Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ABRAR

NIM : O1A117203
KELAS :D

Kasus klinik : 2
Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan batuk tidak berdahak lebih
dari 2 minggu. Batuk dirasakan lebih sering pada malam hari sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan
lainnya adalah demam dan penurunan nafsu makan disertai dengan penurunan berat badan,
serta memiliki riwayat kontak dengan penderita TB. Hasil pemeriksaan fisik yaitu berat badan
92 kg dan tinggi badan 165 cm, pemeriksaan tanda‐tanda vital ditemukan tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17x/menit, suhu tubuh 37,0 oC. Pada pemeriksaan
toraks adanya suara nafas abnormal yaitu rhonki pada pulmo dekstra dan sinistra. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium ditemukan pada pemeriksaan BTA +2. Pemeriksaan foto rontgen
thorax Anterior Posterior (AP) ditemukan adanya cavitas pada pulmo dekstra dan sinistra.
Pasien didiagnosis dengan TB paru kasus baru. Hasil pemeriksaan fungsi hati Albumin 2,9
mg/dL; SGOT 45 U/L (normal < 35 U/L); SGPT 63 U/L (normal < 33 U/L). Fungsi ginjal normal,
tidak ada gangguan penglihatan maupun pendengaran.

Instruksi kandidat
1. Lakukan pengumpulan data dan informasi terhadap pasien dan tuliskan pada lembar kerja
1!
2. Lakukan penetapan masalah terkait OAT (obat anti tuberculosis) yang akan
direkomendasikan terhadap keadaan klinik pada pasien dan tuliskan pada lembar kerja 1!
3. Lakukan penyelesaian masalah terkait kategori OAT dan dosis OAT yang akan
direkomendasikan untuk menangani keluhan TB paru pasien dan tuliskan pada lembar kerja
1!
4. Lakukanlah monitoring dan evaluasi terhadap keadaan klinik pasien dan pengobatan pasien
serta tuliskan pada lembar kerja 1!
LEMBAR KERJA 1

Kriteria Jawaban kandidat


Pengumpulan Data dan 1. Data Subjektif
Informasi - Pasien laki-laki umur 50 tahun, BB 92 kg dan TB
1. Data subjektif yang actual 165 cm
- Pasien mengalami kontak dengan pasien TB
dan potensial
- Batuk tidak berdahak lebih dari 2 minggu
- Batuk lebih sering pada malam hari sejak 3 bulan
2. Data objektif yang actual - Pasien mengalami demam
dan potensial - Nafsu makan pasien menurun
- Pasien mengalami penurunann BB

2. Data Objektif
Hasil Pemeriksaan Fisik
- TD 110/70mmHg
- Nadi 80x/menit
- Frekuensi nafas 17x/menit
- Suhu tubuh 37oC
- Pemeriksaan toraks adanya Suara nafas
abnormal terdapat rhonki pada pulmo destra dan
sinistra.

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


- BTA +2

Hasil Pemeriksaan Fungsi hati dan ginjal


- Hasil pemeriksaan fungsi hati : Albumin
2,9mg/dL: SGOT 45 U/L (normal < 35 U/L); SGPT 63
U/L (normal < 33 U/L).
- Fungsi ginjal normal, tidak ada gangguan
penglihatan maupun pendengaran.
Penetapan Masalah (assesmen)
1. Pertimbangan keadaan 1. (ada /tidak ada)*
klinik pasien Berdasarkan hasil pemeriksaan lab, pasien didiagnosis
dengan TB paru dengan kasus baru. Sehingga pasien
diberikan terapi OAT line pertama intensif dengan
pemberian 2 obat yang hepatotoksik : 2RHES/6RH atau
2HES/10HE

2. Pertimbangan Kategori (ada /tidak ada)*


OAT untuk keadaan klinik Pertimbangan kategori pengobatan OAT untuk pasien
pasien tersebut tersebut adalah kategori 1 dimana regimen OAT kategori
1 terdiri dari
- 2HRZE/4H3R3
- 2HRZE/4HR
- 2HRZE/6HE
3. Dosis OAT yang akan 3. Dosis OAT yang akan direkomendasikan (ada /tidak
direkomendasikan ada) • Berdasarkan Pedoman TB Nasional disebutkan
bahwa untuk fase intensif pasien mendapatkan
pengobatan yang terdiri dari 2HRZE yaitu pengobatan
yang didapatkan selama 2 bulan terdiri dari rifampisin,
isoniazid, pirazinamid dan etambutol. Pasien
mendapatkan obat yang termasuk golongan fixed dose
combination yaitu dalam satu obat sudah termasuk
empat macam obat di atas dengan masing‐masing
dosisnya. Rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg,
pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg (PDPI, 2011)
• rekomendasi dosis OAT yaitu dalam hal ini pasien
sedang mendapatkan pengobatan pada fase intensif
yaitu pengobatan yang didapatkan selama 2 bulan
kemudian fase lanjutan untuk 4 bulan selanjutnya.
Berdasarkan Pedoman TB Nasional disebutkan bahwa
untuk fase intensif pasien mendapatkan pengobatan
yang terdiri dari 2HRZE yaitu pengobatan yang
didapatkan selama 2 bulan terdiri dari rifampisin,
isoniazid, pirazinamid dan etambutol. Pasien
mendapatkan obat yang termasuk golongan fixed dose
combination yaitu dalam satu obat sudah termasuk
empat macam obat di atas dengan masing‐masing
dosisnya. Rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg,
pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg (Siregar dan
warganegara,2017).

Penyelesaian Masalah (plan)

1. Solusi keadaan klinik Untuk pasien gangguan hati dilakukan terlebih dahulu
pasien pemeriksaan fungsi hati sebelum mulai pengobatan,
apabila hasil pemeriksaan fungsi hati > 3x normal.
Semakin berat atau tidak stabil penyakit hati yang
diderita pasien TB, harus menggunakan semakin sedikit
(Team medical mini notes, 2019)
Team Medicine Mini Notes. 2019. Basic
Pharmacology and Drug Notes. MMN Publishing:
Makassar.
2. Solusi Kategori OAT untuk Pengobatan OAT untuk pasien kasus baru :
pasien tersebut - Pasien baru TB paru BTA positif
- Pasien TB paru BTA negative foto toraks positif
- Pasien TB ekstra baru
Dapat diberikan pengobatan dengan kategori 1
(Rekomendasi WHO dan UIATLD)

3. Solusi Dosis OAT yang IBW untuk pria = [50+2.3 x TB (inch)-60


akan direkomendasikan = {50 + 2.3 (65) -60
= 61.5 kg
a. Isoniazid (H):
5mg/kgBB/hari-61,5 kg
5 x 61.5 = 307.5 mg (310 mg dosis maks)

b. Rifampicin (R):
8-12mg/kg/BB/hari-61.5 kg
8 x 61.5 = 492 mg (750 dosis maks)
12 x 61.5 = 738 mg (750 maks)

c. Pyrazinamid (Z) :
20-30 mg/kg/hari-61,5 kg
20 x 61.5 = 1.230 (dosis maksimal 500)

d. Etambutol (E):
15 mg/kgBB/hari-61.5 kg
15 x 61.5 = 922.5 mg/hari (dosis maks. 1200 mg)
(Gaiseler, 2015)
Monitoring dan evaluasi -Monitoring kadar SGPT dan SGOT
-Monitoring efek samping obat
-Monitoring nilai sputum BTA pada akhir bulan ke2
-untuk fase intensif dan akhir bulan ke-4 pada fase
lanjutan. Serta pada akhir pengobatan, yaitu bulan ke-6.
-Monitoring efek samping obat dan evaluasi kepatuhan
pasien Kepatuhan minum obat selama dua bulan
dengan dosis tetap, dilanjutkan dengan 6 bulan
pemberian regimen terapi lanjutan.
-Evaluasi pemeriksaan foto rontgen anterior pasterior
pada kedua paru-paru pasien Setelah pemberian obat
selama 6 bulan4. Evaluasi penggunaan obat selama
penggunaan 2 bulan
5. Evaluasi sputum
Referensi dosis OAT untuk Obese

Anti tubercular
Ethambutol IBW
Isoniazid IBW
Pyrazinamide IBW
Rifampin IBW

Jenis, sifat dan dosis OAT


Dosis yang direkomendasikan
Jenis OAT Sifat (mg/kg)

Harian 3x seminggu

Isoniazid (H) Bakterisid 5 (4-6) 10 (8-12)

Rifampicin (R) Bakterisid 10 (8-12) 10 (8-12)

Pyrazinamide (Z) Bakterisid 25 (20-30) 35 (30-40)

Streptomycin (S) Bakterisid 15 (12-18)

Ethambutol (E) Bakteriostatik 15 (15-20) 30 (20-35)

Rekomendasi WHO dan IUATLD (International Union


Against Tuberculosis and Lung Disease)
Di Indonesia hanya ada paduan OAT kategori 1 &
kategori
Rekomendasi Pengobatan TB Pada Keadaan Khusus

N Keadaan Keterangan
o khusus
1 Kehamilan • Semua aman, kecuali Streptomisin à ES: permanent ototoxic
dan dapat menembus barier placenta
• KIE : adherence (kepatuhan) dan keamanan bagi janin (tdk
tertular)
2 Ibu menyusui • KIE : adherence (kepatuhan) dan keamanan bagi janin (tdk
dan bayinya tertular)
• Pencegahan pada bayi : INH sesuai BB bayi
3 Pasien TB • IO : Rifampisin >< kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan KB,
pengguna susuk KB) à mengurangi efek kontrasepsi hormonal
kontrasepsi • Pencegahan : kontrasepsi non hormonal atau kontrasepsi
esterogen dosis tinggi (50mcg)
4 Pasien TB • Mendahulukan pengobatan TB
dengan infeksi • Pasien TB yang berisiko tinggi terhadap infeksi HIV perlu
HIV/AIDS dirujuk ke pelayanan VCT(Voluntary Counceling and Testing =
Konsul sukarela dengan test HIV).
5 Pasien TB • Hepatitis akut dan atau klinis ikterik à tunda pengobatan OAT
dengan sampai hepatitis sembuh
hepatitis akut • Jika harus à S + E selama 3 bulan hingga sembuh, dilanjutkan
dengan R + H selama 6 bulan
6 Pasien TB • KI : Z (Pirazinamid)
dengan • Cek ALT & AST pre dan post mediacation ADT’s
kelainan hati • Peningkatan > 3 x kadar normal à STOP OAT
kronik • Peningkatan < 3 x kadar normal à pengawasan ketat OAT.
• Paduan OAT yang dapat dianjurkan adalah 2RHES/6RH atau
2HES/10HE

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai