Anda di halaman 1dari 5

Soal Kasus TB

Tuan Ahmad berusia 45 tahun dengan berat badan 55 kg, bulan lalu terdiagnosis TB paru
yang didukung dengan BTA (+) dan rontgen paru (+) dengan lesi luas. Pasien mendapatkan
terapi kategori I yang berupa 4 tablet 4FDC
 Hasil Diagnosis
 Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium selanjutnya adalah sbb:
 TD = 120/70 mmHg
 BB = 50 kg
 TB = 168 cm
 Bilirubin total = 0,8 mg/dL (N= 0,3-1,0 mg/dL)
 SGOT = 150 u/L (N = 3-45 u/L)
 SGPT = 110 u/L (N = 0-35 u/L)
 Diagnosis dokter : TB suspect DIH.
 Pertanyaan : Apakah terapi pasien masih bisa dilanjutkan atau harus diperbaharui?
Lakukan analisis SOAP.
EVALUASI TERAPI PASIEN

• Terapi TB Kategori I = 4 tablet 4FDC 


• Tablet OAT Komposisi Pemakaian
4FDC 75 mg INH Tahap intensif
150 mg Rifampisin Awal dan sisipan
400 mg Pirazinamid Harian
275 mg Ethambutol

2FDC 150 mg INH Tahap Lanjutan


150 mg Rifampisin 3 kali seminggu

Berat Badan Tahap Intensif Tahap Lanjutan


(Tiap hari selama 2 bulan) (3 kali semingu selama 4
bulan)
30 -37 kg 2 Tblet 4FDC 2 tablet 2 FDC
38 - 54 kg 3 tablet 4FDC 3 tablet 2 FDC
55 -70 kg 4 tablet 4 FDC 4 tablet 2 FDC
>70 kg 5 tablet 4 FDC 5 tablet 2 FDC

EVALUASI TERAPI PASIEN


Hepatitis Imbas Obat
 Dikenal sebagai kelainan hati akibat penggunaan obat-obat hepatotoksik (drug induce
hepatitis)
 Penatalaksanaan
- Bila klinik (+) (ikterik [+], gejala / mual, muntah [+])
 OAT Stop
- Bila klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan : Bilirubin > 2  OAT Stop
SGOT, SGPT ≥ 5 kali : OAT stop
SGOT, SGPT ≥ 3 kali, gejala (+) : OAT stop
SGOT, SGPT ≥ 3 kali, gejala (-)  teruskan pengobatan, dengan pengawasan.
EVALUASI TERAPI PASIEN
Paduan OAT yang dianjurkan:
 Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)
 Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan laboratorium normal
kembali (bilirubin, SGOT, SGPT), maka tambahan H (INH) desensitisasi sampai dengan
dosis penuh (300mg). selama itu perhatikan klinik dan laboratorium saat INH dosis
penuh, bila klinik dan laboratorium normal, tambahkan rifampisin, desensitisasi sampai
dengan dosis penuh (sesuai berat badan). Sehingag paduan obat menjadi RHES
 Prazinamid tidak boleh digunakan lagi

EVALUASI TERAPI PASIEN


TB Paru dengan Kelainan Hati
 Bila ada kecurigaan gangguan fungsi hati, dianjurkan pemeriksaan faal hati sebelum
pengobatan.
 Pada kelainan hati, pirazinamid tidak boleh digunakan.
 Panduan Obat yang dianjurkan / rekomendasi WHO: 2 SHRE/6 RH atau 2 SHE/10 HE.
 Pada penderita hepatitis akut dan atau klinik ikterik, sebaiknya OAT ditunda sampai
hepatitis akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan sangat diperlukan dapat
diberikan S dan E maksimal 3 bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan dilanjutkan
dengan 6 RH.
 Sebaiknya rujuk ke Ahli Paru.
ANALISIS SOAP

DATA SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN


PASIEN

Tn. Ahmad lelah SGOT = 150 ADR berupa 1. Hentikan


u/L drug induced penggunaan
45 thn
hepatitis (DIH) Pirazinamid
SGPT = 110
Diagnosa dalam terapi TB
u/L
TB Paru pasien.
susp. DIH BB -1 = 55 kg
2. Hentikan
BB-2 = 50 kg penggunaan
FDC dan ganti
regimen menjadi
2SHRE.
3. Penyesuaian
dosis pasien
berdasarkan
nilai berat badan
yang baru 
• STREP = 750
mg
• INH = 300 mg
• RIF = 450 mg
• ETAMB = 1000
mg
ONCE DAILY

Anda mungkin juga menyukai