Anda di halaman 1dari 35

PRAKTEK KOMPERHENSIF PELAYANAN KEFARMASIAN

PROBLEM BASED LEARNING PERTEMUAN 12: RUMAH SAKIT


“COMPOUNDING DAN DISPENSING”

OLEH:
KELAS A
KELOMPOK 2

PUTRI AYU ANDANY SURBAKTI 1808612008


RENDY RAHMAN 1808612009
KOMANG ANA PRATIWI 1808612010
NI MADE PUTRI PHARAMITA DEWI 1808612011
PUTU LISA RISIANITA WULANDARI 1808612012
A.A. ISTRI A. SICA OKTAVILLARIANTIKA 1808612013
NI NYOMAN ABIGAIL TRIASTUTI 1808612014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KASUS
PROFIL PENGOBATAN PASIEN

No. DMK : 120915xx Keluhan Utama : MRS dengan keluhan kejang 15 menit dimulai dari kaki kanan terlebih Kepatuhan:
Lama MRS : 12 – 19 Oktober 2011 dahulu lalu disusul bagian tangan kanan dan kiri (kejang pertama kali), pasien menangis saat -
Inisial Pasien : An. MC kejang. Alergi : -
Umur / BB (kg) / Tinggi (cm): Keluhan Tambahan : Demam 5 hari sebelum MRS, mencret ampas (+), lendir (-), darah (-); Obat
8 bulan 7 hari / 7,4 kg / 70 cm batuk grok-grok 4 hari sebelum MRS, ubun-ubun cekung. Tradisional :
Alamat: Dps Diagnosis : Status Epilepticus e.c Ensefalopati + Diare Akut Dehidrasi Sedang -
Status/IRNA : bpjs/ R. Anak Riwayat Penyakit : - OTC : -
Riwayat Obat : Diberi obat puyer penurun panas dari Puskesmas.

PROFIL TERAPI
TERAPI REGIMENTASI DOSIS TANGGAL (OKTOBER)
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Infus RL i.v cepat 300 cc √ //
Infuse KaEN 3B i.v 375 ml/ 3 jam  maintenance 500 cc / 24 jam √ √ √ √ √ √ √ √ //
Ampi sulbactam 4x200 mg i.v bolus √ //
Fenitoin Loading 100 mg i.v  lanjut 3x15 mg iv / hari √ √ √ √ √ √ √ √ //
Dexamethasone Loading 3,5 mg i.v  lanjut 3x1 mg iv √ √ √ √ √ //
Diazepam 2 mg i.v pelan bila kejang √ √ Kp Kp Kp Kp Kp Kp Kp
Vitamin A 100.000 UI im. √ //
Probiotik 1x1 sachet p.o √ √ √ √ √ √ √ √ //
Zinc 1x10 mg p.o √ √ √ √ √ √ √ √ //
Nebul PZ 1,3 cc + ventolin 0,74 ml 4x / hari sunction berkala tiap 4-6 jam √ √ √ √ √ √ √ √ //
Ceftriaxone 2x375 mg i.v bolus √ √ √ √ √ √ √ //
DATA KLINIK PASIEN
DATA KLINIK NILAI NORMAL TANGGAL (OKTOBER)
12 13 14 15 16 17 18 19
Nadi 80-100 x/m 124 136 144 92 100 122 112 106
RR 18-22 x/m 32 40 32 38 38 30 32 28
Suhu 36,5-37,50C 37,1 37,4 37,3 37,2 37,0 37,2 36,8 37,8
Mencret - + + - - - - - -
Batuk - + + + + + + + +
Mual / muntah -/- - - - +/+ +/- +/- +/+ -/-
Kejang - + + - - - - - -
Sesak - + + + + + + + -
Lainnya
DATA LABORATORIUM PASIEN
DATA NILAI NORMAL TANGGAL
11 / 10 12 / 10
BUN/ Serum Kreatinin 5-23 mg/dl ; 0,6-1,2 mg/dl - 17, 9 / 0,48
GDA 40-121 mg/dl - 125,2
SGOT / SGPT 0-38 U/L ; 0-41 U/L - 52,4 / 24,4
Ca / CRP 8,5-10,1 mg/dl - 8,19 / 2,61
Hb / RBC 12 – 16 g/dL ; 4,2 – 5,4. 106/µL 10,8 / 4,57 9,5 / 4,37
HCT / MCV 37 – 47 %; 81-99 Fl 31,3 / 68,5 30,3 / 69,3
MCH / MCHC 27 – 31 pg; 33-37 g/dl 21,9 / 31,5 21,9 / 31,5
PLT 150 – 450. 103/µL 459 276
WBC 4,8 – 10,8. 103/µL 10,3 25,3
Lym / Mono / Gran% 19-48 %; 1,7-9,3 %; 52,2 - 75,2% - 21,1 / 7,8 / 71,1
K / Na / Cl 136 – 145 mmol/L; 3,5-5,0 mmol/L; 98-106 mmol/L - 3,1 / 133 / 111
PROBLEM BASED LEARNING
Sebagai seorang Apoteker, Anda telah menyusun identifikasi masalah terkait
obat dan melakukan penyelesaian masalah terkait obat yang ada pada rekam
pengobatan pasien. Pada saat ini, Anda akan melakukan tahap penyiapan dan
peracikan sediaan farmasi.
Tugas:
1. Rancanglah tahapan compounding terhadap obat-obat tersebut
2. Rancanglah tahapan dispensing terhadap obat-obat tersebut
3. Buatlah etiket dan label atau catatan terhadap obat yang akan diserahkan.
4. Rancanglah Patient Medication Record pada pasien tersebut
I. JADWAL KEGIATAN COMPOUNDING DAN DISPENSING
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Compounding dan Dispensing

Tanggal
Terapi Regimentasi Dosis
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Infus RL I.V Cepat 500 cc 3 jam 06.00 WITA //

09.00 12.00 06.00 12.00 06.00 12.00 06.00 12.00 06.00 12.00 06.00 12.00 06.00 12.00 06.00 12.00
I.V 300 mL/ 3 jam
Infuse KaEN 3B 18.00 24.00 18.00 24.00 18.00 24.00 18.00 24.00 18.00 24.00 18.00 24.00 18.00 24.00 18.00 24.00 //
Maintenance 500 ml/6 jam WITA WITA WITA WITA WITA WITA WITA WITA
06.00 12.00
Ampi sulbactam 4 x 200 mg I.V Bolus 18.00 24.00 //
WITA
Loading 148 mg I.V 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 18.00
Fenitoin WITA WITA WITA WITA WITA WITA WITA WITA
//
Lanjut 2 x 20 mg I.V / hari
Loading 3,5 mg i.v 06.00 14.00 06.00 14.00 06.00 14.00 06.00 14.00 06.00 14.00
Dexamethasone 22.00 WITA 22.00 WITA 22.00 WITA 22.00 WITA 22.00 WITA
//
Lanjut 3x1 mg iv
Diazepam 2,5 mg I.V pelan bila kejang 04.00 WITA 04.00 WITA Kp Kp Kp Kp Kp Kp Kp

Vitamin A 50.000 UI i.m 12.00 WITA //

Probiotik 1 x 1 sachet p.o 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA //

Zinc 1 x 20 mg p.o 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA 12.00 WITA //

1,3 cc + ventolin 0,74 ml 4x 04.00 10.00 04.00 10.00 04.00 10.00 04.00 10.00 04.00 10.00 04.00 10.00 04.00 10.00
10.00 16.00
Nebul PZ / hari sunction berkala tiap 22.00 WITA
16.00 22.00 16.00 22.00 16.00 22.00 16.00 22.00 16.00 22.00 16.00 22.00 16.00 22.00 //
4-6 jam WITA WITA WITA WITA WITA WITA WITA

Ceftriaxone 1 x 370 mg I.V bolus 06.00 WITA 06.00 WITA 06.00 WITA 06.00 WITA 06.00 WITA 06.00 WITA 06.00 WITA //
II. COMPOUNDING DAN DISPENSING
2.1 Infus RL
a. Compounding
1. Dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen
permintaan dengan prinsip 4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat,
Tepat Dosis, Tepat Pasien, dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan kantung Infus RL dari rak penyimpanan.
3. Dilakukan pemeriksaan item, jumlah, dan kekuatan sediaan Infus
RL yang diambil harus sesuai dengan permintaan obat.
4. Diperiksa kondisi sediaan Infus RL (botol tidak rusak, tidak keruh,
bebas kontaminasi partikel, nomor bets, tanggal kadaluwarsa).
5. Dilakukan pencacatan jumlah pengambilan sediaan Infus RL pada
kartu stok.
6. Dibuat etiket untuk sediaan Infus RL. Etiket berwarna biru dan
berisi nama pasien, umur pasien, nomor kamar pasien, nomor
rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, tanggal
dispensing, nama obat, cara penggunaan obat, waktu pemberian
obat, BUD obat dan paraf Apoteker yang bertugas.
7. Dilakukan pengecekan ulang nama, jumlah, jenis, dan kekuatan
sediaan Infus RL.
8. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan.
9. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
10. Dibuat label pengiriman terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medis, ruang perawatan, jumlah paket.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Dilakukan pemeriksaan ulang sebelum dikirim ke kamar pasien.
Diperiksa kesesuaian label, obat, dan pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dilakukan penjelasan oleh Apoteker mengenai saat obat diberikan,
dosis, kondisi penyimpanan, tanda-tanda sediaan rusak dan cara
penggunaan pada Catatan Penting untuk Perawat.

c. Etiket

d. Catatan kepada Perawat


1. Sediaan Infus RL merupakan sediaan steril, jangan dibuka hingga
di ruang perawatan pasien.
2. Disimpan pada suhu 25°C terlindung dari cahaya matahari
langsung.
3. Diberikan IV cepat waktu + 1 jam (Toaimah dan Mohammad,
2016).
4. Tanda-tanda sediaan rusak: Adanya partikel pada larutan, adanya
endapan, terjadi kekeruhan (WHO, 2009).
5. Diberikan dosis: 500 cc selama 3 jam.
6. Setelah sediaan habis, lanjutkan pemberian infus KaEN 3B.
2.2 Infus KaEN 3B
a. Compounding
1. Dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen
permintaan dengan prinsip 4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat,
Tepat Dosis, Tepat Pasien, dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan kantung Infus KaEN 3B dari rak penyimpanan.
3. Dilakukan pemeriksaan item, jumlah, dan kekuatan sediaan Infus
KaEN 3B yang diambil harus sesuai dengan permintaan obat.
4. Diperiksa kondisi sediaan Infus KaEN 3B (botol tidak rusak, tidak
keruh, bebas kontaminasi partikel, nomor bets, tanggal
kadaluwarsa).
5. Dilakukan pencacatan jumlah pengambilan sediaan Infus KaEN 3B
pada kartu stok.
6. Dibuat etiket untuk sediaan Infus KaEN 3B. Etiket berwarna biru
dan berisi nama pasien, umur pasien, nomor kamar pasien, nomor
rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, tanggal
dispensing, nama obat, cara penggunaan obat, waktu pemberian
obat, BUD obat dan paraf Apoteker yang bertugas.
7. Dilakukan pengecekan ulang nama, jumlah, jenis, dan kekuatan
sediaan Infus KaEN 3B.
8. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan,
9. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
10. Dibuat label pengiriman terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medis, ruang perawatan, jumlah paket.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Dilakukan pemeriksaan ulang sebelum dikirim ke kamar pasien.
Diperiksa kesesuaian label, obat, dan pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dilakukan penjelasan oleh Apoteker mengenai saat obat diberikan,
dosis, kondisi penyimpanan, tanda-tanda sediaan rusak dan cara
penggunaan pada Catatan Penting untuk Perawat.

c. Etiket

d. Catatan kepada Perawat


1. Sediaan Infus Ka-EN 3B merupakan sediaan steril, jangan dibuka
hingga di ruang perawatan pasien.
2. Disimpan pada suhu 25°C terlindung dari cahaya matahari
langsung.
3. Tanda-tanda sediaan rusak: Adanya partikel pada larutan, adanya
endapan, terjadi kekeruhan (WHO, 2009).
4. Diberikan secara IV maintenance/continous.
5. Loading dose sebesar 300 mL selama ±3 jam kemudian dilanjutkan
dengan maintenance dose sebesar 500 mL/6 jam (setara dengan 50
mL/jam) selama 24 jam dengan laju infus 60 tetes/menit.
2.3 Injeksi Ampi-Sulbactam
a. Compounding
1. Dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen
permintaan dengan prinsip 4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat,
Tepat Dosis, Tepat Pasien, dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan Serbuk Injeksi Ampicilin-Sulbactam
(1,5gram/vial) dari rak penyimpanan.
3. Diperiksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah,
nomor bets, tanggal kadaluwarsa).
4. Dilakukan pemilihan jenis pelarut yang sesuai serta menghitung
volume pelarut yang digunakan. Dalam hal ini digunakan NaCl
0,9% 50 mL (Lacy et al., 2009).
5. Menggunakan APD dan dilakukan dekontaminasi dan desinfeksi
sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit.
6. Dihidupkan Laminar Air Flow sesuai dengan prosedur tetap rumah
sakit.
7. Dibuka penutup vial sediaan Serbuk Injeksi Ampicilin-Sulbactam,
diseka/dibersihkan bagian karet vial dengan alkohol 70%, dan
dibiarkan mengering.
8. Dibungkus penutup vial dengan kasa dan dibuang ke dalam
kantong buangan tertutup.
9. Vial dipegang dengan posisi 45o, dimasukkan spuite ke dalam vial.
10. Dimasukkan pelarut NaCl 0,9% sebanyak 50 mL ke dalam,
digerakkan perlahan-lahan memutar untuk melarutkan obat
(konsentrasi larutan menjadi 30 mg/mL dengan Ampicilin 20
mg/mL dan Sulbactam 10 mg/mL).
11. Dilakukan penggantian needle dengan needle yang baru dan sesuai
dengan ukuran needle yang sesuai untuk permintaan intra vena
bolus.
12. Diberikan tekanan negatif dengan cara ditarik udara ke dalam
spuite 10 mL kosong dengan volume yang diinginkan, yaitu 6,7
mL.
13. Vial dipegang dengan posisi 45o, ditarik larutan ke dalam spuite
tersebut.
14. Spuite dipegang dengan bagian terbuka ke atas, dan menutupnya
dengan “luer lock cap”
15. Diseka cap dan syringe dengan alkohol.
16. Ditempelkan etiket pada sediaan Injeksi Ampicillin-Sulbactam dan
dilakukan pengecekan ulang nama, jumlah, jenis, dan kekuatan
sediaan Injeksi Ampicillin-Sulbactam.
17. Sediaan Injeksi Ampi-Sulbactam dengan pelarut NaCl 0,9% yang
tersisa dapat disimpan maksimal 72 jam setelah pencampuran pada
suhu dingin (2-8oC) untuk dapat digunakan untuk hari berikutnya.
18. Dibuang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam
kantong buangan tertutup.
19. Dibuat dan diberikan label yang sesuai untuk sediaan suspensi
Ampicillin-Sulbactam hasil pencampuran.
20. Dimasukkan spuite ke dalam wadah untuk pengiriman, yang telah
di tuliskan nama pasien, nomor kamar dan bangsal.
21. Diakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Dilakukan pemeriksaan ulang sebelum dikirim ke kamar pasien.
Diperiksa kesesuaian label, obat, dan pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dilakukan penjelasan oleh Apoteker mengenai saat obat diberikan,
dosis, kondisi penyimpanan, tanda-tanda sediaan rusak dan cara
penggunaan pada Catatan Penting untuk Perawat.
c. Etiket

d. Catatan kepada Perawat


1. Disimpan pada suhu dingin (2-8oC) (Lacy et al., 2011).
2. Tanda-tanda sediaan rusak: Adanya partikel pada larutan, adanya
endapan, dan terjadi kekeruhan (WHO, 2009).
3. Diberikan 4 kali dalam sehari dengan dengan volume 200 mL tiap
pemberian (BNF, 2015).
4. Obat ini diberikan melalui intravena bolus secara perlahan 10-15
menit pada IV needle with wing/catheter for injection.
5. Baik digunakan sebelum: 15 Oktober 2011, waktu 05.00 WITA.
6. Obat tidak dapat diberikan setelah 24 jam pada penyimpanan suhu
ruang 25oC.

2.4 Injeksi Fenitoin


a. Compounding
1. Dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen
permintaan dengan prinsip 4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat,
Tepat Dosis, Tepat Pasien, dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan Injeksi Fenitoin dari refrigerator.
3. Dilakukan pemeriksaan item, jumlah, dan kekuatan sediaan Injeksi
Fenitoin yang diambil harus sesuai dengan permintaan obat.
4. Diperiksa kondisi sediaan Injeksi Fenitoin (botol tidak rusak, tidak
keruh, bebas kontaminasi partikel, nomor bets, tanggal
kadaluwarsa).
5. Dilakukan pencacatan jumlah pengambilan sediaan Injeksi Fenitoin
pada kartu stok.
6. Dibuat etiket untuk sediaan Injeksi Fenitoin. Etiket berwarna biru
dan berisi nama pasien, umur pasien, nomor kamar pasien, nomor
rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, tanggal
dispensing, nama obat, cara penggunaan obat, waktu pemberian
obat, BUD obat dan paraf Apoteker yang bertugas.
7. Dilakukan pengecekan ulang nama, jumlah, jenis, dan kekuatan
sediaan Injeksi Fenitoin.
8. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan,
9. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
10. Dibuat label pengiriman terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medis, ruang perawatan, jumlah paket.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Dilakukan pemeriksaan ulang sebelum dikirim ke kamar pasien.
Diperiksa kesesuaian label, obat, dan pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dilakukan penjelasan oleh Apoteker mengenai saat obat diberikan,
dosis, kondisi penyimpanan, tanda-tanda sediaan rusak dan cara
penggunaan pada Catatan Penting untuk Perawat.
c. Etiket

d. Catatan kepada Perawat


1. Disimpan pada suhu terkontrol, hindari menyimpan pada suhu
<2°C, hindari cahaya matahari langsung (Trissel, 2009).
2. Tanda-tanda sediaan rusak: Adanya partikel pada larutan, adanya
endapan, dan terjadi kekeruhan (WHO, 2009).
3. Diinjeksikan dengan loading dose 148 mg i.v. dan maintenance
dose 2 x 20 mg.
4. Diatur kecepatan loading dose 60 mL/jam dan maintenance dose
30 mL/jam.
5. Tidak boleh diberikan bersamaan dengan Diazepam karena
Diazepam dapat meningkatkan kadar Fenitoin dalam plasma (BNF,
2015).
6. Baik digunakan sebelum: 15 Oktober 2011, waktu 04.00 WITA.

2.5 Injeksi Dexamethasonee


a. Compounding
1. Diperiksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip
4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Pasien,
dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan injeksi Dexamethasone sesuai dengan jumlah serta
kekuatan pada lembar permintaan obat. Diambil sediaan
Dexamethasone dalam bentuk ampul 1 mL dengan kandungan
Dexamethasone sebesar 5 mg/mL.
3. Dicatat pengambilan sediaan injeksi Dexamethasone pada kartu
stok.
4. Tahap pengambilan larutan Dexamethasone dilakukan di Laminar
Air Flow Cabinet dengan prosedur sebagai berikut
- Digunakan APD yang sesuai dengan Prosedur Tetap
Penggunaan APD di Rumah Sakit.
- Dilakukan proses dekontaminasi dan desinfeksi sesuai dengan
Prosedur Tetap Dekontaminasi dan Desinfeksi di Rumah Sakit.
- Dibuka ampul larutan obat
- Dipindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan
mengetuk-ngetuk bagian atas ampul.
- Dibersihkan bagian leher ampul dengan alkohol 70% dan
dibiarkan sampai mengering.
- Dipegang ampul dengan posisi 45º, dipatahkan ampul dan
dimasukkan spuite ke dalam ampul dan dilakukan pengambilan
larutan Diazepam sebanyak 0,7 mL (3,5 mg) untuk loading dose
dan 0,2 mL (1 mg) untuk maintenance dose
- Dibuang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam
kantong buangan tertutup dan sisa Dexamethasone dalam ampul
disimpan pada kulkas (2-8oC). Diberi keterangan terkait BUD
dari sisa ampul Dexamethasone tersebut selama 14 hari.
5. Ditulis etiket pada sediaan. Etiket berwarna biru dan meliputi nama
pasien, umur pasien, alamat pasien, nomor kamar pasien, nomor
rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, pelayanan yang
diterima pasien, tanggal dispensing obat, nama obat, cara
penggunaan obat, waktu pemberian obat, BUD obat dan paraf
Apoteker yang bertugas.
6. Dilakukan pengecekkan ulang nama, jumlah, jenis, dan kekuatan
sediaan injeksi Dexamethasone.
7. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan obat.
8. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
9. Dibuat label pengiriman terdiri dari nama pasien, nomor rekam
medis, nomor kamar pasien, jumlah paket, tanggal dan waktu
penyiapan (Depkes RI, 2009).

b. Dispensing
1. Diperiksa kembali bahwa label, obat, dan pasien yang dimaksudkan
telah sesuai sebelum dibawa menuju kamar pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dijelaskan kepada perawat yang bertugas merawat pasien terkait
waktu pemberian obat, dosis obat, kondisi penyimpanan, ciri-ciri
apabila sediaan rusak dan cara penggunaan obat pada Catatan
Penting untuk Perawat.
c. Etiket
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS UDAYANA
Jl. Rumah Sakit Unud, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung│Telp. (0361) 8953670

Nama Pasien : An. MC (L/P) No. RM : 120915xx


Usia Pasien : 8 bulan 7 Hari Kamar : RA-01
Alamat : Denpasar BB/TB : 7,4 kg/70 cm
Layanan : Rawat Inap
No. 5 Tanggal : 12 Oktober 2011

Nama Obat : Injeksi Dexamethasone 3,5 mg (LD) dan 1 mg (MD)


Cara Pakai : Intavena
Dosis : LD 3,5 mg
: MD 3x1 mg
Pada Jam : 06.00, 14.00 dan 22.00 WITA
Baik digunakan sebelum : 14 Oktober 2011 (05.00 WITA)
Catatan : -
Apoteker Penanggung Jawab

(Rendy Rahman, S.Farm., Apt.)


SIPA : 446/0153/1427/1-16
d. Catatan Penting untuk Perawat
1. Sediaan injeksi Dexamethasone merupakan sediaan steril sehingga
harus dijaga sterilitasnya. Jangan dibuka sebelum obat akan
digunakan.
2. Dihindari penyimpanan sediaan injeksi Dexamethasone pada suhu
< 2°C serta hindari dari cahaya matahari langsung (Trissel, 2009).
3. Diketahui ciri-ciri sediaan yang telah rusak seperti adanya partikel
pada larutan, adanya endapan dan terjadi kekeruhan (WHO, 2009).
4. Diberikan 3 kali sehari dengan dosis 1 mg per pemberian untuk
maintenance dose dengan IV needle with wing/catheter for
injection.
5. Baik digunakan sebelum tanggal 14 Oktober 2011, sebelum jam
05.00 WITA.

2.6 Injeksi Diazepam


a. Compounding
1. Diperiksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip
4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Pasien,
dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan injeksi Diazepam pada rak khusus sediaan
narkotika. Diambil sediaan Diazepam dalam bentuk ampul 2 mL
dengan kandungan Diazepam sebesar 5 mg/mL (Trissel, 2009).
3. Dicatat pengambilan sediaan injeksi Diazepam pada kartu stok obat
dan pada buku catatan pengeluaran obat narkotika-psikotropika.
4. Tahap pengambilan larutan Diazepam dilakukan di Laminar Air
Flow Cabinet dengan prosedur sebagai berikut.
- Digunakan APD yang sesuai dengan Prosedur Tetap
Penggunaan APD di Rumah Sakit.
- Dilakukan proses dekontaminasi dan desinfeksi sesuai dengan
Prosedur Tetap Dekontaminasi dan Desinfeksi di Rumah Sakit.
- Dibuka ampul larutan obat
- Dipindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan
mengetuk-ngetuk bagian atas ampul.
- Dibersihkan bagian leher ampul dengan alkohol 70% dan
dibiarkan sampai mengering.
- Dipegang ampul dengan posisi 45º, dipatahkan ampul dan
dimasukkan spuite ke dalam ampul dan dilakukan pengambilan
larutan Diazepam sebanyak 0,5 ml (2,5 mg).
- Dibuang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam
kantong buangan tertutup dan sisa Diazepam dalam ampul
disimpan pada kulkas (2-8oC). Diberi keterangan terkait BUD
dari sisa ampul Diazepam tersebut selama 14 hari.
5. Ditulis etiket pada sediaan. Etiket berwarna biru dan meliputi nama
pasien, umur pasien, alamat pasien, nomor kamar pasien, nomor
rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, pelayanan yang
diterima pasien, tanggal dispensing obat, nama obat, cara
penggunaan obat, waktu pemberian obat, BUD obat dan paraf
Apoteker yang bertugas.
6. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan obat.
7. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
8. Dibuat label pengiriman terdiri dari nama pasien, nomor rekam
medis, nomor kamar pasien, jumlah paket, tanggal dan waktu
penyiapan.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Diperiksa kembali bahwa label, obat, dan pasien yang
dimaksudkan telah sesuai sebelum dibawa menuju kamar pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dijelaskan kepada perawat yang bertugas merawat pasien terkait
waktu pemberian obat, dosis obat, kondisi penyimpanan, ciri-ciri
apabila sediaan rusak dan cara penggunaan obat pada Catatan
Penting untuk Perawat.
c. Etiket
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS UDAYANA
Jl. Rumah Sakit Unud, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung│Telp. (0361) 8953670

Nama Pasien : An. MC (L/P) No. RM : 120915xx


Usia Pasien : 8 bulan 7 Hari Kamar : RA-01
Alamat : Denpasar BB/TB : 7,4 kg/70 cm
Layanan : Rawat Inap
No. 6 Tanggal : 12 Oktober 2011

Nama Obat : Injeksi Diazepam 2 mg


Cara Pakai : Intramuskular
Dosis : 2,5 mg sehari
Pada Jam : Bila kejang

Baik digunakan sebelum : 14 Oktober 2011


Catatan : -
Apoteker Penanggung Jawab

(Rendy Rahman, S.Farm., Apt.)


SIPA : 446/0153/1427/1-16

d. Catatan kepada Perawat


1. Diazepam diadministrasikan langsung secara intravena yaitu pada
vena besar.
2. Diberikan perhatian khusus saat pemberian sediaan injeksi
Diazepam untuk menghindari terjadinya intra-arterial atau
extravasasi.
3. Larutan Diazepam diinjeksikan secara pelan-pelan.
4. Diazepam tidak boleh dicampurkan atau dilarutkan dengan obat
atau pelarut lain. Jika tidak memungkinkan untuk pemberian secara
intravena, maka dapat diinjeksikan secara intramuskular ataupun
melalui infusion tubing yang sedekat mungkin dengan vena.
5. Sediaan injekasi Diazepam diberikan jika pasien mengalami
kejang.
(Trissel, 2009).

2.7 Injeksi Vitamin A


a. Compounding
1. Diperiksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip
4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Pasien,
dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan injeksi vitamin A dari refrigerator. Sediaan
vitamin A yang tersedia adalah dalam bentuk ampul single dose
sebesar 2 mL yang mengandung vitamin A sebanyak 50.000 I.U
(Trissel, 2009).
3. Diperiksa kondisi sediaan serta informasi terkait injeksi vitamin A
tersebut serta melengkapi formulir permintaan.
4. Tahap pengambilan larutan Vitamin A dilakukan di Laminar Air
Flow Cabinet dengan prosedur sebagai berikut:
- Digunakan APD yang sesuai dengan Prosedur Tetap
Penggunaan APD di Rumah Sakit.
- Dilakukan proses dekontaminasi dan desinfeksi sesuai dengan
Prosedur Tetap Dekontaminasi dan Desinfeksi di Rumah
Sakit.
- Dibuka ampul larutan obat
- Dipindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan
mengetuk-ngetuk bagian atas ampul.
- Dibersihkan bagian leher ampul dengan alkohol 70% dan
dibiarkan sampai mengering.
- Dipegang ampul dengan posisi 45º, dipatahkan ampul dan
dimasukkan spuite ke dalam ampul dan ditarik seluruh larutan
vitamin A dari ampul sebanyak 2 mL (50.000 I.U).
- Dibuang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam
kantong buangan tertutup.
5. Ditulis etiket pada sediaan. Etiket berwarna biru dan meliputi nama
pasien, umur pasien, alamat pasien, nomor kamar pasien, nomor
rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, pelayanan yang
diterima pasien, tanggal dispensing obat, nama obat, cara
penggunaan obat, waktu pemberian obat, BUD obat dan paraf
Apoteker yang bertugas.
6. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan obat.
7. Wadah pengiriman obat dilengkapi dengan spuite sebagai media
perantara obat.
8. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
9. Dibuat label pengiriman terdiri dari nama pasien, nomor rekam
medis, nomor kamar pasien, jumlah paket, tanggal dan waktu
penyiapan.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Diperiksa kembali bahwa label, obat, dan pasien yang dimaksudkan
telah sesuai sebelum dibawa menuju kamar pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dijelaskan kepada perawat yang bertugas merawat pasien terkait
waktu pemberian obat, dosis obat, kondisi penyimpanan, ciri-ciri
apabila sediaan rusak dan cara penggunaan obat pada Catatan
Penting untuk Perawat.

c. Etiket
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS UDAYANA
Jl. Rumah Sakit Unud, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung│Telp. (0361) 8953670

Nama Pasien : An. MC (L/P) No. RM : 120915xx


Usia Pasien : 8 bulan 7 Hari Kamar : RA-01
Alamat : Denpasar BB/TB : 7,4 kg/70 cm
Layanan : Rawat Inap
No. 7 Tanggal : 12 Oktober 2011

Nama Obat : Injeksi Vitamin A (50.000 UI)


Cara Pakai : Intramuskular
Dosis : 2 mL
Pada Jam : 12.00 WITA

Baik digunakan sebelum : 14 Oktober 2011


Catatan : -
Apoteker Penanggung Jawab

(Rendy Rahman, S.Farm., Apt.)


SIPA : 446/0153/1427/1-16
d. Catatan kepada Perawat
1. Sediaan injeksi vitamin A diberikan melalui rute intramuskular.
2. Sediaan injeksi vitamin A diberikan siang hari (Pukul 12.00)
3. Sediaan injeksi vitamin A disimpan pada suhu 2-8oC dan dihindari
dari cahaya matahari.
4. Diketahui ciri-ciri sediaan yang telah rusak seperti terjadi
perubahan warna dari kuning atau merah menjadi berwarna kuning
gelap atau coklat gelap, terdapat endapan, adanya partikel pada
larutan, terjadi kekeruhan.

2.8 Lacto B
a. Compounding
1. Diperiksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip
4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Pasien,
dan Waspada Efek Samping).
2. Dimbil sediaan probiotik “Lacto-B” dari rak obat.
3. Dicatat pengambilan sediaan probiotik “Lacto-B” pada kartu stok
obat.
4. Ditulis etiket pada sediaan. Etiket berwarna putih dan meliputi
nama pasien, umur pasien, alamat pasien, nomor kamar pasien,
nomor rekam medis pasien, BB/TB pasien, pelayanan yang
diterima pasien, tanggal dispensing obat, nama obat, cara
penggunaan obat, waktu pemberian obat, BUD obat dan paraf
Apoteker yang bertugas.
5. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan obat.
6. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
7. Dibuat label pengiriman terdiri dari nama pasien, nomor rekam
medis, nomor kamar pasien, jumlah paket, tanggal dan waktu
penyiapan.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Diperiksa kembali bahwa label, obat, dan pasien yang
dimaksudkan telah sesuai sebelum dibawa menuju kamar pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dijelaskan kepada perawat yang bertugas merawat pasien terkait
waktu pemberian obat, dosis obat, kondisi penyimpanan, ciri-ciri
apabila sediaan rusak dan cara penggunaan obat pada Catatan
Penting untuk Perawat.

c. Etiket
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS UDAYANA
Jl. Rumah Sakit Unud, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung│Telp. (0361) 8953670

Nama Pasien : An. MC (L/P) No. RM : 120915xx


Usia Pasien : 8 bulan 7 Hari Kamar : RA-01
Alamat : Denpasar BB/TB : 7,4 kg/70 cm
Layanan : Rawat Inap
No. 8 Tanggal : 12 Oktober 2011

Nama Obat : Lacto-B


Digunakan : 1 x Sehari 1 bungkus
Sebelum / Saat / Sesudah - Makan
Pada Jam : 12.00 WITA
Baik digunakan sebelum : 12 April 2012
Catatan : Harus dihabiskan
Apoteker Penanggung Jawab

(Rendy Rahman, S.Farm., Apt.)


SIPA : 446/0153/1427/1-16

d. Catatan kepada Perawat


1. Sediaan probiotik “Lacto-B”jangan dibuka hingga di ruang
perawatan pasien.
2. Dicampurkan sediaan probiotik “Lacto-B” dengan susu
formula/ASI yang dikonsumsi pasien (untuk anak umur > 6 bulan).
3. Disimpan di tempat suhu dingin/lemari es sebelum digunakan.
2.9 Zinc (Zinkid)
a. Compounding
1. Diperiksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip
4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Pasien,
dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan suspensi Zinkid 10 mg/5 mL sesuai dengan jumlah
serta kekuatan pada lembar permintaan obat.
3. Dicatat pengambilan suspensi Zinkid pada kartu stok.
4. Ditulis etiket pada sediaan. Etiket berwarna putih dan meliputi
nama pasien, umur pasien, alamat pasien, nomor kamar pasien,
nomor rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, tanggal
dispensing obat, nama obat, pelayanan yang diterima pasien, cara
penggunaan obat, waktu pemberian obat, BUD obat dan paraf
Apoteker yang bertugas.
5. Dilakukan pengecekan ulang nama, jumlah, jenis, dan kekuatan
suspensi Zinkid.
6. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan obat.
7. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
8. Dibuat label pengiriman terdiri dari nama pasien, nomor rekam
medis, nomor kamar pasien, jumlah paket, tanggal dan waktu
penyiapan.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Diperiksa kembali bahwa label, obat, dan pasien yang dimaksudkan
telah sesuai sebelum dibawa menuju kamar pasien.
2 Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3 Dijelaskan kepada perawat yang bertugas merawat pasien terkait
waktu pemberian obat, dosis obat, kondisi penyimpanan, ciri-ciri
apabila sediaan rusak dan cara penggunaan obat pada Catatan
Penting untuk Perawat.
c. Etiket
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS UDAYANA
Jl. Rumah Sakit Unud, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung│Telp. (0361) 8953670

Nama Pasien : An. MC (L/P) No. RM : 120915xx


Usia Pasien : 8 bulan 7 Hari Kamar : RA-01
Alamat : Denpasar BB/TB : 7,4 kg/70 cm
Layanan : Rawat Inap
No. 9 Tanggal : 12 Oktober 2011

Nama Obat : Zinkid Sirup (10 mg/5 mL)


Digunakan : 1 x Sehari 5 mL (1 sendok takar)
Sebelum / Saat / Sesudah - Makan
Pada Jam : 12.00 WITA

Baik digunakan sebelum 26 Oktober 2011


Catatan : dapat dicampurkan dengan air/ASI/susu formula
Apoteker Penanggung Jawab

(Rendy Rahman, S.Farm., Apt.)


SIPA : 446/0153/1427/1-16

d. Catatan Penting untuk Perawat


1. Sediaan Zinkid 10 mg/5 mL merupakan sediaan suspensi, sehingga
jangan dibuka hingga di ruang perawatan pasien.
2. Cara pemberian pada anak umur > 6 bulan yaitu dengan
mencampurkan suspensi Zinkid sebanyak 5 mL (1 sendok takar)
kemudian dicampurkan dengan susu formula/ASI.
3. Simpan di tempat yang kering sebelum digunakan.
4. Baik digunakan sebelum tanggal 26 Oktober 2011 (berlaku
maksimal 14 hari).

2.10 Ventolin Nebule PZ


a. Compounding
1. Diperiksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip
4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Pasien,
dan Waspada Efek Samping).
2. Sediaan Ventolin Nebules PZ diambil dari rak dengan membuka
foilnya, ambil 1 ampul, kemudian dilakukan pencatatan tanggal
saat foil dibuka (Jika lebih dari 3 bulan setelah dibuka foilnya,
maka ampul dibuang).
3. Paket foil dibuka pada ujung garis hitam dan jangan dibuka
seluruhnya.
4. Ampul Ventolin Nebules PZ dilepaskan dengan cara mendorong
satu ampul ke bawah dan ditarik sisa ampul yang lain, kemudian
diletakkan sisa ampul yang lain ke dalam paket foil, selanjutnya
ditutup rapat dan disimpan pada suhu 2-25ºC dan terlindung dari
cahaya.
5. Ampul Ventolin Nebules PZ dibuka dengan cara memegang atas
ampul, kemudian diputar bagian bawahnya.
6. Ujung ampul yang terbuka kemudian dituangkan ke dalam wadah
nebulizer, ventolin sebanyak 0,74 ml kemudian ditambahkan
larutan normal saline sebanyak 1,3 cc.
7. Dicatat pengambilan sediaan Ventolin Nebules PZ pada kartu stok.
8. Ditulis etiket pada sediaan. Etiket berwarna biru dan meliputi nama
pasien, umur pasien, alamat pasien, nomor kamar pasien, nomor
rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, tanggal
dispensing obat, nama obat, pelayanan yang diterima pasien, cara
penggunaan obat, waktu pemberian obat, BUD obat dan paraf
Apoteker yang bertugas.
9. Ditempelkan etiket yang sudah dituliskan pada sediaan obat.
10. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
11. Dibuat label pengiriman terdiri dari nama pasien, nomor rekam
medis, nomor kamar pasien, jumlah paket, tanggal dan waktu
penyiapan.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Diperiksa kembali bahwa label, obat, dan pasien yang dimaksudkan
telah sesuai sebelum dibawa menuju kamar pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dijelaskan kepada perawat yang bertugas merawat pasien terkait
waktu pemberian obat, dosis obat, kondisi penyimpanan, ciri-ciri
apabila sediaan rusak dan cara penggunaan obat pada Catatan
Penting untuk Perawat.

c. Etiket

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS UDAYANA
Jl. Rumah Sakit Unud, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung│Telp. (0361) 8953670

Nama Pasien : An. MC (L/P) No. RM : 120915xx


Usia Pasien : 8 bulan 7 Hari Kamar : RA-01
Alamat : Denpasar BB/TB : 7,4 kg/70 cm
Layanan : Rawat Inap
No. 10 Tanggal : 12 Oktober 2011

Nama Obat : Ventolin Nebule PZ (0,74 mL ventolin + 1,3 cc NS)


Cara Pakai : Nebulizer
Dosis : tiap 6 jam selama 8-15 menit
Pada Jam : 04.00 10.00 16.00 22.00 WITA

Baik digunakan sebelum 14 Oktober 2011 (03.00 WITA)


Catatan : penyimpanan pada suhu dibawah 25ºC
Apoteker Penanggung Jawab

(Rendy Rahman, S.Farm., Apt.)


SIPA : 446/0153/1427/1-16

d. Catatan Penting untuk Perawat


1. Dosis Ventolin Nebules PZ adalah 0,74 mL ventolin + 1,3 cc NS,
dimasukkan dalam alat nebulizer (dalam 4 kali/hari pemberian
berkala tiap 4-6 jam).
2. Obat ini diberikan melalui inhlasai dengan alat nebulizer selama 8-
15 menit.
3. Nebulizer harus diberikan sebelum makan.
4. Obat ini tidak dapat diberikan setelah 2 hari penyimpanan pada
suhu dibawah 25ºC (Beyond used date: 2 hari).
5. Cara pemakaian nebulizer:
- Cuci tangan dengan sabun, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
- Bersihkan sungkup nebulizer dengan kapas alkohol.
- Ambil obat yang akan digunakan dan di cek kembali nama
obat, dosis obat sesuai dengan yang diresepkan dokter, dan
waktu kadaluwarsa maupun BUD obat (dalam hal ini obat
Ventolin Nebules PZ telah direkonstitusi), masukkan wadah
nebulizer yang telah berisi obat ke dalam alat nebulizer.
- Hubungkan alat dengan sambungan listrik dan pasangkan
selang ke mesin dan satu sisinya ke nebulizer cup.
- Lepaskan bagian atas dari nebulizer cup.
- Hubungkan nebulizer cup dengan sungkup di bagian atas
nebulizer cup.
- Jika pasien memungkinkan untuk duduk, pasien duduk
dengan tegak atau sambil dipangku. Jika tidak
memungkinkan diamkan berbaring dengan kondisi kepala
agak tinggi/ 40-90o yang memungkinkan pergerakkan
diafragma maksimal, kemudian pasang sungkup dengan
meletakkan di bagian luar mulut hingga menutup mulut.
- Nyalakan mesin (dipastikan sambungan listrik sudah
terhubung dengan stop kontak).
- Jika memungkinkan pandu pasien untuk melakukan teknik
pernapasan yang benar, yakni tarik nafas perlahan dan dalam
melalui mulut dan dikeluarkan melalui hidung. Jika belum
dapat memegang sungkup, minta bantuan keluarga pasien
untuk mempertahankan posisi sungkup.
- Lakukan nebulizer selama 8-15 menit atau hingga obat di
dalam nebulizer cup habis.
- Setelah selesai, cuci tangan dengan sabun dan keringkan.
Lakukan pembersihan terhadap alat nebulizer sesuai dengan
prosedur. Jika masih tersisa larutan tersebut dalam wadah
nebulizer maka harus dibuang.
2.11 Ceftriaxone
a. Compounding
1. Diperiksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip
4T+1W (Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Pasien,
dan Waspada Efek Samping).
2. Diambil sediaan serbuk injeksi Ceftriaxone (1 gram/vial) dari rak.
3. Dicatat pengambilan sediaan serbuk injeksi Ceftriaxone (1
gram/vial) pada kartu stok.
4. Dipilih jenis pelarut yang sesuai (WFI) serta dihitung volume
pelarut yang digunakan (10 mL).
5. Digunakan APD dan melakukan dekontaminasi serta desinfeksi
sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit.
6. Dihidupkan Laminar Air Flow sesuai dengan prosedur tetap rumah
sakit, selanjutnya proses componding dilakukan di dalam Laminar
Air Flow.
7. Dibuka penutup vial sediaan Serbuk Injeksi Ceftriaxone, bagian
karet vial diseka dengan alkohol 70%, dan dibiarkan mengering.
8. Penutup vial dibungkus dengan kasa dan dibuang ke dalam kantong
buangan tertutup.
9. Dimasukkan pelarut water pro injeksi sebanyak 10 mL ke dalam
vial dengan menggunakan spuit, vial dipegang dengan posisi 45o,
spuite dimasukkan ke dalam vial, digerakkan perlahan-lahan
memutar untuk melarutkan obat (konsentrasi larutan menjadi 100
mg/mL).
10. Needle diganti dengan needle yang baru dengan ukuran yang sesuai
untuk pemberian intra vena bolus.
11. Diambil larutan sebanyak 3,75 mL, vial dipegang dengan posisi
45o.
12. Spuite yang berisi larutan dipegang dengan bagian terbuka ke atas,
selanjutnya ditutup dengan “luer lock cap”
13. Cap dan syringe diseka dengan alkohol.
14. Ditulis etiket pada sediaan. Etiket berwarna biru dan meliputi nama
pasien, umur pasien, alamat pasien, nomor kamar pasien, nomor
rekam medis pasien, BB/TB pasien, nomor etiket, tanggal
dispensing obat, nama obat, pelayanan yang diterima pasien, cara
penggunaan obat, waktu pemberian obat, BUD obat dan paraf
Apoteker yang bertugas.
15. Etiket ditempelkan pada sediaan Injeksi Ceftriaxone dan dilakukan
pengecekan ulang nama, jumlah, jenis, dan kekuatan sediaan
Injeksi Ceftriaxone
16. Sediaan injeksi Cetriaxone dengan pelarut WFI yang tersisa dapat
disimpan maksimal 2 hari setelah pencampuran pada suhu ruang
(25oC) dan 10 hari pada suhu beku (4oC) untuk dapat digunakan
untuk hari berikutnya.
17. Seluruh bahan yang telah terkontaminasi dibuang ke dalam kantong
buangan tertutup.
18. Dilakukan pencatatan pada Catatan Penting untuk Perawat.
19. Dibuat label pengiriman terdiri dari nama pasien, nomor rekam
medis, nomor kamar pasien, jumlah paket, tanggal dan waktu
penyiapan.
(Depkes RI, 2009).
b. Dispensing
1. Diperiksa kembali bahwa label, obat, dan pasien yang dimaksudkan
telah sesuai sebelum dibawa menuju kamar pasien.
2. Diserahkan obat menuju kamar pasien menggunakan wadah
pengiriman yang telah lengkap dengan label obat.
3. Dijelaskan kepada perawat yang bertugas merawat pasien terkait
waktu pemberian obat, dosis obat, kondisi penyimpanan, ciri-ciri
apabila sediaan rusak dan cara penggunaan obat pada Catatan
Penting untuk Perawat.
c. Etiket
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS UDAYANA
Jl. Rumah Sakit Unud, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung│Telp. (0361) 8953670

Nama Pasien : An. MC (L/P) No. RM : 120915xx


Usia Pasien : 8 bulan 7 Hari Kamar : RA-01
Alamat : Denpasar BB/TB : 7,4 kg/70 cm
Layanan : Rawat Inap
No. 11 Tanggal : 13 Oktober 2011

Nama Obat : Injeksi Ceftriaxone 375 mg


Cara Pakai : Intravena Bolus
Dosis : 1 x sehari 3,70 ml
Pada Jam : 06.00 WITA

Baik digunakan sebelum 15 Oktober 2011 (05.00 WITA)


Catatan : penyimpanan pada suhu dibawah 25ºC
Apoteker Penanggung Jawab

(Rendy Rahman, S.Farm., Apt.)


SIPA : 446/0153/1427/1-16

d. Catatan Penting untuk Perawat


1. Obat ini pemberiannya TIDAK DAPAT diberikan bersamaan
dengan pemberian dengan larutan atau obat-obatan yang
mengandung kalsium.
2. Sediaan injeksi diberikan secara intravena cepat (intermitten via
syringe pump) dalam waktu 30 menit sebanyak 3,7 mL (BNF,
2015).
3. Obat ini diberikan pagi hari (Pukul 06.00).
4. Disimpan pada suhu ruang dan terlindung dari cahaya matahari
langsung. Dilarutkan dalam WFI dan stabil selama 10 hari pada
suhu 4oC dan 2 hari pada suhu 25oC (Trissel, 2009).

III. LABEL PENGIRIMAN UNTUK WADAH


Nama : An. MC MR 120915xx
Ruangan : RA-01
Paket berisi : 1 sachet Lacto-B (Probiotik)
1 Suspensi Zinkid 10 mg/5mL (Zinc)
Tgl & Waktu Penyiapan: 12-10-2011 11.00WITA
Tgl & Waktu Penyerahan : 12-10-2011 12.00WITA
IV. PATIENT MEDICAL RECORD

PATIENT MEDICAL RECORD (PMR)


Nama : An. MC Kelamin - Status : L / P - Ank /
Dws
Usia : 8 Bulan 7 Hari Pertama MRS : 12 Oktober
2011
No. Kartu Garansi : BPJS Pekerjaan :-
Alamat Lengkap : Denpasar Suku/Ras :-

Kondisi Umum Pasien : MRS dengan keluhan kejang 15 menit dimulai dari kaki kanan
terlebih dahulu lalu disusul bagian tangan kanan dan kiri (kejang
pertama kali), pasien menangis saat kejang.
Keluhan Tambahan : Demam 5 hari sebelum MRS, mencret ampas
(+), lendir (-), darah (-); batuk grok-grok 4 hari sebelum MRS, ubun-
ubun cekung.
Penyakit Umum/Spec : Status Epilepticus e.c Ensefalopati + Diare Akut Dehidrasi Sedang

Riwayat Pemeriksaan Laboratorium


Parameter
Tanggal Nama Lab. Angka Lab Angka Normal Ref.
Laboratorium
11/10/2011 RS Hb / RBC 10,8 / 4,57 12 – 16 g/dL ; 4,2 – 5,4. 106/µL
HCT / MCV 31,3 / 68,5 37 – 47 %; 81-99 fL
MCH / MCHC 21,9 / 31,5 27 – 31 pg; 33-37 g/dl
PLT 459 150 – 450. 103/µL
WBC 10,3 4,8 – 10,8. 103/µL
12/10/2011 RS BUN/ Scr 17, 9 / 0,48 5-23 mg/dl ; 0,6-1,2 mg/dl
GDA 125,2 40-121 mg/dl
SGOT / SGPT 52,4 / 24,4 0-38 U/L ; 0-41 U/L
Ca / CRP 8,19 / 2,61 8,5-10,1 mg/dl
Hb / RBC 9,5 / 4,37 12 – 16 g/dL ; 4,2 – 5,4. 106/µL
HCT / MCV 30,3 / 69,3 37 – 47 %; 81-99 fL
MCH / MCHC 21,9 / 31,5 27 – 31 pg; 33-37 g/dl
PLT 276 150 – 450. 103/µL
WBC 25,3 4,8 – 10,8. 103/µL
Lym / Mono / 21,1 / 7,8 / 71,1 19-48 %; 1,7-9,3 %; 52,2 - 75,2%
Gran%
K / Na / Cl 3,1 / 133 / 111 136 – 145 mmol/L; 3,5-5,0
mmol/L; 98-106 mmol/L

Riwayat Alergi
Tanggal Jenis Alergi Karena Obat Sebab lain Intensitas (deskripsi umum)

Riwayat Pengobatan
Tanggal Diberikan Obat Dokter penulis R/ Ref. Skrining R/ Indikasi (catatan khusus)
12/10/2011 Infus RL - - Rehidrasi
12/10/2011 Infuse KaEN 3B - - Rehidrasi
12/10/2011 Ampi sulbactam - - Infeksi bakteri
12/10/2011 Fenitoin - - Maintenance terapi untuk kejang akut
12/10/2011 Dexamethasone - - Asma, mengurangi inflamasi saluran nafas
12/10/2011 Diazepam - - Initial therapy GCSE
12/10/2011 Vitamin A - - Profilaksis xeropthalmia akibat diare
12/10/2011 Probiotik - - Antidiare
12/10/2011 Zinc - - Antidiare
12/10/2011 Nebul PZ - - Asma, bronkodilator
13/10/2011 Ceftriaxone - - Infeksi bakteri
13/10/2011 Infuse KaEN 3B - - Rehidrasi
13/10/2011 Fenitoin - - Maintenance terapi untuk kejang akut
13/10/2011 Dexamethasone - - Asma, mengurangi inflamasi saluran nafas
13/10/2011 Diazepam - - Initial therapy GCSE
13/10/2011 Probiotik - - Antidiare
13/10/2011 Zinc - - Antidiare
13/10/2011 Nebul PZ - - Asma, bronkodilator
14/10/2011 Infuse KaEN 3B - - Rehidrasi
14/10/2011 Fenitoin - - Maintenance terapi untuk kejang akut
14/10/2011 Dexamethasone - - Asma, mengurangi inflamasi saluran nafas
14/10/2011 Probiotik - - Antidiare
14/10/2011 Zinc - - Antidiare
14/10/2011 Nebul PZ - - Asma, bronkodilator
14/10/2011 Ceftriaxone - - Infeksi bakteri
15/10/2011 Infuse KaEN 3B - - Rehidrasi
15/10/2011 Fenitoin - - Maintenance terapi untuk kejang akut
15/10/2011 Dexamethasone - - Asma, mengurangi inflamasi saluran nafas
15/10/2011 Probiotik - - Antidiare
15/10/2011 Zinc - - Antidiare
15/10/2011 Nebul PZ - - Asma, bronkodilator
15/10/2011 Ceftriaxone - - Infeksi bakteri
16/10/2011 Infuse KaEN 3B - - Rehidrasi
16/10/2011 Fenitoin - - Maintenance terapi untuk kejang akut
16/10/2011 Dexamethasone - - Asma, mengurangi inflamasi saluran nafas
16/10/2011 Probiotik - - Antidiare
16/10/2011 Zinc - - Antidiare
16/10/2011 Nebul PZ - - Asma, bronkodilator
16/10/2011 Ceftriaxone - - Infeksi bakteri
17/10/2011 Infuse KaEN 3B - - Rehidrasi
17/10/2011 Fenitoin - - Maintenance terapi untuk kejang akut
17/10/2011 Probiotik - - Antidiare
17/10/2011 Zinc - - Antidiare
17/10/2011 Nebul PZ - - Asma, bronkodilator
17/10/2011 Ceftriaxone - - Infeksi bakteri
18/10/2011 Infuse KaEN 3B - - Rehidrasi
18/10/2011 Fenitoin - - Maintenance terapi untuk kejang akut
18/10/2011 Probiotik - - Antidiare
18/10/2011 Zinc - - Antidiare
18/10/2011 Nebul PZ - - Asma, bronkodilator
18/10/2011 Ceftriaxone - - Infeksi bakteri
18/10/2011 Infuse KaEN 3B - - Rehidrasi
19/10/2011 Fenitoin - - Maintenance terapi untuk kejang akut
19/10/2011 Probiotik - - Antidiare
19/10/2011 Zinc - - Antidiare
19/10/2011 Nebul PZ - - Asma, bronkodilator
19/10/2011 Ceftriaxone - - Infeksi bakteri
Riwayat Copy Resep :
Tanggal Diberikan Obat Dokter penulis R/ Ref. Skrining R/ Indikasi (catatan khusus)

Riwayat Konseling :
Tanggal Target/Topik DRP Capaian, rcn monitoring, intervensi, rcn visite
DAFTAR PUSTAKA

BNF. 2015. British National Formulary for Children. UK: BMJ Group.
BPOM RI. 2015. Vitamin A (Retinol). Diakses dari
http://pionas.pom.go.id/monografi/vitamin-retinol pada 17 Mei 2019 pukul
21.00 WITA.
Depkes RI. 2009. Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2009. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan
Sitostatika. Jakarta: Depkes RI.
Lacy, C.F., Armstrong, L.L, Goldman, M.P. and Lance, L.L.. 2011. Drug
Information Handbook, 20th Edition. USA: Lexi-comp.
Toaimah and Mohammad. 2016. Rapid Intravenous Rehydration Therapy in
Children with Acute Gastroenteritis. A Systematic Review Article.
Pediatric Emergency Care, 32(2).
Trissel, L. A. 2009. Handbook on Injectable Drugs 15th Edition. Maryland, U.S :
American Socyety of Health-System Pharmacists (ASHP).
WHO. 2009. Stability Testing Of Active Pharmaceutical Ingredients and Finished
Pharaceutical Products. Annex 2. USA: World Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai