam sel, ruang antar sel, dan
rongga alveoli pada paru.
Profil Obat
Lasix injeksi Intra Vena
• Indikasi : udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal. Terapi tambahan pada udem
pulmonari akut dan udem otak yang diharapkan mendapat onset diuresis yang kuat dan
cepat
• Mekanisme kerja : menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal dan
meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh
• Efek samping : gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi, peningkatan kreatinin
darah
• Interaksi : glukokortikoid, karbenoksolon, atau laksatif: meningkatkan deplesi kalium
dengan risiko hipokalemia. Antiinflamasi non-steroid (AINS), probenesid, metotreksat,
fenitoin, sukralfat: mengurangi efek dari furosemid. Glikosida jantung: meningkatkan
sensitivitas miokardium. Obat yang dapat memperpanjang interval QT: meningkatkan
risiko aritmia ventrikular
Profil Obat
Captopril Peroral
• Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang (sendiri atau dengan terapi tiazid) dan
hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan lain; gagal jantung kongestif
(tambahan); setelah infark miokard; nefropati diabetik (mikroalbuminuri lebih
dari 30 mg/hari) pada diabetes tergantung insulin
• Mekanisme kerja : menghambat perubahan angiotensin 1 menjadi angiotensin 2
sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron
• Efek samping : hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual (terkadang
muntah), diare, (terkadang konstipasi), kram otot, batuk kering yang persisten,
gangguan kerongkongan, perubahan suara, perubahan pencecap (mungkin
disertai dengan turunnya berat badan), stomatitis, dispepsia,
Profil Obat
Aspilet Peroral
• Indikasi : profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark miokard
• Mekanisme kerja : Aspirin bekerja dengan mengikat COX, enzim siklooksigenase
secara permanen. Aspirin mencegah agregasi trombosit yang mengarah pada risiko
kejadian trombotik yang lebih rendah, seperti serangan jantung dan stroke
• Efek samping : perdarahan dan toksisitas saluran cerna. Perdarahan dapat terjadi
di mana saja karena obat ini memengaruhi agregasi platelet. Efek samping lain yang
cukup berbahaya adalah eksaserbasi penyakit saluran napas
• Interaksi : Obat antiinflamasi dengan aspirin dapat meningkatkan risiko
perdarahan pada saluran pencernaan. Antidepresan SSRI meningkatkan risiko
perdarahan. Warfarin dapat menyebabkan risiko perdarahan
Profil Obat
KSR Peroral
• Indikasi : kehilangan kalium
• Mekanisme kerja : menjaga ketersediaan kalium dalam tubuh
• Efek samping : mual dan muntah (bila berat dapat merupakan tanda obstruksi)
ulserasi esofagus atau usus kecil
• Interaksi : pemberian bersama dengan ace inhibitor, siklosporin, diuretik hemat
k seperti spironolakton, triamteren, atau amilorid dapat meningkatkan risiko
hiperkalemia
Profil Obat
Infus D 5%
• Indikasi : Pencegahan &dan pengobatan hipokalemia
• Mekanisme kerja : Dextrose yang disuntikkan ke pembuluh darah akan bekerja
secara cepat untuk meningkatkan kadar gula.
• Efek samping : ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, reaksi hipersensitivitas,
gagal hati, peningkatan bilirubin dan enzim hati, ruam, demam, reaksi tempat
injeksi infus
• Interaksi : obat yang mengandung magnesium
DRPs
No DRP Permasalahan Solusi/Rekomendasi
1. Untreated indication Dahak susah Diberikan obat ekspektoran
dikeluarkan
2. Improper drug selection - -