Anda di halaman 1dari 19

Tuberkulosis Meningitis

Nama anggota : 1. Erik Fajar J.


2. Lina Umami
3. Nur Islamiah
4. Uri Istiani
Kasus
No.DMK : 18.00.xx Tgl. MRS : 5 Juli 2018
Nama / Umur : Nn. F / 17 th Tgl KRS : -
Alamat : - Nama Dokter : -
BB / TB / LPT : 84 kg / 160 cm / - Nama farmasi : -
R. Rawat : Alergi : -

Diagnosa : Tuberculosis Meningitis

Alasan MRS: pasien dating ke IGD dengan keluhan kejang sehari lalu. Hingga di bawa ke Igd pasien
alami kejang kejang terjadi pada semua anggota gerak, kepala lurus, mata melihat keatas, mulut berbusa,
tidak mengompol, durasi kejang kurang lebih 3-4 menit.

Riwayat Penyakit : pasien menderita TB paru dan sedang menjalani terapi OAT (2 bulan), BB turun 7 kg
selama 3 bulan. Pasien mengalami batuk kurang dari 1 bulan. Sebulan terakhir : kaki dan tangan pasien
lemah hingga tidak bisa jalan. Pasien alami sulit bicara.
Patofisiologi Tuberkulosis Meningitis
Mycobacterum tuberculosis

Host melalui doplet inhalasi ( tempat awal infeksi menjadi makrofag alveotar)

Infeksi local meningkat dalam paru-paru

Menyebar ke nodus limfa regional untuk menghasilkan komplek primer

Basil bakteri menginfeksi parenkim otak

Pembentukan subral kecil atau focus lesi subependymal kaseosa metastatis (Rich’s Focr)

Peningkatan ukuran rich foci sampai focus lesi tersebut rupture kedalam ruangan subarachnoid

Tuberkel yang pecah ke ndalam ruang subarachnoid menyebabkan meningitis


Meningitis
DATA KLINIK
Tanggal
Data klinik
Nilai
No. (yang
normal
penting) 5/7 6/7 7/7 8/7 9/7 10/7 11/7 12/7 15/7 16/7 17/7 18/7 19/7

37 ±⁰0,5
1. Suhu afeb 35,2 35,8 36 afeb afeb 36,5 36,5 36,5 36,5
C
90/6 90/8 90/6 120/ 120/ 110/ 90/8 100/ 100/
2. TD 120/80 90/60
0 0 0 70 70 80 0 60 60

80-100
3. Nadi 80 82 82 98 89 76 78 86 78 90
x/menit

18-24
4. Nafas 20 20 16 20 18 18 20 20 18 18
x/menit
Kesadaran 15
5. 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456
(GCS) Koma <7
6. Batuk - + + + + + + + + +

7. Mual - + + - - -
Lemah
8. - + + + + + + + +
Badan
DATA LABORATORIUM

No Data laboratorium Tanggal


(yang penting) Nilai Normal
5/11 8/11
1. HgB 11-18 g/dl 10 9,8 
2. RBC 0-3 hpf 3,7  3,69
3. Hct 35-60% 31,7  31,0
4. WBC 4,5-10,5 15,8 7,44 
5. GR 86,7  
6. GR 13,7  
7. PLT 293
150-400 103/µl 311 
8. Na 136-145 142,7 138 
9. K
3,5-5,1 3,24  3,6 
10. Cl 98-107  101,2 101 
11. Ca 8,5-10,1 8,1 
12. Serum Creatinin 0,6-1,3 0,6  
13. BUN 7-18 11  
14. SGOT 8-42  32  
15. SGPT 3-30 12  
16. Albumin 3,4-5 23,5  
PROFIL PENGGUNAAN OBAT
No. Jenis obat
Tanggal pemberian obat (mulai MRS)
Nama dagang / generic Regimen dosis 10 11 12 13  14 15 16 17 18 19
5 6 7 8 9

 1. Streptomycin inj. (IM) √   √ √  √  √ √ √ √ √ √


1 x 1 gr √ √ √ √  √ 
 2. Ranitidin inj 50 mg/2mL 2 x 1 amp √ √ √ √  √ √  √ √ 
3. Omeprazol 40 mg/mL √ 2x1 √ √  √ √ √ √ √ √
1 x 1 amp  
4. Ondansentron 4mg/2mL    √   2x1
3 x 1 amp
 5. Metamizol 500mg/2mL 3 x 1 amp  √ √ √ √ √    
 6. Dexamethason (IM) 4mg/mL √  √ √   
4 x 1 amp  √  √ √ √ √
 7. Levofloxacin 1 x 750                
 8. Rifampisin 1 x 300 mg √  √  √  √  1 x 450 mg  √  √ √  
 9. INH 1 x 300 mg  √ √  √  √   √  √ √ √   
 10. Pyrazinamid 1 x 1000 mg  √  √  √  √  √  √ √  √  
 11. Etambutol 1 x 500 mg  √  √ √  √   √  √ √  √  
 12. Vit. B6 1 x 1 tab  √  √  √  √  √ √  √  √  
 13. Fenitoin 3 x 100 mg √   √  √  √  √  √  √ √  
 14. NS  √    
2 fls / hari  √  √    √  √
 15. D5% 2 fls / hari  √      1 √      √  
Masalah Drug-related Problems
klinik pada (DRPs) & Reference Kesesuaian Rekomendasi dan Alasan (Literature Monitorin
Pasien Study Resep dokter
Obat Study) g
(DRPs)`
Tuberkulos
is
- Pirazinamoid bertanggung jawab
untuk membunuh persistensi
tubercle bacilli di awal terapi fase
intensif (somoskovi dkk, 2001).
Serta aktifitas sterilisasinya dalam
kondisi asam makrofag atau
jaringan yang imflamasi
Pirazinamid Sesuai pirazinamid maupun untuk
Etambutol Sesuai mencegah resiko kekambuhan
(WHO, 2010). Aktifitas PZA sangat
Isoniasid (INH) Sesuai
spesifik terhadap m. tuberculosis
Vitamin B6 Sesuai
karena tidak berefek pada
Streptomycin Tidak Sesuai mikrobakteria lain ( johnson dkk.,
Rifampicin Sesuai 2005).
Lefovloxacin Sesuai - Fungsi utama Etambutol adalah
untuk mencegah munculnya
resistensi terhadap obat lain
didalam terapi kombinasi (Ma dkk.,
2007). Obat ini menghambat enzim
arabunosil transferase (embb) yang
terlihat dalam biosintesis dinding
sel (Takayama dan Kilburn, 1989).
Masalah Drug-related Problems
klinik pada (DRPs) & Reference Kesesuaian Rekomendasi dan Alasan Monitorin
Resep dokter
Pasien Study Obat (Literature Study) g
(DRPs)

- Isoniasid merepresentasikan
agen bakterisida yang sangat
efektif untuk melawan
metabollical- active replicaling
bacilli (aktif secara metabolism
  dan mampu menggandakan
  diri) dan bertanggung jawab
utamanya untuk pengurangan
awal kandungan bakteri pada
fase awal terapi (Ma dkk.,
  2007).
  - Vitamin B komplek diresepkan
    kepada pasien tuberculosis
    dengan indikasi sebagai
  multivitamin untuk
  penambahan nafsu makan,
  meningkatkan system imun,
  serta mencegah defisiensi
  vitamin B komplek (David,
  2009).
   
 
Masalah Drug-related Problems
klinik pada (DRPs) & Reference Kesesuaian Rekomendasi dan Alasan Monitorin
Resep dokter
Pasien Study Obat (Literature Study) g
(DRPs)

- Streptomycin menjadi suatu lini pertama


yang direkomendasikan WHO (Cooksey
dkk., 1996). Obat ini ditambahakan pada
regimen lini pertama pada pasien yang
sebelumnya telah diterapi dan ada
kecurigaan mengalami resistensi obat
(bizostek dkk., 2004). Walaupun
streptomycin direkomendasikan sebagai
anti TB, obat ini kurang efektif
dibandingkan isoniazid dan rifampicin
  (johnson dkk., 2005).
- Rifampicin mengandung suatu inti
  aromatic yang dihubungkan pada kedua
    sisi suatu jembatan alifatik. Riampicin
  mudah menyebar melalui membrane sel
  M. tuberculosis karena obat ini bersifat
  lipofil (wade dan zang, 2004). Aktivitas
  bakterisida dikaitkan dengan kemampuan
  obat ini untuk menghambat transkripsi
akibat ikatan dengan afinitas tinggi pada
DNA- dependent RNA polymerase
(Aanastasia dkkk., 2012).
- Penambahan Lefovloxacin pada rejimen
antituberculosis dapat meningkatkan
angka kelangsungan hidup dan
  menurunkan kecacatan dari meningitis
  tuberculosis.
Masalah Drug-related Problems
klinik pada (DRPs) & Reference Kesesuaian Rekomendasi dan Alasan Monitorin
Pasien Study Resep dokter
Obat (Literature Study) g
(DRPs)

Meningitis
(peradanga
n)

Dexamethasone dapat
menurunkan morbiditas dan
mortalitas secara bermakna
terutama pada meningitis.
Dexamethasone dapat
Dexamethasone menurunkan respons inflamasi
Sesuai
   
di ruang subraknoid yang secara
  tidak langsung dapat
menurunkan resiko edema
serebral, peningkatan tekanan
intracranial, gangguan aliran
darah otak, vasculitis, dan
cedera neuron (Gogor, 2015).
Masalah Drug-related Problems
klinik pada (DRPs) & Reference Kesesuaian Rekomendasi dan Alasan Monitorin
Pasien Study Resep dokter
Obat (Literature Study) g
(DRPs)
Kejang

- Fenitoin merupakan salah


satu obat yang paling efektif
terhadap kejang parsial dan
umum tonik klonik. Fenitoin
berinteraksi dengan lipid
membran,fenitoin
berinteraksi dengan lipid
membran, fenitoin terikat
kuat di protein otak dan juga
-Sesuai ditimbun secara reversibel di
- Fenitoin
- Tidak sesuai dalam lemak (edwards,
- Metamizol   2002).
- -Metamizole merupakan obat
antinflamasi non steroid yang
kuat dan juga antipiretik.
Dimana metamizol biasanya
digunakan untuk mengobati
nyeri paca operasi,nyeri
kolik,nyeri kanker.
(chrysario,2016)
Masalah klinik Drug-related Resep dokter Kesesuaian Rekomendasi dan Monitoring
pada Pasien Problems (DRPs) Obat Alasan (Literature
(DRPs) & Reference Study)
Study

Anemia - Infus D5 -Pemberian besi oral


- NS yang ada saat ini
menggunakan garam fero
yaitu fero fumarate
adalah tepet karena fero
fumarate merupakan
garam fero yang mudah
diserap 3 kali lipat
dibandingkan garam feri
dan memiliki tingkat
kelarutan lebih cepat
terutama duodenum
(oktrania, 2018).
- Asam folat dimana
asam folat berperan
sebagai koenzim
metabolism asam amino
glcyne yang berperan
dalam pembentukkan
heme. Protein didalam
tubuh berfungsi dalam
perbaikan kondisi
sumsum tulang yang
mengalami kerusakan
(gropper et al., 2009).
Masalahklinik pada Pasien (DRPs) Drug-related Problems
(DRPs) & Reference Kesesuaian RekomendasidanAlasan (Lite
Study Resepdokter
Obat Study)

Mual

- Penggunaan ondansentron
pada pasien TB dimaksudka
untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa mual ya
timbul, misalnya dari sekres
lambung yang berlebih , ter
Ondansentron lain yang menimbulkan rasa
sesuai mual, infeksi bakteri (Agusti
 ranitidine sesuai 2012).
Omeprazol Sesuai - Ranitidin sebagai antagoni
reseptor H2 (Wida,2014)
- mengurangi resiko mual y
mungkin terjadi karena
penggunaan obat lain sebag
terapi penyakit lain(deby, 20
Nama Obat Dosis dari literature Dosis pemberian Rekomendasi/saran

Ranitidin 2x50 mg amp 50mg/2mL


2 x 1 amp

Omeprazol 2x20 mg amp 40 mg/mL


1 x 1 amp

Ondansentron 4mg/2mL
3 x 1 amp

Metamizol 500 mg/2 mL


3 x 1 amp

Dexamethason 0,4 mg/ kgBB 4 mg/mL


4 x 1 amp

Levofloxacin 750 mg/ hari 1 x 750 Dosis lini kedua

Rifampicin 8-12 mg/kgBB 1 x 300 mg


Max 600 mg/hari

INH 4-6 mg/kgBB 1 x 300 mg


Max 300 mg/ hari
Nama obat Dosis dari literature Dosis pemberian Rekomendasi/saran

Pyrazinamid 20-30 mg/kgBB 1 x 1000 mg


Max. 2000mg/hari

Etambutol 15-20 mg/kgBB 1 x 500 mg


Max. 1600 mg/hari

Vit B6 5-10 mg/hari 1 x 1 tab

Fenitoin 3 x 100 mg

NS 2 fls/ hari

D5 2 fls/hari

Streptomycin 12 – 18 mg/kgBB 1 x 1 gr
Non farmakologi

 Mengkonsumsi makanan bergizi


 Tinggal di lingkungan sehat
 Berolahraga secara rutin
 Mengurangi makanan bernatrium dan kafein
 Sering berjemur dibawah sinar matahari pagi (pukul 6-8 pagi)
 Memperbanyak beristirahat (bedrest)atau istirahat yang cukup

( wells, 2015)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai