Anda di halaman 1dari 14

4

BAB 2
PROFIL PENGOBATANPASIEN

2.1.Identitas pasien
Nama :Tn Asmawi
Umur/TanggalLahir : 49 Tahun
Alamat :Kp Sekar RT 006/004
BB/TB :75 kg/-
Tanggal MasukRS :13-September 2017
Ruangan :Pepaya
Dokter :dr. A,Spd
2.2.KajianStatusKlinik
AlasanmasukRS : Bengkak 3 hari , Nyeri dada ,Sesak, MUal
Diagnosa : CHF-d-d,Hipokalemia,Aki,CKd TB ON
OAT BTA
RiwayatPenyakit : Paru +, Jantung +, Ginjal +, Diabetes +,
Hipertensi +
RiwayatAlergi : -
Riwayat Penggunaan obat: ISDN, Ramipril,amlodipin,lansopraziole, 4fdc
Simvastatin spitonolacton,xarelto
Diagnosa : Chf dd Hipokalemia, aki dd ckd tb on oat

UINSyarifHidayatullahJakarta
5

2.3.PemeriksaanLaboratorium/Data Penunjang
Tanggal
TandaVital NilaiRujukan Satuan
13/9/17 14/9/17 15/9/17 16/9/17 17/9/17 18/9/17 19/9/17 20/9/17 21/9/17 22/9/17
Suhu 36-37 °C 36, 36,5 36,5 36,6 36,5 36,5 36,5 36,5 36,5 36,5
Nadi 80-100 x/menit 5
80 80 80 80 80 80 80 555
80 80 80
Pernapasan/RR 18-20 x/menit 20 20 20 20 20 20 20 55
20 20 20
TekananDarah <120/90 mmHg 130/90 165/85 180/85 150/90 170/90 160/90 180/90 190/95 180/100 170/100
KU /GCS
Mual/muntah/diare
Hematologi
Hemoglobin 11,7-15,5 g/dL
Hematokrit 33-45 %
Leukosit 5,0-10,0 ribu/uL
Trombosit 150-440 ribu/uL
Eritrosit 3,80-5,20 juta/uL
LED
Jantung
LDH 140-300 u/l(37’C) 700
ElektrolitDarah
Natrium 135-147 mmol/L 140
Kalium 3,10-5,10 mmol/L 3,82
Klorida 95-108 mmol/L 107
Kalsium/ Magnesium
Kalsium Total
Glukosa
HbA 1c
Albumin
INR
FungsiGinjal
Ureumdarah 20-40 mg/dL 110 139 139 14 141 139 142 143
Kreatinindarah 0,6-1,5 mg/dL 2,1 2,1 2,3 1
22 2,3 2,3 2,3
FungsiLiver
SGOT 0-34 u/L 18

UINSyarifHidayatullahJakarta
SGPT 0-40 u/L
Albumin 3,4-4,8 gram/L
Urinalisa 6
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Urobilinogen <1,0
Albumin Negatif
Darah/HB Negatif
Sedimen Urin
Eritrosit 30,7 uL

UINSyarifHidayatullahJakarta
7
CatatanPengobatan Pasien

No Nama Obat Regimen Tgl Tgl Tanggal pemberian


A Non Parenteral Waktu Dosis Mulai Stop 13/9/17 14/9/17 15/9/1 16/9/1 17/9/1 18/9/1 19/9/1 20/9/17 21/9/17 22/9/17
7 7 7 7 7
1 Spironalcton 1x 50 mg 13/9/17
2 ISDN 1x 5 mg 13/9/17 3x10mg
3 Simvastatin 1x 20 mg 13/9/17
4 CaCO3 3x 13/9/17
5 Asam Folat 3x 13/9/17
6 Vit B12 3x 13/9/17
7 Gliquidon 3x 30 mg 13/9/17
8 2 FDC 1x 13/9/17
9 Ramipril 1x 10 mg 13/9/17 1x5mg 1x2,5 mg
10 Concor 1x 1,25mg 13/9/17
11 Amlodipin 1x 10 mg 13/9/17
12 Adalat Oros 1x 30 mg 19/9/17
13 Simarc 1x 2 mg 18/9/17

B Parenteral
1 Omeprazole 2x 40mg 13/9/17
2 Cefoperazone 3x 1g 13/9/17
3 Lasix 2x 15 mg 18/9/17

C Cairan
Intravena
1 Kidmin 2x 13/9/17
2 D5 % 2x 13/9/17

UINSyarifHidayatullahJakarta
BAB 3
PEMANTAUANTERAPI OBAT PASIEN

3.1.Subject,Object, Assesment,Plan(SOAP)
No. Tanggal SOAP
1. 13/9/2017 S : Pasien datang ke RS mengeluhkan sudah tiga hari kakinya
bengkak ,nyeri dada,sesak, dan merasa mual
Pasien sedang mengkonsumsi obat paru dan pernah berobat
jantung ,ginjal dan dari hasil rontgen terlihat adanya efusi plural
bilateral

Pengobatan :Sprinolacton 1x50 mg


ISDN 1x5mg
Simvastatin 1x 20 mg
CaCo3 3x 1
Vitamin B12 3x1
Asam Folat 3x1
Glikuidon 3x30 mg
2FDC 1x3 tab
Rampiril 1x10 mg
Concor 1x1,25mg
Amlodipine 1x10 mg
Omeprazole 2x40 mg iv
Cefoperazone 3x1 g
Kidmin + D5% /12 Jam
O:
Suhu : 36,5 C Nadi : 80 RR: 20 TD: 130/90
Hemotokrit : 31
Leukosit : 11.500
Trombosit : 151.000
LED :
Hb :11,6
U
K: 3,1 Na: 137 Cl: 104

Glukosa : 113
HBaIc
Albumin : 2,4
INR : 14,4
SGOT : 24 SGPT: 11
Kreatini : 2,1 Ureum : 110
A: Pasien di diagnosa : Chf dd Hipokalemia, aki dd ckd tb on
oat

 hipertensi
No Tanggal Anti hipertesi yang berfungsi untuk mengurangi udema cairan yang
terajdi pada pasien
Pemberian ISDN 1x 5 mg di gunakan untuk angina pectoris
 Simvastatin 1x20 mg di berikan untuk Atherosclerotic
 Glikuidon 3x30 mg di berika untuk terapi DM type II
 2FDC di gunakan sebagai obat TB ,Pasien DM harus selalu
dikontrol dalam pengobatannya. Jika pasien juga menderita TBC
perlu diperhatikan dalam penggunaan rifampisin, karena
rifampisin dapat mengurangi efektivitas antidiabetika oral gol
sulfonil urea (Glikuidon)
 Ramipril di gunakan sebagai obat hipertensi
 Concor ( Bisoprolol ) di gunakan sebagai terapi
hipertensiPengobatan hipertensi; pengobatan angina stabil kronis
simtomatik, angina vasospastik
 Omeprazole di gunakan untukmengatasigangguanlambungyang
kemungkinandiakibatkandari efeksampingpenggunaan obat dan
keluhan pasien
 Cefoperazone digunakan sebagai anti infeksi yang disebabkan
infeksi paru pasien tersebut di lihat dari nilai leukosit yang tinggi
P. - Penggunaan 2 FDC dengan warfarin bersamaan harus
dihindari kecuali tidak ada alternatif yang tersedia. Waktu
INR atau protrombin harus dipantau secara ketat selama terapi
bersamaan dan setelah rifampisin dihentikan. Penyesuaian
U
dosis warfarin mungkin diperlukan saat dosis rifampis
ditambahkan, dihentikan, atau diubah
Telah di pantau INR hasil 14,4
- Karena pasien menggunakan ramipril dan spironlacton secara
bersamaan maka pasien harus di pantau kadar kalium dan serum
ginjal .sarankan dosis spirinolacton tidak melebih dari 25 mg /
hari . dosis yang di resepkan pada pasien melebihi konsultasikan
ke dokter
- Pemberian simvastatin dengan rifampicin secara bersamaan
secara signifikan dapat menurunkan konsentrasi lovastatin dan
simvastatin plasma dan metabolit asam aktif
farmakologisnya.maka di usulkan simvastatin di ganti pravastatin
- amlodipine dapat secara signifikan meningkatkan konsentrasi
simvastatin plasma dan metabolit aktifnya, asam simvastatin, dan
mempotensiasi risiko miopati statin-induced maka di sarankan,
Dosis Simvastatin tidak boleh melebihi 20 mg setiap hari bila
digunakan dalam kombinasi dengan amlodipin,
16/9/17 S; Pasien masih mengalami keluhan yang sama saat masuk ke rumah
sakit tekanana darah pasien juga masih di angka 150/90, pasien masih
mengalami mual, pemberian obat di lanjukan hanya saja dosis ramipril di
turunkan menjadi 1,5mg
O: TD 150/90
A: Pasien masih mengalami keluhan yang sama
P: Pantau terus keadaan klinis pasien Dan lihat apakah ada tanda tanda
akibat dari interkasi obat yang di berikan di atas

19/9/2017 S: Pasien masih mengalami keluhan sama dan mual sudah tidak
O: TD : 180/90 Nadi : 80 RR: 20 Suhu : 36,5
A; Tekanan darah pasien mengalami kenaikan ,
Penggunaan bisoprolol sebagai obat hipertensi diganti dengan
nifedipine 1x30 mg U

Secara klinis pemberian rifampicin bersamaan dengan nifedipine


menyebabkan kontara indikasi
P: Teruskan pengobatan, samnbil terus di pantau keadaan klinis dari
pasien
Pemberian omeprazol di hentikan
Diskusikan dengan dokter atas pemberian rifampicin dengan nifedipine
20/9/17 S: Pasien sudah tidak mengalami rasa mual, tekanan darah masih tinggi
O: Suhu: 37 Nadi : 85 RR:20 TD: 180/90
A: Pasien telah mendapatkan pengobatan sesuai indikasinya
Pemakaian concor di hentikan
Pengunaan cefoperazone sudah lebih dari 7 hari
P: Lanjutkan pengobatan
Lihat nilai Leukosit pasien apakah masih tinggi

22/9/17
S:Tekanan darah pasien masih tinggi
O : Suhu : 36,5 Nadi: 85 RR:20 TD: 17/100
A: Dosis Ramipril di turunkan menajdi 1x 2,5 mg
P: Terus pantau tekanan darah pasien

U
ReaksiObatyangTidakDiinginkan(ROTD)
Pada pasien ini tidak ada reaksi obat yang tidak di inginkan (ROTD)
InteraksiObat
Interaksi obat yang terjadi pada pasien ini terjadi pada
A. Interaksi obat dengan obat
a. 2FDC dengan simarc 2 mg (warfarin)
Rifampisin dapat menurunkan efek antikoagulan warfarin dengan meningkatkan
metabolisme enzim mikrosomis CYP450 hepar dari warfarin.
b. 2 FDC dengan amlodipin
Rifampicin dapat secara signifikan menurunkan bioavailabilitas oral dari penghambat
saluran kalsium, yang sebagian besar dimetabolisme oleh isoenzim.
c. Spironalcton dengan ramipril
Penggunaan inhibitor enzim pengubah angiotensin (ACE) bersamaan dan diuretik
potasium hemat dapat meningkatkan risiko hiperkalemia. . Jika spironolakton diresepkan
dengan inhibitor ACE, beberapa peneliti agar agar tidak melebihi 25 mg / hari.
d. Rifampicin dengan simvastatin
Pemberian bersama dengan rifampisin secara signifikan dapat menurunkan konsentrasi
lovastatin dan simvastatin plasma dan metabolit asam aktif farmakologisnya.
e. Amlodipin dengan simvastati
amlodipine dapat secara signifikan meningkatkan konsentrasi simvastatin plasma dan
metabolit aktifnya, asam simvastatin, dan mempotensiasi risiko miopati statin-induced.
f. Rifampicin dengan nipedipin
Induser yang kuat dari CYP450 3A4 seperti rifampisin dapat secara signifikan
menurunkan bioavailabilitas oral dari penghambat saluran kalsium, yang sebagian besar
dimetabolisme oleh isoenzim. Tingkat plasma yang tidak terdeteksi telah dilaporkan
untuk beberapa penghambat kalsium bila diberikan secara oral
g. Rifampicin dengan bisoprolol
Rifampisin dapat menurunkan kadar serum dan efek beberapa beta bloker oral.
h. furosemid dengan BisoproloL Meskipun sering digabungkan dalam praktik klinis,
diuretik dan beta-blocker dapat meningkatkan risiko hiperglikemia dan
hipertrigliseridemia pada beberapa pasien, terutama pada pasien diabetes atau diabetes
laten. Selain itu, risiko perpanjangan interval QT dan aritmia (misalnya torsades de titik)
karena sotalol dapat meningkat dengan diuretik kalium penipisan.
i. Spironolakton dengan bisoprolol U
Meskipun sering digabungkan dalam praktik klinis, diuretik dan beta-blocker dapat
meningkatkan risiko hiperglikemia dan hipertrigliseridemia pada beberapa pasien,
terutama pada pasien diabetes atau diabetes laten. Selain itu, risiko perpanjangan interval
QT dan aritmia (misalnya torsades de titik) karena sotalol dapat meningkat dengan
diuretik kalium penipisan.
j. Amlodipine dengan bisoprolol
Penurunan denyut jantung tambahan, konduksi jantung, dan kontraktilitas jantung dapat
terjadi bila penghambat saluran kalsium digunakan bersamaan dengan beta blocker,
terutama pada pasien dengan kelainan ventrikel atau konduksi.
k. Furosemid dengan ramipril
Meskipun sering digabungkan dalam praktik klinis, diuretik dan penghambat enzim
pengubah angiotensin (ACE) mungkin memiliki efek aditif. Coadministration membuat
hipotensi dan hipovolemia lebih mungkin terjadi daripada apakah obat itu sendiri.
Beberapa inhibitor ACE dapat menipiskan peningkatan ekskresi natrium urin yang
disebabkan oleh beberapa diuretik loop. Beberapa pasien diuretik, terutama yang
menjalani cuci darah atau pembatasan garam diet, mungkin mengalami hipotensi akut
dengan pusing dan pusing setelah menerima dosis pertama inhibitor ACE. Selain itu,
inhibitor ACE dapat menyebabkan insufisiensi ginjal atau gagal ginjal akut pada pasien
dengan deplesi natrium atau stenosis arteri ginjal.
l. isoniazid / rifampisin dengan simvastatin
Risiko neuropati perifer dapat meningkat selama penggunaan bersamaan dua atau lebih
agen yang terkait dengan efek buruk ini. Faktor risiko pasien meliputi diabetes dan usia
lebih tua dari 60 tahun. Dalam beberapa kasus, neuropati dapat berkembang atau menjadi
tidak dapat dipulihkan meskipun penghentian pengobatan.
m. Nifedipin dengan simvastatin
inhibitor CYP450 3A4 dapat meningkatkan konsentrasi plasma inhibitor HMG-CoA
reduktase (yaitu statin) yang dimetabolisme oleh isoenzim.
n. ISDN (isosorbide dinitrate) dengan ramipril
Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) dapat meningkatkan efek vasodilatasi
dan hipotensi dari nitrogliserin. Data juga menunjukkan bahwa kaptopril dapat mencegah
toleransi nitrat. Penghambat ACE dapat menurunkan resistensi vaskular sistemik dan
kerja jantung, yang selanjutnya meningkatkan keefektifan nitrogliserin.
o. Isoniazid / rifampisin, natrium bikarbonat
Data yang terbatas menunjukkan bahwa beberapa antasida dapat menurunkan
bioavailabilitas oral rifampisin. Mekanismenya meliputi penurunan pelarutan rifampisin
dengan adanya peningkatan pH lambung dan / atau khelasi aluminium dengan rifampisin.
p. Furosemid dengan cefoperazone
Data yang terbatas menunjukkan bahwa furosemid dan kemungkinan diuretik loop
lainnya dapat mempotensiasi nefrotoksisitas beberapa sefalosporin.
q. Cefoperazone dengan warfarin
Cefoperazone mengandung rantai samping methylthiotetrazole yang diduga mengganggu
biosintesis protrombin. Agen ini telah dikaitkan dengan perdarahan dan peningkatan
signifikan pada waktu protrombin. Efek ini mempotensiasi antikoagulan
r. Omeprazole dengan simvastatin
Pemberian bersama dengan esomeprazol dapat meningkatkan konsentrasi atorvastatin U
plasma dan risiko miopati terkait.
s. Furosemida dengan omeprazol
Penggunaan inhibitor pompa proton kronis (PPI) dapat menyebabkan hipomagnesemia,
dan risikonya dapat meningkat selama penggunaan diuretik atau agen lain yang dapat
menyebabkan kehilangan magnesium.
t. Warfarin dengan omeprazole
inhibitor pompa proton (PPI) kadang dikaitkan dengan efek hipoprothrombinemik yang
meningkat dari warfarin.
u. Isoniazid / rifampisin dengan omeprazol
Pemberian bersama dengan inducer kuat CYP450 2C19 dan / atau 3A4 dapat secara
signifikan menurunkan konsentrasi omeprazol plasma, yang terutama dimetabolisme oleh
isoenzim ini.

B. Obat dengan makanan


a. makanan dengan simvastatin
Pemberian dengan jus buah secara signifikan dapat meningkatkan konsentrasi lovastatin
dan simvastatin plasma dan metabolit asam aktifnya. Mekanisme yang diusulkan adalah
penghambatan metabolisme first-pass yang dimediasi CYP450 3A4 di dinding usus oleh
senyawa tertentu yang ada pada jeruk bali. Ketika satu dosis 60 mg simvastatin
digabungkan dengan 200 mL jus grapefruit kekuatan ganda tiga kali sehari, paparan
simvastatin sistemik (AUC) meningkat sebesar 16 kali lipat dan asam simvastatin AUC
meningkat 7 kali lipat. Pemberian simvastatin 20 mg dosis tunggal dengan 8 ons jus
grapefruit kekuatan tunggal meningkatkan AUC simvastatin dan asam simvastatin
masing-masing 1,9 kali lipat dan 1,3 kali lipat.
b. Ramipril dengan makanan
Asupan kalium diet tinggi sampai sedang dapat menyebabkan hiperkalemia pada
beberapa pasien yang menggunakan inhibitor enzim pengubah angiotensin (ACE).
c. Isoniazid dengan makanan Administrasi dengan makanan secara signifikan mengurangi
penyerapan isoniazid, meningkatkan risiko kegagalan terapeutik atau resistensi.
Mekanismenya tidak diketahui. Selain itu, konsumsi ikan kaya histamin tertentu
(misalnya, tuna) dan keju selama terapi isoniazid dapat menyebabkan reaksi pembilasan
pada beberapa pasien. Mekanisme yang diusulkan adalah penghambatan monoamine
oxidase dan histaminase oleh isoniazid, yang mengakibatkan keracunan histamin.
d. Warfarin dengan makanan
e. Nifedipine dengan makanan
Konsumsi jus grapefruit dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi plasma beberapa
calcium channel blockers (CCBs) secara signifikan bila diberikan secara oral. Jus
grapefruit menyebabkan peningkatan lebih dari dua kali lipat pada fenodipin, nifedipin,
dan nisoldipine AUC.
f. Amlodipin dengan makanan
Konsumsi jus grapefruit sedikit meningkatkan konsentrasi amlodipin dalam plasma.

Terapeutik duplikasi
a. Obat sebagai anti hipertensi U
Pada kasus ini pasien mendapatkan obat yang berkhasiat sebagai hipertensi lebih dari satu
yaitu amlodipin, bisoprolo dan rampiril secara bersamaan

b. Agen kardiovaskular
Pasien mendapatkan obat yang berfungis sebagai terapi cardiovascular beberapa jenis antara
lain 'amlodipine, bisoprolol furosemid, nifedipin, ramipril, simvastatin, spironolakton,
isosorbid dinitrat
Kode Masalah/Problem(P) Kode Penyebab/Causes(C) Kode Intervensi(I) Kode Penerimaan Kode Status
V7 V7 V7 V7 Intervensi(A) V7 DRP(O)
P1.2 Pasien berpotensi C1.2 Pemberian 2FDC dan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah
mengalami kontraindikasi nifedipen secara bersamaan intervensi diajukan tidak
terpecahkan,
kurangnya
kerjasama
P2.1 Terjadinya reaksi obat yang C1.4 Interaksi antara lasix dengan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah
dokter
tidak di inginkan omeprazole Penggunaan intervensi diajukan tidak
inhibitor pompa proton kronis terpecahkan,
(PPI) dapat menyebabkan kurangnya
hipomagnesemia, dan kerjasama
risikonya dapat meningkat dokter
selama penggunaan diuretik.

P1.2 Efek terapi Tidak Optimal C1.4 Pemberian 2FDC dengan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah
amlodipine secara bersamaan intervensi diajukan tidak
dapat secara signifikan terpecahkan,
menurunkan kurangnya
bioavailabilitasamlodiipin kerjasama
yan sebagian besar dokter
dimetabolisme oleh isoenzim.
P1.2 Efek terapi tidak optimal C1.4 Pemberian 2 FDC dengan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah
simvastatin secara bersamaan intervensi diajukan tidak
secara signifikan dapat terpecahkan,
menurunkan konsentrasi kurangnya
lovastatin dan simvastatin kerjasama
plasma dan metabolit asam dokter
aktif farmakologisnya

P1.2 Efek terapi tidak optimal C1.4 Pemberian 2FDC dengan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah
bisoprolol secara bersamaan intervensi diajukan tidak
dapat menurunkan kadar terpecahkan,
serum dan efek dari bisoprol kurangnya
kerjasama
dokter
P1.2 Efek terapi tidak optimal C1.4 Pemberian 2FDC dengan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah
nipedipine secara signifikan intervensi diajukan tidak
menurunkan bioavailabilitas terpecahkan,
oral dari nipedipine yang kurangnya
sebagian besar kerjasama
dimetabolisme oleh dokter U
isoenzim.
P1.3 Adanya duplikasi terapetik C1.5 Pasien mendapatkan obat I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensitidak O3.2 Masalah tidak
untuk hipertensi secara intervensi diajukan terpecahkan,
bersamaan yaitu Amlodipin, kurangnyakerjas
Ramipril dan bisoprolol ama dokter

P2.1 Adanya interaksi potensial C1.4 Pengunaan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah tidak
bersama 2FDC intervensi diajukan terpecahkan,
yang mengandung kurangnyakerjas
rifampicin dengan ama dokter
warfarin (simarc)
P2.1 Terjadinya reaksi obat yang C1.4 Furosemid dengan ramipril I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah tidak
tidak diinginkan Meskipunsering digabungkan intervensi diajukan terpecahkan,
dalam praktik klinis, diuretik kurangnyakerjas
dan penghambat enzim ama dokter
pengubah angiotensin (ACE)
mungkin memiliki efek aditif.
membuat hipotensi dan
hipovolemia .

Terjadinya reaksi obat yang Penggunaan isoniazid dengan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah tidak
tidak diinginkan simvastatin secara bersamaan intervensi diajukan terpecahkan,
menimbulkan peningkatan kurangnyakerjas
Risiko neuropati perifer ama dokter

Terjadinya reaksi obat yang Penggunaan Amlodipin I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah tidak
tidak diinginkan dengan simvastati dapat intervensi diajukan terpecahkan,
secara signifikan kurangnyakerjas
meningkatkan konsentrasi ama dokter
simvastatin plasma dan
metabolit aktifnya, asam
simvastatin, dan
mempotensiasi risiko miopati
statin-induced.

Terjadinya reaksi obat yang Furosemid dengan I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah tidak
tidak diinginkan BisoproloL Meskipun sering intervensi diajukan terpecahkan,
digabungkan dalam praktik kurangnyakerjas
klinis, diuretik dan beta- ama dokter
blocker dapat meningkatkan
risiko hiperglikemia dan
hipertrigliseridemia
Terjadinya reaksi obat yang Simarc dengan omeprazole I0.0 Tidakadanya A3.2 Intevensi tidak O3.2 Masalah tidak
tidak diinginkan Menyebabkan efek intervensi diajukan terpecahkan,
hipoprothrombinemik yang kurangnyakerjas
meningkat dari warfarin. ama dokter

U
U

Anda mungkin juga menyukai