Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

NARKOBA DAN PENCEGAHANNYA

Oleh:
Nama : Azwar Ashadi
Nim : 1601148

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH


apt. Andi Paluseri,S.E.,S.Farm.,M.Kes

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2023
Kata pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Narkoba dan Pencegahannya” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah


Perundang-Undangan Kesehatan dan Farmasi. Saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen apt.Andi


Paluseri,S.E.,S.Farm.,M.Kes. Dosen bidang studi yang telah banyak memberi
petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak


kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 03 Juli 2023

Azwar Ashadi
Daftar Isi
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan.........................................................................................1
1.1. Latar belakang...........................................................................................1
1.2. Identifikasi masalah...................................................................................3
1.3. Rumusan masalah.....................................................................................4
1.4.Tujuan masalah..........................................................................................4
BAB II Pembahasan........................................................................................5
2.1. Kajian Teori..............................................................................................5
2.1.1. Pengertian narkotika dan
psikotropika....................................................5
2.1.2. Bentuk narkoba dan Jenis narkotika,
psikotropika...................................5
2.1.3. Pengaruh dan akibat pemakaian
narkoba...............................................8
2.1.4. Faktor yang
mendorong..........................................................................9
2.1.5. Bahaya
narkoba......................................................................................9
2.1.6. Dampak yang
ditimbulkan.....................................................................10
2.1.7. Pencegahan yang dapat
dilakukan.......................................................11
2.1.8. Penyelesaian atau solusi......................................................................13
BAB II
IPenutup.............................................................................................15
3.1. Kesimpualan............................................................................................15
3.2. Saran.......................................................................................................15
Daftar
Pustaka...............................................................................................16
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam
masyarakat dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan
obat-obatan. Pada awalnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang
terbatas pada dunia kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan
fungsi dan penggunaannya tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran
(Budiarta 2000). Penggunaan berbagai macam jenis obat dan zat adiktif atau
yang biasa disebut narkoba dewasa ini cukup meningkat terutama di
kalangan generasi muda. Morfin dan obat-obat sejenis yang semula
dipergunakan sebagai obat penawar rasa sakit, sejak lama sudah mulai
disalahgunakan. Orang-orang sehat pun tidak sedikit yang mengkonsumsi
obat-obatan ini. Maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang diakui banyak kalangan menjadi ancaman yang
berbahaya bagi bangsa Indonesia.
Sianipar (2004) mengatakan bahwa berdasarkan survey nasional
penyalahgunaan narkoba yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional
(BNN) terhadap 13.710 responden yang terdiri dari pelajar SLTP, SLTA dan
mahasiswa pada tahun 2003 diperoleh data bahwa dalam setahun terakhir
terdapat 3,9% responden yang menyalahgunakan narkoba. Penelitian
tersebut juga menunjukan semakin dininya usia penyalahgunaan narkoba,
dengan usia termuda adalah 7 tahun. Ditambah pula oleh Sianipar bahwa
jenis narkoba yang sering digunakan adalah inhalan, sementara itu pada usia
8 tahun ada yang sudah menggunakan ganja dan pada usia 10 tahun telah
menggunakan narkoba dengan jenis yang bervariasi, yaitu pil penenang,
ganja dan morphin.
Motivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut

1
dapat bermacam-macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan
karena adanya penolakan oleh lingkungan seperti adanya perasaan minder,
latar belakang dari keluarga yang berantakan, patah hati, atau hal-hal lain.
Penyebab lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres dan depresi,
sekedar mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan
menyenangkan, sebagai tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu
dan adanya rasa gengsi atau sebagai tindakan untuk lari dari realita
kehidupan.
Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkoba hanya untuk
mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika
seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta
perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan
penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari
lingkungan dan teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari
kebutuhan mereka akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka
sendiri(Stafiqeq1998).
Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah
karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari
narkoba dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari
lingkungan pergaulan mereka (McInthosh 2002). Narkotika di satu sisi
merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobatan atau
pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan di sisi lain
dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama
(Wartono, dkk 1999). Penggunaan narkotika secara berlebihan dapat
mengakibatkan dampak yang berbahaya, baik terhadap individu maupun
terhadap masyarakat. Narkotika itu sendiri merupakan zat atau obat yang
berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi bahkan

2
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Budiarta
2000). Pemakaian dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan yang
tidak sesuai aturan, dapat menimbulkan beberapa dampak negatif baik bagi
pemakai itu sendiri maupun bagi lingkungan di sekitar pemakai. Menurut
Wartono, dkk (1999), dampak yang ditimbulkan antara lain dapat berupa
gangguan konsentrasi dan penurunan daya ingat bagi pemakai, sedangkan
dampak sosialnya dapat menimbulkan kerusuhan di lingkungan keluarga
yang menyebabkan hubungan pemakai dengan orangtua menjadi renggang,
serta menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan seperti pencurian atau
penodongan.
Disamping itu, penggunaan narkotika yang terlalu banyak atau
overdosis akan dapat menyebabkan kematian karena dosis yang digunakan
makin lama makin bertambah banyak sedangkan daya tahan tubuh makin
lama makin berkurang. Dikarenakan banyaknya dampak negatif yang
ditimbulkan akibat penggunaan narkoba secara bebas dan tidak sesuai
aturan, maka diperlukan perhatian khusus untuk menanggulangi masalah ini.
Banyak cara dilakukan untuk menanggulangi masalah ini baik secara
preventif maupun represif. Menurut Budiarta (2000), upaya preventif
merupakan pencegahan yang dilakukan agar seseorang jangan sampai
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan narkoba.
Sedangkan upaya represif artinya usaha penanggulangan dan pemulihan
pengguna narkoba yang mengalami ketergantungan. Budiarta menambahkan
bahwa usaha-usaha represif dapat dilakukan dengan mendirikan panti-panti
rehabilitasi maupun Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Di dalam RSKO atau
panti Rehabilitasi itulah nantinya dilaksanakan program-program pemulihan
bagi pengguna narkoba.
Menurut Wresniwiro (1999),
1.2. Identifikasi masalah

3
Dari latar belakang yang sudah disebutkan di atas, serta belum
adanya data penelitian tentang narkoba dan pencegahannya. Maka
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.

1.3. Rumusan masalah


Dalam makalah yang berjudul aktivitas Narkoba dan Pencegahannya,
mengangkat masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian narkotika dan psikotropika?
2. Apa saja bentuk narkoba dan jenis narkotika, psikotropika?
3. Apa saja pengaruh dan akibat pemakaian narkoba?
4. Apa saja faktor yang mendorong?
5. Apa saja bahaya narkoba?
6. Apa saja dampak yang ditimbulkan?
7. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan?
8. Apa saja penyelesaian atau solusi yang dapat dilakukan?
1.4. Tujuan Masalah
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk
1. Untuk mengetahui pengertian dari narkotika dan psikotropika
2. Untuk mengetahui bentuk narkoba dan jenis narkotika,
psikotropika?
3. Untuk mengetahui pengaruh dan akibat pemakaian narkoba
4. Untuk mengetahui faktor yang mendorong
5. Untuk mengetahui bahaya narkoba
6. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan
7. Untuk mengetahui pencegahan yang dapat ditimbulkan
8. Untuk mengetahui penyelesaian atau solusi yang dapat dilakukan

4
BAB II
Pembahasan
2.1. Kajian Teori
2.1.1.Pengertian Narkotika dan Psikotropika
a. Pengertian Narkotika.
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi
kejiwaan psikologi seseorang, serta dapat menimblkan ketergantungan
secara fisik dan psikologi. Menurut UU RI No. 35/2009, Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
b. Pengertian Psikotropika
Menurut UU RI No. 35/2009, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2.1.2. Bentuk Narkoba dan Jenis Narkotika, Psikotropika
Bentuk narkoba yang sering digunakan oleh mereka (pecandu
narkoba) antara lain ialah berbentuk cair, serbuk, pil, atau dengan cara
memasukan kedalam tubuhnya dengan cara menyuntikan di salah satu
bagian tubuhnya.

5
1. Narkotika
 Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunkan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya adalah :
 Heroin, merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses
kimiawi. Pada mulanya heroin ini digunakan untuk pengobatan
ketergantungan morfin, tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan
heroin justru lebih hebat. Morfin atau heroin disebut juga putaw.
Bentuknya seperti serbuk putih tidak berbau.
 Kokain, efek dari penggunaan kokain dapat meyebabkan paranoid,
halusinasi serta berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan
merusak syaraf di otak. Selain memperburuk sistem pernafasan,
penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan bisa
membawa kematian. Kokain yang turunannya putaw sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia.
 Ganja, yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya
banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi
(keracunan ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa daun,
batang dan biji, namun kemudian disalahgunakan pemakaiannya.
Ganja dapat membuat ketagihan secara mental dan berfikir menjadi
lamban dan pecandunya nampak bodoh karena zat tersebut dapat
mempengaruhi konsentrasi dan ingatan serta kemampuan berfikir
menjadi menurun.
 Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk

6
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :
 Morfin, merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran
getah poppy (papaver somary ferum) dengan bahan kimia lain,
sifatnya jadi semi sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di
dalam dunia kedokteran, zat ini diguanakan untuk mengurangi rasa
sakit pada waktu dilakukan pembedahan atau operasi.
 Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalma terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya
adalah :
 Kodein, adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri
sedang hingga berat. Efek sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti
halnya senyawa opiat lainnya adalah depresi saluran pernapasan.
2. Psikotropika
 Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah:
 Ekstasi, dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi
mungil inilah yang paling banyak dikonsumsi di dalam negeri. Selain
dari bahan bakunya mudah di dapat, harga jualnya pun bervariasi.
Mulai dari harga golongan “high class eksekutif”selebritis, diatas
Rp.100.000 hingga harga banting di warung kafe Rp.10.000/butir.
 Golongan II

7
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah:
 Amfetamina, memiliki nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan, dan
ada juga yang berbentuk tablet. Cara penggunaan denga cara dihirup.
Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.
 Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah:
 Phenobarbital, merupakan antikonvulsan turunan barbiturat yang
efektif dalam mengatasi epilepsi. Phenobarbital menekan korteks
sensor, menurunkan aktivitas motorik, menyebabkan kantuk, efek
sedatif, dan hipnotik.
 Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah : Diazepam
2.1.3. Pengaruh dan Akibat Pemakaian Narkoba
Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara,
kerusakan penglihatan pada malam hari, kerusakan pada hati (liver) dan
ginjal, resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya
makin meningkat, penurunan libido, kebingungan dalam identitas seksual,
kematian karena overdosis. Gejala Intoksikasi (Keracunan): Konstraksi pupil

8
(dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat) dan satu (atau lebih)
tanda berikut, yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian
opioid, yaitu mengantuk atau koma, bicara cadel, gangguan atensi atau daya
ingat.
Gejala seseorang yang ketergantungan opioid jarang meninggal akibat
putus opioid, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah,
seperti penyakit jantung. Gejala pengguna putus opioid adalah gelisah,
iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual, dan muntah. Efek yang
ditimbulkan:
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan
perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan
maslah. Menghisap rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan
menghilangkan perasaan depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek
meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen
serebral. Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan aliran
darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat,
bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau
adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg
pada orang dewasa dapat mematikan, karena paralisis (kegagalan)
pernafasan.
2.1.4. Faktor yang Mendorong
Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata
menyangkut motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi
individual) yang mengenai aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan
interpersonal. Disamping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu
tindakan penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai
hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural,

9
seperti bawah ini yang menekan dan mendalam suasana hati dalam diri
remaja.
1. Perpecahan unit keluarga
2. Pengaruh media massa
3. Perubahan teknologi yang cepat
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral
5. Meningkatnya waktu menganggur
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi
7. Menjadi manusia untuk orang lain
2.1.5. Bahaya Narkoba
Halusinogen, efek dari narkoba ini bila dikonsumsi dalam sekian dosis
tertentu, dapat mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan
melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada/ tidak nyata. Contohnya
kokain & LSD. Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja
organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya
sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu,
dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu.
Depresi, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang
bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya
putaw. Adiktif, seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan
ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan
seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba
memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya ganja, heroin, putat
2.1.6. Dampak yang Ditimbulkan
a) Remaja

10
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan natar masa nak-
anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anka
dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa
dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau hancurlah masa depannya. Pada masa remaja,
justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja,
tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna
narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi
lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari
pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian.
b) Pelajar
Di Indonesia, pecandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pecandu narkoba itu pada umumnya berusia antar 11 tahun sampai 24
ahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada
awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karen kebiasaan merokok ini sepertnya sudah
menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah,
pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke
dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pecandu narkoba.
Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja adalah
sebagai berikut :
 Perubahan dalam sikap, perangai, dan kepribadian.
 Sering membolos, menurunnya kedisplinan dan nilai-nilai pelajaran
 Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah

11
 Sering menguap, mengantuk, dan malas
 Tidak memedulikan kesehatan diri
 Selalu mencuri untuk membeli narkoba
2.1.7. Pencegahan yang Dapat Dilakukan
1. Pencegahan terhadap diri sendiri
 Belajar untuk mengatakan tidak
 Tidak usah terpancing karena dibilang kuper
 Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, gaul, dan sebagainya
 Bergaul dengan teman yang baik dan jauhi teman yang berperilaku
buruk
 Berpikir bahwa narkoba mengakibatkan penderitaan
 Isilah hari-hari dengan kegitan yang positif
 Menambah iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Pencegahan terhadap keluarga
 Pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman
displin yang baik, mengajarkan perbedaan baik dan buruk,
mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung
jawab, dan mengembangkan harga diri anak dengan menghargai jika
berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
 Ciptakan suasana yanh hangat dan bersahabat sehingga membuat
anak rindu untuk pulang ke rumah.
 Meluangkan waktu untuk kebersamaan
 Orang tua menjadi contoh yang baik
 Kembangkan komunikasi yang baik
 Memperkuat kehidupan beragama
 Orang tua memahami msalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat
berdiskusi dengan anak

12
3. Pencegahan terhadap lingkungan sekolah
a. Upaya terhadap sekolah
 Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat
penyalahguaan NAPZA
 Melibatkan siswa dalam perencanaan, pencegahan, dan
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di sekolah
 Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan
yang positif
 Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa
(ekstrakulikuler)
 Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling
 Penerapan kehidupan bergama dalam kehidupan sehari-hari
b. Upaya mencegah peredaran NAPZA di sekolah
 Razia dengan cara sidak
 Melarang orang yangtidak berkepentingan untuk tidak masuk ke
lingkungan sekolah
 Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru
 Membina kerja sama yang baik dengan berbagai pihak
 Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan
pulang sekolah
c. Upaya membina lingkungan sekolah
 Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan
membina hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik
 Mengupayakan kehadian guru secara teratur di sekolah
 Sikap keteladanan guru amat penting
2.1.8. Penyelesaian atau Solusi
Ada tiga tingkat intervensi, yaitu:
1. Primer

13
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba,
pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya
BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan
dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi
KIE yang diajukan kepada remaja langsung dan keluarganya
2. Sekunder
Pada saat peggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: fase penerimaan awal
(initialintake) antara 1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental, dan fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1-3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap.

3. Tersier
Yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai
dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas fase
stabilisais, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna
kembali ke masyarakat, dan fase sosialisasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan
yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan
konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan
kegiatan alternatif, dll.

14
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Untuk lebih mensosialisasikan tentang bahaya narkoba, mengingat
struktur masyarakat Indonesia yang demikia kompleks dan heterogen,
dengan tingkat intelektual atau daya nalar yang beragam, memang
dibutuhkan sebuah program preventif tentang “drugs education” yang lebih
dan terarah. Karena bagaimanapun, masyarakat atau lingkungan sekitar
mempunyai dampak atau peranan yang cukup signifikan dalam
mempengaruhi kebiasaan maupun karakter seseorang, terutama bagi
seorang anak remaja. Maka, selain edukasi (pendidikan) didalam keluarga
dan sekolah, edukasi di dalam masyarakar pun menjadi hal yang sentral dan
menentukan.
3.2. Saran

15
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke
dalam jurang narkoba
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk
memberantas peredaran narkoba
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba

Daftar Pustaka
Alesana, 23 Februari 2009. Makalah Tentang Narkoba dan Macam-Macam
Narkoba
Gushairon Fadli, Makalah Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba
Rahmita Andareza, 13 Maret 2016, Makalah Bahaya Narkoba

16

Anda mungkin juga menyukai