Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI PENYAKIT GANGGUAN SISTEM SARAF,


KULIT, DAN THT (FAF 413)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

Tanggal 26 September 2023 Kelompok:


Objek praktikum: Anggota kelompok: (cetak tebal pada nama pribadi)
Objek II : Farmakoterapi
Parkinson

Identitas pasien dan informasi admisi


Jenis kelamin : Usia :
Tanggal masuk:
Pengumpulan data dan informasi
Keluhan utama Lemas sejak 3 hari SMRS, Kekakuan kedua ekstremitas, kesulitan bicara, tangan
bergetar pada tangan kanan sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu
Riwayat
penyakit Parkinson
sekarang
keluhan tersebut hilang selama pasien mengkonsumsi levazide 3x1. Sekitar 2 tahun
kemudian tangan kirinya mengalami hal yang sama seperti tangan kanannya.

Pasien merasakan kaku pada kedua kakinya dari lutut hingga pergelangan kaki, berjalan
lambat lambat kadang berhenti tiba-tiba,sulit menjaga keseimbangan saat berjalan,
hampir setiap hari kedua tangan dari siku sampai jari tangan bergetar dan semakin sering
yang kemudian mulai mengganggu aktivitasnya.
Riwayat Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
penyakit
keluarga
Riwayat sosial Pasien bekerja sebagai petani
dan kebiasaan
Riwayat Pasien mengkonsumsi levazide 3x1 saat tangan kanan bergetar muncul pada saat istirahat
pengobatan dan membaik saat melakukan aktivitas.

Hasil Parameter Hasil Nilai normal Keterangan


pemeriksaan
Suhu tubuh 36,5oC 36,5 - 37,2oC normal
fisik
Denyut nadi 77 kali/menit 60-100 kali/menit normal

1
Laju nafas 22 kali/menit 12-20 kali/menit normal
Tekanan Darah 150/80 120/80 mmHg tinggi
mmHg
Kesadaran Compos Compos Mentis normal
Mentis GCS
= E4V5M6
Kepala Tidak ada Tidak ada kelainan normal
kelainan

Hipomimia + - tidak normal


(penurunan ekspresi
wajah)
Pengobatan Nama obat Potensi Aturan pakai Durasi terapi
yang diterima
Citicolin injeksi 500 mg 2 kali sehari -
Sohobion - 1x1 tablet sehari -
Levasid - 3x2 tablet sehari -
Sifrol 1,5 mg 3 kali sehari -

Identifikasi masalah
Lakukan penilaian terhadap ketepatan, efektivitas, dan keamanan pengobatan dan kaitkan dengan kondisi pasien saat ini. Anda
juga dapat menilai kepatuhan pasien jika dibutuhkan. Berdasarkan penilaian tersebut, identifikasilah masalah terkait pengobatan
yang terjadi. Anda dapat menggunakan klasifikasi DRP menurut PCNE pada Lampiran 3 sebagai panduan identifikasi masalah.

Subjektif (S)
● Merasakan lemas sejak 3 hari sebelum masuk RS, kekakuan kedua ekstremitas, kesulitan bicara.
● Pasien mengeluhkan bergetar pada tangan kanannya sejak ± 5 tahun yang lalu. Bergetar dirasakan
di jari, telapak tangan hingga pergelangan tangannya. Tangan kanan bergetar muncul pada saat
istirahat dan membaik saat melakukan aktivitas
● Sekitar 2 tahun kemudian tangan kirinya mengalami hal yang sama seperti tangan kanannya.Pasien
merasakan kaku pada kedua kakinya dari lutut hingga pergelangan kaki, berjalan lambat lambat
kadang berhenti tiba-tiba,sulit menjaga keseimbangan saat berjalan, hampir setiap hari kedua
tangan dari siku sampai jari tangan bergetar dan semakin sering yang kemudian mulai mengganggu
aktivitasnya.

2
Objektif (O)
● Keadaan umum : tampak sedang sakit
● Kesadaran : Compos Mentis GCS = E4V5M6
● Tekanan darah : 150/80 mmHg (Tinggi)
● Nadi : 77x/ menit, Reguller (Normal)
● Pernapasan : 22x/menit, Reguller (Normal)
● Suhu Tubuh : 36,5 C (Normal)
● Kepala : Tidak ada kelainan, Hipomimia (+)

Assessment (A)
1. Pemberian Citicoline injeksi diberikan 500 mg 2x sehari sudah tepat sebagai terapi adjuvant. Terapi
adjuvan Citicoline memiliki efek positif pada peningkatan fungsi motorik, memperlambat
perkembangan gangguan kognitif, dan mengurangi bradikinesia, kekakuan, dan, sampai batas
tertentu, tremor pada pasien PD. Citicoline juga memiliki efek hemat levodopa yang
memungkinkan penundaan dalam memulai dan mengurangi dosis terapi levodopa yang diperlukan,
sehingga mengurangi efek samping terkait levodopa.
2. Pemberian Sohobion diberikan 1x1 tablet (vitamin B1 100 mg, B6 200 mg, dan B12 200 mcg),
Vitamin B6 dapat menyebabkan penghambatan absorpsi levodopa di dalam tubuh.
3. Pemberian Levasid diberikan 3×2 tablet (levodopa 100 mg dan 25 mg benserazide) Menurut
penatalaksanaan penyakit parkinson pada pasien berusia >65 tahun, lini pertama yang tepat
merupakan levodopa atau carbidopa. Namun, karena pasien berada di fase wearing off dimana
gejala nya timbul kembali setelah pemberian levamid, sehingga perlu ditambahkan COMT
Inhibitor dan MAO untuk memperpanjang kerja levodopa di dalam tubuh. (DiPiro, 2010)
4. Pemberian Sifrol 1,5 mg 3x sehari, pasien dengan umur >65 tahun tidak perlu diberikan sifrol
(agonis dopamin) karena pasien ditakutkan tidak bisa mentolerir efek samping neurologi dan
psikiatri yang tidak diinginkan. (Alldredge, B.K. et al. 2013)

Planning (P)
1. Merekomendasikan kepada dokter untuk melanjutkan terapi citicoline injeksi
2. Merekomendasikan kepada dokter untuk mempertimbangkan kembali penggunaan sohobion

3
3. Merekomendasikan kepada dokter untuk menghentikan penggunaan sifrol karena pasien ditakutkan
tidak bisa mentolerir efek samping neurologi dan psikiatri yang tidak diinginkan.
4. Mengusulkan kepada dokter untuk menambahkan terapi inhibitor MAO-B dan inhibitor katel-o-
metil-transferase (COMT Inhibitor) yang berguna untuk melemahkan fluktuasi motorik pada pasien
yang menerima terapi levodopa. Contohnya Entacapone 200 mg/hari.

Masalah (P) :
1. (P.2.1) Potensi kejadian merugikan obat, yaitu penggunaan Sifrol.
2. (P3.1) Terapi obat tidak diperlukan yaitu penggunaan sohobion.
3. (P1.2) Efek terapi obat tidak optimal, dibutuhkan penambahan terapi inhibitor COMT seperti
entacapone untuk penatalaksanaan wearing-off levodopa, sehingga entacapone akan
memperpanjang kerja levodopa di dalam tubuh.

Penyebab Masalah (C) :


1. (C1.1) Pemilihan obat tidak sesuai dengan pedoman/formularium, yang mana sifrol (pramipexole)
yang merupakan agonis dopamin tidak disarankan untuk diberikan kepada pasien yang memiliki
umur lebih dari 65 tahun karena ditakutkan tidak mampu mentolerir efek samping yang terjadi.
2. (C 1.3) Pemberian vitamin B6 (Sohobion) dapat menghambat penyerapan obat Levodopa/ Levasid.
3. (C1.5) Pasien mengalami fase wearing-off terhadap penggunaan Levazide (100 mg levodopa dan
25 mg benserazide) sehingga perlu penambahan COMT Inhibitor atau entacapone untuk
memperpanjang kerja Levodopa.
(C 1.4) Pasien dengan umur >65 tahun tidak perlu diberikan sifrol . Karena berdasarkan literatur
bahwa pasien dengan usia >65 menggunakan Carbidopa/Levodopa sebagai terapi utama untuk
penyakit parkinson. Sedangkan sifrol (agonis dopamin) digunakan pada pasien usia <65 tahun.

Rencana penyelesaian masalah


Tuliskan tujuan terapi kondisi yang diderita pasien, serta lakukan perencanaan penyelesaian masalah terkait obat, parameter
monitoring terapi, dan edukasi pasien.

Tujuan terapi [Parkinson’s Disease]:


1. Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
2. Untuk mengurangi gejala motorik dan memperlambat progresivitas penyakit
3. Untuk mengurangi efek samping obat yang diberikan
4. Pelestarian kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari, pekerjaan, dan peningkatan

4
mobilitas
5. Meminimalkan modifikasi penyakit diduga dan peningkatan fitur non motor

Rencana penyelesaian masalah terkait obat:


1. (I3.5) Menghentikan Pengobatan

Merekomendasikan kepada dokter untuk menghentikan pemberian sohobion karena mengandung


vitamin B6 yang dapat menghambat penyerapan obat Levodopa/ Levasid
2. (I1.3) Menyarankan Penyelesaian Masalah kepada Dokter

● Merekomendasikan kepada dokter untuk memberhentikan sifrol untuk pasien diatas 65 tahun
kurang tepat karena pasien tidak dapat mentoleransi efek samping sistem saraf dari agonis
dopamin seperti sifrol
● Merekomendasikan kepada dokter penambahan COMT Inhibitor, seperti Entacapone 200 mg
untuk memperpanjang kerja Levodopa

Rencana monitoring terapi:


1. Monitoring efek samping obat yang diberikan
2. Monitoring penggunaan obat
3. Monitoring gejala gejala motorik dan nonmotorik harus dilakukan setiap 3-6 bulan untuk pasien
dengan regimen pengobatan yang stabil
4. Monitoring kepatuhan penggunaan obat
5. Monitoring tentang efek dosis demi dosis obat, termasuk respons terhadap dosis obat dan adanya
dyskinesia, efek memudar, pusing, mual, orthostasis, atau halusinasi visual
6. Monitoring tekanan darah pasien
7. Monitoring efektivitas obat dengan memperhatikan mental, perilaku, manifestasi motorik dan
komplikasi penyakit.
8. Monitoring waktu terjadinya wearing off dan wearing on pada pengobatan pasien

Rencana edukasi pasien:


1. Ajarkan pasien bahwa carbidopa/levodopa diserap paling baik saat perut kosong tetapi biasanya
diminum bersama makanan untuk meminimalkan mual.
2. Ajarkan pasien dan pengasuh dapat berpartisipasi dalam pengobatan dengan mencatat waktu
pemberian obat serta durasi waktu wearing on dan off yang dapat ditinjau pada setiap kunjungan
3. Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya minum

5
obat teratur dan menghindari jatuh.
4. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan
psikik mereka menjadi maksimal.
5. Menyarankan pasien untuk makan makanan yang bergizi dan teratur, terutama makanan yang
rendah garam, berlemak, dan rendah gula untuk menghindari peningkatan tekanan darah
6. Menyarankan pasien untuk menjalankan fisioterapi dengan teratur

Referensi:
● American Society of Health System Pharmacists. 2011. AHFS Drug Information. United States of
American.
● Aldredge Bryan k. et al. 2012. Koda Kimble and Young’s : Applied Therapeutics the Clinical Use
of Drugs. North American : Lippincott
● DiPiro, J.T. et al. Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach 10th edition (Chapter 59:
Parkinson Disease)
● MIMS Indonesia [online]. Diakses pada 14 Oktober 2021.

TABEL PENGKAJIAN OBAT


No Nama Obat Tinjauan
1. Citicolin Regimen dosis yang diresepkan
Dosis:
Rute:
Frekuensi pemberian:

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 500-1000 mg per hari
Rute: injeksi IM atau injeksi IV lambat selama 3-5 menit
Frekuensi pemberian: 1-2 kali sehari
(MIMS)
Indikasi terapi

6
Penyakit Parkinson
(MIMS)
Tanggal dimulainya terapi
-

Durasi terapi
-

Efek samping obat


Gangguan jantung: Bradikardia, takikardia.
Gangguan gastrointestinal: Diare, ketidaknyamanan epigastrium,
sakit perut.
Gangguan umum dan kondisi situs admin: Kelelahan.
Gangguan sistem saraf: Pusing, sakit kepala.
Gangguan kulit dan jaringan subkutan: Ruam.
Gangguan pembuluh darah: Hipotensi.
(MIMS)
2. Sohobion Regimen dosis yang diresepkan
Dosis:
Rute:
Frekuensi pemberian:

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 1 tablet mengandung vitamin B1 100 mg, vitamin B6 200
mg, dan vitamin B12 200 mcg.
Rute:
Frekuensi pemberian:
(MIMS)
Indikasi terapi
Pencegahan dan pengobatan penyakit karena kekurangan vitamin

7
B1, B6, dan B12 seperti beri beri, neuritis perifer dan neuralgia.

Tanggal dimulainya terapi


-

Durasi terapi
-

Efek samping obat


Sindrom neuropati (penggunaan vitamin B6 dosis besar, jangka
panjang).

3. Levasid 3×2 tablet Regimen dosis yang diresepkan


Dosis
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3x2 tab

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis:
Rute:
Frekuensi pemberian:

Indikasi terapi
Penyakit parkinson dan gejala parkinsonisme kecuali sindrom
parkinson yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan
Tanggal dimulainya terapi
-
Durasi terapi
-

8
Efek samping obat
Anoreksia, gangguan gastrointestinal, aritmia, hipotensi ortostatik,
leukopenia, trombositopenia, berkeringat, mengantuk
4. Regimen dosis yang diresepkan
Sifrol (Pramipexole)
Dosis:
Rute:
Frekuensi pemberian:

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis:
Rute:
Frekuensi pemberian:

Indikasi terapi

Tanggal dimulainya terapi

Durasi terapi

Efek samping obat


perilaku abnormal, bingung, konstipasi, pusing, diskinesia,
kelelahan, halusinasi, sakit kepala, hipotensi, gangguan sekresi
hormon antidiuretik, insomnia, mual, edema perifer.

9
Tabel Interaksi Obat

No. Obat I Obat II Interaksi Obat

10
11

Anda mungkin juga menyukai