Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan semata-mata hanyalah milik Allah SWT.
Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur,
kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan. Shalawat serta salam tidak
lupa selalu kita haturkan untuk Nabi junjungan kita, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua. Tidak lupa pula
saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah “Pendidikan
Kesehatan Sekolah”.

Penulis ucapkan pula terimakasih yang kepada pihak yang telah


mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian makalah ini
hingga rampungnya makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bantaeng, 20 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3

C. Tujuan .................................................................................................................. 4

D. Manfaat ................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5

A. Jenis-Jenis Narkotika ........................................................................................... 5

B. Jenis Obat-Obatan Terlarang ............................................................................... 9

C. Faktor Penyebab Mengonsumsi Narkoba Dan Obat Terlarang......................... 11

D. Dampak Mengonsumsi Narkoba Dan Obat Terlarang Bagi Kesehatan ............ 13

E. Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Terlarang ............................ 15

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 18

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 18

B. Saran .................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan penyalahgunaan narkotika saat ini menjadi momok yang
menakutkan. Secara universal penyalahgunaan narkotika dapat mengancam dan
merusak masa depan penggunanya, bahkan dapat menimbulkan kejahatan-
kejahatan lainnya sebagai akibat sindroma ketergantungan terhadap zat kimia
narkotika atau obat-obatan terlarang. Sebab secara sosiologis mereka dapat
mengganggu masyarakat dengan melakukan perbuatan-perbuatan abnormal atau
kriminalitas di luar kesadaran mereka. Dengan adanya penyalahgunaan ini akan
berakibat memicu terjadinya tindak kejahatan baik itu pencurian, pemerasan,
penipuan, penggelapan peredaran obat-obat terlarang, penganiayaan dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, akan tergangggunya kelangsungan kehidupan
bangsa.
Menurut Dadang Hawari (Wilis Sofyan, 2005) bahwa orang yang telah
bergantung pada narkotika, maka hidupnya mengalami gangguan jiwa sehingga
tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam masyarakat. Kondisi demikian
dapat dilihat dari rusaknya fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah, serta tidak
mampu mengendalikan dirinya. Pada peristiwa ini timbul gejala-gejala seperti
air mata berlebihan, cairan hidung berlebihan, puril mata melebar, keringat
berlebihan, mual, muntah, diare, bulukuduk berdiri, menguap, tekanan darah
naik, jantung berdebar, insomnia (tak bisa tidur), mudah marah, emosional, serta
agresif.
Selanjutnya menurut (Muh Adlin Sila, 2003) penyalahgunaan narkotika
dapat menimbulkan akibat atau resiko, baik secara hukum, medis mupun
psikhososial sebagai berikut. Secara hukum, resiko penyalahgunaan narkotika
akan dikenakan sanksi pidana sebagaimna yang diatur dalam Pasal 78, Pasal 79,
Pasal 81 dan Pasal 82 UU No.22 tahun 1997 Tentang Narkotika. Secara medis
penyalahgunaan narkotika akan meracuni sistem syaraf dan daya ingat,

1
menurunkan kualitas berfikir, merusak berbagaia organ vital seperti : ginjal, hati,
jantung, paru-paru, dan sum-sum tulang, bisa terjangkit hepatitis, HIV/AIDS,
dan bila over dosis bisa menimbulkan kematian. Secara psikhososial
penyalahgunaan narkotika akan mengubah seseorang menjadi pemurung,
pemarah, pencemas, depresi, paranoid, dan mengalami gangguan jiwa,
menimbulkan sikap masa bodoh, tidak peduli dengan norma masyarakat, hukum,
dan agama, serta dapat mendorong melakukan tindak kriminal seperti : mencuri,
berkelahi dan lain-lain.
Penyalahgunaan narkotika terhadap masyarakat berawal dari penawaran
dari pengedar narkotika. Mula-mula mereka diberi beberapa kali dan setelah
mereka merasa ketergantungan terhadap narkotika itu, maka pengedar mulai
menjualnya. Setelah mereka saling membeli narkotika, mereka disuruh pengedar
untuk mengajak orang lain untuk mencoba obat-obatan terlarang tersebut.
Sebenarnya narkotika itu obat legal yang diragukan dalam dunia
kedokteran, namun saat ini narkotika banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan
muda tidak sedikit yang menggunakan narkotika.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan
generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku
generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini
di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan.
Sasaran dari penyebaran narkotika ini adalah kaum muda atau remaja.
Banyak dari mereka yang menggunakan narkotika dengan alasan untuk
kesenangan batin, namun sayangnya tidak banyak yang mengetahuai bahaya
narkotika. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi
betapa bahayanya narkotika bagi psikologi dan kesehatan masyarakat.
Maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah banyak
mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa

2
depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan
kaum muda dari bahaya narkotika. Narkotika telah menyentuh lingkaran yang
semakin dekat dengan kita semua. Teman dan saudara kita mulai terjerat oleh
narkotika yang sering kali dapat mematikan. Sebagai makhluk Tuhan yang kian
dewasa, seharusnya kita senantiasa berfikir jernih untuk menghadapi globalisasi
teknologi dan globalisasi yang berdampak langsung pada keluarga dan remaja
penerus bangsa khususnya. Kita harus memerangi kesia-siaan yang di akibatkan
oleh narkotika.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan
narkotika mendorong mengakibatkan sindroma ketergantungan apabila
penggunanaya tidak dibawah pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Hal ini tidak saja merugikan
bagi penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan
sosial, sehingga hal ini merupakan ancaman bagi kehidupan bangsa (Adam,
2012).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut :

1. Apa Saja Jenis-Jenis Narkotika Yang Beredar Di Indonesia?


2. Apa Saja Jenis Obat-Obatan Terlarang Yang Beredar Di Indonesia?
3. Apa Saja Faktor Penyebab Seseorang Mengonsumsi Narkoba Dan Obat
Terlarang?
4. Apa Saja Dampak Yang Timbul Bagi Kesehatan Jika Mengonsumsi Narkoba
Dan Obat Terlarang?
5. Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat
Terlarang?

3
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Narkotika Yang Beredar Di Indonesia.


2. Untuk Mengetahui Jenis Obat-Obatan Terlarang Yang Beredar Di Indonesia.
3. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Seseorang Mengonsumsi Narkoba Dan
Obat Terlarang.
4. Untuk Mengetahui Dampak Yang Timbul Bagi Kesehatan Jika Mengonsumsi
Narkoba Dan Obat Terlarang.
5. Untuk Mengetahui Cara Mencegah Terjadinya Penyalahgunaan Narkotika
Dan Obat Terlarang.

D. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pembaca dan penulis mengenai
pengelolaan sumber daya manusia dalam bisnis.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang mencari referensi
pembelajaran dalam mengerjakan makalah.
3. Sebagai bahan referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Narkotika
1) Narkoba alami
Narkoba alami merupakan jenis narkoba yang masih alami dan belum
mengalami pengolahan. Berikut ini penulis uraikan contoh narkoba alami.
Ganja
Hari Sasangka menjelaskan bahwa ganja berasal dari tanaman
cannabis sativa, cannabis indica dan cannabis Americana. Tanaman
tersebut termasuk keluarga Urticaceae atau Moraceae. Tanaman Canabis
merupakan tanaman yang mudah tumbuh tanpa perawatan khusus.
Tanaman ini tumbuh pada daerah beriklim sedang dan tumbuh subur di
daerah tropis (Sasangka & Rosita, 2003).
Suharno menjelaskan bahwa Ganja (cannabis sativa) merupakan
tumbuhan penghasil serat. Lebih dikenal karena bijinya mengandung
tetrahidrokanabinol (THC), zat narkotika yang membuat pemakainya
mengalami eufhoria (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai dua meter. Berdaun
menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda. Ganja
hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan elevasi di atas 1.000 meter di
atas permukaan air laut. Lebih jelas Mardani menjelaskan bahwa ganja
adalah dammar yang diambil dari semua tanaman genus cannabis
termasuk biji dan buahnya termasuk hasil pengolahan.
Opium
Opium atau candu (poppy: dalam bahasa inggiris) atau (opos/ Juice
dalam bahasa Yunani) adalah getah bahan baku Narkotika yang diperoleh
dari buah candu (Papaver somniferum L atau P paeoniflorum) yang belum
matang. Opion (Poppy Juice), Poppy Juice opium disebut juga dengan

5
poppy adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu
(Papaver somniferum L. atau P. paeoniflorum) yang belum matang.
Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa
dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanaman hanya
sekitar satu meter. Daunnya jarang dengan tepi bergerigi. Bunga opium
bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya
terdiri dari satu bunga dengan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan
pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat indah hingga
beberapa spesies Papaver lazim dijadikan tanaman hias. Buah opium
berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.

2) Narkoba Semi Sintesis


Narkotika Semi Sintetis adalah berbagai jenis narkotika alami yang
diolah dan diambil zat adiktifnya ( Intisarinya ) agar memiliki khasiat yang
lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran.
Beberapa jenis Narkotika Semi Sintesis yang disalah gunakan adalah sebagai
berikut:
Morfin
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan
agen aktif utama yang ditemukan pada opium.Umumnya opium
mengandung 10% morfin. Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa
mimpi dalam mitologi Yunani. Morfin adalah hasil olahan dari
opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium (
C17H19NO3 ) . Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna
putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara
dihisap dan disuntikkan.
Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang
mengandung otot polos. Efek morfin pada system syaraf pusat mempunyai
dua sifat yaitu depresi dan stimulasi. Digolongkan depresi yaitu analgesia,
sedasi, perubahan emosi, hipoventilasi alveolar. Stimulasi termasuk

6
stimulasi parasimpatis,miosis, mual muntah, hiperaktif reflek spinal,
konvulsi dan sekresi hormon anti diuretika (ADH).

3) Narkotika sintesis
Narkotika Sintetis adalah Narkotika yang dibuat dari bahan kimia dan
digunakan untuk pembiusan atau pengobatan bagi mereka yangmengalami
ketergantungan narkoba. Narkotika sintesis berfungsi sebagai pengganti
sementara untuk mencegah rehabilitasi sehingga penyalahgunaan dapat
menghentikan ketergantungannya. Adapun contoh dari narkotika sintetis
adalah:
Sabu (Amfetamin)
Amfetamin merupakan kelompok obat psikoaktif sintetis yang
disebut sistem saraf pusat (SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin
merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal
di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning,
maupun coklat, bubuk putih kristal kecil. Merek amfetamin lain, seperti
Metedrin, Deksamil dan Benzedrin, kemudian membanjiri pasaran.
Metamfetamin (meth) dan kokain lagi ini dari akhir 1960-an hingga akhir
1980-an. Dan ada beberapa bentuk meth dan kokain yang dikenal,
misalnya, sebagai Crank, Speed, Bennies, Rock, Kristal, dan Crack. Pada
awal 1990-an, satu bentuk metamfetamin lagi, dikenal sebagai Kristal
Meth atau Ice, dan di Indonesia sebagai sabu-sabu.
Amfetamin dapat membuat seseorang merasa energik. Efek
amfetamin termasuk rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang merasa
lebih percaya diri. Perasaan ini bisa bertahan sampai 12 jam, dan beberapa
orang terus menggunakan untuk menghindari turun dari obat. Obat-obat
yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah Amfetamin,
Metamfetamin dan Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau
Adam).
Ekstasi (MDMA)

7
MDMA (methylenedioxy-N-methylamphetamine) biasanya dikenal
dengan nama Ekstasi, E, X, atau XTC adalah senyawa kimia yang sering
digunakan sebagai obat rekreasi yang membuat penggunanya menjadi
sangat aktif. Resiko penggunaannya adalah dehidrasi ketika penggunanya
lupa minum air. Hal sebaliknya juga dapat terjadi, di mana seseorang
minum terlalu banyak air. Ekstasi (MDMA) adalah entactogen psychedelic
semisintetik dari keluarga phenethylamine yang efeknya jauh lebih ringan
dari kebanyakan narkotik lainnya.
Cocain
Cocain adalah suatu alkloida yang berasal dari daun Erythroxylum
coca Lam. Kokain merupakan salah satu jenis narkoba, dengan efek
stimulan. Kokain diisolasi dari daun tanaman Erythroxylum coca Lam. Zat
ini dapat dipakai sebagai anastetik (pembius) dan memiliki efek
merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan
pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan
gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah.
Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis
tertentu dapat mengakibatkan kematian.
Heroin
Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa heroin
adalah bubuk kristal putih yang dihasilkan dari morfin; jenis narkotik yang
amat kuat sifat mencandukannya (memabukkannya); C21H23O5N. Hari
Sasangka menjelaskan bahwa nama heroin diambil dari Hero, dalam
bahasa jerman heroic yang berarti pahlawan. Lebih lanjut Dadang hawari
menjelaskan bahwa heroin adalah candu yang berasal dari opium poppy
(papaver somniferum). Heroin berbentuk Kristal, berwarna putih atau
coklat. Biasanya dibungkus dan dijual dalam bungkusan kecil.(Hawi,
2018)
Dadang hawari juga menyebutkan bahwa heroin sering disebut
dengan putaw. Penggunaan heroin dengan cara dilarutkan dengan air,
disaring dengan kapas dan disuntikkan ke intravena (pembuluh darah) atau

8
subkutan (bawah kulit). Selain cara yang demikian, cara yang lebih
berbahaya dengan cara melarutkan heroin ke dalam air kemudian dihisap
atau disedut, sedangkan cara pemakaian heroin yang lainnya dengan
chasing, yakni serbuk diletakkan dalam alumanium foil dan dipanaskan
bagian bawahnya, kemudia uapnya dialirkan melalui sebuah lubang dari
keristal rol atau pipa setelah itu dihirup melalui hidung kemadian terus ke
paru-paru.
Putaw
Putaw Merupakan nama jalanan dari heroin. Mardani menjelaskan
istilah putaw sebenarnya meruppakan minuman keras has Cina yang
mengandung alkohol akantetapi oleh pecandu narkoba menyebut barang
yang sejenis heroin yang masih serumpun dengan ganja dijuluki putaw
hanya saja kadar narkotika yang dikandung putaw lebih rendah atau dapat
disebut heroin kelas emapat sampai enam.
Katinone
Narkoba jenis katinon adalah narkoba yang sudah lama ada. Di
Indonesia, zat ini sudah beberapa tahun ada. Pengguna metilon belum
banyak di Indonesia dan belum ada yang mengalami gejala putus zat atau
intoksikasi sampai overdosis. Secara medis, katinon memiliki nama asli
cathinone (Katinona) yang struktur kimia dan efek mirip amfetamin, yang
memilki efek samping yang berbahaya.(Zulkarnain, 2016)

B. Jenis Obat-Obatan Terlarang


Psikotropika sendiri menurut undang-undang No 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika sebagaimana di jelaskan pada pasal 1“ psikotropika adalah zat atau
obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”(Indonesia, 1997).
Menurut penulis, pasal 1 undang-undang no 5 tahun 1997 tentang
psikotropika sudah menjelaskan secara singkat terkait psikotropika. Penulis

9
sendiri berpendapat terkait dari kutipan diatas, bahwa psikotropika sendiri
adalah zat atau obat, baik alamian maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif yang menyebabkan prubahan mental dan prikalu.
Psikotropika sendiri terdapat beberapa jenis yang dibedakan dalam golongan-
golongannya. Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan seusai dengan
pasal 2 undang-undang no 5 tahun 1997 tentang psikotropika sebagai berikut:
Psikotropika Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan ( contoh :
ekstasi,shabu,LDS).
Psikotropika Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan ( +contoh anfetamin, metilfenidat
atau ritalin).
Psikotropika Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatandan banyak yang digunakan
dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan ( contoh :
pentobarbital, flunitrazepam ).
Psikotropika Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan ( contoh : diazepam,
bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam
seperti pil koplo, rohip, dum, MG ).

10
C. Faktor Penyebab Mengonsumsi Narkoba Dan Obat Terlarang
Narkoba adalah zat yang dapat menebabkan ketergantungan kemudian
menyebabkan masalah kesehatan bagi pengguna. Bukan hanya itu, obat-obatan
terlarang ini dapat mengakibatkan banyak gangguan selain bagi diri pengguna
juga pada orang lain. Remaja merupakan sasaran empuk bagi obat-obatan
terlarang terutama pelajar karena diusia remaja gampang mendapat pengaruh-
pengaruh dan gangguan pola pikir yang disebabkan oleh lingkungan sekitar.
Berawal dari mencoba-coba yang perlahan menjadi kebiasaan dapat
mengakibatkan ketergantungan dan mengganggu fungsi sosialnya.
Penyalahgunaan obat- obatan terlarang tentunya tidak terjadi begitu saja,
melainkan ada beberapa faktor yang menyebabkannya, yaitu faktor internal di
antaranya; kontrol diri dan agama sebagai kontrol diri, dan faktor eksternal di
antaranya; faktor sosial, faktor ekonomi, faktor keluarga, dan faktor pendidikan
yang merupakan faktor pendorong pelajar mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Perkembangan pengetahuan dan teknologi menjadi suatu pendorong
perubahan sosial. Kehidupan sosial sekarang ini sudah sangat pesat, kemajuan
teknoligi susah untuk dibendung apalagi terhadap anak-anak pelajar di bawah
umur. Teknologi dapat membawa dampak positif dan juga negatif, ketika kita
menggunakannya sesuai dengan fungsinya. Teknologi memudahkan seseorang
untuk berteman tanpa ada jarak, dan saling berkomunikasi tanpa jarak. Ini yang
dapat mendorong seseorang memperoleh pergaulan dengan teman di mana saja.
Tentu ketika kita berkomunikasi kemudian bergaul dengan orang baru ang
belum kita kenal tentu akan membut tingkah laku dan kebiasaan kita berubah
sesuai dengan lingkungan pergaulan kita. Ditambah kondisi lingkungan yang
semakin membawa perubahan baik yang positif maupun negatif.
Agama sebagai kontrol diri juga merupakan salah satu faktor yang
menetukan tingkah laku seseorang. Banyak pakar yang berpendapat bahwa
agama awalnya berawal dari rasa takut yang kemudian dari perasaan takut itu
melahirkan pemberian sesajen kepada sumber yang diyakini memiliki kekuatan
tersebut. Shihab mengatakan bahwa agama muncul dari penemuan manusia
terhadap kebenaran, keindahan, dan kebaikan.

11
Lingkungan sosail dan keluarga sangatlah berperan membentuk karakter
seorang anak. Ketika seorang anak tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari
orangtuanya maka besar kemungknan anak itu anak membunyai karakter yang
buruk. seorang anak dibesarkan di dalam sebuah keluarga. Tidak banyak anak
yang tidak bisa merasakan kasih sayang sebuah keluarga. Orangtua adalah hal
yang paling utama dalam sebuah keluarga karena menjadi sebuah kontrol sosial
bagi anak-anaknya. Karakter, kepribadian, dan pola pikir seorang anak pertama
kali terbentuk melalui keluarga. Semua anak mempunyai potensi untuk tersentuh
dengan obat-obatan terlarang. Penerapan disiplin dan tanggung jawab dapat
mengurangi kemungkinan seorang anak terlibat dengan obat-obatan terlarang.
Selain itu perhatian orangtua terhadap anak merupakan hal yang paling
utama dalam mengontrol anak supaya terhindar dari perilaku-perilaku yang
bertentangan dengan norma apalagi sampai berhubungan dengan obat-obatan
terlarang. Umumnya di kota-kota besar sekarang ini sangat terasa adanya banyak
lingkungan lain yang dapat dipilih remaja selain sekolahnya, yaitu “pasar
swalayan, pusat perbelanjaan, taman hiburan, atau bahkan sekedar warung di
tepi jalan di seberang sekolah atau rumah salah seorang teman yang kebetulan
sedang tidak ditunggui orang tuanya, mungkin saja merupakan alternatif yang
lebih menarik daripada sekolah itu sendiri”.
Pengendalian diri merupakan salah satu faktor penyebab penyalahgunaan
obat-obatan terlarang yang cukup berpengaruh, terutama pada usia pelajar yang
belum bisa mengendalikan dirina dengan baik, ditambah dengan tekanan dan
emosionalnya yang seringkali susuh untuk dikendalikan. Akhirnya mencari jalan
kesenangan untuk menghilangkan tekanan dan masalah yang dialaminya.
Kepribadian yang baik merupakan salah satu contoh kontrol diri yang baik dalam
berperilaku terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Kepribadian baik dan buruk terbentuk melalui pengalaman yang diperoleh
baik dari lingkungan, pendidikan, dan keluarga dengan waktu yang cukup lama.
Perkembangan seperti itu tentu dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku, dan
kebiasaan yang kemudian mengarahkan seseorang dalam mengambl keputusan
baik ataupun buruk. Ketika sesorang membiasakan dirinya mengambil

12
keputusan yang baik, maka disaat mengalami sebuah masalah tentu akan
mengambil keputusan yang baik dalam mengambil solusi, dan sebaliknya.
Orang yang cenderung coba-coba dengan obat-obatan terlarang mempunyai
kontrol diri yang buruk, Ia mempunyai pengetahuan yang sedikit tentang bahaya
dan hukum penyalahgunaan obat-obatan terlarang.(Wahyudin. w & Z, 2018)
Masa remaja ditandai oleh perubahan fisik, emosional, intelektual, seksual
dan sosial. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak sebagai berikut:
“pencarian jati diri, pemberontakan, pendirian yang labil, minat yang berubah-
ubah, mudah terpengaruh mode, konflik dengan orangtua dan saudara, dorongan
ingin tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan intens denga teman sebaya dan
membentuk kelompok sebaya yang menjadi acuannya”.

D. Dampak Mengonsumsi Narkoba Dan Obat Terlarang Bagi Kesehatan


Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan.
Mudahnya mendapat bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin
meningkat. Tak kenal jenis kelamin dan usia, semua orang berisiko mengalami
kecanduan jika sudah mencicipi zat berbahaya ini. Meski ada beberapa jenis
yang diperbolehkan dipakai untuk keperluan pengobatan, namun tetap saja harus
mendapatkan pengawasan ketat dari dokter. Ada banyak bahaya narkoba bagi
hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:

Dehidrasi
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan
elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus
terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif,
dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini
dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

Halusinasi

13
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna
narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa
menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan
kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan
dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan
terus-menerus.
Menurunnya Tingkat Kesadaran
Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang
berlebih, efeknya justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran
berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-
bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh terganggu,
sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup
berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan
sekitar.
Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai
menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal
dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa
menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan
kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa menjadi taruhannya.
Gangguan Kualitas Hidup
Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh,
penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup
misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah keuangan,
hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar
hukum.(Zafira, n.d.)

14
E. Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Terlarang
Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang
paling efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang
paling praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi adalah
kuratif serta rehabilitatif.

1) Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau
program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya
adalah para anggota masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum
mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah
dengan meningkatkan peranan dan kegitanan masyarakat agar kelompok ini
menjadi lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan
pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan
narkoba. Bentuk program yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog
interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni
budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat
adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.
2) Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana
program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum
pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk
narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya.
Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat efektif apabila
dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga
profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi
masyarakat dan lainnya.
3) Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program
ini ditujukan kepada para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah

15
mebantu mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai
akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan peakaian
narkoba.Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai narkoba ini, hanya
dokter yang telah mempelajari narkoba secara khususlah yang diperbolehkan
mengobati dan menyembuhkan pemakai narkoba ini.Pngobatan ini sangat
rumit dan dibutuhkan kesabaran dala menjalaninya.Kunci keberhasilan
pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan
keluarganya.
4) Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan
raga yang ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani
program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari
penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba.
Kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS
biasanya ikut menghampiri para pemakai narkoba. Itulah sebabnya mengapa
pengobatan narkoba tanpa program rehabilitasi tidaklah bermanfaat. Setelah
sembuh masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh bekas pemakai
tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan merasa putus asa setelah
dirinya tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS dan lebih memilih
untuk mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan dalam
upaya bunuh diri ini adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam
jumlah berlebihan yang mengakibatkan pemakai mengalami Over Dosis
(OD).
5) Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen,
bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan
instansi peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan
produksi aupun distribusi narkoba.Selain itu juga berupa penindakan terhadap
pemakai yang melanggar undang-undang tentang narkoba. Instansi yang
terkain dengan program ini antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan,

16
Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan peredaran gelap narkoba ini tentu
diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM dan lembaga
kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi membantu para aparat terkait
tersebut Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala
hal yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan
narkoba dilingkungannya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan terdapat 3 jenis, yaitu
narkoba sintetis, semi-sintetis dan alami. Narkoba sintetis Jenis yang satu
ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Golongan ini sering
dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh dari
narkotika yang bersifat sintetis seperti Amfetamin, Metadon,
Deksamfetamin, dan sebagainya. Narkoba jenis semi-sintetis menggunakan
bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian diisolasi dengan cara
diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin, Heroin,
Kodein, dan lain-lain. Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang
bersifat alami dan langsung bisa digunakan melalui proses sederhana.
Karena kandungannya yang masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan
untuk dijadikan obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa
menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu
akibat fatalnya adalah kematian.
2. Obat-obat terlarang sudah di atur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1997 Tentang Psikotropika. Psikotropika terbagi dalam 4 golongan, yaitu
golongan 1 (contoh : ekstasi,shabu,LDS), golongan 2 (contoh anfetamin,
metilfenidat atau ritalin), golongan 3 (contoh : pentobarbital,
flunitrazepam), dan golongan 4 (contoh : diazepam, bromazepam,
fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam seperti pil koplo,
rohip, dum, MG).
3. Faktor penyebab penyalahgunaan obat-obatan terlarang, yaitu a) faktor
internal di antaranya; kurangnya kontrol diri dan agama sebagai salah satu
kontrol diri, b) faktor eksternal di antaranya; faktor sosial, yaitu pergaulan
dan kondisi lingkungan, faktor ekonomi, menderong seseorang untuk
tersentuh dengan obat-obatan terlarang, faktor keluarga, yaitu kondisi

18
keluarga yang buruk dan kurangnya perhatian orangtua, dan faktor
pendidikan, belum sepenuhnya memberi pendidikan akan bahaya obat-
obatan terlarang.
4. Dampak penyalahgunaan obat-obatan terlarang yaitu, a) dampak positif
yaitu, tidak ada sama sekali karena pada akhirnya akan berdampak buruk
bagi pengguna dan orang lain, dan b) dampak negatif di antaranya; dampak
terhadap kesehatan, dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh, dampak
terhadap psikis, dapat membuat sesorang gampang strees dan membuat
pikiran tidak teratur, dan dampak terhadap lingkungan sosial, dapat
membuat lingkungan sekitar terganggu seperti menganggu pembelajaran
dan membuat kekacauan di sekolah.
5. Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang
paling efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya
yang paling praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi
adalah kuratif serta rehabilitatif.

B. Saran
Berdasarkan hasil dari kesimpulan maka saran yang di ajukan penulis
antara lain :

1. Pihak kepolisian, LSM, BNN dan lembaga lain yang berkaitan harus rajin
ke lapangan dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai bahaya dan pencegahan penyalahgunaan
narkoba serta obat-obatan terlarang.
2. Orang tua hendaknya semakin meningkatkan pengawasan kepada anak
agar terhindar dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Selain itu orang tua
hendaknya semakin aktif menanamkan pemahaman kepada anak untuk
bisa menjaga diri dari berbagai bujukan dan rayuan dari pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab.
3. Bagi penulis selanjutnya, makalah ini berguna sebagai refrensi dan bahan
pembelajaran

19
DAFTAR PUSTAKA

Adam, S. (2012). Dampak Narkotika pada Psikologi dan Kesehatan Masyarakat.


Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo, 1(1), 1–8.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Hawi, A. (2018). Studi tentang Rehabilitasi Integratif di Panti REhabilitasi


Narkoba Pondok Pesantren Ar-Rahman Palembang. Tadrib.

Indonesia, P. R. (1997). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang


Psikotropika. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Muh Adlin Sila. (2003). Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Oleh


Masyarakat Sekolah. Departemen Agama RI, DKI Jakarta.

Sasangka, H., & Rosita, L. (2003). Hukum Pembuktian dalam Perkara Pidana:
untuk mahasiswa dan praktisi. Mandar Maju.

Wahyudin. w, & Z, A. (2018). dampak penyalah gunaan obat obatan terlarang (studi
kasus SMA Negeri 6 Takalar). Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS
UNM, 3(2), 136–142. http://ojs.unm.ac.id/sosialisasi/article/view/2376

Wilis Sofyan, S. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Zafira, N. R. (n.d.). Jenis-Jenis Narkoba.

Zulkarnain. (2016). Penyalahgunaan narkoba dalam perspektif hukum Islam dan


Hukum positif Indonesia. Uin Sumatera Utara, 34.

20

Anda mungkin juga menyukai